Etika Akademik Dan Tata Krama
Etika Akademik Dan Tata Krama
Etika Akademik Dan Tata Krama
&
TATA KRAMA
CIVITAS AKADEMIK
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER
CIPTA KARYA INFORMATIKA
2015
ALAMAT
Etika Akademik dan Tata Krama Sivitas Akademika dalam Penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika ini merupakan
pedoman tertulis yang dibuat di lingkungan kampus STIKOMCKI. Sebelum ini masalah-
masalah etika dan tata krama ditangani berdasarkan musyawarah tanpa dasar tertulis.
Perumusan Etika Akademik dan Tata Krama ini dilakukan oleh satu tim yang dibentuk oleh
Senat Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika Jakarta, berdasarkan hasil
telaah beberapa kode etik profesi, serta peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Etika Akademik dan Tata Krama ini merupakan pedoman bagi sivitas akademika Sekolah
Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika dalam kehidupan akademik, baik pimpinan
akademik, dosen, karyawan fungsional akademik, maupun mahasiswa.
Manusia baik sebagai makhluk Tuhan maupun sebagai warga masyarakat selalu memiliki dua
sisi yang melekat pada dirinya, yaitu hak dan kewajiban. Demikian juga halnya dengan sivitas
akademika dari sebuah perguruan tinggi. Dalam hal ini yang dimaksud perguruan tinggi
adalah Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika Jakarta, dengan sivitas
akademika perguruan tinggi yang terdiri atas pimpinan akademik, dosen, mahasiswa, adalah
sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sivitas akademika dalam
pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat), serta kewajiban moral dan integritas diri dan kelembagaan
terhadap pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi baik di dalam perguruan tinggi maupun di
tingkat masyarakat (ilmiah). Hak adalah sesuatu yang seharusnya diperoleh sivitas akademika
akibat keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat kenyataan bahwa setiap individu memiliki sistem
nilai, watak, keinginan, konsepsi yang berbeda-beda dalam mempersepsi pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, demi tercapainya visi, misi, dan tujuan Sekolah
Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika secara maksimal diperlukan adanya sistem
pengelolaan yang jelas, dipahami, dan dilaksanakan oleh segenap sivitas akademika yang
bersangkutan. Sistem pengelolaan yang jelas inilah yang merupakan landasan agar dicapainya
kemajuan-kemajuan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika yang terus
menerus dan berkesinambungan, sesuai dengan derap kemajuan jaman. Adapun salah satu
faktor yang sangat penting dalam sistem pengelolaan tersebut adalah adanya pedoman atau
panduan yang jelas yang mengatur hubungan sivitas akademika melalui apa yang harus
dilakukan dan apa yang seyogyanya tidak dilakukan. Sarana tersebut disusun dalam buku
panduan yang berisi rumusan hak, tugas (kewajiban) dan tanggung jawab, tindakan yang
seyogyanya dilakukan dan tidak dilakukan, segala bentuk penghargaan terhadap prestasi dan
kreativitas sivitas akademika, serta sanksi. Panduan atau pedoman bagi sivitas akademika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika ini disebut Etika Akademik dan Tata
Krama (code of conduct), disingkat Etika Akademik. Ruang lingkup berlakunya Etika
Akademik meliputi pimpinan akademik, dosen, mahasiswa, dan karyawan fungsional, yang
statusnya sedang melaksanakan peran, fungsi, tugas, dan tanggung jawab pada kedudukan
tersebut, bukan statusnya sebagai human being (manusia).
Etika akademik adalah “tata nilai” dan “kumpulan asas atau nilai moral yang berhubungan
dengan baik-buruk atau benar-salah” dalam kaitannya dengan peran, fungsi, dan tugas, serta
hak dan kewajiban sivitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya
Informatika. Etika Akademika diwujudkan dalam bentuk norma-norma akademik, yang
berupa aturan atau ketentuan yang mengikat sivitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu
Komputer Cipta Karya Informatika.
Terkait dengan Etika Akademik adalah “tata krama” atau “code of conduct” yang memadu
sivitas akademika dalam melaksanakan semua tugas dan kewajibannya.
Etika akademik pimpinan akademik berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab pimpinan
pada semua tingkatan unit kerja (lihat tugas dan tanggung jawab pimpinan akademik).
Pimpinan yang melanggar norma berarti melanggar etika, dengan demikian akan memperoleh
sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh pimpinan tersebut (lihat sanksi
terhadap pimpinan).
Etika akademik dosen berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab dosen dalam
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi (lihat tugas dan tanggung jawab dosen). Dosen
yang melanggar norma berarti melanggar etika, dengan demikian akan memperoleh sanksi
sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan dosen tersebut (lihat sanksi terhadap
dosen).
Etika akademik karyawan fungsional, yaitu pustakawan, laboran, dan teknisi akademik
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab karyawan fungsional, yakni masing-masing
memberikan pelayanan teknis, melakukan tugas, dan meningkatkan kemampuan profesional
sesuai dengan tuntutan perkembangna ilmu. Tugas dan tanggung jawab serta pelanggaran dan
sanksi diatur khusus di dalam etika akademik karyawan fungsional.
Etika akademik mahasiswa menyangkut eksistensi mahasiswa dalam totalitas peran, fungsi,
dan kedudukannya sebagai sivitas akademika, dan sebagai unsur bangsa yang terpelajar dan
warga negara yang baik. Pembinaan mahasiwa di lingkungan perguruan tinggi secara
keseluruhan berkaitan erat dengan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Kegiatan-
kegiatan mahasiswa dapat dibedakan atas kategori: kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler yang bersifat wajib dihargai dengan SKS tertentu,
sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dianggap sebagai kegiatan non-SKS. Etika akademik
mahasiswa berhubungan dengan setiap kegiatan tersebut yang diatur melalui norma tugas dan
tanggung jawab mahasiswa. Demikian juga pelanggaran etika akademik mahasiswa diatur
khusus berhubungan dengan kegiatan-kegiatan akademik mahasiswa yang bertumpu pada
pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Sehubungan dengan pemahaman tersebut, panduan etika akademik ini terdiri dari :
1. Bab I yang berisi pengertian etika, norma, hak dan kewajiban sivitas akademika Sekolah
Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
2. Bab II berisi tugas dan tanggung jawab pimpinan akademik, dosen, karyawan fungsional,
dan mahasiswa.
3. Bab III berisi tindakan yang melanggar etika akademik.
5. Bab V berisi pelaksanaan penghargaan dan sanksi serta kelembagaan yang bertanggung
jawab.
BAB II
A. Pimpinan Akademik
Tugas dan tanggung jawab pimpinan akademik pada setiap tingkatan / unit kerja adalah
sebagai berikut:
1) Menjadi teladan dan panutan bagi dosen, karyawan, dan mahasiswa baik dalam
perilaku maupun dalam kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni dalam disiplin ilmu masing-masing
2) Menjaga etika dan moral akademik seperti kejujuran, keadilan, transparan, dan
kesatuan.
3) Menentukan perkembangan unit kerja yang dipimpinnya dengan berpedoman
kepada visi dan misi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika. Arah
perkembangan ini harus disusun dengan memperhatikan pendapat-pendapat sejawat
terkait dan dengan semangat kerja yang bersifat akademik.
4) Memimpin dan memperlakukan seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa secara
adil dan bijaksana dengan memperhatikan norma peraturan yang berlaku serta
memperhatikan kinerja masing-masing.
5) Memimpin dan memotivasi sumber daya manusia yang berada di bawah
kepemimpinannya baik dosen, karyawan maupun mahasiswa, sehingga mereka
tergugah, baik untuk melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing dengan
penuh rasa tanggung jawab, maupun untuk mengembangkan kemampuan diri
masing-masing dengan sebaik-baiknya.
6) Memanfaatkan sumber daya keuangan dan peralatan yang dipercayakan kepadanya
dengan sebaik-baiknya, sehingga berdaya guna dan berhasil guna untuk lembaga/
unit kerja yang dipimpinannya.
7) Menjadi penghubung dan jembatan antara bawahannya dengan lembaga-lembaga
lain baik di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika
maupun di luar sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
8) Membina hubungan kerja sama yang baik antara lembaga / unit kerja yang
dipimpinnya dengan lembaga / unit kerja lain baik di lingkungan Sekolah Tinggi
Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika sendiri maupun di luar Kampus.
B. Dosen
Seorang dosen harus melaksanakan tugas dalam penuh rasa tanggung jawab, tidak
hanya berkewajiban memberi kuliah dan menguji mahasiswa, dan pekerjaan sejenisnya,
akan tetapi seorang dosen harus menjadi teladan bagi peserta didiknya baik dalam
membina, mengembangkan, mendeseminasikan hasil penelitiannya, mengamalkan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan akademiknya, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatannya.
