Proposal Tak Gerontik
Proposal Tak Gerontik
Proposal Tak Gerontik
KELOMPOK I
A. Latar Belakang
Seseorang dikatakan lansia apabila berusia 60 tahun atau
lebih, Karenna factor tertentu tidak apat memenuhi kebutuhan
dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial (Nugroho,
2012). Proses menjadi lansia merupakan suatu proses alamiah
yang dapat terjadi pada setiap orang. Menurut Laslett
(Suardiman, 2011) menyatakan bahwa semua makhluk hidup
memiliki siklus kehidupan menuju tua yang diawali dengan
proses kelahiran, tumbuh menjadi dewasa, berkembang biak,
menjadi tua dan akhirnya tutup usia. Menjadi lansia ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual. Aspek yang mengalami pennurunan
secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengidentifikasi lansia
sebagai kelompok masyarakat yang mudah terserang
kemunduran fisik dan mental. Dilihat dari prespektif keperawatan
dikatakan ada empat besar penderita geriatric yaitu imobilisasi,
ketidakstabilan, inkontenensia, dan gangguan intelaktual. Sifat
umum dari empat besar itu adalah 1) mempunyai masalah yang
kompleks, 2) tidak ada pengebatan yang sederhana, 3) hancurnya
kemandirian, dan 4) membutuhkan bantuan orang lain yang
berkaitan erat dengan keperawatan.
Oleh karena itu, diperlukannya pelaksanaan program
terapi yang diperlukan suatu instrument atau parameter
yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia,
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai
terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi tempat lansia
melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok (TAK); Sosialisasi adalah upaya
menfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan
masalah sosial. Salah satu terapi aktivitas kelompok sosialisasi
lansia yang dapat diberikan pada lansia khususnya usia diatas 48
tahun adalah permainan “Oper Bola”. Hal ini enyesuaikan
dengan tingkat kemampuan lansia yang mengalami gangguann
mobilitas, gngguan konsentrasi, dan gangguan pergerakan sendi
dimna lansia yang dalam kedaan ini tidak dapat lagi
mengembangkan kemampuan motorik, kognitif dan bahasa yang
lebih kompleks, dan semua komponen perkembangan ini dapat
dirangsang dengan permainan “Oper Bola” ini.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui bagaimana melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) tentang materi terapi sosialisasi dengan
melempar bola.
C. Tujuan
1. Mengembangkan kemampuann sosialisasi dengan
menunjukkan kemampuan yang ada dalam diri berupa
menyanyi, bercerita, berpantun, dll.
2. Menngembangkan kemampuan mototrik dengan
pergerakan sendi yang dilakukan dengan berbagi bola
kepada peserta yang ada disebelahnya.
3. Mengurangi stress yng dialami lansia dengan terlihat rileks
selama permainan.
D. Manfaat Kegiatan
1. mengembangkan kemampuan motorik
2. mengembangkan kemampuan sosialisasi
3. mengembangkan kemampuan verbal
4. mengemangkan kemampuan mengikuti aturan yang berlaku
E. Sasaran Strategi
1. Lansia yang ada di wisma 1 panti sosial griya lansia
jannati
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperatif.
F. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan
skrining pada lansia yang termasuk dalam sasaran strategis.
Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan TAK
berlangsung oleh mahasiswa profesi ners STIKES GIA
MAKASSAR.
G. Perencanaan
Hari/ Tanggal : Sabtu, 19 November 2022
Waktu : 10:00 WITA
Tempat : Kampus STIKES GIA MAKASSAR
Topi : Terapi Sosialisasi dengan Melempar Bola
Peserta : Mahasiswa
Metode : Praktek
Media : Media yang akan digunakan yaitu : Bola
H. Pengorgansasian.
Pengarah : Eka Suprapti, S.kep,.Ns,.M.Kes
a. Leader : Arfinisius Ana Rato
1. Menyusun rencana TAK
2. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
3. Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk
mengekspresikan perasaan dan memberikan
umpan balik
4. Sebagai role model
5. Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan
kontrak waktu
b. Co Leader : Lia Sumarti Imran
Membantu leader dalam mengorganisasikan kelompok
c. Fasilitator :
1. Stepanus Mete
2. Dominggus lende ngongo
3. Yustinus dendo ngara
4. Adelsya putrid ma’ruf
5. Paulina regina mbitu
6. Maximilianus umbu pati
Tugas:
a) Membantu leader dalam memfasilitasi
anggota kelompok untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
b) Memfokuskan kegiatan
c) Membantu mengkoordinir anggota kelompok
d) Duduk di sela-sela pasien
A. Pengertian
Pengertian Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi
(TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.(Keliat &
Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(TAKS) dilaksananakan dengan membantu pasien melakukan
sosialisasi dengan individu yang ada disekitar pasien. Sosialisasi
dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu
dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan
sosialisasi dalam kelompok.
a. Jenis
Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) jenis
Terapi Aktivitas Kelompok secara umum terdiri dari 4 yaitu
:
1) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif atau
Persepsi
2) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
3) Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas
6) Kekuatan Kelompok
7) Norma Kelompok
8) Kekohesifan
B. Tujuan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran