Satuan Acara Penyuluhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Masalah Keperawatan : CA Serviks


B. Pokok Bahasan : Vulva Hygiene Pada Pasien CA Servik
C. Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Manfaat, Cara Merawat, Dan Akibat Vulva Hygiene
D. Sasaran : Ny. M dan keluarga pasien
E. Waktu : 08.00 – 08.15 WIB
F. Penyaji : Dandi Risnandar dan De Piping Herdiana
G. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum : setelah mendapatkan penyuluhan tentang vulva
hygiene dapat mengetahui dan memahami mengenai kebersihan vulva hygiene.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mengetahui dan menjelaskan pengertian vulva hygiene
b. Mengetahui dan menjelaskan tujuan dari perawatan vulva hygiene
c. Mengtahui masalah-masalah dari alat kelamin
d. Memahami dan mengimplementasikan cara perawatan vulva hygiene
H. Sasaran Dan Target
1. Sasaran : keluarga pasien
2. Target : Ny. M
I. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1 2 menit Pembukaan :
 Perkenalan
mahasiswa.
Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan.
 Menjelaskan kontrak
waktu
2 5 menit Pelaksaan : Mendengarkan dan
 Menjelaskan memperhatikan
pengertian tentang
vulva hygiene
 Menyebutkan manfaat
merawat vulva
 Menjelaskan cara
merawat vulva
 Menyebutkan akibat
jika tidak merawat
vulva

3 5 menit Diskusi :
Tanya Jawab
Tanya Jawab
4 2 menit Evaluasi :
Mempertanyakan dan
Mempertanyakan dan
mengulang Kembali
mengulang kembali
Materi yang sudah
dijelaskan
5 1 menit Terminasi :
 Meminta peserta
 Memperhatikan
untuk memberikan
 Berpartisipasi
pertanyaan atas
penjelasan yang  Menjawab

tidak dipahami. pertanyaan


Menjawab
 Menyimpulkan
salam
diskusi.
 Mengucapkan salam.

J. Metoda : ceramah dan tanya jawab


K. Setting Tempat : Ruang Melati RSD Gunung Jati Cirebon
L. Media /alat bantu : leaflet
M. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan vulva hygiene?
2. Apa saja tujuan dari perawatan vulva hygiene?
3. Kapan saja vulva hygiene dilakukan?
4. Bagaimana perawatan vulva hygiene?
N. Lampiran Materi

1. Pengertian vulva hygiene


Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak
mampu secara mandiri dalam membersihkan vulva. Mencegah infeksi di
daerah vulva, perineum, mauun uterus. Membantu penyembuhan luka
perineum/jahitan pada perineum. Untuk kebersihan perineum dan vulva
2. Tujuan
a. Untuk mencegah infeksi
b. Untuk penyembuhan luka jahitan perineum
c. Untuk kebersihan perineum, vulva juga memberikan rasa nyaman bagi klien
3. Manfaat
Manfaat vulva hygiene Menurut Andira (2012), perawatan vagina mempunyai
beberapa manfaat diantaranya :
a. Menjadikan vagina tetap dalam keadaan bersih dan nyaman.
b. Dapat mencegah munculnya keputihan, gatal-gatal, dan bau tak sedap.
4. Cara merawat vulva hygiene
a. Jaga Pakaian Dalam tetap Kering
Buang air kecil dapat menyebabkan celana dalam basah. Jika dibiarkan, bukan
hanya bau tidak sedap saja yang muncul, kamu juga berisiko mengidap infeksi
vagina. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, disarankan untuk mengeringkan area
kewanitaan menggunakan tisu atau kain lembut.
b. Ganti Pembalut 4-6 Jam Sekali
Jika perdarahan normal, disarankan untuk mengganti pembalut 4-6 jam sekali.
Namun, jika aliran sangat deras, disarankan untuk mengganti pembalut 3-4 jam
sekali. Jangan lupa untuk membersihkan area kewanitaan setelah selesai berkemih.
c. Bersihkan Vagina Setelah Berhubungan Intim
Biasakan membersihkan vagina sesudah melakukan hubungan intim agar terhindar
dari risiko infeksi vagina. Selain itu, rutin melakukan vulva hygiene setelah
berhubungan intim dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih
(ISK).
d. Hindari Penggunaan Sabun saat Mencuci Vagina
Hindari menggunakan sabun untuk membersihkan vagina. Penggunaan sabun dapat
mempengaruhi keseimbangan bakteri sehat di dalam vagina. Selain itu, sabun
dapat mengubah pH di daerah vagina, sehingga memicu terjadinya iritasi dan
menyebabkan pertumbuhan bakteri tidak sehat.
e. Hindari Penggunaan Douching
Douche adalah alat yang mengeluarkan air yang biasanya digunakan untuk
membersihkan sekret vagina. Dalam penggunaannya, douching dapat mengganggu
keseimbangan pH dalam vagina akibat penggunaan bahan kimia tertentu. Jika
sudah begitu, bakteri normal vagina akan terganggu.
f. Jangan Gunakan Produk Pembersih Beraroma
Tips melakukan vulva hygiene selanjutnya dapat dilakukan dengan menghindari
penggunaan produk pembersih beraroma, seperti tisu beraroma, deodoran atau
lulur vagina. Alih-alih membersihkan, sejumlah produk tersebut akan membuat
kamu rentan terhadap infeksi karena kandungan pH yang berbeda.
g. Praktikkan Hubungan Intim yang Aman
Hubungan intim tanpa menggunakan kondom berisiko tinggi terkena infeksi
menular seksual (IMS), seperti klamidia, gonore, herpes, kutil, sifilis dan human
immunodeficiency virus (HIV). Oleh karena itu, menggunakan pelindung seperti
kondom setiap kali berhubungan intim menjadi salah satu langkah paling
sederhana dan efektif untuk mencegah IMS dan infeksi vagina.
h. Hindari Penggunaan Pakaian Dalam Ketat
Disarankan untuk menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan menyerap
keringat seperti katun. Jika pakaian dalam terbuat dari kain sintetis, maka dapat
menyebabkan area tersebut berkeringat karena sirkulasi udara yang kurang baik.
Keringat dan kelembapan yang berlebihan dapat memicu pertumbuhan bakteri dan
ragi, yang menjadi penyebab infeksi vagina.
i. Basuh dengan Arah yang Benar
Melakukan vulva hygiene selanjutnya dapat dilakukan dengan membasuhnya. Cara
membersihkan vagina yang benar adalah membasuhnya dari depan ke belakang,
yaitu dari vagina menuju anus, bukan sebaliknya. Jika melakukan sebaliknya, maka
kemungkinan besar bakteri berbahaya dari dalam anus dapat masuk ke dalam
vagina.
j. Jangan Mencukur Rambut Kemaluan
Beberapa wanita lebih suka mencukur rambut kemaluan agar tampak bersih.
Padahal, rambut kemaluan bertindak sebagai jaring pengaman yang melindungi
vulva (bagian luar alat kelamin wanita yang mengelilingi lubang vagina) dari
infeksi bakteri. Jika ingin memendekkan rambut, disarankan untuk menggunakan
gunting saja, jangan mencukurnya hingga bersih.
5. Akibat tidak merawat vulva
a. Folikulitis
Folikulitis disebabkan oleh infeksi bakteri pada folikel rambut. Kondisi ini
ditandai dengan munculnya benjolan berukuran kecil, berwarna merah, dan terasa
nyeri. Selain di area vulva, benjolan tersebut juga dapat muncul di labia mayora.
b. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak ditandai dengan gejala nyeri, gatal, perih, atau menyengat. Hal
ini terjadi akibat adanya iritasi pada kulit akibat penggunaan parfum, sabun
pembersih kewanitaan, kondom lateks, pelumas, atau bahan pakaian tertentu.
c. Kista Bartholin
Penyumbatan di kelenjar Bartholin dapat memicu terbentuknya kista Bartholin.
Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan berisi cairan. Meski umumnya
berukuran kecil dan jarang menimbulkan gejala, benjolan yang muncul dapat
terinfeksi dan menyebabkan abses atau penumpukan nanah.
d. Lichen planus
Lichen planus adalah peradangan yang dapat terjadi di berbagai bagian tubuh,
termasuk vulva. Bila terjadi di vulva, gejalanya dapat berupa gatal dan nyeri saat
berhubungan seksual. Selain itu, kulit vulva akan tampak putih dan berkerut. Tak
jarang tampak benjolan berwarna keunguan pada kulit vulva.
e. Atrofi vulva
Kondisi ini ditandai dengan penipisan kulit vulva yang disebabkan penurunan
jumlah estrogen menjelang masa menopause. Atrofi vulva mengakibatkan vagina
kering, gatal, dan nyeri saat berhubungan seksual.
f. Kanker vulva/kanker serviks
Gejala kanker vulva dapat berupa rasa gatal, panas, nyeri, serta muncul benjolan
atau luka pada vulva. Gejala lainnya bisa berupa perubahan warna kulit atau
benjolan di selangkangan. Kanker vulva bisa disebabkan oleh infeksi HPV.
Selain itu, vulva juga dapat terkena kanker kulit melanoma, kanker kulit
karsinoma sel skuamosa, dan kanker pada kelenjar keringat atau Batholin. Segera
konsultasikan kepada dokter, jika ada perubahan pada kulit bagian vulva atau
muncul rasa nyeri, perih, atau gatal. Jangan biarkan kondisi ini terlalu lama tanpa
penanganan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai