100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan10 halaman

LP Cva

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

CVA INFARK
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PROFESI NERS
MANAJEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Dibuat Oleh :
MAYNANDA ALIFTANISA AMRIBOGE
A3R17026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN
2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN
CVA INFARK

A. DEFINISI
CVA (Cerebro Vaskuler Accident) biasa dikenal di masyarakat dengan istilah stroke
adalah kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya
gangguan perdarahan darah pada otak yang bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan
gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih menyebabkan cacat berupa kelumpuhan
anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir, daya ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan lain
hingga menyebabkan kematian (Muttaqin,2011).
CVA adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa
defisit neurologi lokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi di sepanjang pembuluh
darah arteri yang menuju ke otak di suplai oleh arteri karotis interna dan dua arteri verebralis.
Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (Suzzane,2010)
Stroke iskemik (non Hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah strok iskemik.
Stroke Iskemik penyebab infark yang paling sering terjadi, merupakan keadaan aliran darah
tersumbat atau berkurang di dalam arteri yang memperdarahi daerah otak tersebut. Stroke
menyebabkan angka kematian tinggi.

B. KLASIFIKASI
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
Defisit neurologis yang terjadi dalam durasi kurang dari 12 jam sebagian besar terjadi 5-30
menit. Serangan disebabkan karena adanya emboli dan trombus lokal. Gejala akan hilang
jika oklusi dikeluarkan atau dilarutkan (sebagian atau seluruhnya)
2. Revesible Ischemic Neurologic Defisit
Gejala stroke berlangsung 24 jam hingga beberapa minggu. Pasien mengalami kerusakan
minimal, sedang atau tidak ada kerusakan permanen.
3. Stroke in Evolution
Gejala berlangsung dari 24 jam dengan kerusakan neurologis yang progresif. Terdapat dari
kerusakan neurologis.
4. Completed Stroke
Timbulnya kerusakan neurologis yang permanen
Stroke dibagi menjadi 4:
a.Stroke Lakunar
Infark Lakunar terjadi karena pembuluh halus hipertensife dan menyebabkan sindrome
stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-kadang lebih lama.
Merupakan infark yang terjadi setelah oklusi aterotrombotik atau hialin lipid.
Penyebabnya: Microatheroma, Lipohyalinosis, hipertensi sekunder atau vaskulitis
nekrosis fibrinoid, hialin arteriosklerosis, amiloid angiopathy.
b. Stroke Trombotik Pembuluh Besar
Sebagian besar pada stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relatif mengalami dehidrasi
dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke ini sering berkaitan dengan lesi ateroskelrotik
yang menyebabkan penyempitan atau stenosis dia erteria karotis interna atau yang lebih
jarang dipangkal arteria serebri media atau ditaut arteria vertebralis dan basilaris.
c.Stroke Embolik
Stroke embolik diklasifikasikan berdasarkan arteri yang terlibat (misalnya stroke arteria
vertebralis) atau asal embolus. Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau jantung.
d. Stroke Kriptogenik
Suatau keadaan dimana pasien mengalami oklusi mendadak pembuluh intrakranium
besar tanpa penyebab yang jelas karena sumber penyebabnya tersembunyi bahkan setelah
dilakukan pemeriksaan diagnostic dan evaluasi klinis yang ekstensif.

C. ETIOLOGI
1. Faktor resiko yang dpat diobati/dicegah:
- Perokok
- Penyakit jantung (Filbrilasi jantung)
- Tekanan darah tingi
- Peningkatan jumlah sel darah merah (Polocitemia)
- Transient Ischemic Attack (TiAs)

2. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah:


- Usia diatas 65 Tahun
- Peningkatan tekanan karotis (indikasi terjadiya artheriosklerosis yang meningkatkan
resiko serangan stroke)
- DM
- Keturunan

D. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum tanda dan gejala dari CVA atau stroke berupa lemas mendadak didaerah
wajah, lengan atau tungkai, terutama disalah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan seperti
ganda atau kesulitan melihat pada salah satu atau kedua mata, bingung mendadak, tersandung
selagi berjalan, pusing, hilangnya keseimbangan atau koordinasi, nyeri kepala mendadak
tanpa kausa yang jelas.
Menurut Kowalak (2011), keluhan dan gejala umum stroke meliputi;
1. Kelemahan ekstremitas yang unilateral
2. Kesulitan bicara
3. Patisari pada salah satu sisi tubuh
4. Sakit kepala
5. Gangguan penglihatan (Diplopia, hemianopsia, ptosis)
6. Rasa pening
7. Ansietas
8. Perubahan tingkat kesadaran
E. PATHWAY
WOC ( WEB OF CAUTION ) CVA INFARK

Faktor pencetus/etiologi : Penimbunan lemak/kolesterol Lemak yng sudh nekrotik Menjadi kapur/mengandung kolesterol
Trombosis serebri, emboli yang meningkat dalam darah dan berdegenerasi dengan infiltrasi limfosit (trombus)

Ateriosklerosis Penyempitan pembuluh


darah (oklusi vaskuler)

CVA INFARK Aliran darah


terhambat
Proses metabolism Eritrosit bergumpal,
dalam otak terganggu endotel rusak

Penurunn suplai darah


Resiko Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan Otak Peningkatan TIK Edema cerebral
dan O2 ke otak

Nyeri Akut

Arteri carotis interna Arteri Vertebra basilaris Arteri Cerebri media

Disfungsi N.II (optikus)


