Tak Tebak Gambar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TEBAK GAMBAR

DENGAN GANGGUAN MEMORI


DI PANTI WREDHA JAMBANGAN SURABAYA

Disusun Oleh:
Mahasiswa Semester II Pendidikan Profesi Ners:
Adinda Alisabella (P27820820001)
Brainia Logi Anshari (P27820820010)
Hisni Suhaila (P27820820024)
Is Inatun Hasanah (P27820820026)
Nadya Fitri P (P27820820033)
Putri Alvianita (P27820820043)
Reyvo Talania A. R. (P27820820048)
Vika Fatimah Sani (P27820820049)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PFORESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Terapi


Aktivitas Kelompok (TAK) Gerontik: Tebak gambar di Blok C UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya. Kegiatan yang akan dilakukan oleh Kelompok
mahasiswa prodi Pendidikan Profesi Ners yang melakukan Praktik di Blok C
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.

Surabaya, 8 Mei 2021

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Shelly Safitri Yasin, S.Kep, Ns Dr. Yessy Dessy Ama, M.Kep.Sp.Kom


NIP. 197612042001122001

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan


Surabaya

Septiani Hendartini, S.Sos


Penata TK 1
NIP. 19660918 198901 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga Proposal TAK Tebak Gambar Dengan Gangguan Memori
di UPTD Griya Werda Jambangan Surabaya telah selesai. Proposal ini dibuat
untuk memenuhi tugas praktik keperawatan pada stase keperawatan gerontik.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa laporan desiminasi awal yang
telah kami buat ini belum sempurna, baik dalam segi isi maupun penulisannya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan
introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing akademik Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Surabaya, pembimbing klinik di
Griya Werda Jambangan Surabaya, pasien serta teman- teman kelompok yang
telah membantu dalam proses penyelesaian proposal. Tim penyusun berharap agar
proposal ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pembaca.

Surabaya, Mei 2021

Penulis

1
RANCANGAN KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI KOGNITIF
DI GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA

Topik : Stimulasi Kognitif : Tebak Gambar


Hari/tanggal : Senin, 17 Mei 2021
Waktu : 09.00- selesai WIB
Terapis : 8 Orang Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes
Surabaya
Sasaran : Lansia Di Blok C Griya Werdha Jambangan Surabaya

I. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah
yang dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi
kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif
kognitif pada lansia adalah demensia. Demensia adalah suatu sindroma
klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari
(Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009).
Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang
biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan,
pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa
terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi gangguan
terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia. Menurut data dari
kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia di

1
Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia
harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di
antaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di
Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi
dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar
lansiaadalahpenyakitdegenerative.
Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit
degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah). Terapi aktifitas
kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan
sebagai target asuhan.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Tebak Gambar
diharapakan dapat mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat tebak gambar
b. Mampu melakukan tebak gambar
c. Tebak gambar dapat dimasukan dalam jadwal kegiatan panti.

III. Manfaat
1. Memperlambat kepikunan
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.

IV. Landasan Teori


Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
pertumbuhan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.
Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikilogis. Memasuki
usia tua berarti mengalami kemunduran dimana salah satunya seperti
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart
dan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya
berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif dan
maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan
saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan
masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus dari terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar diri, peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya. Terapi aktifitas
kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktifitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah
pasien dengan waktu yang sama , manfaat terapi aktivitas kelompok adalah
agar lansia dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi karena
kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu
satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

V. Kriteria Klien
1. Lansia yang ada di Griya Werdha Jambangan Surabaya
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperative

VI. Alat dan Metode


1. Alat
a. Bola kecil
b. Alat tulis
c. Gambar
d. Music
2. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Bermain peran/simulasi

VII. Setting tempat

Keterangan :
: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Klien
: Observer
VIII. Pengorganisasian
1. Leader : Putri Alvianita
2. Co-leader : Is Inatun Hasanah
3. Fasilitator : Adinda Alisabella
Reyvo Talanila
Vika Fatima
Hisni Suhaila
Nadya Fitri
4. Observer : Brainia Logi
IX. Uraian Tugas
Leader:
1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
3) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
4) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
5) Menyampaikan Tata tertib TAK sebelum kegiatan dimulai
6) Memperkenalkan diri dan anggotanya untuk saling mengenal
7) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
8) Mampu memimpin TAK dengan baik
9) Memberikan reinforcement positif
10) Memberikan respon yang sesuai dengan atau atas perilaku anggota
11) Menutup acara diskusi
Co Leader:
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
2) Mengambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengingatkan leader untuk lamanya waktu kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh bentuk kerja sama yang baik
5) Membantu leader mengorganisir klien
Fasilitator:
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
3) Mempertahankan kehadiran peserta
4) Mengatur alur permainan
5) Timer (mengatur waktu)
Observer:
1). Mengobservasi proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung

X. Mekanisme Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Mengucapkan salam
2) Terapis dan peserta memakai papan nama
b. Evaluasi /validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan : tebak gambar
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
pada terapis
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan cara bermain
b. Terapis mendemonstrasikan cara bermain
c. Terapis memperlihatkan gambar kepada lansia
d. Terapis menginstrusikan untuk menebak gambar tersebut dan
menyebutkan 5 hal yang berkaitan dengan gambar tersebut
e. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berikan reinforcement positif terhadap kegiatan yang
dilakukan.

3. Berpamitan dengan klien dan keluarga


4. Membereskan alat
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
XI. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Diharapkan kelompok dan lansia duduk sesuai dengan posisi
b. Media dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai denganwaktu yang direncanakan
b. Terapis menjelaskan aturan jalannya kegiatan dengan jelas
c. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
d. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannya kegiatan
e. Audiens dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai
selesai
3. Evaluasi hasil
a. Klien dapat melatih fungsi kognitifnya agar mencegah kepikunan
dini
b. Klien dapat berinteraksi dengan teman yang lain

XII. Penutup
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan
terapi psikologi yang dilakukan didalam sebuah aktivitas dan
diselenggarakan secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis perilaku dan pencapaian adaptasi optimal klien. Dalam kegiatan
aktivitas kelompok berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
oelh sebagian besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi dengan
pendekatan terapi aktivitas kolektif.
DAFTAR HADIR PESERTA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Kemampuan Kognitif: Tebak Gambar

Tanggal :

No Nama Alamat TTD

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mansjoer, Arif dkk. 2005.  Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta:
Media Aesculapius.
Sandra M. Nettina. 2002. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Brunner &Suddarth. 2002.  Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah vol 1 Brunner&Suddart. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai