Proposal Rdnmasganang New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROSES MACHINING KOMPONEN ULIR PADA


PEMBUATAN MESIN GERINDA POTONG

TUGAS AKHIR
JALUR PEMBUATAN ALAT

Disusun oleh :
Nama : Ganang Cahya Pradana
NIM : 211113

Program Studi Diploma Tiga Teknik Mesin


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA
SURAKARTA
MEI , 2024
Lembar Persetujuan Proposal Tugas Akhir
Program Studi Diploma Tiga Teknik Mesin

Identitas Mahasiswa.
Nama : Ganang Cahaya Pradana
NIM : 211113

Judul : Proses Machining Pada Pembuatan Mesin Gerinda


Potong Besi
Jalur : Pembuatan Alat

Dinyatakan bahwa proposal Tugas Akhir ini telah disetujui dan diperiksa oleh
Kaprodi Diploma Tiga Teknik Mesin

Sukoharjo , 29 Januari 2024


Disetujui
Kaprodi Diploma Tiga Teknik Mesin

Johannes Wawan Joharwan, S.T., M.T.


NIDN.0622047201
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memudahkan proses praktek pemesinan di Sekolah Tinggi
Teknologi Warga Surakarta maka setiap lab praktek pemesinan harus
memiliki mesin gerinda potong material agar waktu yang digunakan oleh
mahasiswa lebih efisien daripada melakukan pemotongan material secara
manual dan ukuran lebih presisi agar tidak membuang banyak material

Melihat situasi demikian peneliti menemukan pemecahan masalah agar


mahasiswa terhindar dari hal tersebut. Adapun temuan yang ditemukan oleh peneliti
yaitu gerinda potong material,Alat gerinda potong material terdiri dari motor
listrik 3phase,kerangka mesin gerinda,cekam dan penyangga benda,Adapun
fungsi dari komponen tersebut adalah,motor 3phase sebagai motor penggerak
batu gerinda yang akan dihubungkan menggunakan Vanbelt,kerangka mesin
digunakan sebagi penyangga mesin yang didesain sedemikian rupa agar saat
digunakan terlihat nyaman,Cekam digunakan untuk mengikat benda kerja
pada saat pemotongan material, dan penyangga benda berfungsi untuk
menahan benda yang berukuran panjang pada saat proses pemotongan

Mesin ini tentunya dirancang agar anggaran produksinya seefisien


mungkin. Alat tersebut menggunakan berbagai macam komponen yang mudah
didapat dan mempunyai fungsi yang disesuaikan dengan aplikasinya,

B. Batasan Masalah
Agar dalam penulisan ini tidak menyimpang dari pokok
permasalahan maka perlu adanya batasan dalam penulisan. Hal ini
perlu dibuat untuk menitik beratkan pembatasan pada pokok
permasalahan yang sedang dibahas, untuk itu masalahnya dibatasi
pada:
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penyusun membatasi
masalah pada proses machining pada pembuatan mesin gerinda
potong. Dimana proses machining sangat penting dalam pembuatan
sebuah mesin. proses berfungsi untuk membuat beberapa komponen
mesin, seperti ragum,stopper dan lain-lain.

C. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dihadapi penulis selama proses
pembuatan alat atau dalam pembuatan laporannya adalah:
1. Material apa saja yang digunakan dalam proses machining pada mesin
gerinda potong?
2. Peralatan dan kelengkapan apa yang digunakan dalam proses machining
pembuatan mesin gerinda potong?
3. Bagaimana prosedur proses machining pada pembuatan mesin gerinda
potong?
4. Bagaimana hasil uji fungsi proses machining pada mesin gerinda potong?

D. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Manfaat yang diperoleh dari proses pemesinan (machining) pada mesin
gerinda potong ini adalah?
a) Untuk mengetahui bahan apa yang digunakan dalam pembuatan mesin
gerinda potong.
b) Untuk mengetahui peralatan dan kelengkapan dalam proses pembuatan
mesin gerinda potong.
c) Untuk mengetahui prsedur pembuatan mesin gerinda potong.
d) Untuk mengetahui hasil uji fungsi pada mesin gerinda potong.

