Makalah Audit
Makalah Audit
Makalah Audit
Tentang:
Pengendalian Audit dan Sistem Pengendalian Audit Bank
Oleh:
KELOMPOK 1
APRILIA : 1930401032
NOSA SAFITRI : 1930401096
DOSEN PEMBIMBING :
ALFADHLI, SEI, M.SI
Segala puji bagi allah tuhan semesta alam. Selawat serta salam tidak lupa kami
ucapkan untuk junjungan kita nabi Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada allah SWT
yang telah memberikan hidayah serta taufiknya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pada hari ini.
Makalah ini berjudul tentang ”Pengendalian Audit dan Sistem Pengendalian Bank”.
Terakhir kami sampaikan harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
kepentingan kemajuan pendidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyakkekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................................2
A. Pengertian audit......................................................................................................................2
B. Perbedaan Audit dengan Akuntansi........................................................................................5
C. Jenis-jenis audit......................................................................................................................7
D. Sistem Pengendalian Audit Bank...........................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................................11
Kesimpulan .............................................................................................................................11
DAFTAR KEPUSTAKAAN.........................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana audit dan perbedaan audit dengan akuntansi
2. Bagaimana sistem pengendalian audit bank
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui audit dan perbedaan audit dengan akuntansi
2. Untuk mengetahui sistem pengendalian audit bank
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian audit
Salah satu fungsi manajemen yang penting dalam setiap kegiatan usaha
adalah dalam bentuk pengawasan titik tujuannya antara lain untuk menjaga dan
pengamanan harta milik perusahaan dari penyimpangan-penyimpangan baik oleh
pihak intern maupun ekstern titik untuk memajukan Efisiensi dan efektivitas usaha
yang dilakukannya, mendorong dipatuhinya kebijaksanaan atau manajemen polisi,
serta untuk menjaga agar tercapainya management Information System yang baik.
Ada berbagai pendekatan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pengawasan,
salah satu adalah audit tersebut.
Jadi pada awalnya audit merupakan ruang lingkup dari tugas manajemen suatu
bank sejalan dengan hakikat pengawasan itu sendiri yang menjadi fungsi dari setiap
tingkat manajemen dengan semakin besarnya organisasi suatu perusahaan, dan juga
biasanya pada perbankan akan memiliki puluhan cabang sampai dengan ribuan
cabang dengan area penyebaran di seluruh dunia. dalam dunia bisnis, audit lebih
dikenal dalam perannya sebagai laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan
publik dalam menilai layak tidaknya suatu penyajian laporan keuangan yang telah
dibuat perusahaan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku secara sah
Maka, kegiatan audit tersebut tidak mungkin lagi dirangkap secara fungsional
oleh para manajer karena tentu akankehilangan objektivitas dan idepedence dalam
melaksanakan tugasnya. sehingga diperlukan suatu organisasi yang berdiri sendiri dan
terpisah dari kegiatan rutin dan tanggung jawabnya juga telah beralih dari dewan
direksi ke dewan komisaris bila dilihat ruang lingkup kegiatan suatu bank tersebut
sangat luas mulai dari kegiatan pengambilan keputusan dari penetapan kebijaksanaan
oleh para eksekutif bank yang bersangkutan.
Kemudian kegiatan pelaksanaan dari keputusan dan kebijaksanaan tersebut
serta kegiatan membukukan dan melaporkan data finansial akibat dari transaksi yang
terjadi, semuanya perlu diaudit. Oleh karena itu ruang lingkupnya juga meliputi:
- Manajemen/ polisi audit
- Performance/operational audit
2
- Financial audit
Pengertian audit menurut para ahli:
1. Sukrisno Agoes (2004)
Audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen secara
kritis dan sistematis terhadap laporan keuangan, catatan keuangan, serta bukti
pendukungnya yang disusun oleh anggota manajemen perusahaan dalam rangka
memberikan pendapat atas kelayakan suatu laporan keuangan.
