LP Typhoid Fever
LP Typhoid Fever
LP Typhoid Fever
OLEH
Devi Kumala Sari
NRP: 9102320031
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
Surabaya,
Pembimbing Akademik
2.
3.
4.
5.
Surabaya,
*Kepala Ruang / Preseptor
2.1 Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan
bacteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe
usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air
yang terkontaminasi. (Nurarif, 2016)
Demam tifoid dan paratifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus.
Sinonim dari demam tifoid dan paratifoid adalah typhoid dan paratyphoid fever,
enteric fever, tifus, dan paratifus abdominalis. Demam paratifoid menunjukkan
manifestasi yang sama dengan tifoid, namun biasanya lebih ringan. (Mansjoer, 2008)
2.2 Etiologi
Salmonella typhisama dengan salmonella yang lain adalah bakteri Gram-
negatif, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif
anaerob. Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar
antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari
polisakarida. Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang
membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin.Salmonella typhi
juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap
multiple antibiotic. (Nurarif, 2016)
6. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
7. Reaksi Hospitalisasi
A. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
- Pasien sadar bahwa dirinya berada dirumah sakit dan menjalani perawatan
- Pasien tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya sakit
- Pasien merasa cemas dan tidak ingin berlama-lama di rumah sakit
B. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu pasien mengerti anaknya sakit sehingga membawa anaknya ke rumah
sakit
- Perasaan orang tua lebih tenang karena anaknya dirawat dengan baik
dirumah sakit
8. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
Sistem pernafasan biasanya tidak ditemukan adanya kelainan.
2) B2 (Blood)
Penurunan tekanan darah, keringat dingin, dan diaphoresis sering didapatkan
pada minggu pertama. Kulit pucat dan akral dingin berhubungan dengan
penurunan kadar hemoglobin.
Suhu: Pada fase 7-14 hari didapatkan suhu tubuh meningkat 39- 41̊C pada
malam hari dan biasanya turun pada pagi hari.
Nadi: pada pemeriksaan nadi ditemukan penurunan frekuensi nadi (bradikardi
relatif).
Pernafasan: Meningkat.
Tekanan darah: Cenderung menurun.
3) B3 (Brain)
Pada pasien dengan dehidrasi berat akan terjadi penurunan perfusi serebral
dengan manifestasi nyeri kepala, perasaan lesu, gangguan mental seperti
halusinasi dan delirium. Pada beberapa pasien bisa di dapatkan kejang umum
yang merupakan respon terlibatnya system saraf pusat oleh infeksi S. Typhi.
4) B4 (Bladder)
Sistem perkemihan biasanya tidak ditemukan adanya kelainan.
5) B5 (Bowel)
(1). Inspeksi:
(1)). Lidah kotor berselaput putih dan tepi hiperemis disertai mistomatitis.
Tanda ini jelas mulai Nampak pada minggu kedua berhubungan dengan
infeksi sistemik dan endotoksin kuman.
(2)). Sering muntah
(3)). Perut kembung
(4)). Distensi abdomen
(2). Auskultasi:
Didapatkan penurunan bising usus kurang dari 5 kali per menit pada minggu
pertama dan terjadi kontipasi, serta selanjutnya meningkat akibat diare.
(3). Perkusi:
Didapatkan suara timpani abdomen akibat kembung.
(4). Palpasi:
(1)). Hepatomegali dan splenomegali. Pembesaran hati dan limfa
mengindikasikan infeksi yang mulai terjadi pada minggu kedua.
(2)). Nyeri tekan abdomen merupaan tanda terjadinya perforasi dan peritonitis.
6) B6 (Bone)
Respon sistemik akan menyebabkan maise. Kelemahan fisik umum dan
didapatkan kram otot ekstermitas. Pemeriksaan integument sering didapatkan
kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam, dan terpenting sering
didapatkan tanda roseola (bintik merah pada leher, punggung dan paha).
Roseola merupakan suatu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4
mm berwarna merah, pucat, serta hilang pada penekanan, lebih sering terjadi
pada akhir minggu pertama dan awal minggu kedua.
2.11 Analisa Data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS: Demam Thypoid Hipertermi
- Pasien mengeeluh demam
- Pasien mengeluh lemas Invasi ke otak
DO:
- Kenaikan suhu tubuh diatas rentang Pelepasan
normal 36,5-37,5 endotoksin
- Kulit kemerahan dan kering
- Takikardi Pelepasan zat
pirogen oleh
leukosit
Merangsang set
point
Hipertermi
DS: Demam Thypoid Defisit Nutrisi
- Pasien mengeluh mengalami
penurunan nafsu makan Peningkatan kerja
DO: usus
A: IMT <18
B: Hb rendah < 10 HCL meningkat
C: Klien tampak lemas
D: Nutrisi tinggi kalori Mual, muntah
Mual
Muntah Lemah,pucat, lesu
3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 28/07/2021 Jam : 19.00
IDENTITAS KLIEN
No. Register : 0157112
Nama : An. A
Umur : 5 Thn
Jenis kelamin : L
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Suku : Jawa
Pekerjaan : Swasta
Tanggal/Jam MRS: -
Diagnosis Masuk: Typhoid Fever
Jenis Operasi (bila ada): - Post op hari ke : -
Keluarga yang dapat dihubungi : Orang tua
RIWAYAT KESEHATAN
GENOGRAM
5 thn
Keterangan:
: laki-laki
: meninggal
: perempuan
5 thn : pasien
thn
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Tidak terkaji mmHg
Suhu : 37,5 ℃ √ Aksila □ Rectal
RR : Tidak terkaji x/mnt □ Teratur □ Tidak teratur
Nadi : Tidak terkaji x/mnt □ Teratur □ Tidak teratur □ Kuat
□ Lemah
OKSIGENASI
Pergerakan dada : √ Simetris □ Asimetris
Pola nafas : Irama √ Teratur □ Tidak teratur
Jenis □ Biot □ Cheyne stokes □ Kusmaul
Suara nafas : √ Vesikuler □ Ronchi …../….. □ Wheezing ../..
Sesak nafas : □ Tidak □Ya, Pada saat : □ Inspirasi □ Ekspirasi
□ Istirahat □ Aktifitas
Otot bantu nafas : √ Tidak □ Ya, Jenis : -
Batuk : √ Tidak □ Ya, Produksi sputum : √ Tidak
□ Ya, Warna:
Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan : -
SpO2 : Tidak terkaji %
Keluhan lain : Tidak ada
SIRKULASI
Irama jantung : √ Reguler □ Ireguler
Suara jantung : □ S1/S2 tunggal □ Mur-Mur □ Gallop
Akral : □ Hangat □ Panas □ Dingin kering □ Dingin basah
CRT : √ < 2 dt □ >2 dt
Anemis : √ Tidak □ Ya, Hb : mg/dl
Distensi vena jugular : √ Tidak □ Ya
Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan :
Keluhan lain :-
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
ELIMINASI
Kandung kemih : √ Supel □ Keras □ Nyeri tekan
Pola BAK : Frekuensi: 4-5x/hari Warna : kuning/amoniak
Gangguan : √ Tidak □ Retensi □ Inkontinensia □ Anuri
□ Oliguri □ Hematuri □ Lain lain :
Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan: - Tanggal pasang : -
BAB : √ Normal □ Konstipasi □ Diare Frekuensi :1x/hari
□ Melena Konsistensi :
Warna:
Inkontinentia : √ Tidak □ Ya
Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ileostomy □ Colostomy
Keluhan lain :-
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Skrining Gizi
Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6
bulan terakhir?
Parameter Skor
a. Tidak ada penurunan BB 0
b. Tidak yakin/ tidak tahu/ baju terasa longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut 1 - 5 Kg 1
6 - 10 Kg 2
11 - 15 Kg 3
> 15 Kg 4
Catatan: Jika skor ≧ 2 dan / atau pasien dengan diagnosa khusus, pengkajian
lanjutan dilakukan oleh dietisen
Mobilisasi
Penggunaan alat bantu: √ Tidak □ Ya, sebutkan: -
ENDOKRIN
Pembesaran kel. Thyroid : √ Tidak □ Ya
Pembesaran kel. Getah bening: √ Tidak □ Ya
Hyperglikemi : √ Tidak □ Ya, Sebutkan
Keluhan lain : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
REPRODUKSI
WANITA PRIA
Status Paritas : G P □ Prostat √ Normal □
Kelainan:
Menopause : □ Belum □ Ya, Sejak ………. □ Scrotum √ Normal □
Kelainan:
Genetalia eksterna : □ Bersih □ Fluor albus
PERENCANAAN PULANG
Jaminan kesehatan :-
Pekerjaan penganggungjawab pasien : -
Orang yang membantu perawatan di rumah : -
Bila salah satu jawaban diatas "Ya", maka dilanjutkan perencanaan sbb:
Perawatan hygiene perseorangan (mandi, keramas, eliminasi dll): √ Tidak □
Ya, sebutkan:
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan dengan atau tanpa alat bantu:
□ Tidak √ Ya, sebutkan…….
Latihan fisik lanjutan, perlu rujuk Rehab Medik:
√ Tidak □ Ya, sebutkan:
Pemantauan pemberian obat:
terapi syaraf dan terapi listrik
√Tidak □ Ya, sebutkan……….
Bantuan tenaga medis dan atau perawatan di rumah (home care):
√ Tidak □ Ya, sebutkan….
Lain lain : -
Nama obat Dosis Frekuensi Cara pemberian Indikasi Kontraindikasi Efek samping Keterangan
Sanmol 250 mg 3x1 Oral Meredakan nyeri Pasien dengan riwayat Reaksi -
seperti sakit hipersensitivitas dan hematologi,
kepala, sakit penyakit hepar aktif reaksi kulit,
gigi, serta derajat berat. dan reaksi
demam yang alergi lainnya,
menyertai flu kerusakan hati
dan setelah pada
imunisasi. penggunaan
jangka lama
dan overdosis.
Cefotaxim 500 mg 2x1 Oral Untuk Pasien dengan riwayat Mual dan
e membunuh alergi, dan harus muntah.
bakteri dan berhati-hati digunakan
menghambat pada pasien dengan
pertumbuhannya. abnormalitas darah
atau riwayat
hipersensitivitas
terhadap penicillin.
Pemeriksaan Penunjang / Hasil LAB:
3.2 Analisa Data
Hipertermia
2. DS: Demam Typhoid Defisit Nutrisi
- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau
makan Peningkatan kerja usus
- Ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya
menurun HCL meningkat
- Ibu pasien mengatakan anaknya merasa mual
- Ibu pasien mengatakan berat badan anaknya Mual, muntah
turun sebanyak 0,5 kg
DO: Lemah,pucat, lesu
- Mukosa bibir kering
Defisit Nutrisi
3. DS: Demam Typhoid Ansietas
- Ibu pasien mengatakan anaknya terlihat gelisah
dan lemas Hospitalisasi
- Ibu pasien mengatakan anaknya merasa bingung
DO: - - Berpisah dengan teman dan lingkungan
yang disayangi
- Takut akan prosedur tindakan
- Tidak kooperatif dengan petugas
kesehatan
- Banyak bertanya
Ansietas
3.3 Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan ibu pasien
mengatakan anaknya panas kurang lebih 5 hari, ibu pasien mengatakan anaknya
tampak lemas, suhu tubuh pasien 37,5 0C, kulit kemerahan dan kering.
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
dibuktikan dengan ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau makan, ibu pasien
mengatakan nafsu makan anaknya menurun, ibu pasien mengatakan anaknya merasa
mual, ibu pasien mengatakan berat badan anaknya turun sebanyak 0,5 kg, mukosa
bibir kering.
3. Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit dan kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan ibu pasien mengatakan anaknya terlihat gelisah dan lemas, ibu
pasien mengatakan anaknya merasa bingung.
3.4 Intervensi Keperawatan
Regulasi Temperatur
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian - Untuk menentukan
antipiretik, jika perlu tindakan selanjutnya yang
berkaitan dengan
perkembangan pasien.
- Antipiretik digunakan
untuk mengurangi
demam dengan aksi
sentralnya pada
hipotalamus.
2. Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
dengan ketidakmampuan keperawatan selama 2x24 jam Observasi:
mengabsorbsi nutrient diharapkan defisit nutrisi dapat - Identifikasi status nutrisi - Untuk mengetahui penyebab
dibuktikan dengan ibu pasien teratasi dengan kriteria hasil: - Identifikasi makanan yang defisit nutrisi sehingga
mengatakan anaknya tidak Status Nutrisi L.03030 hal 121 disukai perawat dapat menentukan
mau makan, ibu pasien - Pasien dan ibu pasien - Monitor berat badan anak tindakan selanjutnya yang
mengatakan nafsu makan kooperatif berkaitan dengan
anaknya menurun, ibu pasien - Berat badan membaik perkembangan pasien.
mengatakan anaknya merasa - Membran mukosa
mual, ibu pasien mengatakan membaik - Menghilangkan rasa tak
berat badan anaknya turun Fungsi Gastrointestinal L.03019 Terapeutik: enak dan dapat
sebanyak 0,5 kg, mukosa hal 25 - Lakukan oral hygiene meningkatkan nafsu
bibir kering. - Nafsu makan meningkat sebelum makan, jika perlu makan.
- Mual menurun - Sajikan makanan secara - Meningkatkan masukan
menarik dan suhu yang sesuai meskipun nafsu makan
Edukasi: mungkin lambat untuk
- Ajarkan diet yang kembali
diprogramkan
17.14 Cahya
17.15
Cahya
17.18
Cahya
Respon klien:
- Ibu klien kooperatif dan mengatakan bersedia saat mendampingi anaknya
latihan.
Daftar Pustaka
Nurarif, H.A., dan Kusuma Hadi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta: MediAction Jogjakarta.
Doenges, Marylin E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani WI., Setiowulan W. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia