RPS 6 La Ode Muharam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA PROFESI

“ ETIKA AKADEMISI“

Disusun Oleh :

Nama : LA ODE MUHARAM


Nim : 19 630 048
Kelas: B

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAU BAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang mahaesa. Karena


berkat limpahan rahmat,karunia dan hidayah-Nya sehinga penulisan
makalah yang berjudul “Etika Akademisi” ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini adalah bentuk tugas yang diberikan dosen dan
sekaligus bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca
khususnya mahasiswa Teknik Sipil.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat beberapa kekurangan, yang luput dari pengamatan dan
pemahaman baik dalam penyajian materi maupun metode penulisannya.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangatlah di harapkan untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan ................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Penalaran...............................................................................
B. Definisi dan Pembagian Materi Logika..............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Masyarakat akademik dicirikan salah satunya oleh ketertarikannya
terhadap etika akademik yang berlaku secara universal, seperti kejujuran,
keterbukaan, obyektivitas, kemauan untuk belajar dan berkembang serta
saling menghormati dan tidak berlaku diskriminatif. Masyarakat kampus
merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat akademis. Oleh
sebab itu seluruh komponen civitas akademika semestinya memahami
dengan benar dan merasa terkait dengan Etika Akademik tersebut.
Keterkaitan terhadap etika akademik harus tercermin pada setiap aspek
kegiatan akademik, seperti perkuliahan, penelitian, penulisan dan
publikasi, penggunaan gelar akademis dan sebagainya. Dengan demikian
dipandang perlu untuk menjelaskan bagaimana Etika Akademik
merupakan tersebut diterapkan secara spesifik dalam berbagai kegiatan
akademik maupun kegiatan kampus lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika?
2. Apa itu etika akademik?

C. Tujuan
1. Menegerti dan memahami yang di maksud dengan etika
2. Mengerti dan memahami apa itu etika akademik
.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Etika
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
ata “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Menurut Ki Hajar
Dewantara (1962) Etika adalah “Ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan
keburukan) di dalam hidup manusia, teristimewa yang mengenai gerak gerik
fikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai
mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan”.
Etika menurut Zubair (1992) dapat dijabarkan menjadi tiga aspek,
yaitu aspek historis, aspek deskriptif, dan aspek normatif.

B. Etika Akademik
Masyarakat akademik dicirikan salah satunya oleh ketertarikannya
terhadap etika akademik yang berlaku secara universal, seperti kejujuran,
keterbukaan, obyektivitas, kemauan untuk belajar dan berkembang serta
saling menghormati dan tidak berlaku diskriminatif. Masyarakat kampus
merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat akademis. Oleh sebab
itu seluruh komponen civitas akademika semestinya memahami dengan benar
dan merasa terkait dengan Etika Akademik tersebut. Keterkaitan terhadap
etika akademik harus tercermin pada setiap aspek kegiatan akademik, seperti
perkuliahan, penelitian, penulisan dan publikasi, penggunaan gelar akademis
dan sebagainya.
Dengan demikian dipandang perlu untuk menjelaskan bagaimana
Etika Akademik merupakan tersebut diterapkan secara spesifik dalam
berbagai kegiatan akademik maupun kegiatan kampus lainnya. Tindakan
yang melangggar etika akademik maupun kegiatan kampus lainnya. Tindakan
yang melanggar Etika Akademik merupakan tindakan tidak etis atau
pelanggaran akademik.
Aktivitas yang termasuk dalam kategori tindakan tidak etis dan atau
pelanggaran akademik merupakan perbuatan terlarang, antara lain adalah (1)
penyontekan/kecurangan dalam ujian /cheating, (2) plagiat, (3) perjokian, (4)
pemalsuan, (5) penyuapan, (6) tindakan diskriminatif, dan sejenisnya.

Penyontekan/kecurangan dalam ujian (cheating)


Penyontekan yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidka sadar yang
dilakukan seorang peserta ujian yang dapat mencakup (1) mencontoh hasil
kerja milik peserta ujian lain, dan (2) menggunakan atau mencoba
menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat bantuan studi lainnya yang
tidak diijinkan dalam ujian atau tanpa ijin dari dosen yang berkepentingan.

Plagiat, Bentuk tindakan plagiat antara lain mengambil


gagasan/pendapat/hasil temuan orang lain baik sebagian atau seluruhnya
tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara jujur.
Perjokian, Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak,
menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk
kepentingan orang lain, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri
dalam kegiatan akademik.
Pemalsuan, Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan
kegiatan dengan sengaja atau tanpa ijin yang berwenang mengganti, meniru
atau mengubah/memalsukan sesuatu untuk mendapatkan pengakuan sebagai
sesuatu yang asli, misalnya mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan
nama, tanda tangan, nilai atau tugas-tugas, praktikum, transkrip akademik,
ijasah, stempel, kartu tanda mahasiswa, gelar akademik, dan keterangan atau
laporan dalam lingkup kegiatan akademik maupun non akademik, serta
memberikan keterangan atau kesaksian palsu.
Tindakan Suap Menyuap, Memberikan ataupun menerima imbalan
uang, barang atau bentuk lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan tertentu secara tidak sah baik bagi penerima maupun pemberi.
Tindakan lain yang termasuk dalam kategori ini adalah usaha untuk
mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain baik dengan cara
membujuk, memberi hadiah atau berupa ancaman dengan maksud
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.
Tindakan Diskriminatif. Membedakan perlakuan terhadap seseorang
yang berkepentingan dalam kegiatan akademik yang didasarkan pada
pertimbagan faktor gender, agama, suku, ras, status social, dan fisik seseorang
sehingga menimbulkan kerugian pada orang tersebut.
Lainnya. Berbagai tindakan lain yang merupakan perbuatan terlarang
dan dapat memiliki implikasi pada sanksi akademik antara lain (1) Menyobek
halaman buku perpustakaan atau mengambil tanpa hak buku atau peralatan
pembelajaran, merusak atau menghilangkan alat atau bahan laboratorium dan
sarana-sarana pendidikan lainnya, dan (2) Tindakan-tindakan lain yang
merendahkan martabat masyarakat akademik, misalnya mengkonsumsi
narkoba dan miras, melakukan tindakan asusila, dan sejenisnya

Sanksi Pelanggaran Etika Akademik


Semua komponen civitas akademika yang terbukti melanggar etika
akademik akan dikenakan sanksi secara bertingkat sesuai dengan berat
ringannya pelanggaran akademik. Secara umum sanksi akademik dapat
berupa salah satu atau lebih dari beberapa sanksi berikut:
 Peringatan keras secara lisan dan/atau tertulis
 Pengurangan nilai ujian bagi matakuliah atau kegiatan akademik yang
bersangkutan
 Dinyatakan tidak lulus ujian (digugurkan) matakuliah atau kegiatan
akademik bersangkutan
 Digugurkan seluruh matakuliah yang ditempuh pada semester yang
bersangkutan
 Skorsing (dicabut status kemahasiswaannya untuk sementara)
 Pemecatan atau dikeluarkan (dicabut status kemahasiswaannya)
 Dicabut gelar akademik yang telah diperoleh
Tata Tertib
 Di Ruang Administrasi/Kantor
Bagi mahasiswa yang mengurus administrasi diharuskan:
a. Berpakaian sopan dan rapi (tidak memakai kaos oblong dan /atau
sandal)
b. Membawa KTM yang berlaku
c. Tidak merokok, makan dan minum di dalam ruang
administrasi/kantor.

Bagi mahasiswa yang melanggar tata tertib di atas tidak akan


dilayani urusan administrasinya.
 Perkuliahan
Mahasiswa diperbolehkan mengikuti kuliah jika:
a) Berpakaian sopan dan rapi (tidak memakai kaos oblong
dan/atau sandal).
b) Tidak merokok, makan dan minum.
c) Tidak melakukan pembicaraan yang mengganggu perkuliahan
(termasuk menggunakan Handphone, pager, dsb)
d) Tidak membuat kegaduhan.
e) Tidak mengotori ruang kuliah (corat-coret, membuang
sampah, dsb)
f) Namanya tercantum dalam presensi yang sudah resmi.
.
1. Landasan Etika Akademik

Sikap akademik dipengaruhi oleh tingkat penguasaan ilmu dan


luasnya wawasan seseorang. Semakin tinggi tingkat keilmuan yang
dimiliki akan semakin baik sikap akademiknya. Sikap akademik demikian
selaras dengan etika akademik yang berlandaskan pada ilmu atau kearifan.
Sebaliknya, rendahnya penguasaan ilmu akan mendorong seseorang
mengikuti nalurinya. Oleh sebab itu, pemahaman tentang filsafat ilmu dan
manfaat mempelajari ilmu, penting bagi anggota masyarakat kampus
termasuk mahasiswa baru.

 Metode Ilmiah

Ilmu pada hakekatnya mencari jawaban yang benar atas berbagai


pertanyaan dan cara menyusun pengetahuan yang benar disebut
epistemologi. Metode ilmiah mencurahkan perhatiannya terhadap fakta-
fakta yang obyektif menggunakan observasi atau eksperimen. Suatu
kesimpulan merupakan hipotesis baru yang akan diuji dengan eksperimen
lebih lanjut.

 Logika

Penarikan kesimpulan merupakan proses berfikir dengan


menggunakan logika atau penalaran. Proses penarikan kesimpulan dalam
metode ilmiah menggunakan logika deduktif dan logika induktif.
Penarikan kesimpulan menggunakan logika diterapkan dalam eksperimen
ilmiah mengacu pada termminologi dan deskrepsinya jelas dan dapat
dimengerti, prosedur dan hasil eksperimennya diuraikan secara tepat,
kesimpulannya didasarkan pada penemuan peneliti lain yang sahih,
kesimpulan tersebut dapat diverivikasi dan akan memberikan kontribusi
bagi penyusunan teori bagi peningkatan pemahaman universal.

 Otoritas

Selain mengandalkan logika, manusia juga dapat mengandalkan pada


otoritas dalam mengembangkan pengetahuannya. Otoritas dapat berupa
penjelasan orang lain yang kredibilitas keilmuannya dapat dipertanggung
jawabkan.

 Intuisi

Selain logika dan otoritas, manusia juga menggunakan intuisi dalam


mencari kebenaran untuk mengambangkan pengetahuannya. Ilmu
dikembangkan dengan logika, otoritas dan intuisi para pakar dibidangnya.

 Ilmu Melandasi Etika

Dalam memecahkan permasalahan hidupnya manusia pasti harus


berinteraksi dengan sesamanya yang menuntut sikap dan etika yang erat
kaitannya dengan kemanusiaan. Ilmu akan mempengaruhi sikap dan etika
yang terwujud dalam perilaku sehari-harinya.

2. Sikap Dan Etika Akademik

 Sikap Akademik

Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian. Akademik


berarti mengandung kearifan dan dilandasi dengan ilmu. Sikap akademik
adalah perbuatan, perilaku, gerak-gerik yang berdasarkan pada pendirian
yang mengandung kearifan dan dilandasi dengan ilmu. Dalam masyarakat
kampus juga dikenal otonomi keilmuan. Dalam UU Nomor 20 tahun
2003 Pasal 24 disebutkan bahwa
Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan.
Seorang civitas akademik memiliki sikap akademik yang meliputi

 Keingintahuan
 Kritis
 Terbuka
 Obyektif
 Tekun dan konsisten
 Berani mempertahankan kebenaran
 Berpandang kedepan
 Independent
 Kreatif

 Etika Akademik

Dalam masyarakat kampus terdiri atas manusia-manusia yang


membentuk sistem sosial yang tentu memiliki kaidah-kaidah baik buruk.
Perbuatan manusia dapat dikelompokan menjadi dua macam berdasarkan
motifnya, perbuatan yang timbul dari motif-nalui dan perbuatan yang
timbiul dari pemikiran yang jernih

Seorang yang beretika akademik dapat digambarkan sebagai berikut:

 Apresiatif
 Agnostik
 Mengakui otoritas
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
ata “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Menurut Ki Hajar
Dewantara (1962) Etika adalah “Ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan
keburukan) di dalam hidup manusia, teristimewa yang mengenai gerak gerik
fikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai
mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan”.
Masyarakat akademik dicirikan salah satunya oleh ketertarikannya
terhadap etika akademik yang berlaku secara universal, seperti kejujuran,
keterbukaan, obyektivitas, kemauan untuk belajar dan berkembang serta
saling menghormati dan tidak berlaku diskriminatif. Masyarakat kampus
merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat akademis. Oleh sebab
itu seluruh komponen civitas akademika semestinya memahami dengan benar
dan merasa terkait dengan Etika Akademik tersebut. Keterkaitan terhadap
etika akademik harus tercermin pada setiap aspek kegiatan akademik, seperti
perkuliahan, penelitian, penulisan dan publikasi, penggunaan gelar akademis
dan sebagainya.

B.  Saran
Didalam makalah ini mahasiswa di haruskan untuk dapat
befikir  dan bernalar menggunakan logika, dan dapat untuk
mengembangkan wawasan dan pikiran nya dalam bernalar , terutama bagi
mahasiswa yang mengambil program studi ilmu hukum.
Kepada pembaca karena isi dalam makalah ini belum sempurna
dan masih memerlukan banyak sumber untuk memperbaikinya dan juga
makalah ini belum  memenuhi apa yang diharapkan oleh penulis  , penulis
menginginkan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan isi laporan
ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://anwarudinfajri.wordpress.com/2014/12/03/ etika-dan-etika-akademik/

https://ie.feb.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/ Etika-Akademik.pdf

Anda mungkin juga menyukai