2. Arens dan Loebbecke (2003)
suatu proses pengumpulan sekaligus evaluasi terhadap bukti informasi
terukur pada suatu entitas ekonomi secara kompeten dan independen dalam
menentukan dan melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3. Mulyadi (2002)
Audit adalah proses memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif dan
sistematis atas tuduhan kegiatan ekonomi dalam menetapkan tingkat kesesuaian
antara laporan yang ada dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang selanjutnya
akan disampaikan hasilnya kepada pengguna yang bersangkutan.
Oleh karena itu audit sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penilaian
yang objektif dan independen/mandiri untuk mengkaji semua kegiatan di bidang
keuangan, administrasi, kegiatan operasional serta keputusan yang diambil sebagai
dasar penyampaian jasa kepada pihak manajemen bank yang bersifat konstruktif dan
protektif titik
Namun apabila ditinjau lebih dalam lagi secara filosofis, ke-3 audit dapat
diuraikan/diidentifikasikan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Financial audit mempunyai orientasi pengujian/penilaian secara independen dan
objektif atas tingkat kewajaran dan kecermatan serta data keuangan/administrasi
untuk memberikan perlindungan keamanan harta perusahaan dengan melakukan
evaluasi kelayakan internal control yang diterapkannya.
2. Operational audit/performance audit adalah suatu kegiatan penilaian yang
sistematis yang dilaksanakan secara objektif dan independen, berorientasi untuk
masa yang akan datang atas semua kegiatan yang ada di dalam suatu bank yang
bersangkutan titik baik yang menyangkut kegiatan top middle dan lower
manajemen dengan tujuan untuk mengadakan perbaikan rencana kerja
3
perusahaan, pencapaian tujuan serta meningkatkan manfaat sumber daya yang
ada pada bank itu sendiri maupun pengembangan para personalianya sebagai
bagian dari harta kekayaan Bank
3. Manajemen audit/polisi audit merupakan suatu penilaian yang dilaksanakan
secara sistematis dan I dependants berorientasi ke masa yang akan datang atas.
keputusan dan kebijaksanaan yang dilakukan oleh manajemen dengan tujuan
untuk meningkatkan profitabilitas. Juga bertujuan meningkatkan kemampuan
melalui perbaikan pelaksanaan fungsi manajemen, pencapaian rencana yang telah
ditetapkan serta pencapaian sosial objektivitas dan employee development
Jadi kalau di perbandingkan antara sifat-sifat masing-masing audit di atas akan
dapat diperoleh skema sebagai berikut:
Financial audit Manajemen audit
- Bersifat historis - Berorientasi untuk masa depan
- Memeriksa kewajaran data - Memeriksa kemampuan
finansial manajemen di dalam
- Mengukur apakah internal control meningkatkan profitability
yang ada telah memadai - Mengukur kemampuan
- Menitikberatkan pada masalah manajemen dalam
masalah finansial meningkatkan daya guna
- dasar penilaian yaitu prinsip- faktor-faktor produksi yang
prinsip akuntansi yang diterima dimilikinya.
secara umum - Mengadakan evaluasi penilaian
- Tingkat ketepatan adalah pasti Apakah pelaksanaan fungsi-
atau definitif - Diharuskan oleh fungsi manajemen
peraturan/undang-undang telahBerjalan dengan baik
- Frekuensi financial audit adalah - Dasar penilaian prinsip-prinsip
teratur, minimal 1 tahun sekali operations management
- Pihak yang memerlukan laporan - Tingkat ketepatan adalah
financial audit adalah pihak luar relatif
pajak, pemegang saham, - Tergantung kebutuhan dari
masyarakat luas. manajemen
- Pembahasan adalah pada
data/masalah aktual - Pihak yang memerlukan
4
laporan adalah pihak intern
yaitu manajemen yang
bersangkutan - Pembahasan
adalah pada data/masalah
potensial
Adapun manfaat selengkapnya dari manajemen audit atau perlunya manajemen
audit itu sendiri dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Adanya kelemahan organisasi
2. Adanya struktur finansial yang tidak seimbang
3. Adanya pemasaran yang tidak efektif
4. Management Information System yang ada tidak cermat
5. Peralatan kerja yang ada tidak memadai
6. Kurang ditaatinya peraturan-peraturan, pedoman kerja, perundang-undangan
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
7. Fungsi-fungsi manajemen tidak berfungsi dengan baik
8. Lemahnya metode, sistem prosedur kerja yang ada
9. Supervisi, pengawasan melekat tidak berfungsi
10. Adanya pengaruh faktor-faktor eksternal seperti masalah politik, moneter
geografis dan lain-lain yang diluar jangkauan manajemen untuk mengaturnya
Dengan demikian di dalam manajemen audit tersebut auditor akan membantu
manajemen dalam menyampaikan rekomendasinya yang konstruktif dan protektif
untuk mengatasi masalah-masalah di atas
5
Proses pengolahan catatan
Evaluasi catatan/laporan keuangan
keuangan guna membantu
Definisi untuk memastikan keandalan dan
perusahaan dalam menyusun
keabsahannya..
laporan keuangan.
Standar SA (Standar Auditing) atau Standar
PSAK - IFRS
Penerapan Profesi Akuntan Publik (SPAP)
Menghasilkan sebuah opini audit
Memberikan pandangan yang
guna memverifikasi bahwa sebuah
akurat dan wajar atas laporan
Tujuan laporan keuangan sudah disusun
keuangan kepada berbagai
dengan benar, jujur, dan sesuai
pengguna.
dengan standar yang berlaku.
akuntansi keuangan
akuntansi manajerial
Jenis dan audit internal
akuntansi biaya
Cakupan audit eksternal.
akuntansi syariah, dan
akuntansi pemerintah.
Yang
pemegang pembukuan
melakukan auditor berikut timnya.
(bookkeeper) dan akuntan
pekerjaan
Keterampila pengetahuan tentang pengetahuan tentang standar
n yang standar akuntansi audit dan akuntansi
dibutuhkan kemampuan untuk memiliki kemampuan
mengambil keputusan analisis
yang tepat waktu dan memiliki pemahaman akan
terukur kerangka kerja akuntansi
kemampuan dalam organisasi
menyeimbangkan risiko mampu mengidentifikasi
pemahaman akan mode area risiko
pendapatan yang berbeda- mampu menginterpretasikan
beda laporan keuangan dan
kemampuan untuk pengaruh transaksinya
menafsirkan laporan terhadap perusahaan.
keuangan, memberikan
6
saran berharga
berdasarkan pengalaman
dan pengetahuan
Bertanggung jawab dalam
Tingkat tanggung jawab auditor
menyajikan pandangan yang
lebih tinggi dari akuntan sebab
Level benar dan adil tentang posisi
laporan yang dikeluarkan oleh
Tanggung keuangan perusahaan kepada
auditor merupakan verifikasi dari
Jawab pihak-pihak yang kepentingan,
pekerjaan yang dilakukan oleh
seperti pemilik dan pemegang
akuntan.
saham.
Titik awal pengerjaan akuntansi
adalah pembukuan, yakni Pekerjaan audit baru dapat dimulai
Titik Awal mengelola catatan urusan setelah laporan keuangan sudah
keuangan perusahaan guna selesai disuruh oleh akuntan.
menyiapkan laporan keuangan.
Akuntansi adalah kegiatan yang
“selalu” berlangsung. Laporan Untuk audit, periode pengerjaannya
keuangan memang dapat dapat disesuaikan dengan keinginan
disiapkan secara triwulan bahkan dan kebutuhan perusahaan. Sebagian
Periode tahunan, tetapi pencatatan entri besar ada yang memilih audit
jurnal dan fungsi akuntansi tahunan, tetapi ada juga yang
lainnya merupakan proses yang memilih untuk melakukan audit
berkelanjutan dan dilakukan triwulanan.
terus-menerus.
C. Jenis-jenis audit
1. Opini Penolakan (Disclaimer Opinion)
Jenis opini ini merupakan bentuk penolakan untuk memberikan pendapat atas
ikhtisar keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pemicunya dapat berupa adanya
pembatasan luas pemeriksaan atau adanya ketidakpastian tentang kuantitas suatu
perkiraan.
2. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
7
Pendapat yang diberikan auditor dalam menyatakan ketidaksetujuannya atas
ikhtisar keuangan oleh pihak manajemen dapat diklasifikasikan kedalam opini
tidak wajar. Hal ini dapat disebabkan oleh keyakinan auditor bahwa ikhtisar
keuangan yang ada sebenar-benarnya tidak layak.
3. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Jenis opini ini diberikan oleh auditor tanpa suatu keberatan apapun atas
ikhtisar keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Laporan ini dibuat jika
terdapat keadaan, seperti:
a. Seluruh bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul dan tercukupi
b. Telah mengikuti standar umum yang telah berlaku
c. Auditor telah menjalankan tugasnya, sehingga memungkinkan untuk bisa
memastikan kinerja lapangan telah berjalan sesuai ketentuan.
d. Laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara
umum di Indonesia dan ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan
sebelumnya.
e. Tidak adanya ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties)
tentang perkembangan kedepan yang belum bisa diprediksi sebelumnya atau
dipecahkan secara memuaskan.
8
b. Meningkatkan ketelitian dan keberanan akuntasi
c. Meningkatkan efisiensi dalam operasi
d. Menjaga agar tidak ada hal yang menyimpang dari kebijaksanaan perusahaan
(Abdul Nasser Hasibuan. 2020).
3. Batasan - Batasan Sistem Pengendalian Internal
Pendapat Boyton et al. (2002:376) mengidentifikasi batasan yang melekat
pada pengendalian internal yaitu:
a. Kesalahan dalam mempertimbangkan
Terkadang manajemen dan personel lainnya melakukan pertimbangan
buruk dalam membuat keputusan dalam melaksanakan tugas rutin.
1) Gangguan
Gangguan dapat terjadi ketika personel salah memahami instruksi atau
akhirnya mengakibatkan suatu kecerobohan, kebingungan, atau
kelelahan.
2) Kolusi
Individu yang bertindak sama,seperti karyawan yang melaksanakan
suatu pengendalian penting bertindak bersama dengan karyawan yang
lain.
3) Pengabaian Oleh Manajemen
Manajemen dapat mengakibatkan kebijakan atau prosedur praktik
pengabaian termasuk membuat penyajian yang salah seperti menerbitkan
dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi penjualan fiktif.
4) Biaya lawan manfaat
Biaya pengendalian internal seharusnya tidak melebihi manfaat yang
diharapkan untuk diperoleh (Abdul Nasser Hasibuan.2020).
4. Pihak Yang Bertanggung Jawab Terhadap Pengendalian
Adapun yang termasuk dalam pihak yang bertanggung jawab terhadap
pengendalian internal diantaranya adalah:
a. Manajemen
Memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan
secara efektif pengendalian internal organisasinya.
b. Dewan Komisaris atau Komite Audit
Memiliki tanggung jawab untuk menentukan memenuhi tugas serta
mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian internal.
9
c. Auditor Internal
Memiliki tanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau
tidak pengendalian internal serta membuat rekomendasi peningkatannya.
d. Personel Lain Entitas
Memiliki tanggung jawab semua personel lain yang menyediakan atau
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh pengendalian internal harus
tetap dikomunikasikan dengan baik.
e. Auditor Independen
Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian internal adalah
badan pengatur,seperti Bank Indonesia dan Bapepam (Abdul Nasser
Hasibuan.2020).
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
11
DAFTAR KEPUSTAKAAN
12