Tyara Pengukuran Dasar
Tyara Pengukuran Dasar
Tyara Pengukuran Dasar
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Oleh :
NIM : 221810401086
Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi
2.1 Pengukuran
Pengukuran merupakan proses membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang
duanggap sebagai sebuah patokan. Pengukuran memiliki dua faktor utama yaitu
pembandingan dan patokan. Besaran termasuk ke dalam elemen yang ada di dalam
pengukuran karena besaran merupakan sifat-sifat dari suatu benda yang dapat
dinyatakan dengan angka. Satuan merupakan nama khusus yang digunakan dalam
memberikan suatu nilai kepada suatu besaran. Agar dapat menjadi satuan standar,
satuan membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut
diantaranya adalah mempunyai nilai tetap, mudah untuk diperoleh kembali, serta
satuan harus diterima secara internasional. Menurut Sridadi (2007), pengukuran
adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran
kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.
3.1.1 Alat
- Mikrometer (mengukur benda kecil dengan nilai skala terkecil 0,01 mm).
- Jangka sorong (mengetahui panjang, diameter dalam, dan diameter luar).
- Stop watch (sebagai pencatat waktu).
- Termometer (mengukur suhu ruangan).
- Neraca lengan (menimbang suatu benda).
- Penggaris panjang/mistar (mengukur panjang benda dengan skala terkecil 1
mm).
3.1.2 Bahan
- Bola besi kecil (sebagai bahan yang diukur menggunakan jangka sorong).
- Balok kayu (sebagai bahan yang diukur menggunakan penggaris).
a. Jangka sorong
c. Mikrometer
d. Stopwatch
- diameter dalam dan diameter luar sebuah cincin diukur dengan menggunakan
jangka sorong.
- diameter dalam dan diameter luar sebuah cincin diukur dengan menggunakan
jangka sorong dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
- diameter luar sebuah bola kecil diukur menggunakan jangka sorong dan
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
- panjang, lebar, dan tinggi balok diukur dengan menggunakan mistar dan
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
- pengukuran panjang, lebar, dan tinggi balok diukur dengan mistar kemudian
ditimbang massa baloknya.
- waktu saat praktikan berjalan dari titik A ke titik B sejauh 2 meter dihitung
menggunakan stopwatch kemudian diulangi dengan jarak 2,5 m, 3 m. dan 3,5 m,
lalu dicatat masing-masing waktunya, dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
- waktu saat praktikum berjalan dari titik A ke titik B sejauh 2 meter dihitung
menggunakan stopwatch kemudian diulangi dengan jarak 2,5 m, 3 m, dan 3,5 m.
Jarak diukur menggunakan NST dan standart deviasi, dilakukan sebanyak 3 kali.
3.1.1 Metode Analisis Data
3.3.1 Tabel
l
=
t=
2 Perjalanan S1= t= v1 =
S2= t= v2 =
S3= t= v3 =
E. Pengukuran Tidak Langsung Dengan Menggunakan Standart Deviasi
Percobaan p l t m V ρ Δρ I (%) K AP
(cm) (cm) (cm) (gr) (%)
P1
P2
P3
b. Kecepatan perjalanan
2. Kecepatan
1
∆ x= nst 3.1
2
√
2
∆( Xi−X )
∆ x= 3.2
(n−1)
√
2
∆( Xi−X ) 3.3
∆ x=
n
√
2
∆( X− X)
Ralat mutlak ∆ x=
(n−1)
3.5
4.1 Hasil
2. Kecepatan perjalanan
4.2 Pembahasan
Ralat ditentukan menjadi dua cara, yaitu ralat langsung dan ralat tidak
langsung. Pengukuran langsung dapat diukur menggunakan dua cara, yaitu dengan
pengukuran hanya sekali dan pengukuran langsung sebanyak n kali. Hasil yang
diperoleh dari praktikum pengukuran dasar adalah nilai skala terkecil sebuah alat
ukur. Nilai skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,05 mm. Nilai skala terkecil dari
mistar adalah 1 mm. Nilai skala terkecil dari stopwatch adalah 1. Nilai skala terkecil
termometer adalah 10C. Nilai skala terkecil neraca lengan adalah 0,005 gr.
Hasil praktikum pengukuran dasar juga menunjukkan bahwa setiap alat ukur
memiliki kemampuan untuk mengukur sesuatu benda yang berbeda-beda.
Mikrometer digunakan untuk mengukur benda kecil dengan nilai skala terkecil 0,01
mm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, diameter dalam, dan
diameter luar/ Stop watch digunakan sebagai pencatat waktu. Termometer digunakan
untuk mengukur suhu ruangan. Neraca lengan digunakan untuk menimbang suatu
benda. Penggaris panjang atau mistar digunakan untuk mengukur panjang benda
dengan nilai skala terkecil 1 mm.
Perhitungan hasil alat ukur harus disertai dengan ralatnya. Hasil praktikum
menunjukkan, ralat. Berdasarkan hasil dari pengukuran langsung dengan
menggunakan nilai skala terkecil, dapat diketahui bahwa ralat nisbi sebuah jangka
sorong adalah 19,23%. Ralat nisbi sebuah mikrometer adalah 0,06%. Ralat nisbi
sebuah neraca adalah 0,007%. Ralat nisbi sebuah stopwatch adalah 3,84%. Ralat nisbi
sebuah termometer adalah 1,61%.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar. Jakarta: Visindo Media Persada. Hal: 105-107
Djaali, M. (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Hal: 63-64
Saripudin, A. d. (2007). Praktis Belajar Fisika Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Visindo Media
Persada. Hal: 11-112
Sridadi. (2007). Teknik Pengukuran dan Penilaian. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Hal: 54-
55
Sudjana, N. A. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Hal: 73-74