2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari proses machining pembuatan mesin gerinda
potong adalah :
a) Manfaat bagi mahasiswa :

1) Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di bangku


perkuliahan di jurusan Tekni Mesin Sekolah Tinggi Teknoligi
Warga Surakarta.

2) Meningkatkan kreatifitas dan mengasah pola pikir bagaimana


berinovasi dan bekerja secara teamwork.

3) Diharap dapat menjadi bekal di dalam memasuki dunia kerja.

4) Menambah ilmu pengetahuan dan penerapan-penerapan secara


nyata dalam proses pembuatan suatu mesin.

5) Mengasah keterampilan dalam menghadapi suatu permasalahan


yang diperoleh melalui pembuatan mesin tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan
untuk mengubah bentuk dari logam (komponen mesin) dengan cara
memotong. Proses pemotongan dengan menggunakan pahat potong yang
dipasang pada mesin perkakas dalam istilah teknik sering disebut dengan
nama proses permesinan (Rochim, 1993).
Proses pemesinan adalah sebuah proses yang sangat penting di dunia
industri. Proses ini adalah salah satu merubah bentuk dengan cara membuang
sebagian material dalam bentuk serpihan geram/chip. Selama proses
permesinan berlangsung terjadi interaksi antara pahat dengan benda kerja
dimana benda kerja terpotong sedangkan pahat mengalami perubahan
temperature terus meningkat yang dapat menurunkan kemampuan funsional
pahat. Sedangkan material benda kerja akan mengalami proses-proses
perubahan sifat fisik maupun kimianya (Tofik rochim)
Proses pembubutan ialah salah satu proses yang sering digunakan untuk
konstruksi elemen mesin di industri manufaktur yaitu dirgantara, otomotif,
perkapalan. Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang
digunakan untuk mengubah bentuk suatu produk dari logam (komponen
mesin perkakas) dengan cara memotong, (Husni et al., 2019).
B. Dasar Teori

1. Pengertian proses pemsinan (machining)


Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam pembentukan
benda kerja atau mungkin juga merupakan proses akhir setelah
pembentukan logam menjadi bahan baku berupa besi tempa atau baja
paduan atau dibentuk melalui proses pengecoran yang dipersiapkan
dengan bentuk yang mendekati kepada bentuk benda yang sebenarnya.
Baja atau besi tempa sebagai bahan produk yang akan dibentuk melalui
proses pemesinan biasanya memiliki bentuk profil berupa bentuk dan
ukuran yang telah distandarkan misalnya, bentuk bulat “O”, segi empat,
segi enam “L”, “I” “H” dan lainlain.  Gaya yang ditimbulkan oleh
komponen-komponen mesin melalui titik-titik pemasangan seperti
bantalan, engsel, siku, dan kaki-kaki dari elemen mesin yang lain.
(COK ISTRI PUTRI KUSUMA KENCANAWATI)

2. Tujuan proses pemesinan (machining)


Proses pemesinan merupakan proses untuk membentuk suatu
produk dengan cara melakukan pemotongan yang mana pemotongan
tersebut terjadi karna adanya gerak relatif antara pahat dan benda kerja
pada mesin perkakas. Salah satu jenis dari proses pemesinan ini adalah
proses bubut, yang mana pada proses bubut ini kita perlu
mempertimbangkan sifat mampu mesin dari material yang akan
digunakan.
(Ryiand Rayza)

3. Fungsi proses pemesinana (machining)


Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan
akurasi atau ketelitian geometri dari produk-produk atau komponen yang
diinginkan. Pembuatan komponen dengan proses pemesinan merupakan
proses yang paling banyak digunakan dibanding jenis proses lainnya,
(Hafiz Aulia)
BAB III
METODE PEMBUATAN ALAT

A. Identifikasi Alat dan Mesin


Setelah memahami ukuran dan bahan yang akan digunakan, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi alat perkakas yang dibutuhkan. Hal ini
dilakukan karena pada saat proses pengerjaan akan banyak sekali proses
pengerjaan yang berbeda-beda dengan menggunakan alat yang berbeda-beda
pula, seperti proses menggambar atau pemotongan bahan dasar. Untuk itu
sebelum memulai pengerjaan sebaiknya kita mengetahui alat-alat apa yang
harus disiapkan guna kelancaran proses pengerjaan dan hasil pekerjaan sesuai
yang diharapkan. Alat dan perlengkapan yang digunakan pada proses
pengerjaan rangka mesin gerinda ( Grinder Cutting Machine) adalah sebagai
berikut:

1. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang memutar benda kerja
pada sumbu rotasi untuk melakukan berbagai proses seperti pemotongan,
pengamplasan, knurling, pengeboran, deformasi, pembubutan muka, dan
pemutaran, dengan alat yang diterapkan pada benda kerja untuk membuat
objek dengan simetri terhadap sumbunya.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan
untuk mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah
bentuk benda tertentu. Jangka sorong juga bisa digunakan untuk
mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang tertentu, seperti tabung.
Perlu Grameds garis bawahi bahwa meskipun bisa mengukur diameter
bentuk benda namun jangka sorong hanya diperuntukan untuk mengukur
benda-benda yang ukurannya relatif kecil.
Hal ini terjadi karena satuannya yang terbatas dan biasanya benda
yang tidak bisa diukur dengan penggaris. Dibandingkan dengan
penggaris, jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi
tinggi. Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah bentuk nilai skala
terkecil yang bisa diukur oleh jangka sorong lebih detail atau akurat.
Skala terkecil jangka sorong yaitu 0,01 cm atau 0,1 mm, sedangkan pada
penggaris skala terkecilnya 0,1 cm atau 1 mm.

3. Pahat bubut
Pahat bubut ini digunakan sebagai alat potong untuk menyayat
benda kerja untuk membentuk sesuai apa yang diinginkan. Terdapat
banyak jenis pahat bubut yang memiliki fungsi atau kegunaan masing-
masing. Berikut jenis-jenis berdasarkan klasifikasinya.
a) Pahat Rata Kanan
Pahat rata kanan digunakan untuk membubut diameter luar
benda kerja hingga rata, arah pengerjaan ke benda kerja dari kanan ke
kiri. Sudut puncaknya sebesar 800. Bentuk asahan beberapa pahat ini
tidak sama, namun bentuk sudutnya relatif sama.

b) Pahat Rata Kiri


Pahat rata kiri ini digunakan untuk membubut diameter luar
benda kerja hingga rata dengan arah pemakanan dari kiri ke kanan.
Sudut puncaknya sebesar 800. Pahat ini cocok untuk melakukan facing
permukaan benda kerja sisi kiri. Bentuk asahan beberapa pahat ini
tidak sama, namun bentuk sudutnya relatif sama.

c) Pahat Ulir atau Insert Ulir


Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir tunggal maupun
ganda. Standart sudut pahat ulir yaitu sudut metris (mm) 60 0 dan sudut
ulir whitworth (inchi) 550.
d) Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja
sesuai kebutuhan.

e) Pahat Muka
Pahat muka hampir sama dengan pahat rata, perbedaannya
hanya terletak pada sudut puncaknya sebesar 550. Berfungsi untuk
membubut permukaan ujung benda kerja hingga rata, baik benda kerja
dalam posisi ditahan oleh senter atau tidak.
Proses pemakanannya dimulai dari bagian tengah (titik senter)
menuju sisi pekerjaan, sehingga gerakannya mundur. Putaran benda
kerja harus benar, jika salah maka benda kerja tidak terpotong dan
mengakibatkan tekanan beban berlebih pada pahat sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pada pahat.

