D033-Interaksi Bahan Pangan Dengan Kemasan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

INTERAKSI BAHAN PANGAN

DENGAN KEMASAN
Bagus Setyawan
Penyimpangan Mutu

 Adalah penyusutan kualitatif dimana bahan mangalami


penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak
dikonsumsi manusia

 Bahan pangan yang rusak mengalami perubahan cita


rasa, penurunan nilai gizi atau tidak aman lagi untuk
dimakan karena mengganggu kesehatan (kadaluarsa)
Pengemasan dapat mempengaruhi mutu pangan antara
lain melalui:

1. perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat kimia


dari bahan kemas (monomer plastik, timah putih,
korosi)
2. Perubahan aroma (flavor), warna, tekstur yang
dipengaruhi oleh perpindahan uap air dan O2.
Perubahan Yang Terjadi
Pada Bahan Pangan

1. Perubahan Biokimiawi
 Bahan-bahan pangan segar (belum terolah) akan
mengalami perubahan biokimia setelah bahan-
bahan ini dipanen atau dipisahkan dari induknya
 Umumnya mengandung air yang cukup tinggi
sehingga memungkinkan adanya akifitas enzim dan
menyebabkan terjadinya perubahan warna, tekstur,
aroma dan nilai gizi bahan
 Contoh: pencoklatan pada buah yang memar atau
terkupas kulitnya, atau daging segar yang berubah
warna menjadi hijau dan berbau busuk
Perubahan Kimiawi dan
Migrasi Unsur-Unsur

a) Keracunan Logam
 Batas maksimum kandungan logam dalam bahan pangan menurut
FAO/WHO adalah 250 ppm untuk timah dan besi dan 1 ppm untuk
timbal
 Wadah dan mesin pengolahan yang telah mengalami korosi dapat
menyebabkan pencemaran logam ke dalam bahan pangan
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosif adalah
asam organik, nitrat, oxidizing agent, atau bahan pereduksi,
penyimpanan, suhu, kelembaban dan ada tidaknya bahan pelapis
(enamel)
 Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini dapat berupa
keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah, pusing
dan keluarnya keringat dingin yang berlebihan
b) Migrasi Plastik Ke Dalam Bahan Pangan
 Monomer plastik yang dicurigai berbahaya bagi kesehatan
manusia adalah vinil klorida, akrilonitril, metacrylonitril,
vinilidenklorida dan styrene
 Efek yang ditimbulkan bisa berupa kanker, cacat, iritasi pada
saluran pencernaan
 Plastisizer yang aman untuk kemasan bahan pangan adalah
heptil ptalat, dioktil adipat, dimetil heptil adipat, di-N-desil
adipat, benzil aktil adipat, ester dari asam sitrat, oleat dan sitrat
 Stabilizer yang aman digunakan adalah garam-garam kalsium,
magnesium dan natrium, sedangkan antioksidan jarang
digunakan karena bersifat karsinogenik
 Laju migrasi monomer ke dalam bahan yang dikemas tergantung
dari lingkungan
 Konsentrasi residu vinil klorida awal 0.35 ppm termigrasi sebanyak
0.020 ppm selama 106 hari kontak pada suhu 25 C
 Monomer akrilonitril keluar dari plastik dan masuk ke dalam
makanan secara total setelah 80 hari kontak pada suhu 40 C
 Semakin tinggi suhu maka semakin banyak monomer plastik yang
termigrasi ke dalam bahan yang dikemas
 Metode dan alat yang dapat digunakan untuk
mendeteksi dan menganalisa migrasi komponen plastik
dalam bahan pangan adalah pelabelan radioaktif,
termogravimetri, spektrofotometer, Gas
Chromatography (GC), High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) dan Gas Chromatography-
Mass Spectrometer (GC-MS), yang dapat mendeteksi
migran dengan kadar 10-20 gram – 10-6 gram
Kerusakan Mikrobiologis

Penyebab kontaminasi mikroorganisme pada bahan


pangan adalah :
 kontaminasi dari udara atau air melalui lubang pada
kemasan yang ditutup secara hermetis.
 Penutupan (proses sealer) yang tidak sempurna
 Panas yang digunakan dalam proses sealer pada film
plastik tidak cukup karena sealer yang terkontaminasi
oleh produk atau pengaturan suhu yang tidak baik.
 Kerusakan seperti sobek atau terlipat pada bahan
kemasan
 Kemasan bahan pangan sangat mempengaruhi
sterilitas atau keawetan dari bahan pangan yang sudah
disterilisasi, diiradiasi atau dipanaskan dengan
pemanasan ohmic
 Permeabilitas kemasan terhadap gas akan
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, terutama
terhadap mikroorganisme yang anaerob patogen
 Untuk melindungi bahan pangan yang dikemas
terhadap kontaminasi mikroorganisme, maka perlu
dipilih jenis kemasan yang dapat melindungi bahan dari
serangan mikroorganisme
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
jenis kemasan yang baik untuk mencegah kontaminasi
mikroba adalah :
 Sifat perlindungannya terhadap produk dari masuknya
mikroorganisme dari luar kemasan ke dalam produk
 Kemungkinan berkembang biaknya mikroorganisme di
ruangan antara produk dengan tutup (head space).
 Serangan mikroorganisme terhadap bahan pengemas
Kerusakan Mekanis

Faktor-faktor mekanis yang dapat merusak bahan-bahan


hasil pertanian segar dan bahan pangan olahan adalah:

 Stress atau tekanan fisik, yaitu kerusakan yang


diakibatkan karena jatuh atau oleh adanya gesekan.
 Vibrasi (getaran), yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada bahan atau kemasan selama dalam perjalanan
atau distribusi. Untuk menanggulanginya dapat
digunakan bahan anti getaran
 Jenis perlindungan yang dapat diberikan untuk
mencegah kerusakan mekanis tergantung dari model
dan jumlah tumpukan barang atau kemasan, jenis
transportasi (darat, laut atau udara) dan jenis barang

 Kemampuan kemasan untuk melindungi bahan yang


dikemasnya dari kerusakan mekanis tergantung pada
kemampuannya terhadap kerusakan akibat tumpukan di
gudang atau pada alat transportasi, gesekan dengan
alat selama penanganan, pecah atau patah akibat
tubrukan selama penanganan atau getaran selama
transportasi
 Beberapa bahan pangan misalnya buah-buahan yang
segar, telur dan biskuit merupakan produk yang sangat
mudah rusak dan memerlukan tingkat perlindungan
yang lebih tinggi untuk mencegah gesekan antara
bahan

 seperti penggunaan kertas tissue, lembaran plastik,


kertas yang dibentuk sebagai kemasan individu
(misalnya karton untuk telur, wadah buah dan lain-lain)
 Bahan-bahan pangan lain, dilindungi dengan cara
mengemasnya dengan kemasan yang kaku dan
pergerakannya dibatasi dengan dengan kemasan
plastik atau stretch/shrink film yang dapat mengemas
produk dengan ketat

 Peti kayu atau drum logam merupakan kemasan


dengan perlindungan mekanis yang baik. Kemasan ini
sekarang sudah digantikan dengan bahan komposit
yang lebih murah yang terbuat dari kotak serat
(fiberboard) dan polipropilen
Kadar Air dan Gas

Pengendalian kadar air pada kemasan dan bahan


pangan dapat mencegah kerusakan oleh
mikroorganisme dan enzim, menurunnya nilai
penampilan (tekstur) bahan, kondensasi di dalam
kemasan yang mengakibatkan pertumbuhan mikroba
atau mencegah freezer burn pada bahan pangan beku
 Bahan pangan yang mempunyai keseimbangan
kelembaban relatif (RH) yang rendah, seperti makanan
kering, biskuit dan snack, membutuhkan kemasan
dengan permeabilitas terhadap air yang rendah agar
tidak kehilangan kerenyahannya

 Jika nilai aktivitas air (aw) dari bahan meningkat


sehingga sesuai dengan tingat aw yang dibutuhkan oleh
mikroba, maka mikroba akan tumbuh dan bahan
menjadi rusak
Tabel Aktivitas air (aw) minimun untuk pertumbuhan mikroorganisme
Perubahan Suhu

 Pengaruh insulasi dari kemasan ditentukan oleh


konduktivitas panas dan reflektivitas dari kemasan
 Bahan kemasan dengan konduktivitas panas yang
rendah misalnya kotak karton, polystirene atau
poliuretan akan mengurangi pindah panas konduksi,
dan bahan kemasan yang reflektif seperti alumunium
foil akan merefleksikan panas
 Jika kemasan dipanaskan misalnya sterilisasi dalam
kemasan atau makanan siap saji yang dipanaskan di
dalam microwave, maka kemasan yang digunakan
harus tahan terhadap suhu tinggi
Pengaruh Cahaya

 Transmisi cahaya ke dalam kemasan dibutuhkan agar


kita dapat melihat isi dari kemasan tersebut

 Tetapi untuk produk-produk yang sensistif terhadap


cahaya, misalnya lemak yang akan mengalami oksidasi
dengan adanya cahaya atau kerusakan riboflavin dan
pigmen alami, maka harus digunakan kemasan yang
opaq (berwarna gelap) sehingga tidak dapat dilalui oleh
cahaya
 Jumlah cahaya yang dapat diserap atau ditransmisikan
tergantung pada bahan kemasan, panjang gelombang
dan lamanya terpapar oleh cahaya

 Beberapa bahan kemasan seperti polietilen densitas


rendah (LDPE) mentransmisikan cahaya tampak
(visible) dan ultraviolet, sedangkan kemasan polivinil
klorida (PVC) mentransmisikan cahaya tampak tapi
cahaya ultraviolet akan diabsorbsi
Perubahan yang terjadi akibat cahaya antara lain adalah :
 Pemudaran warna, seperti pada daging dan saus tomat.
 Ketengikan pada mentega (terutama jika terdapat
katalis Cu).
 Pencoklatan pada anggur dan jus buah-buahan
 Perubahan bau dan menurunnya kandungan vitamin
A,D,E,K dan C, serta penyimpangan aroma bir.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai