Resiko Dan Hasil Pada Asset

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RESIKO DAN HASIL PADA ASSET

SATRIANI
NIM : 1861201057

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
MAROS
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia-Nya, sebab hanya karena anugrahnya lah makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen Mata Kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Adapun
tema dari makalah ini adalah Resiko dan Hasil Pada Asset. Dan saya ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dosen selaku guru pengampuh yang telah
memberikan tugas makalah yang mendorong saya untuk mencari tahu
informasi mengenai resiko dan hasil pada asset.
Penyusun juga mengharapkan agar segala daya dan upaya yang telah
diberikan dalam penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Namun, penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan makalah ini.

Maros, 16 Oktober 2021

Satriani

i
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulis.................................................................................2
D. Manfaat Penulis...............................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................4


A. Pengertian Resiko dan Return........................................................4
B. Jenis-jenis Resiko...........................................................................5
C. Pengukuran Resiko.........................................................................6
D. Perilaku terhadap Resiko................................................................6
E. Risiko dan Hasil dalam Konteks Portofolio.....................................8
F. Capital Asset Pricing Model (CAPM) .............................................10
BAB III. PENUTUP....................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................12
B. Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia investasi, semua investor mengharapkan tingkat
pengembalian (return) yang optimal. Namun tingkat pengembalian yang
diterima oleh investor (actual return) tidak selalu sesuai dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return), dengan kata lain investor
tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi.
Keadaan ini menunjukkan bahwa investor menghadapi risiko investasi.
Capital Asset Pricing Model menjadi model estimasi yang paling
populer sejak tahun 1964. Menurut Tandelilin (2010:187) Capital Asset
Pricing (CAPM) merupakan suatu model yang meghubungkan tingkat return
harapan dari suatu asset berisiko dengan resiko oleh teori portofolio pada
kondisi pasar yang seimbang. Tujuan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
adalah menentukan harga suatu aset finansial dengan pertimbangan return
berisiko yang ada didalamnya. Resiko yang ada pada saham individu bisa
dikurangi dengan menambah jumlah aset saham dengan membentuk
sebuah portofolio. Semakin banyak jumlah saham yang ditambahkan dalam
portofolio, maka risiko individu akan lebih kecil.
Ukuran risiko yang digunakan dalam CAPM adalah Beta. Beta adalah
ukuran risiko sistematis suatu sekuritas yang tidak terhindarkan melalui
diversifikasi. Beta merupakan pengukur volatilitas suatu sekuritas atau
return portofolio terhadap return pasar. (Jones, 2000;358). Jika fluktuasi
return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi dari return pasar, maka
beta sekuritas tersebut dikatakan bernilai 1. Dengan kata lain, beta sama
dengan 1 menunjukkan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas dama
dengan risiko pasar. Fama dan French (1992) meragukan model CAPM
karena berbagai variabel kinerja saham yang sejak lama digunakan untuk
memprediksi expected return seperti size (Banz, 1981), earnings per Price

1
(Basu, 1983), book-to-market (Stattman, 1980), leverage (Bhandari, 1988),
dan sebagainya menjadi dimentahkan oleh model CAPM ini.
Keraguan lain atas keakuratan CAPM adalah mengenai keakuratan
beta

sebagai variabel penjelas. Menurut Tandelilin (2003), terdapat kemungkinan


error yang berasal dari (1) beta berubah sesuai lamanya periode observasi
yang digunakan dalam analisis regresi (2) indeks pasar yang digunakan
sebagai proksi dari portofolio pasar belum merepresentasikan keseluruhan
marketable asset dalam perekonomian (3) perubahan variabel fundamental
perusahaan seperti earning, arus kas, dan leverage akan merubah nilai dari
beta. Melihat kondisi riil pasar, validitas CAPM seringkali dipertanyakan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Risiko dan Hasil?
2. Apa saja jenis-jenis Resiko?
3. Bagaimanakah Pengukuran Resiko?
4. Bagaimanakah perilaku terhadap resiko?
5. Bagaimana Risiko dan Hasil dalam Konteks Portofolio?
6. Bagaimana Capital Asset Pricing Model (CAPM)?

C. Tujuan penulis
1. Untuk mengetahui pengertian dari Resiko dan Hasil.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Resiko.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran resiko.
4. Untuk mengetahui perilaku terhadap resiko.
5. Untuk mengetahui resiko dan hasil dalam konteks portofolio.
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat persediaan.
7. Untuk mengetahui Capital Asset Pricing Model (CAPM).

2
D. Manfaat Penulis
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan
detail mengenai Resiko dan Hasil pada Asset, serta model-model didalam
resiko dan hasil pada asset. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat
mempraktekkan konsep resiko dan hasil pada asset didalam perusahaan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Resiko dan Return


Risiko akan selalu ada dalam setiap investasi, karena investor harus
memproyeksikan berapa besarnya cashflow atau penerimaan yang akan
diterima selama usia investasi. Pada prinsipnya semua keputusan yang
diambil oleh manajer keuangan baik yang menyangkut keputusan investasi,
keputusan pembelanjaan dan kebijakan dividen memiliki tujuan yang sama.
Semua itu mensyaratkan suatu estimasi hasil yang diharapkan dan risiko
atau kemungkinan tidak diperolehnya hasil seperti yang diharapkan. Hasil
yang diharapkan diterjemahkan dalam tingkat keuntungan yang diharapkan
atau expected return; sedangkan risiko berarti probabilitas tidak dicapainya
tingkat keuntungan yang diharapkan atau kemungkinan return yang diterima
menyimpang dari return yang diharapkan. Estimasi penerimaan yang
diharapkan tersebut belum tentu sama dengan kenyataannya karena
adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi. Semakin besar
penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan, maka akan semakin
besar pula tingkat risikonya.
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi risiko investasi :
1. Risiko suku bunga
2. Risiko pasar
3. Risiko inflasi
4. Risiko bisnis
5. Risiko finansial
6. Risiko likuiditas
7. Risiko nilai tukar mata uang
8. Risiko negara (country risk)

4
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu :
1. Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan
yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
2. Capital gain (loss), komponen return yang merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga ( bisa saham maupun surat
hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian)
bagi investor.
B. Jenis-jenis Risiko
1. Risiko Murni atau Pure Risk : berarti ada ketidakpastian terjadinya
suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan
bukan peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang
bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan bila tidak terjadi tidak
memberikan keuntungan.
2. Risiko Spekulatif atau Speculative Risk adalah risiko yang berkaitan
dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami
kerugian finansial atau peluang memperoleh keuntungan.
3. Risiko perekonomian umum : risiko yang timbul karenan pengaruh
keadaan perekonomian umum, misalnya kebijakan fiskal dan
moneter, resesi, dan lain sebagainya.
4. Risiko Inflasi dan Disinflasi
 Risiko inflasi : risiko yg timbul karena terjadinya kenaikan harga-
harga yang tidak diharapkan.
 Risiko disinflasi : risiko yang timbul karena terjadinya kelambatan
kenaikan harga-harga padahal diharapkan terjadi kenaikan harga.
5. Resiko perusahaan dan masalah khusus

5
 Risiko bisnis : risiko yang timbul karena perusahaan
menggunakan biaya tetap operasi sebagai akibat dari perusahaan
melakukan keputusan investasi.
 Risiko keuangan : risiko yang timbul jika perusahaan
menggunakan sumber-sumber pembelanjaan yang mempunyai
beban tetap, yaitu hutang, sewa guna, dan saham preferen.
 Risiko masalah khusus : risiko yang timbul karena jenis sekuritas
yang diedarkan perusahaan. Misalnya, Saham biasa lebih berisiko
bagi investor daripada obligasi karena pemegang obligasi
mempunyai hak hukum dan hak klaim yg lebih tinggi dari
pemegang saham biasa.
6. Risiko internasional: risiko yang timbul karena perusahaan
memproduksi dan memasarkan barang atau jasa secara internasional
atau menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan
multinasional.
C. Pengukuran Resiko
Resiko menunjukkan variabilitas return dari yang diharapkan, Semakin
tinggi variabilitas return maka semakin tinggi resiko.
Alat ukur resiko:
 Return yang diharapkan
 Daviasi standar dari return yang diharapkan
 Koefisien variasi
Return yang diharapkan ditentukan dengan menghitung rata-rata tertimbang
dari return yang mungkin terjadi (Hamton, 1995)

n
Return yg diharapkan = E(R) = R = ∑ Rix . Pi
i=1

Keterangan :
Ri = hasil yang diharapkan untuk kasus ke i

6
Ṝ = expected return
Pi = probabilitas tejadinya hasil ke i
n = jumlah kemungkinan hasil yang diperhitungkan

√∑
n
Standar Deviasi =  = ¿¿¿
i=1

Koefisien variasi
σ
Kv =

D. Perilaku Terhadap Resiko


Asumsi penting dalam pembicaraan risiko dan tingkat keuntungan yang
diharapkan ini adalah bahwa setiap individu adalah rasional dan tidak
menyukai risiko atau risk averter. Sikap tidak menyukai risiko ini tercermin
dari sikap bahwa setiap individu akan meminta tambahan keuntungan yang
lebih besar untuk setiap kenaikan tingkat risiko yang dihadapi. Atau dengan
kata lain misalkan individu dihadapkan pada berbagai pilihan, maka individu
tersebut akan lebih menyukai untuk memperoleh tingkat keuntungan yang
sama dengan risiko yang lebih kecil. Dalam hubungannya dengan asumsi
yang mendasar tersebut, kita dapat mengelompokkan individu menjadi tiga
kelompok : individu yang menyukai risiko atau risk seeker, individu yang
tidak menyukai atau menghindari risiko atau risk averter, dan individu yang
bersikap netral terhadap risiko atau risk neutrality.
Risk seeker adalah mereka yang senang menghadapi risiko. Apabila
individu atau investor tersebut dihadapkan dengan dua pilihan investasi
yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang
berbeda, maka investor tersebut akan lebih senang mengambil investasi
dengan risiko yang lebih besar. Tentunya contoh ini menjadi sangat
ekstrem. Contoh lain yang lebih rasional adalah bahwa risk seeker akan
meminta tambahan keuntungan yang lebih kecil untuk setiap tambahan

7
risiko yang dihadapi. Sementara itu risk averter akan lebih senang pada
pilihan investasi dengan risiko yang lebih kecil dengan tingkat keuntungan
yang sama. Risk neutrality adalah kelompok investor atau individu yang
bersikap netral terhadap risiko. Artinya investor akan meminta kenaikan
tingkat keuntungan yang sama untuk setiap kenaikan risiko.

E. Risiko dan Hasil dalam Konteks Portofolio

Portofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa aset riil atau real
asset maupun aset keuangan atau financial assets. Pada bagian ini
pengertian portofolio menunjukkan kesempatan investasi pada aset
keuangan seperti saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan
surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tingkat keuntungan yang
diharapkan atas suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang tingkat
keuntungan dari berbagai aset keuangan dalam portofolio tersebut.
Sedangkan risiko portofolio ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan
tingkat keuntungan yang diharapkan. Semakin besar penyimpangan tingkat
keuntungan yang diharapkan berarti semakin besar tingkat risikonya. Risiko
portofolio dipengaruhi oleh empat faktor : pertama, risiko masing-masing
aset keuangan atau bisa juga disebut dengan sekuritas; kedua, proporsi
investasi setiap aset keuangan dalam portofolio; ketiga, covariance atau
korelasi antar keuntungan investasi aset keuangan; keempat, jumlah aset
keuangan yang membentuk portofolio.

Untuk mengukur penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan,


maka kita perlu memahami konsep varian. Koefisien varian mengukur
penyimpangan suatu distribusi sekitar nilai yang diharapkan. Semakin besar
koefisien varian maka semakin besar penyimpangannya. Koefisien varian
dari distribusi yang terpisah dapat dicari dengan menggunakan persamaan
berikut :

8
n
V ar = (R) = ∑ Pj ¿ ¿
j=1

Standar deviasi kemudian dicari dengan mudah karena standar deviasi tidak
lain adalah merupakan akar dari koefisien varian.


n
σ (R) = ∑ Pj ¿ ¿ ¿
j=1

Salah satu faktor penting yang menentukan risiko portofolio adalah


korelasi antar keuntungan sekuritas atau aset keuangan. Koefisien korelasi
menunjukkan hubungan atau pengaruh satu variabel terhadap variabel yang
lain. Apabila keuntungan antar aset keuangan mempunyai korelasi yang
positif berarti kenaikan keuntungan satu aset keuangan akan diikuti oleh
kenaikan aset keuangan lainnya. Sebaliknya apabila koefisien korelasinya
negatif, maka perubahan keuntungan satu aset keuangan akan diikuti oleh
perubahan keuntungan aset keuangan yang lain dengan arah yang
berlawanan.

Kita ambil contoh, misalkan terdapat dua kesempatan investasi saham A


dan saham B. Keuntungan investasi saham A bergerak sesuai dengan laju
perekonomian, sementara itu keunungan saham B bergerak dengan arah
yang berlawanan. Andaikan keuntungan saham A naik, maka keuntungan
saham B akan menurun dan sebaliknya apabila keuntungan saham A turun
maka keuntungan saham B akan meningkat. Secara statistik kita dapat
katakan bahwa kedua saham tersebut mempunyai korelasi yang negatif.
Dengan demikian katakan apabila kita menginvestasikan dana sebagian
pada saham A dan bagian yang lain pada saham B, maka perkembangan
keuntungan investasi secara keseluruhan akan cenderung berfluktuasi
antara keuntungan saham A dan saham B. Tentunya tergantung dari
proporsi investasi pada setiap saham.

9
Bandingkan apabila kita investasikan keseluruhan dana pada salah satu
saham, maka tingkat keuntungan yang akan kita peroleh akan berada pada
dua titik ekstrem. Semakin besar jarak antara kedua tingkat keuntungan
tersebut maka akan semakin tinggi tingkat risikonya. Lain halnya apabila kita
melakukan investasi pada berbagai sekuritas atau disebut juga dengan
diversifikasi, maka tingkat keuntungan yang akan kita peroleh adalah rata-
rata tertimbang tingkat keuntungan masing-masing sekuritas. Semakin
besar koefisien korelasi negatif antarkeuntungan sekuritas, maka semakin
besar pengaruh diversifikasi terhadap pengurangan risiko atau
penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan. Sebaliknya apabila
antar keuntungan sekuritas mempunyai korelasi positif maka diversifikasi
tidak akan mengurangi risiko portofolio.

F. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah sebuah model yang


menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, model
ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. Model ini menyatakan secara
tegas bahwa ada hubungan yang positif dan linier antara tingkat keuntungan
yang kayak dengan risiko. CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe, dan
Litner. CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukakan
Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik
(systematic risk) merupakan bagian risiko yang tidak bisa dihilangkan, dan
risiko spesifik/risiko tidak sistematik (specific/unsystematic risk) yakni bagian
risiko yang bisa dihilangkan dengan menambah jumlah jenis saham yang
dimiliki. Jumlah risiko dari keduanya disebut risiko total.

Dikembangkan oleh Harry Markowitz, disebut sebagai ‘God father’ dari


‘modern portofolio theory’ CAPM menjelaskan hubungan antara return
dengan beta. Beta (β) menunjukkan hubungan antara saham individu
dengan pasarnya.
(β) > 1 harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan

10
dengan indeks pasar. (artinya jika terjadi perubahan risiko pasar 1, maka
risiko individu berubah lebih dari 1 %)

(β) < 1 harga saham perusahaan tidak mudah berubah dibandingkan


dengan indeks pasarnya.
Tujuan utama penggunaan CAPM adalah untuk menentukan tingkat

keuntungan minimum yg disyaratkan atau minimum required rates of return


dari investasi asset yg berisiko.
Tingkat keuntungan portofolio ditentukan oleh risiko yg sistematis, koefisien
Beta (β) dan tingkat keuntungan pasar.

Kriteria kelayakan investasi dengan CAPM:

Suatu investasi layak jika :

Rate of Return Investasi > Rate of return yg disyaratkan

Rate of return yg disyaratkan = Rf + (Rm – Rf) . βi

Keterangan :

Rf = rate of return investasi bebas risiko

βi = risiko sistematis masing-masing investasi

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Dimana semua perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis, tidak bisa
melepaskan diri dari persaingan. Walaupun perusahaan sudah
mengantisipasi dengan berbagai strategi yang dimiliki, namun pesaing juga
tidak mau menyerah begitu saja. Kondisi seperti itu merupakan risiko yang
harus dihadapi oleh investor dalam mendirikan suatu perusahaan. Bisa juga
terjadi bangunan dan mesin yang dimiliki oleh perusahaan tanpa disengaja
mengalami musibah kebakaran. Keadaan semacam itu merupakan
kemungkinan timbulnya risiko atau ketidakpastian bagi perusahaan.
Asumsi penting dalam pembicaraan risiko dan tingkat keuntungan yang
diharapkan ini adalah bahwa setiap individu adalah rasional dan tidak
menyukai risiko atau risk averter. Sikap tidak menyukai risiko ini tercermin
dari sikap bahwa setiap individu akan meminta tambahan keuntungan yang
lebih besar untuk setiap kenaikan tingkat risiko yang dihadapi. Atau dengan
kata lain misalkan individu dihadapkan pada berbagai pilihan, maka individu
tersebut akan lebih menyukai untuk memperoleh tingkat keuntungan yang
sama dengan risiko yang lebih kecil. Dalam hubungannya dengan asumsi
yang mendasar tersebut, kita dapat mengelompokkan individu menjadi tiga
kelompok : individu yang menyukai risiko atau risk seeker, individu yang

12
tidak menyukai atau menghindari risiko atau risk averter, dan individu yang
bersikap netral terhadap risiko atau risk neutrality.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah sebuah model yang
menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, model
ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. Model ini menyatakan secara
tegas bahwa ada hubungan yang positif dan linier antara tingkat keuntungan
yang kaya dengan risiko.
CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukakan
Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik
(systematic risk) merupakan bagian risiko yang tidak bisa dihilangkan, dan
risiko spesifik/risiko tidak sistematik (specific/unsystematic risk) yakni bagian
risiko yang bisa dihilangkan dengan menambah jumlah jenis saham yang
dimiliki. Jumlah risiko dari keduanya disebut risiko total.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap makalah ini dapat diberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis maupun pembaca pada khususnya dan
dapat mempermudah kami untuk mempelajari mata kuliah Seminar
Manajemen Keuangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. Dan Y.L. Hadi. 2009. TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS


INVESTASI: teori dan soal jawab. Alfabeta, Bandung.
Brealey, M dan Marcus. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Perusahaan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
http://susi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/65943/
resiko+dan+hasil+pada+aset_baru.pdf
https://docplayer.info/32600184-Bab-3-risiko-dan-hasil-pada-aset.html

14

Anda mungkin juga menyukai