f) Pahat Potong
Pahat potong berfungsi untuk memotong benda kerja pada
mesin bubut. Proses pemotongan dapat dilakukan dengan benda kerja
ditahan oleh senter jika benda kerja panjang atau tidak ditahan senter
jika benda kerja pendek. Berdasarkan keselamatan kerja proses
pemotongan tidak boleh sampai putus untuk menghindari
terlemparnya benda kerja dan kerusakan pahat.

g) Pahat Bentuk
Pahat bentuk merupakan pahat yang memiliki mata potongnya
berbentuk sedemikian rupa sehingga hasil pemotongannya sesuai
dengan bentuk mata potongnya. Pahat bentuk memiliki sudut yang
bebas sehingga dapat bergerak ke kiri atau ke kanan serta maju tegak
lurus.
h) Pahat Chamfer
Pahat chamfer berguna untuk mengurangi sisi tajam benda kerja.
Tujuannya untuk memudahkan benda kerja dalam perakitannya.

i) Pahat Bubut Rata Dalam


Pahat bubut rata dalam digunakan untuk membubut lubang atau
bagian dalam benda kerja.

j) Pahat Bubut Facing Dalam


Pahat bubut facing dalam berfungsi untuk meratakan bagian
muka atau facing pada bagian dalam lubang benda kerja.

k) Pahat Alur Dalam


Pahat alur dalam digunakan untuk membuat alur pada lubang

l) Pahat Ulir Dalam


Pahat ulir dalam digunakan khusus untuk membuat ulir dalam
pada lubang
4. Mesin Bor
Bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien,
pekerjaan membuat lubang pada benda pekerjaan dengan
mempergunakan bermacam – macam bor ( pada umumnya bor diputar
dengan mesin yang dijalankan uleh arus listrik), bila pekerja bangku (di
bengkel mesin) akan mengebor dengan teliti, haruslah bekerja dengan
hati – hati karena pada pemakanan permulaan kemungkinan miring atau
meleset, oleh karena itu pada bagian yang akan dibor buatlah dahulu
titik pusat yang memenuhi syarat dengan penitik dan mata bor yang
lebih kecil.
5. Mata Bor
Mata bor adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada
benda, seperti kayu, logam, atau plastik. Mata bor tersedia dalam
berbagai jenis, ukuran, dan bentuk, tergantung pada tujuan
penggunaannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa jenis
mata bor yang paling umum digunakan.
Pemilihan jenis mata bor yang tepat sangat penting untuk
mendapatkan hasil yang optimal ketika melakukan pengeboran. Selain
itu, penggunaan jenis mata bor yang salah dapat merusak benda yang
sedang kita bor dan mengakibatkan kecelakaan yang berbahaya. Mari
kita simak jenis-jenis mata bor yang perlu kita ketahui sebelum memulai
pengeboran.
B. Gambaran produk

Buat rangkaian sistem pendingin

Gambar 3.1 Gambar produk


C. Tempat dan Waktu Proses Pemesinan
Proses pemesinan pada pembuatan mesin gerinda potong besi akan
dilakukan di laboratorium Program Studi teknik Mesin, Akademi Teknologi
Warga Surakarta. Proses pemesinan tugas akhir mesin gerinda potong besi
direncanakan pada tanggal 29 april 2024 sampai dengan 15 juli 2024
ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal pembuatan rangka (frame) mesin gerinda potong besi

No Kegiatan Waktu
Apr Mar Mei Jun Jul Agst Sep Des
1. Survei alat dan bahan 20-------3
2. Pemilihan bahan dan 8-------2
persiapan alat bantu
3. Perakitan alat 3-----8
4. Uji coba alat 9-20
5. Repair 21-----5
6. Finishing 6-15
7. Konsultasi
8. Pembimbingan(Konsul 3--------------------19
tasi dan draft laporan)
9. Pembuatan laporan 22------------28
10. Persetujuan Pembimbing 31
11. Pendaftaran Ujian TA & 2-16
pelaksanaan Ujian TA
12. Revisi laporan TA dan 17-30
perbaikan alat/mesin
13. Persetujuan pembimbing, 2-4
pengesahan laporan TA
14. Penyerahan bendel TA 6
15. Penyerahan Alat/mesin 8
D. Tahapan Pembuatan Alat
1. Diagram Alir Pembuatan Rangka (frame) gerinda potong besi

MULAI

Identifikasi Gambar

Identifikasi Bahan

Persiapan Alat dan Bahan


yang Akan Digunakan

Cutting Plan

Pemotongan Bahan
Sesuai
Perbaikan Perbaikan

Tidak (-) Tidak (+)


Pemeriksaan Ukuran

Proses Perakitan
Sesuai
Perbaikan

Tidak
Pemeriksaan Ukuran

Proses Finishing

Hasil Akhir

Uji Fungsional

SELESAI

Gambar 3.2 Diagram proses pemesinan pada pembuatan gerinda potong besi
19

2. Visualisasi Proses Pembuatan Rangka


Sebelumnya, tindakan dan keselamatan kerja perlu diperhatikan.
Dengan mengikuti instruksi ataupun prosedur dalam bekerja maka suatu
pekerjaan akan lebih aman dan nyaman. Seperti penggunaan wearpack,
penggunaan perlengkapan keselamatan kerja, meletakan peralatan pada
tempatnya.
Pada umumnya, proses pemesinan pada pembuatan mesin gerinda
potong meliputi : persiapan gambar kerja, persiapan bahan, persiapan alat
dan mesin, cutting plan, serta proses perakitan dan uji fungsional.

a) Persiapan Gambar Kerja


Sebelum memulai pekerjaan, persiapan dan identifikasi gambar
kerja harus dilakukan. Karena dengan adanya gambar kerja maka
proses pembuatan suatu produk akan semakin mudah. Gambar kerja
juga mempunyai peran penting terhadap hasil akhir suatu produk.
Tanpa gambar kerja maka proses persiapan bahan, persiapan alat,
proses pemotongan,dan proses perakitan akan semakin sulit.

b) Identifikasi Bahan
Melalui hasil identifikasi hasil, maka dapat diperoleh kebutuhan
bahan yang diperlukan untuk membuat rangka (frame) mesin gerinda
potong besi yakni dengan bahan besi tuang/cor dengan ukuran mm x
mm x mm. Dan untuk bagian lengan ayun menggunakan bahan mm
x mm x 1 mm.

c) Alat dan mesin yang Digunakan


1) Pahat bubut
2) Jangka sorong
3) Mata bor
4) Mesin bubut konvensional
5) Mesin bor duduk
20

E. Pembiayaan

Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan mesin


gerinda potong besi pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rencana Anggaran Biaya


No Uraian Jumlah
a) Motor listrik : Rp. 5.515.000
b) besi cor : Rp. 700.00
c) siku 3 mm : Rp. 98.000
d) saklar 3 phase : Rp. 221.000
e) elektroda : Rp. 150.000
f) cat besi : Rp. 250.000
Jumlah : Rp.
6.934.000

Dengan demikian, beban biaya setiap mahasiswa


21

DAFTAR PUSTAKA

Rochim Taufiq, 1993, “Proses Permesinan”, Erlangga, Jakarta.

PUTRI KUSUMA KENCANAWATI “pengertian proses pemesinan”

Ryiand Rayza“tujuan proses pemesinan”

Hafiz Aulia“Fungsi proses pemesinan

Husni, et.al. (2019) “Proses pembubutan”


22

LAMPIRAN

1. KHS dan/atau KRS yang menunjukkan mahasiswa yang


bersangkutan telah menempuh minimal 90 SKS.

Anda mungkin juga menyukai