Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Anc

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDIDIKAN KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PENGETAHUAN ANC PADA IBU HAMIL

OLEH

FAIS NUR FADZILLAH

NIM. 19020026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Jum'at /03 Juli 2020

Pokok Bahasan : Pelayanan Antenatal Care (ANC) Selama Kehamilan

Sasaran : Ibu Hamil

Waktu :10.00-selesai

Tempat : Rumah Ibu Hamil

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyulihan, di harapkan peserta dapat mengikuti
dan memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, di harapkan peserta dapat mampu
enjelaskan tentang :
1. Menjelaskan pengertian Antenatal Care
2. Menyebutkn tentang tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Menyebutkan dampak Ibu tidak ANC
4. Menyebutkan Jadwal kunjungan Antenatal Care
5. Menyebutkan Tempat kunjungan Antenatal Care
3. Materi
a. Pengertian Antenatal Care
b. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
c. Dampak ibu tidak ANC
d. Jadwal kunjungan Antenatal Care

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi / Tanya Jawab
5. Media
a. Leaflet
6. Susunan acara
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1 Pembukaan a. Memberi salam dan a. Menjawab salam
5 menit perkenalan diri dan
b. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan b. Memperhatikan
c. Menggali c. Memperhatikan
pengetahuan peserta dan menjawab
mengenai informasi pertanyaan
gambaran yang akan
disampaikan
2 Pelaksanaan Menjelaskan tentang materi Menyimak dan
: penyuluhan secara teratur : memperhatikan.
20 menit a. Pengertian Antenatal
Care
b. Tujuan dan Manfaat
Antenatal Care
c. Dampak ibu tidak
ANC
d. Jadwal kunjungan
Antenatal Care
3 Penutup : a. Evaluasi Bertanya dan engulang
5 menit b. kesimpulan kembali materi yang di
c. memberi salam sampaikan secara singkat
penutup dan terima dan menjawab pertanyaan.
kasih

7. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN PENGETAHUAN
ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL
A. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dala pelaksanaan
Pengembangan desa Siaga Provinsi Jawa Timur (2006) terdapat beberapa
pengertian mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :
1. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan
memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama
kehamilan.
2. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dala rahim.
3. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan memberikan ASI
dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial
ibu bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
6. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

C. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC


1. Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
3. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi
secara dini.
D. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
1. Minimal 1 kali pada trisemester I (<14 minggu) Tujuannya :
a. Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan
b. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau
tidaknya faktor resiko kehamilan.
2. Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu). Pada kunjungan ini ibu
hamil akan lebih mendapatkan informasi yang lebih dalam lagi mengenai
kehamilan di trimester I dan kewaspadaan khusus terhadap komplikasi
yang mungkin terjadi pada trimester ini.
3. Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu). Biasanya pada
kunjungan pertama akan dideteksi ada tidaknya kehamilan ganda/gemeli,
sedangkan untuk kunjungan kedua pada trimester ini akan diperiksa dan
di deteksi ada tidaknya kelainan letak janin.
E. Tempat Kunjungan Antenatal Care
1. Puskesmas-puskesmas Pembantu
2. Pondok bersalin desa
3. Posyandu
4. Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
5. Rumah Sakit Bersalin
6. Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)
F. Pemeriksaan 10 T
Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapnya mencakup anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas
indikasi dan intervasi khusus dengan tingkat resiko dengan penerapan
operasional yang dikenal dengan ‘’10 T’’ untuk pelayanan antenatal yang
terdiri dari :
1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan
masa tubuh (BMI : Body Mass Index) dimana metode ini untuk
menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa
kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita
hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-
16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran
normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm.
Rekomendasi WHO pada wanita dinegara berkembang, kenaikan BB
selama kehamilan 5-9 kg atau minimal 1 kg setiap bulan selama 2
trimester terakhir kehamilan.
2. Ukur Tekanan Darah
Ukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC
diharapkan tekanan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal
(120/80 mm Hg). Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama
kehamilan terjadi tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol, karena
dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsi atau eklamsia (keracunan
dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi
ibu dan janin/bayinya. Hal yang harus menjadi perhatian adalah tekanan
darah rendah (hipotensi), disertai dengan keluhan pusing dan kurang
istirahat.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan
pemeriksaan abdonimal-garis perut secara seksama. Pemeriksaan
dilakukan secara palvasi (sentuhan secara langusng diperut ibu hamil)
dan dilakukan pengukuran secara langsung untuk memperkirakan usia
kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah
Usia kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus Uteri
28 Minggu 25 cm 3 hari diatas pusat
32 Minggu 27 cm Pertengahan pusat
dengan processus
xyphoideus
36 Minggu 36 Minggu 1jari dibawah
processus
xyphoideus
40 Minggu 33 cm 3 jari dibawah
processus xyphoideus
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator kesejahteraaan ibu dan
janin selama masa kehamilan.
4. Pemberian Tablet Zat Besi (min 90 tablet)
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3
bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbul
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagian persediaan bulan
pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya
asupan zat gizi pada makanan yang dikonsumsi pada ibu hamil, pola
makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya
kecendrungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kurangnya zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, absortus, cacat
bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang
dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi
bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia
tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling
dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat
selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat
dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat siatasi dengan
meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu
hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut
selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg
ferrsoulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0,25 mg asam
folat
5. Pemberian Imunisasi Tetamus Toxid
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurungkan
angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit
tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya :
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum.
Tetanus neonatarum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun)
dan menyerang siste saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi
tetanus maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi
berusia kurang 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan
dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau
dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1
dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya
diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan.
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah
minimal 4 minggu.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umunya
diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia
kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu
kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi TT 0,5 cc
Perlindungan lama Interva (selang waktu Antige
perlindungan minimal ) n
%
- - Pada kunjungan TT 1
amtenatal pertama
80 tahun 3 minggu setelah TT1 4 TT 2
95 tahun 5 bulan setelah TT2 6 TT 3
99 tahun 10 1tahun setelah TT3 TT 4
99 tahun 25 tahun setelah TT4 1 TT 5

6.Tes Laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan
kehamilan adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau
tidak pada ibu hamil. Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak
trimester I, sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat
segera diterapi dengan tepat. Apabila didapatkan resiko penyakit
lainnya saat kehamilan seperti darah tinggi/hipertensi dan kencing
manis/diabetes elitus, maka dapat dilakukan tes laboratorium lainnya
seperti tes fungsi ginjal, kadar protein (albumin dan globulin), kadar
gula darah dan urin lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu
hail saat melakukan risiko penyakit lain selaa kehamilan. Sehingga
ketika waktu persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat.
7. Tes Terhadap Penyaki Menular Seksual (PMA)
Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu
saluran perkemihan dan reproduksi. Upaya diagnosis kehamilan dengan
PMS di komunitas adalah melakukan diagnosis pendekatan gejala,
memberikan terapi, dan konseling untuk rujukan. Hal ini bertujuan
untuk melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar
perkembangan janin berlangsung normal.

8. Status gizi ibu


Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan beberapa
pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa kehamilan akan
melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Pengukuran LILA
dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamil untuk
memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis
atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang
33cm. Atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat
dilakukan pengukuran, ibu hamilpada posisi berdiri dan dilakukan pada
titik tengah pengukuran, ibu hamil pada posisi berdiri dan dilakukan pada
titik tengah antara pangkal bahu ujung siku lengan kiri, jika ibu hamil
yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaiknya jika dia kidal pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal
ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya
pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak.
Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada
lengan kann.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini menapis
resiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui
penelitian khusus untuk perempuan indonesia, diperoleh standart LILA
sebagai berikut :
a. Jika LILA kurang dari 23,5 cm berarti status gizi ibu hamil kurang
misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis)
atau anemia kronis, dan resiko melahirkan bayi BBLR
b. Jika LILA samaatau lebih dari 23,5 cm berarti status gizi ibu hamil
baik, dan resiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
9.Letak presentase bayi Djj
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter akan
melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin, terutama
saat trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan. Selain itu,
akan dilakukan pada pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) sebagai
acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin,
khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung janin
normal permenit adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut
jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin
harus dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat
didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan denyut
janntung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG adalag suatu
alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik
(gelombang yang memiliki frekuensi yang tertinggi yaitu 250 kHz- 2.000
kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. USG ini
aman untuk janin dan sang ibu.
10Temu wicara dan Tata Laksa Kasus
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penaganan tindakan
yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara antara
lain :
a.Merujuk kedokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat.
b.Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukkan.
c.Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan
d.Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
e.Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
f.Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
g.Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga
tentang rencana proses kelahiran
h.Persiapan dan biaya persalinan

DAFTAR PUSTAKA
Rita yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2011. Asuhan Kebidanan
Komunitas, Jakarta : Salemba Medika
Bobak, Irene M : DL Lowdermilk; Perry, 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas Edisi Jakarta: EGC
Ferrer, Helen.2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai