Proposal Rdnmasganang New
Proposal Rdnmasganang New
Proposal Rdnmasganang New
TUGAS AKHIR
JALUR PEMBUATAN ALAT
Disusun oleh :
Nama : Ganang Cahya Pradana
NIM : 211113
Identitas Mahasiswa.
Nama : Ganang Cahaya Pradana
NIM : 211113
Dinyatakan bahwa proposal Tugas Akhir ini telah disetujui dan diperiksa oleh
Kaprodi Diploma Tiga Teknik Mesin
A. Latar Belakang
Untuk memudahkan proses praktek pemesinan di Sekolah Tinggi
Teknologi Warga Surakarta maka setiap lab praktek pemesinan harus
memiliki mesin gerinda potong material agar waktu yang digunakan oleh
mahasiswa lebih efisien daripada melakukan pemotongan material secara
manual dan ukuran lebih presisi agar tidak membuang banyak material
B. Batasan Masalah
Agar dalam penulisan ini tidak menyimpang dari pokok
permasalahan maka perlu adanya batasan dalam penulisan. Hal ini
perlu dibuat untuk menitik beratkan pembatasan pada pokok
permasalahan yang sedang dibahas, untuk itu masalahnya dibatasi
pada:
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penyusun membatasi
masalah pada proses machining pada pembuatan mesin gerinda
potong. Dimana proses machining sangat penting dalam pembuatan
sebuah mesin. proses berfungsi untuk membuat beberapa komponen
mesin, seperti ragum,stopper dan lain-lain.
C. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dihadapi penulis selama proses
pembuatan alat atau dalam pembuatan laporannya adalah:
1. Material apa saja yang digunakan dalam proses machining pada mesin
gerinda potong?
2. Peralatan dan kelengkapan apa yang digunakan dalam proses machining
pembuatan mesin gerinda potong?
3. Bagaimana prosedur proses machining pada pembuatan mesin gerinda
potong?
4. Bagaimana hasil uji fungsi proses machining pada mesin gerinda potong?
2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari proses machining pembuatan mesin gerinda
potong adalah :
a) Manfaat bagi mahasiswa :
A. Tinjauan Pustaka
Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan
untuk mengubah bentuk dari logam (komponen mesin) dengan cara
memotong. Proses pemotongan dengan menggunakan pahat potong yang
dipasang pada mesin perkakas dalam istilah teknik sering disebut dengan
nama proses permesinan (Rochim, 1993).
Proses pemesinan adalah sebuah proses yang sangat penting di dunia
industri. Proses ini adalah salah satu merubah bentuk dengan cara membuang
sebagian material dalam bentuk serpihan geram/chip. Selama proses
permesinan berlangsung terjadi interaksi antara pahat dengan benda kerja
dimana benda kerja terpotong sedangkan pahat mengalami perubahan
temperature terus meningkat yang dapat menurunkan kemampuan funsional
pahat. Sedangkan material benda kerja akan mengalami proses-proses
perubahan sifat fisik maupun kimianya (Tofik rochim)
Proses pembubutan ialah salah satu proses yang sering digunakan untuk
konstruksi elemen mesin di industri manufaktur yaitu dirgantara, otomotif,
perkapalan. Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang
digunakan untuk mengubah bentuk suatu produk dari logam (komponen
mesin perkakas) dengan cara memotong, (Husni et al., 2019).
B. Dasar Teori
1. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang memutar benda kerja
pada sumbu rotasi untuk melakukan berbagai proses seperti pemotongan,
pengamplasan, knurling, pengeboran, deformasi, pembubutan muka, dan
pemutaran, dengan alat yang diterapkan pada benda kerja untuk membuat
objek dengan simetri terhadap sumbunya.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan
untuk mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah
bentuk benda tertentu. Jangka sorong juga bisa digunakan untuk
mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang tertentu, seperti tabung.
Perlu Grameds garis bawahi bahwa meskipun bisa mengukur diameter
bentuk benda namun jangka sorong hanya diperuntukan untuk mengukur
benda-benda yang ukurannya relatif kecil.
Hal ini terjadi karena satuannya yang terbatas dan biasanya benda
yang tidak bisa diukur dengan penggaris. Dibandingkan dengan
penggaris, jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi
tinggi. Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah bentuk nilai skala
terkecil yang bisa diukur oleh jangka sorong lebih detail atau akurat.