Kerusakan N. I (olfaktorius), N. II (optikus),
Kerusakan Neurocerebrospinal N. VII Disfungsi N. XI (assesoris)
Kebutaan N. IV (troklearis), N. XII (hipoglosus)
(fasialis), N. IX (glossofaringeus)
Penurunan fungsi motorik
Ketidakmampuan mencium, dan muskuluskeletal
Resiko Jatuh melihat, dan mengecap Ketidakmampuan bicara
Penurunan fungsi N. X (vagus), N.
IX (glossofaringeus)
Gangguan Komunikasi Gangguan Mobilitas Tirah baring lama
Verbal Fisik
Gangguan Menelan Proses menelan tidak efektif
Kerusakan
Ketidakseimbangan Nutrisi Integritas Kulit
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan diagnosis untuk stroke meliputi :
Skor Stroke Siriraj
(2,5 x Derajat Kesadaran + (2 x Muntah ) + (2 x Nyeri Kepala) +
(0,1 x Tekanan Diastolik) - (3 x Penanda Ateroma) – 12
Dimana :
Derajat Kesadaran 0 = kompos mentis; 1 = somnolen; 2 = spoor/koma
Muntah 0 = tidak ada; 1 = ada
Nyeri Kepala 0 = tidak ada; 1 = ada
Ateroma 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih (diabetes, angina, penyakit
pembuluh darah)
Hasil:
Skor > 1 : pendarahan supratentorial
Skor < -1 : Infark serebri

Skor Gadjah mada (untuk membedakan antara stroke iskemik dan hemoragik)
Penurunan Nyeri Kepala Babinski Jenis Stroke
Kesadaran
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik

2. Laboratorium : analisis laboratorium standar mencakup urinalis, HDL, Laju Endap Darah
(LED) faal hemostasis (APTT, PTT), panel metabolic dasar (natrium, kalium, Klorida,
Bikarbonat, Nitrogen, Urea Darah, dan Kreatinin)
3. Pemeriksaan Sinar X toraks: Dapat mendeteksi pembesaran jantung (kardiomegali) dan
infiltrate paru yang berkaitan dengan gagal jantung kongesif
4. Ultrasonografi USG karaois : Evaluasi standart untuk mendeteksi gangguan aliran darah
karotis dan kemungkinan memperbaiki kausa stroke
5. CT Scan : Untuk membedakan infark serebri atau perdarahan, yang berguna untuk
menentukan tata laksana awal
6. MRI : menunjukkan daerah infark, perdarahan, malformasiarteriovena (MAR)
7. Skrining toksikologi : berguna pada pasien tertentu dalam rangka untuk membantu
mengidentifikasi pasien yang intoksikasi dengan gejala atau perilaku dengan mimik stroke

G. PENATALAKSANAAN
1. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha untuk menstabilkan TTV dengan:
a.Mempertahankan saluran nafas yang paten
b. Kontrol tekanan darah
c.Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif
2. Terapi Konservatif
a.Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral
b. Anti agregasi trombolis : aspirin untuk menghambat reaksi pelepan agregasi
trombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma
c.Antil koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosisi atau emboli
dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler
d. Bila tejadi peningkatan TIK (dengan gejala: brakikardi, ketidak teraturan
pernapasan, peningkatan tekanan darah, muntah proyektil, TIK normal < 15 mmHg
- Hiperventilasi dengan ventilator sehigga PaCO2 30-35 mmHg
- Osmeoterapi antaralain :
- Infus manitol 20% 100ml atau 0,25-0,5 g/kgBB/kali dalam waktu 15-30 menit, 4-6
kali/hari
- Infus gliserol 10% 250ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari
- Posisi kepala head up (15-30o)
- Menghindari mengejan pada BAB
- Hindari batuk

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
2. Gangguan Komunikasi Verbal b.d gangguan neuromuskuler

I. INTERVENSI
1. Gangguan Mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
SLKI : Mobilitas Fisik
- Pergerakan ekstremitas meningkat
- Kekuatan otot menningkat
- Rentang gerak (ROM) meningkat
- Nyeri menurun
- Kecemasan menurun
- Gerakan terbatas menurun
- Kelemahan fisik menurun

SIKI : Dukungan Mobilisasi


Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
- Monitor kondisi umum, selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dan meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur, duduk
disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)

2. Gangguan Komunikasi Verbal b.d gangguan neuromuskuler


SLKI : Komunikasi Verbal
- Kemampuan bicara meningkat
- Kemampuan mendengar meningkat
- Kesesuaian ekspresi/wajah meningkat
- Pelo menurun
- Respons perilaku menurun
- Pemahaman komunikasi menurun
SIKI : Promosi Komunikasi Defisit Bicara
Observasi
- Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi bicara
- Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis.
Memori, pendengaran, dan bahasa)
- Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang mengganggu bicara
- Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
Terapeutik
- Gunakan metode komunikasi alternatif (mis. Menulis, mata berkedip, papan
komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan komputer)
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis. Berdiri didepan pasien,
mendengarkan dengan seksama, tunjukkan satu gagasan tau pemikiran sekaligus)
- Modifikais lingkungan untuk meminimalkan bantuan
- Berikan dukunga psikologis
- Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan berbicara perlahan
- Ajarkan pasien dan keluarga proses ognitif, anatomis, dan fisiologis yang berhubungan
dengan kemampuan berbicara
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli patologi bicara / terapi
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan
Salemba Medika: Jakarta
Harsono, ED. 2010. Kapita Selekta Neurologi, Gajah Mada UP
Brunner and Suddarth. Keperawatan Medikal-Bedah: Buku Saku untuk Brunner and Suddarth.
2012. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. 2011. Jakarta: EGC
Doenges, E., Marilyn. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC: Jakarta
Suratun dkk. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. 2010. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai