Bagi Erlina-1
Bagi Erlina-1
Bagi Erlina-1
Ilmu adalah cahaya kemilau bagi pemiliknya ( begitu pula para pelakunya ).
Perumpamaan orang yang berilmu ditengah - tengah umat manusia selerti seorang diantara
sekumpulan manusia yang berada ditengah kegelapam. Ia memegang lampu dan obor
ditangannya untuk menerangi jalan yang menakutkan serta menyeramkan. Sehingga mereka
selamat dari marabahaya dan terhindar dari onakndan duri serta mereka dapat menemukan jalan
yang aman dan lurus.
Tujuan untuk ilmu adalah untuk diamalkan. Ilmu dicari dan didapat, kemudian diamalkan
dalam rangka merealisasikan penghambaan diri serta bertaqarub kepada Allah SWT. Oleh karena
itu, hendaknya ilmu didahulukan sebelum melalukan segala bentuk amalan. Sehingga amal
ibadah, ketaatan, maupun pendekatan diri kepada Allah SWT dilakukan diatas hujjah, ilmu yang
bermanfaat dan pondasi yang benar serta amalan baik yang diridhoinya.
Ada seseorang yang bercerita dalam sebuah perjalanan manasik haji, para jamaah secara
bertubi-tubi mengajukan banyak pertanyaan kepada pembimbibg haji. Hampir semua
permasalahan yang dihadapi dan dijumpai dalam pelaksanaan haji mereka konsultasikan kepada
jamaah haji ( pembimbing ). Kita yakin, suasana semacam ini hampir dialami oleh semua jamaah
haji. Mengapa bisa terjadi demikian ? Jawabannya hanya ada dua kemungkinan yaitu mereka
khawatir apabila ibadah haji yang mereka lakukan tidak sah ataupun tidak diterima oleh Allah
atau mereka khawatir dan takut jangan sampai mereka melakukan pelanggaran yang
menyebabkan mereka terkena denda.
Demikianlah gambaran semangat orang dalam menggali ilmu pada pelaksanaan haji.
Suasana ini terbentuk dikarenakan kekhawatiran saat pelaksanaan ibadah haji. Mereka sadar,
bahwa ibadah yang telah mereka lakukan inibmemakan banyak biaya dan tenaga. Sehingga
sangat disayangkan apabila ibadah tersebut tidak membuahkan sesuatu apapun pada dirinya.
Pernahkah sikap dan perasaan semacam ini timbul dihati kita atau bahkan dalam
melaksanakan amalan lainnya? Ataukah sebaliknya. Justru kita menganggap remeh dan enteng
setiap melaksanakan ibadah, sehingga tidak memperhatikan pondasi ilmunya. Inilah yang lenting
untuk kita renungkan. Semangat untuk mendasari amal dengan ilmu merupakan cerminan
perhatian seseorang terhadap kesempurnaan amal untuk menunjukkan sikap ini seorang ulama'
yang bernama Sufyan at- tsauri mengatakan: " jika kamu mampu tidak akan menggaruk kepala
kecuali jika ada dalilnya maka lakukanlah ".
Ulama' tersebut menasehatkan agar setiap amal yang kita lakukan didasari dengan dalil.
Namun sayangnya, masih banyak diantara kaum muslumin yang kurang memperdulikan
landasan ilmu ketika beramal yang sifatnya rutinitas. Jarang kita menemukan orang yang
beribadah secara rutin. Semisal sholat, kemudian dia berusaha mencari tahu, apa landasan setiap
gerakan dan bacaan sholat yang ia kerjakan. Bisa jadi ini didasari anggapan, bahwa amal
rutinitas ini terlalu ringan dan mudah dilakukan.
