Sop Suhu Tubuh Dan Antropometri - Kelompok 1 Maternitas-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PERBANDINGAN SOP JURNAL LUAR

Disusun oleh:

Aas Nurhayati (120001)

Adila Nurhikmah (120003)

Apriliani Damayanti (120008)

Dewi Gustini (120012)

Intan Irawati (120020)

Rani Mustika Sari (120024)

Tri Novitara (120043)

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

2022
 Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
 Menimbang BB, Mengukur PB, LK, LLA, LD dan Lingkar Abdomen

SOP Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

TERMOREGULASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh

STANDAR Direktur RSUD Bangil,


PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. AGUNG BASUKI, M.Kes


NIP. 19600504 198902 1 002
Keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas tubuh
pada neonatus dalam mempertahankan lingkungan suhu netral dan
meminimalkan pengeluaran energi.

Tujuan • Suhu normal neonatus 36,5-37,5°C


• Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5°C
• Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5°C
• Lingkungan suhu netral: kondisi lingkungan dimana suhu tubuh
normal dengan pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen minimal.
Mekanisme 1. Produksi panas berasal dari pelepasan norepinefrin yang
menyebabkan metabolisme simpanan lemak coklat dan konsumsi
oksigen serta glukosa, Pada saat lahir, suhu tubuh turun tiba-tiba
dan stres dingin segera terjadi.
2. Kehilangan panas dapat terjadi sedemikian besar sehingga
melebihi kemampuan neonatus untuk memproduksi panas dan
mempertahankan keseimbangan. Cara eonatus kchlangan panas
adalah melalui:
• Evaporasi: Kehilangan panas ke udara ruangan dengan cara
penguapan air dari permukaan kulit yang basah atau selaput mukosa
• Konduksi: kehilangan panas dari molekul tubuh ke molekul suatu
benda yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh. Terjadi
jika neonatus ditempatkan pada permukaan yang dingin dan padat
• Radiasi: Kehilangan panas dalam bentuk gelombang elektronik ke
permukaan benda lain yang tidak bersentuhan langsung dengan
tubuh
• Konveksi: kehilangan panas dari molekul tubuh/kulit ke udara
yang disebabkan perpindahan udara
Semua mekanisme ini dapat menjadi masalah di semua ruang bayi
rumah sakit. ketika udara sangat panas. neonatus dapat memperoleh
panas, khususnya karena radiasi dan konveksi dari sekitarnya
3. Hipotermia
Kondisi yang berkaitan dengan hipotermia
• Lingkungan dingin
• Asuhan neonatus yang tidak benar segera setelah kelahiran
-Pengeringan tidak memadai
-Baju yang tidak memadai
-Pemisahan dari ibu

Etiologi -Prosedur pemanasan yang tidak memadai (sebelum dan selama


transport/pemindahan)
• Bayi sakit dan stres
4. Hipertermia
Kondisi yang berkaitan dengan hipertermia:
• Suhu lingkungan tinggi
• Dehidrasi
• Perdarahan intrakranial
• Infeksi
Tanda dan Gejala 1. Hipotermia
Pengukuran suhu neonatus mungkin tidak dapat mendeteksi
perubahan dini dari stres dingin.
karena neonatus pada awalnya menggunakan simpanan energi
untuk mempertahankan suhu
tubuhnya (suhu sentral). Tanda awal yang mungkin ditemui adaiah:
• Kaki teraba dingin
• Kemampuan mengisap yang lemah atau tidak dapat menyusui
• Letargi dan menangis lemah
• Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi kutis
marmorata atau pletora
• Takipnea dan takikardia
• Tanda lanjut yang mungkin ditemui ketika hipotermia berlanjut:
-Letargi
-Apnea dan bradikardia
-Terdapat risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, asidosis
metabolik. sesak napas, faktor pembekuan abnormal (DIC,
perdarahan intraventrikel, perdarahan pulmonum)
2. Hipertermia
• Kulit hangat yang mungkin terlihat kemerahan atau merah muda
pada awalnya dan kemudian pucat
• Ketidakmampuan neonatus untuk berkeringat dapat merupakan
bagian besar dari masalah yang terjadi
• Pola yang serupa dengan hipotermia mungkin terjadi pada saat
masalah berlanjut: termasuk peningkatan laju metabolik, iritabel,
takikardia, dan takipnea
• Dehidrasi, perdarahan intrakranial, heat stroke, dan kematian
Tatalaksana 1. Pengendalian suhu
Di ruang bersalin:
• Memberikan lingkungan hangat yang bebas dari aliran udara
• Keringkan neonatus segera
• Kontak kulit ibu-bayi segera akan berperan sebagai sumber panas.
Seilmuti ibu dan bayinya
sekaligus atau tutupi dengan kain/baju.
• Tutup kepala neonatus dengan topi
Pemakaian radiant warmer jika tidak mungkin melakukan kontak
kulit dengan kulit (ibu mengalami komplikasi pascanatal)
• Neonatus tidak berpakaian kecuali popok dan diletakkan tepat di
bawah penghangat/radiant warmer
• Probe suhu tubuh harus diletakkan mendatar pada kulit, biasanya
pada abdomen (daerah hipokondrium kanan)
• Suhu servo harus diset pada 36,5°C
• Suhu harus diukur setiap 30 menit atau atas instruksi dokter untuk
menilai bahwa suhu tubuh neonatus dipertahankan dalam kisaran
yang seharusnya
2. Selama perawatan dalam inkubator. penting untuk mengikuti
prosedur ini:
• Memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam asuhan
neonatus dapat menggunakan inkubator dengan benar. memantau
suhu tubuh neonatus, dan menyesuaikan suhu inkubator
untuk mempertahankan lingkungan suhu netral
• Inkubator memerlukan pasokan listrik yang tidak terputus. staf
terlatih untuk pemeliharaan/ perbaikan, tersedianya suku cadang
untuk perbaikan
• Jauhkan inkubator dari jendela tanpa penutup. Suhu ruang bayi
harus memadai dan membuka/menutup inkubator harus
diminimalkan
• Ketika neonatus memerlukan perawatan dalam inkubator penting
untuk mendukung ibu
dan ayah bayi untuk mengunjungi dan menggendong bayinya
sesering mungkin dengan memanfaatkan kontak kulit dengan kulit
agar suhunya stabil.
• Suhu bayi harus dipantau setiap 4 jam atau sesuai instruksi dokter
untuk mempertahankan suhu tubuh 36,5°C-37,5°C
• Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus digunakan
selama asuhan neonatus dan tidak sering membuka pintu inkubator
yang lebih besar
Pengukuran Suhu 1. Suhu aksila
• Keuntungannya mencakup penurunan risiko neonatus, kebersihan
terjaga. dan pengukurannya relatif cepat serta akurat
• Letakkan termometer di tengah aksila dengan lengan ditempelkan
secara lembut tetapi kuat pada sisi tubuh bayi selama sekitar 5
menit
• Kulit pada lokasi ini tidak bereaksi terhadap suhu rendah dengan
vasokonstriksi
• Meskipun suhu sedikit lebih rendah daripada suhu sentral tubuh
sesungguhnya, perubahannya akan sama dengan suhu tubuh
2. Suhu rektum
• Pengukuran suhu tubuh dari rektum merupakan prosedur invasif
dan tidak selalu dapat diandalkan
• Suhu darah yang mengalir dari ekstremitas bawah mempengaruhi
suhu rektum
• Jika terdapat vasokonstriksi perifer dan neonatus memusatkan
sirkulasinya, darah yang dingin dari ke dua tungkai akan secara
bermakna menurunkan suhu rektum yang diukur
Suhu lingkungan
• Setiap kamar harus memiliki termometer dinding
• Jaga suhu lingkungan kamar antara 24-26°C
Edukasi 1. ……………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Tingkat
Evidens I/II/III/IV
Tingkat
Rekomendasi A/B/C
Penelaah 1. ……………………………………………………………………
Kritis 2. ……………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………
Indikator 1. ……………………………………………………………………
Medis 2. ……………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………
Kepustakaan PONEK (Pelatihan ponek termogulasi neonatus hal 91-99)

Lingkungan Usia dan suhu berdasarkan berat badan (BB) dilihat dalam Paket
Suhu Netral Pelatihan Ponek Asuhan Neonatus Esensial.
(NTE)

 Perbandingan SOP
 Link Referensi
https://fdokumen.com/document/sop-termogulasi-neonatus.html
SOP Menimbang BB, Mengukur PB, LK, LLA, LD dan Lingkar Abdomen (SOP
JURNAL LUAR 1 )

 Pengertian
- Menimbang BB →Ukuran antropometri yang menggambarkan jumlah dari
protein, lemak, air dan mineral pada tulang,
- Mengukur PB → Antropometri yang menggambarkan keadan pertumbuhan
skeletal/tulang,
- Mengukur LK → Pengukuran lingkar kepala adalah suatu proses atau
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ukuran lingkar kepala anak
dalam batas
- Mengukur LLA → Kegiatan pengukuran lingkar lengan atas
untuk mengetahui keadaan jaringan otot dan lapisan lemak
bawah kulit
- Mengukur Lingkar Abdomen → Menggambarkan ketebalan lemak
didasar perut
 Tujuan
- Menimbang BB → 1. Untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi
2. Dasar perhitungan obat dan makanan
- Mengukur PB → Untuk menilai pertumbuhan anak melalui perbandingan tinggi
badan berdasarkan usia
- Mengukur LK → 1. Untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas
normal atau diluar batas normal.
2. Pengukuran lingkar kepala anak disesuaikan dengan
umur anak (makrosefal atau mikrosefal).

- Mengukur LLA → 1. Untuk mengetahui hal yang berkaitan


dengan volume otak

2. Agar dapat mendeteksi gangguan


pertumbuhan khususnya gangguan pertumbuhan
ukuran kepaa dan kondisi ubun-ubun anak sangat
penting dilakukan sejak usia dibawah 3 tahun

- Mengukur LD → Sebagai indicator KEP pada bayi

- Mengukur Lingkar Abdomen → Untuk mengetahui ada tidaknya obesitas


sentral sebagai salah satu penyebab penyakit tidak menularMenggambarkan
 Prosedur
Persiapan Pasien

1. Petugas memperkenalkan diri

2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

3. Identifikasi pasien

Persiapan alat

1. Timbangan badan untuk bayi/anak


2. KMS dan alat tulis

3. Pengukur panjang badan untuk bayi/anak (metelin)

4. Alat ukur lingkar kepala.

5. Grafik lingkar kepala.

6. Mettelin / pita pengukur LIDA

7. Alat ukur (pita lila)

8. Infantometer

9. Microtoice

 Pelaksanaan
 Menimbang BB Bayi
1. Lakukan anamnesa untuk memperoleh data bayi maupun orang
tuanya sesuai dengan formulir yang ada
2. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk kering

3. Pasang kain pengalas pada timbangan. Periksa apakah


jarum timbangan menunjukkan angka nol. Bila belum atur
timbangan sebelum digunakan

4. Lepaskan pakaian bayi/anak (pakaian yang digunakan


seringan mungkin)

5. Pada pasien bayi : baringkan bayi diatas timbangan Pada pasien anak :
bantu anak untuk berdiri diatas timbangan
6. Lihat hasil timbangan

7. Turunkan bayi/anak dari timbangan dan kenakan kembali dengan rapi

8. Berikani nformasi kepada keluarga hasil dari penimbangan berat badan

9. Catat hasil penimbangan berat badan pada kartu KMS

10. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang hal-hal


yang kurang dimengerti

11. Beri penyuluhan pada ibu sesuai dengan penimbangan berat badan

12. Rapikan alat-alat seperti semula

13. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih dan keringkan


dengan handuk

 Mengukur PB
1. Lakukan anamnesa untuk memperoleh data bayi maupun orang
tuanya sesuai dengan formulir yang ada
2. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk kering
3. Baringkan bayi tidur terlentang dengan kedua kaki diluruskan
4. Pada pasien bayi : ukur panjang badan bayi mulai dari ujung
kepala sampai ke tumit

5. Pada pasien anak : ukur tinggi badan anak dengan berdiri tegak lurus

6. Rapikan kembali posisi bayi dan setelah selesai turunkan anak dari
alat pengukur tinggi / panjang badan

7. Berikan informasi kepada keluarga hasil dari pengukuran tinggi badan

8. Catat hasil pengukuran tinggi badan dan masukkan hasil pada KMS

9. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang hal-hal


yang kurang dimengerti

10. Memberi penyuluhan pada ibu sesuai dengan tinggi / panjang badan

11. Rapikan alat-alat seperti semula

12. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk


 Mengukur LK

1. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi


atau di atas kedua telinga dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.

2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

3. Tanyakan tanggal lahir bayi atau anak, hitung umur bayi atau anak.

4. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur


dan jenis kelamin anak.

5. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang

Interpretasi:

1. Bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam “jalur hijau”maka


lingkaran kepala anak normal.

2. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar “jalur hijau” maka
lingkaran kepala anak tidak normal.

3. Bila ukuran lingkar kepala anak berada di atas “jalur hijau” maka
anak makrosefal dan bila berada di bawah “jalur hijau” maka kepala anak
mikrosefal.

 Mengukur LLA

1. Siapkan alat dan pastikan dalam kondisi layak pakai

2. Responden berdiri/ duduk tetapi rileks, tidak melakukan aktivitas apapun


3. Pilihlah tangan yang kurang aktif

4. Singsingkan lengan baju pada tangan yang akan diukur sampai pangkal
bahu
5. Tetapkan posisi bahu ( acromion ) dan siku ( olecranon )

6. Lakukan pengukuran dengan meletakan alat ukur diantara bahu dan siku
7. Tentukan nilai angka pada titik pertemuan lingkaran pita lengan

8. Catat hasil pengukuran paa lembar kerja

Ket: Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri
keterangan pada kolom catatan pengumpulan data
 Mengukur LD

1. Lakukan anamnesa untuk memperoleh data bayi maupun orang


tuanya sesuai dengan formulir yang ada
2. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih dan keringkan dengan handuk
3. Atur posisi bayi / anak dengan berbaring serta tanggalkan baju bagian
atas
4. Ukur LIDA dengan metteline / pita pengukur LIDA (melingkari
dada sejajar dengan papilla mammae)
5. Rapikan kembali pakaian bayi
6. Atur posisi bayi
7. Catat hasil pengukuran LIDA
8. Rapikan alat-alat seperti semula
9. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk
 Mengukur Lingkar Abdomen

1. Pengukuran lingkar perut dilakukan dengan menempelkan pita


pengukur diatas kulit langsung,

2. Apabila responden tidak bersedia membuka/menyikap pakaian


bagian atasnya, pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis
(kain nilon,silk dll) diperbolehkan dan diberi catatan.
3. Apabila responden tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar
perut tidak boleh dipaksakan.

4. Catat hasil ukur.

SOP Menimbang BB, Mengukur PB, LK, LLA, LD dan Lingkar Abdomen (SOP
JURNAL LUAR 2 )

 Pengertian

Pemeriksaan untuk mengetahui status pertumbuhan dan gizi anak dengan


melakukan penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan
lingkar dada
 Tujuan
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan status gizi bayi
 Persiapan
Tempat : ruangan yang tenang, bersih
Alat :
- Alat pencatat
- Timbangan berat badan ( timbangan bayi untuk anak sampai 2 tahun),
- Alat pengukur panjang/tinggi badan (microtoise , pita ukur)
 Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada orang tua
3. Usahakan ruangan tenang, terang

A. Penimbangan Berat Badan


1. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
3. Lepaskan baju bayi, tanpa topi, kaus kaki atau sarung tangan dan lepaskan popok
bayi
4. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan. Bila
bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah- tengah
antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
Jika anak rewel tidak mau dilepaskan dari gendongan ibu maka;
1. Gunakan timbangan berdiri, gendong anak tanpa selendang, lepaskan dompet,
sepatu
2. Timbang berat anak dan ibu
3. Pastikan badan ibu tegak, mata menghadap kedepan, kaki tidak menekuk, kepala
tidak menunduk kebawah
4. Catat angka yang tertera di timbangan
5. Kemudian ulangi menimbang ibu saja tanpa menggendong anak

B. Pengukuran PB
(sebaiknya oleh 2 orang petugas)
1. Letakkan bayi berbaring terlentang pada alas yang datar
2. Tempelkan kepala bayi pada pembatas angka 0 (petugas 1)
3. Pegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas
kepala)
4. Petugas 2 : tekan lutut bayi hingga menyentuh lantai pengukur dengan tangan kiri
dan dengan menggunakan tangan kapan tekan batas kaki alat ukur ke telapak kaki
bayi
5. Petugas 2 : Baca angka di tepi luar pengukur

C. Pengukuran Lingkar Kepala


1. Lingkarkan pita ukur pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata, di atas
kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang
2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
3. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Catat hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis
kelamin
5. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang
D. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
1. Lingkarkan pita ukur pada lengan atas (pada titik
2. tengah lengan atas)
3. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
4. Catat hasil pengukuran
5. Informasikan hasil pemeriksaan antropometri pada keluarga
6. Rapikan pasien
7. Rapikan lingkungan dan peralatan
Cuci tangan
E. Pengukuran Lingkar Abdomen
1. Pengukuran lingkar perut dilakukan dengan menempelkan pita pengukur diatas kulit
langsung,

2. Apabila responden tidak bersedia membuka/menyikap pakaian bagian atasnya,


pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis (kain nilon,silk dll)
diperbolehkan dan diberi catatan.
3. Apabila responden tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar perut tidak
boleh dipaksakan.
4. Catat hasil ukur
F. Pengukuran Lingkar Dada
1. Petugas mencuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Sebelum mengukur lingkar dada,letakanlah bayi pada permukaan yang rata dengan
katinggian yang nyaman untuk mengukur
3. Sebelum mengukur lingkar dada bayi,pastikan tidak menggunakan pakaian
4. Pastikan centimeter yang digunakan angkanya berawal dari angka nol
5. Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi.Sebaiknya sisi yang paling dekat
dengan skala pengukur
6. Petugas melakukan pengukur lingkar dada dengan melingkarkan cm dada bayi
7. Baca hasil
8. Angkat bayi dan lakukan perawatan bayi baru lahir selanjutnya
9. Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan
10. Catat hasil Tindakan
 Perbandingan SOP Jurnal 1 dan Jurnal 2
 Link Referensi

Anda mungkin juga menyukai