Skala terkecil jangka sorong yaitu 0,01 cm atau 0,1 mm, sedangkan pada
penggaris skala terkecilnya 0,1 cm atau 1 mm.
3. Pahat bubut
Pahat bubut ini digunakan sebagai alat potong untuk menyayat
benda kerja untuk membentuk sesuai apa yang diinginkan. Terdapat
banyak jenis pahat bubut yang memiliki fungsi atau kegunaan masing-
masing. Berikut jenis-jenis berdasarkan klasifikasinya.
a) Pahat Rata Kanan
Pahat rata kanan digunakan untuk membubut diameter luar
benda kerja hingga rata, arah pengerjaan ke benda kerja dari kanan ke
kiri. Sudut puncaknya sebesar 800. Bentuk asahan beberapa pahat ini
tidak sama, namun bentuk sudutnya relatif sama.
e) Pahat Muka
Pahat muka hampir sama dengan pahat rata, perbedaannya
hanya terletak pada sudut puncaknya sebesar 550. Berfungsi untuk
membubut permukaan ujung benda kerja hingga rata, baik benda kerja
dalam posisi ditahan oleh senter atau tidak.
Proses pemakanannya dimulai dari bagian tengah (titik senter)
menuju sisi pekerjaan, sehingga gerakannya mundur. Putaran benda
kerja harus benar, jika salah maka benda kerja tidak terpotong dan
mengakibatkan tekanan beban berlebih pada pahat sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pada pahat.
f) Pahat Potong
Pahat potong berfungsi untuk memotong benda kerja pada
mesin bubut. Proses pemotongan dapat dilakukan dengan benda kerja
ditahan oleh senter jika benda kerja panjang atau tidak ditahan senter
jika benda kerja pendek. Berdasarkan keselamatan kerja proses
pemotongan tidak boleh sampai putus untuk menghindari
terlemparnya benda kerja dan kerusakan pahat.
g) Pahat Bentuk
Pahat bentuk merupakan pahat yang memiliki mata potongnya
berbentuk sedemikian rupa sehingga hasil pemotongannya sesuai
dengan bentuk mata potongnya. Pahat bentuk memiliki sudut yang
bebas sehingga dapat bergerak ke kiri atau ke kanan serta maju tegak
lurus.
h) Pahat Chamfer
Pahat chamfer berguna untuk mengurangi sisi tajam benda kerja.
Tujuannya untuk memudahkan benda kerja dalam perakitannya.
Tabel 3.1 Jadwal pembuatan rangka (frame) mesin gerinda potong besi
No Kegiatan Waktu
Apr Mar Mei Jun Jul Agst Sep Des
1. Survei alat dan bahan 20-------3
2. Pemilihan bahan dan 8-------2
persiapan alat bantu
3. Perakitan alat 3-----8
4. Uji coba alat 9-20
5. Repair 21-----5
6. Finishing 6-15
7. Konsultasi
8. Pembimbingan(Konsul 3--------------------19
tasi dan draft laporan)
9. Pembuatan laporan 22------------28
10. Persetujuan Pembimbing 31
11. Pendaftaran Ujian TA & 2-16
pelaksanaan Ujian TA
12. Revisi laporan TA dan 17-30
perbaikan alat/mesin
13. Persetujuan pembimbing, 2-4
pengesahan laporan TA
14. Penyerahan bendel TA 6
15. Penyerahan Alat/mesin 8
D. Tahapan Pembuatan Alat
1. Diagram Alir Pembuatan Rangka (frame) gerinda potong besi
MULAI
Identifikasi Gambar
Identifikasi Bahan
Cutting Plan
Pemotongan Bahan
Sesuai
Perbaikan Perbaikan
Proses Perakitan
Sesuai
Perbaikan
Tidak
Pemeriksaan Ukuran
Proses Finishing
Hasil Akhir
Uji Fungsional
SELESAI
Gambar 3.2 Diagram proses pemesinan pada pembuatan gerinda potong besi
19
b) Identifikasi Bahan
Melalui hasil identifikasi hasil, maka dapat diperoleh kebutuhan
bahan yang diperlukan untuk membuat rangka (frame) mesin gerinda
potong besi yakni dengan bahan besi tuang/cor dengan ukuran mm x
mm x mm. Dan untuk bagian lengan ayun menggunakan bahan mm
x mm x 1 mm.
E. Pembiayaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN