Laporan BIOTAN (Monolit) Kel 4
Laporan BIOTAN (Monolit) Kel 4
Laporan BIOTAN (Monolit) Kel 4
BIOLOGI TANAH
MONOLIT
OLEH
KELOMPOK IV ( EMPAT )
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
HASIL
Perlakuan
Jenis Organisme yang
Monolit pada Pada Lapisan Jumlah
ditemukan
Lahan
Pada Lahan 14
Tanaman
Semusim
Cacing
0-10 cm
4
Anai anai
10-20 cm 5
Cacing
2
Anai anai
1
Lipan
Cacing putih
Cacing
20-30 cm 1
Anai anai
Pada perlakuan tanah monolit ini, kami membagi lapisan monolit menjadi
tiga bagian, 0-10 cm disebut lapisan epigie, lapisan 10-20 cm disebut lapisan
anecie dan lapisan 20-30 cm disebut lapisan endogie. Dari hasil yang didapatkan
pada perlakuan monolit, jumlah jenis organisme yang ditemukan 4 jenis yaitu
cacing, anai anai, cacing putih, dan lipan. Dari setiap lapisan jumlah organisme
tanah yang ditemukan paling banyak terdapat pada lapisan 0-10 cm. hal ini sesuai
dengan literatur Alexander (1977) bahwa jumlah biota tanah yang ada didalam
tanah dipengaruhi oleh berbagai kondissi yang mempengaruhi pertumbuhannya
sebagai, temperature, kelembaban, aerasi dan sumber energi. Tetapi secara umum
populasi yanag terbesar terdapat di horizon permukaan. Makroorganisme tanah
lebih banyak ditemukan pada permukaan tanah karena bahan organik lebih
tersedia. Oleh karena itu makaroorganisme lebih banyak berada pada lapisan
tanah yang paling atas.
Pada kedalaman 0-10 cm jumlah total biota tanah 18 biota. Hal ini karena
pada kedalaman tersebut termasuk dalam zona perakaran, dimana pada zona
perakaran, makroorganisme dapat hidup dengan baik. Hal ini seperti pernyataan
Winarso (2005) makroorganisme didalam tanah banyak ditemukan didaerah
perakaran ( rizhosphere ). Selain itu makroorganisme juga dapat tumbuh dengan
baik pada lapisan atas atau horizon permukaan.
Pada kedalaman 10-20 cm jumlah biota tanah adalah sebesar 11 biota, jika
dibandingkan dengan kedalaman 0-10 cm, jumlah total makroorganisme tanah
mengalami penurunan. Hal ini karena pada kedalaman 10-20 cm factor factor
yang mempengaruhi makroorganisme tanah seperti bahan organic dan
ketersediaan humus tidak tersedia dengan baik. Menurut Sutedjo (1996)
ketersediaan bahan organic dan humus dalam tanah menjadi sumber energy bagi
perkembangan makroorganisme. Bahan organik dan humus menyediakan unsur
unsur penting yang diperlukan makroorganisme tanah.
Pada kedalaman 20-30 cm jumlah total biota tanah adalah 3 biota lebih
kecil dibandingkan dengan kedalaman 0-10 cm dan 10-20 cm, hal ini diduga
karena factor factor yang mempengaruhi aktivitas mikroorganisme seperti bahan
mineral, bahan organic, dan humus tidak tersedia dalam jumlah yang banyak,
menurut Sutedjo (1996) bahan organik tanah mempunyai peran yang penting
dalam aktivitas organisme didalam tanah.
Cacing tanah
Σ Individu A
Frekuensi keberadaan jenis =
Σ Total Individu
21
=
32
= 0 , 65625
Anai anai
Σ Individu A
Frekuensi keberadaan jenis =
Σ Total Individu
7
=
32
= 0 , 21875
Lipan
Σ Individu A
Frekuensi keberadaan jenis =
Σ Total Individu
1
=
32
= 0 , 3125
Cacing Putih
Σ Individu A
Frekuensi keberadaan jenis =
Σ Total Individu
3
=
32
= 0 , 09375
2. Nilai Kekayaan Jenis
( S−1)
Nilai Kekayaan Jenis ( Ds) =
ln N
( 4−1)
=
ln 32
3
=
3,4657359
= 0,08656170252
B. Dokumentasi
No Biota Lapisan
1
Penampang monolit
tahan pada lahan
tanaman jagung
Pengamatan biota
tanah dengan tanah
monolit per
kedalaman /lapisan
2 Pada lapisan
0 -10 cm
10-20 cm
20-30 cm
Cacing
3
Pada lapisan
10-20 cm
Cacing Putih
Pada lapisan
10-20 cm
Lipan
5
Pada lapisan
0 -10 cm
10-20 cm
20-30 cm
Anai anai