Muhammad Fajar - 1804015093 - A3 - LA2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Fajar

NIM : 1804015093
Acara : Membuat Media Tumbuh Mikroba

Tanggal : 12 oktober 2020


Kelas : A3

Tujuan :

 memahami dan mempraktikkan prosedur pembuatan media tumbuh untuk


menumbuhkan organisme mikro terutama jenis-jenis jamur.
 Mengetahui Banyak macam media yang bisa dipakai untuk menumbuhkan jamur yang
dapat dilihat di dalam literatur. Seperti contoh media yang sering dipakai untuk
menumbuhkan jamur, yaitu potato dextrose agar (PDA)
Bahan dan Alat

 Kentang (250g)
sumber karbohidrat atau makanan bagi biakan pada media.
 Dextrose (20 g)
sebagai penambahan nutrisi untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur.
 Tepung Agar-agar
Sebagai bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup
air.
 antibiotik chlorampenicol dan air suling (1000 ml).
Sebagai Pelarut bahan media.
 Timbangan
Sebagai mengukur berat massa media.
 Gelas beaker
Sebagai tempat merebus bahan media kentang dan mencampur ,mengaduk media .
 Botol erlenmeyer
Sebagai tempat untuk menampung hasil bahan media.
 Tabung reaksi
Sebagai Sebagai tempat untuk menampung hasil bahan media.
 Sendok makan
Sebagai alat memudahkan memindahkan media.
 Kain atau kapas
Sebagai menutup tempat tabung reaksi dan botol erlenmeyer.
 Aluminium foil
Sama fungsinya dengan kain/kapas.
 Kulkas
Sebagai menyimpan sisa sisa media yang masi tersedia.

Metode:

 Kentang ditimbang dan dikupas kulitnya, dipotong-


kubus), direbus di dalam gelas beaker yang berisi 500 ml air suling sampai mendidih dan
dibiarkan selama 30 menit setelah mendidih.
 Kaldunya diambil dengan cara menyaring pada kain halus atau kapas.
 Dextrose dan tepung agar-agar masing-masing ditimbang seberat yang telah ditentukan,
dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi air suling 500 ml dan diaduk dengan sendok
makan sampai merata.
 Kaldu kentang dimasukkan ke dalam gelas beaker tersebut dan diaduk, kemudian
dipindahkan ke dalam botol erlenmeyer atau tabung reaksi dan ditutup rapat dengan kapas
dan aluminium foil.
 , tekanan 1 kg/cm2
selama 15 menit.
 Media cair dituang ke dalam cawan petri yang sebelumnya ditaburi antibiotik atau
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dimiringkan di atas meja untuk membentuk media
miring. Bila belum akan dipakai, maka media disimpan di dalam kulkas.
 Sisa media yang tidak habis di dalam botol erlenmeyer disimpan di dalam kulkas.

Hasil
Pengarang : Richard Gunawan, Iswandi Anas*, Fahrizal Hazra
Judul : PRODUKSI MASAL INOKULUM AZOTOBACTER, AZOSPIRILLUM DAN BAKTERI
PELARUT FOSFAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALTERNATIF
Azotobacter, Azospirillum dan bakteri pelarut fosfat adalah mikroba yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan pupuk hayati. Untuk pembuatan pupuk hayati yang berkualitas
yang mengandung mikroba yang tinggi dan bahan pembawa yang sesuai, metoda sterilisasi
bahan pembawa sangat menentukan kualitas pupuk hayati. Berkaitan dengan kepadatan sel
inokulan dalam bahan pembawa, medium yang digunakan untuk perbanyakan mikroba
memegang peranan yang sangat penting. Untuk produksi inokulan dalam jumlah yang banyak,
medium yang digunakan harus dapat menyokong pertumbuhan sel yang cepat dalam jumlah sel
mikroba yang tinggi namun harga medium tersebut harus cukup murah agar pupuk hayati yang
diproduksi tidak mahal. Peneltian ini bertujuan untuk mendapatkan yang mampu menghasilkan
sel inokulan yang banyak, bahan medium yang digunakan harus mudah diperoleh dan harganya
murah. Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas
Pertanian IPB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium IPB RI-1 (IPB Richard Iswandi-1)
mampu menyokong pertumbuhan sel bakteri yang paling tinggi yaitu 1010 cfu ml-1 untuk
Azotobacter, 108 cfu ml-1 Azospirillum and 109 cfu ml-1 bakteri pelarut fosfat. Media Nutrient
Broth hanya mampu menghasilkan inokulan 108 cfu ml-1. Ini berarti bahwa medium tumbuh IPB
RI-1meningkatkan populasi Azotobacter 100-kali lipat dibandingkan dengan populasi
Azotobacter yang ditumbuhkan di dalam medium Nutrient Broth dan bakteri pelarut fosfat
meningkat jumlah selnya sebanyak 10 kali lipat dari jumlah sel yang terdapat dalam media
Nutrient Broth. Harga medium IPB RI-1 dan IPB RI-2 jauh lebih murah dibandingkan dengan harga
medium Nutrient Broth. Untuk pembuatan satu liter medium IPB RI-1 diperlukan dana sebesar
Rp 945 (3% harga Nutrient Broth) dan harga media IPB RI-2 sebesar Rp 690 (2% harga Nutrient
Broth) sedangkan harga medium Nutrienth Broth adalah Rp 27,752) pada tahun 2010.

Pengarang : Laksmiani, N. P. L.1, Suciptha, K.R.1, Widjaja, I N., Ramona, Yan1.


Judul : UJI KOMPATIBILITAS KARAGINAN DARI Eucheuma cottonii DAN Eucheuma
spinosum DENGAN AGAR KOMERSIAL SEBAGAI PEMADAT (SOLIDIFIER) MEDIA PENUMBUH
MIKROBA
Penelitian mengenai uji kompatibilitas karaginan diekstrak dari Eucheuma cottonii
dan Eucheuma spinosum dengan agar-agar komersial telah dilakukan di Laboratorium Terpadu
Biosains dan Bioteknologi, Universitas Udayana. Karaginan dari dua rumput laut diekstraksi
dengan alkali berair (pH 8,5) di 80o-85oC selama 4 jam. Beberapa parameter, seperti tes
kekakuan, elastisitas dan kemampuan media tumbuh mikroba (E. coli, Staphylococcus aureus,
Vibrio Colera Dan Rhizopus sp.) dari karaginan rumput laut diuji dan dibandingkan dengan agar-
agar komersial. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua parameter yang diuji untuk karaginan yang diekstrak dari Eucheuma cottonii
kompatibel dengan agar komersial (P <0,05), meskipun biaya untuk memproduksi 1 L media
adalah dua kali lebih mahal daripada agar komersial. Sementara itu,karaginan yang diekstraksi
dari Eucheuma spinosum tidak dapat digunakan sebagai solidifier karena gel yang terbentuk
lemah.

Pengarang : Suci Purwati


Judul : PEMANFAATAN SUMBER KARBOHIDRAT YANG BERBEDA (UMBI SUWEG, UMBI
TALAS, DAN UMBI KIMPUL) SEBAGAI SUBSTITUSI MEDIA NA (NUTRIENT AGAR) UNTUK
PERTUMBUHAN BAKTERI
Media instan yang sulit didapatkan serta harganya yang relatif mahal mendorong
peneliti untuk membuat media substitusi dengan bahan yang murah dan mudah didapatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan sumber karbohidrat yang berbeda
sebagai substitusi media Nutrient Agar (NA) terhadap pertumbuhan bakteri. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor 1 adalah jenis bakteri yaitu
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dan faktor 2 adalah umbi suweg, umbi talas, dan umbi
kimpul. Bakteri uji diinokulasi dengan metode spread plate dan di inkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam untuk bakteri pada media Nutrient agar dan 48 jam pada media umbi. Parameter
yang diamati adalah jumlah populasi dan ukuran koloni bakteri. Pada Escherichia coli, populasi
tertinggi pada media dari umbi suweg (4,6 x 109 CFU/ml), media nutrien agar (3,6 x 109 CFU/ml),
umbi kimpul (3,5 x 109 CFU/ml),kemudian yang terakhir umbi talas (2,8 x 109 CFU/ml) sedangkan
pada Staphylococcus aureus populasi tertinggi pada umbi suweg (8,2 x 109 CFU/ml), media
nutrient agar (5,5 x 109 CFU/ml), umbi talas (3,4 x 109 CFU/ml), kemudian yang terakhir umbi
kimpul (2,3 x 109 CFU/ml). Berdasarkan ukuran koloni bakteri, dari ketiga media umbi
memperoleh koloni kecil-kecil tetapi banyak. Kesimpulan dari penelitian ini media yang dapat
digunakan sebagai media substitusi nutrien agar, adalah media dari umbi suweg.

Pengarang : Laily Mutmainnah, Tri Candra Setiawati*, Arie Mudjiharjati


Judul : INVENTARISASI DAN UJI KEMAMPUAN PELARUTAN KALIUM OLEH MIKROBA
PELARUT KALIUM DARI RHIZOSFER TANAMAN TEBU (Saccharum sp.)
Unsur hara dalam tanah yang semakin menipis merupakan salah satu faktor
penurunan produksi tanaman tebu. Unsur hara kalium merupakan salah satu unsur hara yang
berperan dalam peningkatan aktivitas enzim PEP yang berperan dalam proses fotosintesis bagi
tanaman tebu. Kadar kalium di bumi cukup besar sekitar 2,3% dari kerak bumi. Kalium dalam
tanah yang tersedia bagi tanaman hanya berkisar 2-10%, sedangkan 90-98% dalam bentuk
mineral. Keberadaan kalium dalam tanah salah satunya dipengaruhi oleh mikroba yang ada di
dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menginventaris mikroba pelarut
kalium yang berasal dari rhizosfer tanaman tebu, serta mengetahui kemampuan mikroba dalam
melarutkan kalium yang terikat pada mineral pembawa kalium. Untuk mendapatkan mikroba
pelarut kalium, contoh tanah diisolasi pada media Aleksandrov agar dengan komposisi Glukosa,
MgSO4.7H2O, FeCl3, CaCO3, Ca3PO4 dan sumber kalium. Mikroba yang tumbuh dan mampu
membentuk zona bening diindikasikan sebagai mikroba pelarut kalium. Mikroba pelarut kalium
yang ditemukan diuji kemampuannya dalam melarutkan kalium baik secara kualitatif maupun
secara kuantitatif. Secara kualitatif mikroba ditumbuhkan pada media Aleksandrov agar dengan
berbagai sumber kalium. Secara kuantitatif, mikroba ditumbuhkan pada media Aleksandrov cair
dengan berbagai sumber kalium. Hasil pengujian secara kualitatif berupa indeks pelarutan (IP),
sedangkan secara kuantitatif berupa kalium dapat ditukar (K-dd). Hasil penelitian menunjukkan
terdapat enam mikroba yang memiliki nilai IP tertinggi yang dijadikan koleksi Laboratorium. Uji
kuantitatif yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak searah dengan uji kualitatif yang
dilakukan.
Pengarang : ISTIANAH WACHIDAH
Judul : PEMANFAATAN UMBI GADUNG DANUMBI UWI SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF
SUBSTITUSI NUTRIENTAGAR (NA) UNTUK PERTUMBUHAN BAKTERI
Banyaknya sumber daya alam yang telah dimanfaatkan sebagai substitusi media
pertumbuhan bakteri mendorong peneliti untuk mengkaji dan membuat media alternatif
substitusi Nutrient Agar yang berasal dari umbi gadung dan umbi uwi. Penggunaan media yang
berasal dari alam dinilai lebih ekonomis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 2 faktor perlakuan. Faktor 1 adalah jenis bakteri yaitu Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus. Faktor 2 adalah jenis media yaitu media umbi gadung, umbi uwi, dan
Nutrient Agar (NA) sebagai media kontrol. Kedua bakteri uji diinokulasi dengan cara spread plate
dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37°C. Parameter yang diamati adalah jumlah populasi
dan ukuran koloni bakteri. Jumlah populasi terbanyak, baik Escherichia coli maupun
Staphylococcus aureus adalah pada media umbi gadung dengan hasil Too Much Too Count
(TMTC) yang berarti populasi bakteri sangat banyak. Jumlah populasi Escherichia coli pada media
umbi uwi adalah 2,2×109CFU/ml dan pada media NA adalah 3,6×109 CFU/ml. Jumlah populasi
Staphylococcus aureus pada umbi uwi adalah 2,3×109CFU/ml dan pada media NA adalah 5,5 ×
109 CFU/ml. Ukuran koloni bakteri terbaik adalah pada media NA, sedangkan di antara kedua
media umbi koloni bakteri terbaik adalah pada media umbi uwi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa media alternatif dari umbi gadung dan umbi uwi dapat dijadikan media substitusi NA
untuk pertumbuhan bakteri.

Anda mungkin juga menyukai