Laporan Praktikum Cilok Jamur Tiram New
Laporan Praktikum Cilok Jamur Tiram New
Laporan Praktikum Cilok Jamur Tiram New
Disusun Oleh :
MOHAMAD YAHYA ROSULI
NIM. 194120100071
1. Latar Belakang.............................................................................................. 3
5. Pembahasan .................................................................................................. 9
6. Kesimpulan................................................................................................. 12
7. Daftar pustaka............................................................................................. 13
BAB I
1. Latar Belakang
Cilok merupakan jajanan yang telah lama dikenal dan digemari anak-
anak, remaja maupun dewasa. Bahan pembuat utama cilok adalah tepung kanji
yang ditambah dengan bumbu dan aneka bahan lainnya. Secara
normal, cilok yang merupakan makanan olahan hanya mempunyai masa simpan
satu hari. Cilok adalah makanan ringan, berbentuk bulat-bulat seperti bakso.
Proses membuat cilok sangat sederhana,yaitu tepung aci dicampur dengan air
secukupnya sampai menjadi adonan lentur dan liat. Kemudian adonan dibentuk
bulat dan direbus atau dikukus. Selain dikenal sebagai makanan ringan yang
enak, Cilok juga dapat menjadi sebuah peluang usaha. Rata-rata
pedagang cilok adalah pedagang kaki lima yang sering berpindah- pindah dan
rata-rata berjualan di daerah strategis seperti sekolah, kampus, dan pabrik-pabrik.
Makanan ringan ini selain harganya murah dan rasanya enak, cilok ini juga
banyak mengandung protein yang tinggi karena terdapat daging di dalamnya.
1. KAJIAN PUSTAKA
2.1 jamur tiram
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur
kayu yang dapat dikonsumsi termasuk kelompok Basidiomycota dan kelas
Homobasidiomycetes. Nama jamur tiram diberikan karena bentuk tudung
jamur agak membulat, lonjong dan melengkung menyerupai cangkang
tiram (ostreatus) sedangkan pertumbuhan tangkai jamur yang menyamping
disebut Pleurotus Pleurotus tergolong saprofit yang tumbuh pada kayu dan
di alam bebas pleurotus dapat hidup pada jaringan tumbuhan berkayu yang
masih hidup atau yang sudah mati (Priyanto, 2009; Suharyanto, 2010).
Kandungan protein jamur tiram putih rata-rata 3,5-4% berat basah,
kandungan protein ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus
dan kubis. Bila dihitung dari berat kering, kandungan protein jamur tiram
putih adalah 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai
39,1%, dan susu sapi 25,2%. Jamur tiram atau yang dikenal juga dengan
jamur mutiara memiliki bagian tubuh yang terdiri dari akar semu (rhizoid),
tangkai (stipe), insang (lamella), dan tudung (pileus/cap) (Suriawiria,
2016).
Jamur tiram memiliki kandungan protein sebesar 13,8 g/100 g, kadar
serat 3,5 g, lemak 1,41 g, karbohidrat 61,7 g serta mengandung Vitamin
B1 0,12 g,vitamin B2 0,64 mg, vitamin C 5 mg serta mineral kalsium 32,9
mg dan zat besi 4,1 mg (Warisno dan Dahana, 2010).
2.2 cilok
Cilok adalah sebuah makanan khas Sunda yang berbentuk mirip
bakso yang terbuat dari tapioka dengan tambahan bumbu pelengkap
seperti sambal kacang dan sambal. Bentuknya bulat-bulat dan kadang diisi
dengan isian seperti daging atau potongan telur di dalamnya. Cilok
merupakan makanan jajanan yang berasal dari Jawa Barat yang terbuat
dari tepung tapioka dan tepung terigu, dimana kedua bahan tersebut
kurang mengandung protein (Suprapti, 2005), Kandungan gizi cilok per
100 gram (g) mengandung kalori 266 kkal, protein 2,45 g, lemak 2,57 g,
karbohidrat 58,17 g (Rohmah dan Handayani, 2013).
BAB III
1. Metodologi Praktikum
1.1 Alat dan Bahan
Alat
- Pengolahan cilok jamur
- Kompor dan gas
- Panci
- Baskom
- Sendok
- Peniris
- Analisis protein
- Rak dan Tabung reaksi
- Moertar
- Kertas saring
- Spatula kecil
Bahan
- Pengolahan cilok jamur
- 100 g tepung terigu
- 50 g jamur tiram
- 1/4 sdt merica bubuk
- 250 ml air
- 120 g tepung tapioka
- 1/2 sdm minyak goreng
- 2 siung bawang putih
- Garam secukupnya
- Analisis protein
- Aquades
- CUSO4
- NaOH 10%
Keterangan :
` 1. Sangat suka
2. Suka
3. Agak suka
4. Tidak suka
1. Warna
Warna merupakan faktor mutu yang paling menarik perhatian konsumen,
warna memberikan kesan apakah makanan tersebut akan disukai atau tidak. Cilok
jamur tiram yang dihasilkan yaitu putih kecoklatan. Perubahan warna terjadi
setelah mengalami proses pemasakan. Jika makanan yang dipanaskan
mengandung gula reduksi, maka akan segera terjadi reaksi Maillard, yaitu antara
lain lisin dengan fruktosa atau glukosa hingga terbentuk senyawa gula amino .
tingkat kesukaan panelis terhadap warna bakso didapatkan hasil ratarata kesukaan
2 masuk dalam skala (suka).
2. Aroma
Aroma merupakan bau dari produk makanan, bau sendiri adalah suatu
respon ketika senyawa volatil dari suatu makanan masuk ke rongga hidung dan
dirasakan oleh sistem olfaktori. Hasil perhitungan aroma produk cilok jamur tiram
dengan 3,25 masuk dalam skala agak suka.
3. Rasa
4. Tekstur
KESIMPULAN
Dari praktikum pembuatan cilok jamur tiram menunjukan bahwa sampel terbukti
mengandung protein setelah ditetesi preaksi CuSO4 dan dalam pembuatan cilok
jamur tiram menghasilkan tingkat kesukaan pada panelis dengan rata rata
menunjukan nilai skala 2 yang berarti suka terhadap cilok jamur tiram.
Daftar Pustaka
Falahudin, A. (2013) ‘Kajian Kekenyalan dan Kandungan Protein Bakso
Menggunakan Campuran Daging Sapi Dengan Tepung Jamur Tiram Putih
( Pleurotus ostreatus )’, Ilmu Pertanian dan Peternakan, 1(1994),
Handayani, S., Dasir and Vira, A. Y. (2014) ‘Mempelajari Sifat Fisika Kikia
Bakso Jamur Dengan Persentase Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus
Jacq) Dan Tepung Tapioka’, pp. 1–28.
Midayanto, D. and Yuwono, S. (2014) ‘Penentuan atribut mutu tekstur tahu untuk
direkomendasikan sebagai syarat tambahan dalam standar nasional
indonesia.’, Jurnal Pangan dan Agroindustri.
Rohmah, N. K., dan Handayani, S. 2013. Kajian Keamanan Pangan Pentol Cilok
di Desa Blawirejo Kecamatan Kedungpiring Lamongan. Jurnal Tata Boga
UNESA, 2 (1), 58-65.
LAMPIRAN