Seorang dosen mengemban tugas-tugas sebagai berikut:
1) Memberi kuliah / tutorial dengan ketentuan 1 SKS meliputi tatap muka, pemberian
tugas terstruktur tak terjadwal dan kegiatan mahasiswa secara mandiri.
2) Memberi soal ujian, kuis, dan sebagainya, dan memberikan penilaian terhadap hasil
ujian tersebut dalam jangka waktu yang ditetapkan.
3) Melakukan pengembangan ilmu dan teknologi secara berkesinambungan dan
sebagai kegiatan yang terkait serta sesuai dengan bidangnya.
4) Mengawasi dan menghadiri secara pribadi (in person) pelaksanaan ujian, baik di
kelas maupun dalam ujian sidang akhir dan seminar.
5) Memantau kehadiran mahasiswa.
6) Membimbing mahasiswa dalam melakukan penelitian sesuai dengan jenjang
pendidikannya, baik di laboratorium maupun di lapangan.
7) Menjadi dosen wali.
8) Membimbing dosen muda (untuk dosen senior).
Tanggung jawab dan tugas dosen ini tidak lepas dari Tridharma Perguruan Tinggi yang
dapat dijabarkan melalui tugas dan tanggungjawab akademik bidang pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Tugas dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut:
1) Menyampaikan dalam bidang pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut:
2) Mempersiapkan kuliah sebaik-baiknya, termasuk SAP, silabus, dan bahan-bahan
kuliah lainnya.
3) Mengadakan kesepakatan pada awal kuliah mengenai tugas-tugas yang harus
dilakukan mahasiswa maupun sistem yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
mahasiswa.
4) Memulai dan mengakhiri kuliah sesuai dengan waktu yang ditentukan (kalender
akademik).
5) Melaksanakan dan mengawasi secara pribadi (in person) ujian-ujian secara
terencana, baik ujian di kelas maupun ujian seminar atau ujian sidang akhir.
6) Memberikan penilaian yang adil, jujur, dan transparan kepada karya dan kinerja
mahasiswa sesuai dengan norma yang telah disepakati pada awal kuliah.
7) Mengusahakan terwujudnya partisipasi aktif mahasiswa dalam mengikuti kuliah.
8) Mendorong mahasiswa untuk membuat kelompok-kelompok studi dan atau diskusi
sedapat mungkin dengan pembinaan dosen pengasuh mata kuliah atau pembimbing
skripsi.
9) Membimbing mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang sesuai dengan mereka.
10) Menyampaikan ilmu pengetahuan tanpa mendiskreditkan staf pengajar yang lain dan
merendahkan mahasiswa.
11) Mangawasi dan mengarahkan agar semua karya mahasiswa adalah hasil karya
mereka sendiri, bebas dari unsur-unsur plagiat.
12) Merahasiakan masalah-masalah pribadi dan keluarga mahasiswa yang disampaikan
baik pada kesempatan bimbingan maupun pada kesempatan lainnya.
13) Mendorong mahasiswa agar mencintai dan mengamalkan ilmu pengetahuan.
14) Mendidik dan mengajar mahasiswa agar menjadi manusia yang berilmu
pengetahuan dan menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap keselamatan
masyarakat, bangsa, negara, serta kemanusiaan.
15) Mendidik dan menyadarkan mahasiswa agar berpegang teguh kepada nilai-nilai
kejujuran, keadilan, dan kebenaran.
Penelitian adalah usaha kreatif yang dijalankan secara sistematis baik dalam rangka
menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta produk berupa fisik maupun
non fisik (konsep-konsep, teori baru) maupun dalam pengalaman ilmu pengetahuan
demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dosen dalam bidang penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun program penelitian berkelanjutan yang diwajibkan kepada dosen
senior dalam bidangnya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi yang mampu
menghasilkan produk baru, baik fisik maupun non fisik (konsep, teori, gagasan
baru dan lain-lain) bagi kepentingan pengembangan ilmu dan pengembangan
proses belajar mengajar, serta bagi kepentingan pengabdian kepada masyarakat.
2) Melaksanakan dan melibatkan diri secara berkelanjutan dalam bidang penelitian
baik yang bersifat monodisiplin maupun yang bersifat multidisplin.
3) Membentuk dan mengusahakan diri terlibat dalam berbagai kelompok peneliti
baik di lingkungan kampus / lembanga lain di dalam dan luar negeri.
4) Mengharumkan nama Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika
melalui penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dengan cara
mempublikasikan hasil penelitian dalam majalah/ jurnal ilmiah yang bertaraf
nasional dan internasional.
5) Memupuk budaya meneliti di antara sejawat terutama dosen muda.
6) Memanfaatkan semua hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh staf
pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika dan non
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
7) Membimbing mahasiswa agar karya tulisnya memenuhi kriteria yang dapat
dipertanggungjawabkan.
C. Karyawan Fungsional
a. Pustakawan
b. Laboran
c. Teknisi Akademik
D. Mahasiswa
1. Kegiatan Intrakurikuler
A. Pimpinan Akademik
Seorang pimpinan akademik dianggap melanggar etika akademik bila melakukan hal-
hal sebagai berikut:
1) Melalaikan/ tidak melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya secara
bertanggungjawab.
2) Menggunakan kedudukan sebagai pimpinan untuk kepentingan pribadi atau
golongan.
3) Melalaikan/ tidak melaksanakan secara sungguh-sungguh hasil keputusan instansi/
atasan/ lembaga yang berwenang untuk itu.
4) Mencerminkan sikap diskriminatif yang menguntungkan diri sendiri atau suatu
pihak yang dapat menimbulkan kegelisahan atau rasa tidak puas dari pihak lain.
5) Menghalang-halangi dosen atau karyawan untuk mendapat promosi yang menjadi
haknya tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6) Melalaikan / tidak menyampaikan atau terlambat menyampaikan informasi kepada
dosen dan atau karyawan, sehingga merugikan yang bersangkutan.
B. Dosen
b. Publikasi
C. Karyawan Fungsional
Tindakan dan perilaku yang melanggar etika akademik bagi karyawan fungsional
meliputi yang umum dan khusus. Tindakan dan perilaku yang melanggar etika akademik
secara umum bila karyawan fungsional melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Melalaikan/ tidak melaksanakan tugas dengan tekun/ serius.
2) Melalaikan/ tidak berupaya meningkatkan kemampuan kerja/ profesionalisme.
3) Melakukan tindakan yang tidak santun atau berperilaku tidak senonoh dalam
melakukan pelayanan akademik.
4) Mencerminkan perilaku pilih kasih dalam melaksanakan tugas pelayanan akademik.
5) Meminta imbalan dalam pelaksanaan tugas pelayanan akademik.
Tindakan dan perilaku yang melanggar etika akademik secara khusus bila karyawan
fungsional melakukan hal-hal berikut:
a. Pustakawan
1) Melalaikan/ tidak menjaga keberadaan dan keutuhan benda-benda pustaka.
2) Melalaikan/ tidak bersedia melaksanakan/ memberikan layanan perpustakaan
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3) Melalaikan/ tidak memberikan sanksi kepada pelanggar ketentuan/ tata tertib
pelayanan jasa perpustakaan.
b. Laboran
1) Melalaikan kebersihan dan kerapihan ruang laboratorium.
2) Melalaikan keberadaan, keutuhan, dan kebersihan alat-alat laboratorium.
3) Melalaikan/ tidak menyiapkan bahan-bahan dan peralatan keperluan
praktikum/ penelitian.
4) Melalaikan/ tidak membantu pelaksanaan praktikum/ penelitian.
5) Melalaikan/ tidak melayani peminjaman alat-alat praktikum/ penelitian tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6) Membocorkan atau memberikan soal ujian yang akan diujikan.
7) Melalaikan/ tidak membantu keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Teknisi Akademik
1) Melalaikan keberadaan, keutuhan, kebersihan, dan kesiapan pakaian/ alat sumber
belajar yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Melalaikan/ tidak melayani peminjaman/ pemakaian alat sumber belajar tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3) Melalaikan/ tidak mengawasi dan membantu dalam pengoperasian alat sumber
belajar.
4) Membocorkan atau memberitahukan soal ujian yang akan diujikan.
D. Mahasiswa
Tindakan dan perilaku yang melanggar etika akademik bagi mahasiswa meliputi
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Keduanya berhubungan dengan pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
penulisan karya ilmiah serta pengabdian kepada masyarakat.
1. Kegiatan Intrakurikuler
A. Pemberian Penghargaan
Penghargaan atau award diberikan kepada sivitas akademika atas dasar prestasi kerja,
hasil kerja (kinerja), dan usaha yang membawa harum nama almamater, atau
pengalaman kerja yang ditempuh tanpa cacat/ cela selama 10, 20, 30 tahun atau lebih.
Penghargaan dapat berupa kata-kata (lisan), pemberian sertifikat, piagam, dan atau
berbentuk barang.
Jenis Penghargaan
Jenis penghargaan yang diberikan bergantung kepada berbagai kriteria, antara lain jenis
pengabdian, prestasi, jasa, dan bentuk lain yang sangat menguntungkan bagi kemajuan
institusi. Jenis penghargaan dapat berupa:
1) Pujian secara lisan;
2) Ucapan terima kasih;
3) Sertifikat keberhasilan;
4) Surat penghargaan;
5) Hadiah berupa barang/uang/cindera mata;
6) Peningkatan fasilitas;
7) Pembebasan SPP;
8) Pengiriman ke luar negeri;
9) Pemberian Doktor Honoris Causa dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya
Informatika;
10) Peloncatan jabatan fungsional untuk dosen;
11) Publisitas.
B. Pemberian Sanksi
Sanksi diberikan kepada sivitas akademika atas dasar pelanggaran terhadap Etika
Akadmik dan Tata Krama Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, yang dapat
membawa dampak negatif terhadap kinerja Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya
Informatika dan yang dapat membawa gambaran (image) buruk tentang Sekolah Tinggi
Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika di mata masyarakat luas.
1. Jenis Sanksi
Jenis sanksi yang dijatuhkan bergantung kepada berbagai kriteria antara lain jenis
pelanggaran, berat-ringannya, dan fakta-fakta lain. Jenis sanksi dapat berupa:
1) teguran langsung oleh ketua program studi / sekolah tinggi;
2) peringatan ringan secara tertulis;
3) peringatan sedang secara tertulis;
4) peringatan keras secara tertulis;
5) penonaktifan tugas selama jangka waktu tertentu;
6) usulan untuk mengundurkan diri dari sivitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu
Komputer Cipta Karya Informatika.
7) Pengumuman semua tingkat sanksi secara lisan atau tertulis kepada publik,
bergantung kepada berat ringannya pelanggaran.
a. Sanksi Pimpinan Akademik
Jenis sanksi untuk pimpinan akademik dapat berupa:
1) Pimpinan akademik yang melanggar etika dapat diberi peringatan baik
lisan maupun tertulis oleh atasannya atau lembaga normatif institusi.
2) Unsur pimpinan yang sudah mendapat peringatan lisan/ tertulis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, tetapi mengulangi perbuatannya, dapat
diberhentikan dari jabatannya oleh pejabat yang mengangkatnya atas usul
atasan langsung atau lembaga normatif yang terkait.
3) Seorang pejabat yang dipilih atas usul lembaga normatif bila benar-benar
melanggar etika akademik dan tidak memperhatikan teguran-teguran dari
pejabat atau lembaga yang berwenang dapat diberhentikan oleh pejabat
yang mengangkatnya atas usul tertulis dari badan normatif.
b. Sanksi Dosen
Jenis sanksi untuk dosen dapat berupa:
1) tidak boleh membimbing untuk waktu tertentu jenjang pendidikan S1;
2) tidak boleh mengajar untuk waktu tertentu di semua jenjang pendidikan;
3) tidak boleh menguji untuk waktu tertentu di semua jenjang pendidikan;
4) tidak diusulkan untuk naik jabatan fungsional/ pangkat/ golongan untuk
waktu tertentu atau diturunkan pangkatnya;
5) diusulkan diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri;
6) diusulkan diberhentikan tidak dengan hormat.
c. Sanksi Karyawan Fungsional
Jenis sanksi untuk karyawan fungsional dapat berupa:
1) dipindahkan menjadi karyawan biasa;
2) ditangguhkan kenaikan pangkatnya/ golongannya;
3) diturunkan pangkatnya/golongannya;
4) diberhentikan dengan hormat;
5) diberhentikan dengan tidak hormat.
d. Sanksi Mahasiswa
Jenis sanksi untuk mahasiswa dapat berupa:
1) tidak boleh mengikuti kuliah dan ujian untuk beberapa mata kuliah/
seluruhnya;
2) dianjurkan untuk pindah ke perguruan tinggi lain;
3) diputus-studikan (drop out).
2. Lama Sanksi
Lamanya suatu sanksi bergantung kepada jenis sanksi/ berat ringannya dan jenis
pelanggaran dan/ atau pertimbangan-pertimbangan lainnya.
3. Pernyataan Keberatan
4. Rehabilitasi
Setiap sivitas akademika berhak mendapat penghargan bila berprestasi dan membawa
nama baik jurusan/institusi. Dalam hal pemberian penghargaan akan dilibatkan pihak
yang berwenang memberi penghargaan dan proses pemberian penghargaan.