Mengapa harus berilmu sebelum beramal? Karena ilmu adalah syarat sah amal. Dalam
kitab shohihnya, imam bukhori mengatakan:
Ilmu adalah syarat sah ucapan dan perbuatan. Ucapan dan perbuatan tidak akan dinilai
kecuali dengan ilmu. Oleh sebab itu, ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Karena
ilmu yang akan mensahkan niat dan niat adalah yang mensahkan amal. ( Umdatul al-qori' , syarh
shahih bukhori, al-hafidz al-aini, jilid 2, hal 476 )
Posisi ilmu dan amal adalah sebagai pengendali niat. Karena seseorang baru bisa berniat
untuk beramal dengan niat yang benar, jika dia memahami tujuan dia beramal. Amal itu tidak
mungkin diterima kecuali yang didahului dengan tujuan untuk Allah. Inti dari tujuan adalah
memahami tentang pahala yang Allah berikan serta memahami tata cara ikhlas kepada Allah
dalam beramal. Dalam keadaan semacam ini, bolehlah amal tersebut diharaokan bisa
memberikan manfaat, karena telah didahuluidengan ilmu. Sebaliknya, ketika amal tidak diiringi
niat, tidak mengharapkan pahala, dan kosong dari ikhlas karena Allah maka hakikatnya bukanlah
amal, namun ini seperti perbuatan orang gila yang tidak dicatat amalnya.
Sesungguhnya orang itu dituntut untuk senantiasa belajar, meskioun ilmu yang dia
pelajari belum waktunya untuk diamalkan. Karena ilmu tersebut akan senantiasa memberikan
manfaat bagi dirinya atau orang lain. Orang berilmu dengan tidak itu sungguh jauh berbeda.
Orang dikatakan beramal jika ia mempunyai ilmu.
Pasti kalian bertanya-tanya apa itu amal ? Sudah banyak pembahasan diatas yang
menyinggung tentang amal. Amal berasal dari bahasa arab yang berarti perbuatan atau tindakan.
Dalam pandangan islam adalah setiap amal sholih atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhoi
oleh Allah. Dengan demikian, amal dalam islam tidak hanya sebatas ibadah, sebagaimana ilmu
dalam islam tidak hanya sebatas ilmu fiqih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam islam ini
mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan
lain-lain. Ilmu yang dikembangkan dengan benar dan baik maka akan berdampak positf bagi
peradaban dan kebudayaan manusia.
Dalam penciptaan manusia, Allah SWT menceritakan rencananya kepada para malaikat
bahwasanya Allah akan menciptakan makhluk yang bernama manusia sebagai kholifah fil ardh,
para malaikat bertanya kepada Allah SWT " Ya rabb, apakah engkau akan menciptakan
makhluk yang bernama manusia yang kerjanya hanya membuat keributan, keonaran, kerusakan
serta keramaian dan pertumpahan darah dialam bumi ?"
"Sedangkan kami para malaikat yang selalu bertasbih, menyucikan asmamu serta tunduk
dan patuh kepadamu tidak engkau amanahi ? "Kemudian Allah SWT pun menjawab "
sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang tidak engkau ketahui." Karena jawaban yang
dilontarkan Allah SWT seperti itu, malaikat meminta ampun kepada dzat yang maha
menciptakan dan memusnahkan apa yang ada dilangit dan dibumi. Mereka para malaikat pun
sadar akan kesalahannya dan menyadari kebesaran, keagungan, dan kekuasaan Allah SWT.
Peristiwa yang terjadi diatas dapat di tarik kesimpulan dan peristiwa tersebut diabadikan
oleh Allah SWT dalam Al-qur'an dan mengandung 3 poin inti:
Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut adalahtidak cukup dengan selalu
beribadah dia bisa mengatur atau memimpin sebuah organisasi atau institusi, tapi juga diperlukan
potensi dan bakat dalam mengatur atau memimpin sebuah organisasi.
Contoh dari peristiwa diatas yaitu para malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah
SWT, tunduk, patuh serta beribadah nyatanya tidak diamanahi untuk mengatur atau menjadi
kholifah di bumi. Allah lebih percaya kepada manusia untuk mengatur atau memimpin bumi
karena Allah menciptakan manusia dengan akal dan nafsu yang tidak dimiliki oleh makhluk lain
yang Allah ciptakan. Maka pantas bahwa Allah SWT menempatkan manusia dibumi karena
manusia mempunyai potensi untuk mengelolanya yaitu ilmu.
Pada dasarnya, manusia mencari kebenaran menggunakan ilmu dan pengetahuan yang
dimilikinya. Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang memiliki rasa pebasaran yang besar.
Mereka akan mencari apa yang tifmdak diketahuinya sehingga menemukan titik temu dari apa
yang tidak mereka diketahui. Dari pernyataan tersebut, itulah yang dinamakan pengetahuan.
Contohnya Ahmad melihat bintang yang ada dilangit pada malam hari. Maka Ahmad dikatakan
mempunyai pengetahuan tentang itu. Tapi Ahmad belum dikatakan mempunyai ilmu tentang hal
tersebut. Ahmad dikatakan mempunyai ilmu tentang perbintangan jika telah melakukan
penelitian dan pembelajaran.
Ilmu didapatkan dengan banyak membaca, mencari hal-hal baru, mengikuti seminar,
penelitian dan diskusi. Apabila Ahmad dalam contoh tersebut selalu mencari pengetahuan
tentang perbintangan, mengikuti diskusi dan penelitian maka ia bisa dikatakan ilmuan.
Dikarenakan ia mempunyai ilmu tentang perbintangan. Ilmu disebarluaskan dengan pendidikan
agar mendapatkan ilmu yang lebih dan banyak pengetahuan yang didapat.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang yang bersifat membina,
mendidik, mengajarkan apa yang tidak diketahuinya sehingga bisa mengetahui dengan jelas baik
mengajarkan dari aspek kognitif yaitu kemampuan yang dimiliki peserta didik, aspek
psikomotorik yaitu keterampilan bagaimana dapat mengembangkan bakat serta minat, dan aspek
afektif yaitu sikap atau karakter dari peserta didik, aspek jasmani serta rohani juga patut
diajarkan dalam usaha mendidik.
Dengan pendidikan yang dilakukan manusia maka manusia akan semakin mengetahui
apa yang mereka pertanyakan. Mereka akan menerima jawaban dari pertanyaan yang selalu
terngiang-ngiang dipikirannya. Apabila manusia tersebut masih belum faham atas semua yang
mereka fikirkan mereka bisa bertanya kepada orang yang lebih mengetahui atau mereka bisa
melakukan sebuah observasi atau penelitian.
Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa cara manusia melihat ilmu pengetahuan
sepanjang sejarah. Secara umum, sumber pengetahuan ( kebenaran ilmiyah ) bisa dikategorijan
dalam lima kelompok yaitu :
1. Pengalaman ( experience )
Pengalaman adalah hal biasa dan layak sebagai sumber pengetahuan. Pengalaman
belum semuanya dapat digunakan. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari sebuah
kejadian tergantung dari siapa diri kita. Banyak pengalaman, banyak pula pelajaran yang
kita dapat baik positif maupun negatif.
2. Otoritas ( Authority )
Untuk sesuatu hal yang sulit dan tidak mungkin kita bisa memahaminya dengan
pengalaman, biasanya orang menoleh pada otoritas, pengetahuan dari seseorang yang
mempunyai pengalaman yang banyak atau memiliki banyak sumber keahlian. Contoh
untuk mempelajari mengenai jumlah penduduk Ametika Serikat, kita bisa meninjau
laporan bidang sensus Amerika Serikat. Meskipun para ahli sangat berguna sebagai
sumber pengetahuan, anda mesti selau bertanya, bagaimana seorang ahli bisa tahu ?
Semula, orang beranggapan bahwa seorang ahli adalah benar hanya kqrena posisinya.
Sekarang, orang enggan untuk mempercayai seorang sebagai ahli yang benar-benar
diakui.
3. Penalaran Deduktif
4. Penalaran Induktif
5. Pendekatan Ilmiyah
Metode untuk meraih pengetahuan ketika peneliti bergerak secara induktif dan
observasu menuju ke hilotesis dan ke deduktif dan hipotesus menuju keimplikasi logis
dari hipotesis tersebut.
Soal UTS
1. Bagaimana pemahaman Anda terhadap mata kuliah filsafat dan teori MPI?
2. Jika Anda menjadi Alumni MPI, bagaimana strategi anda dalam menggunakan
pemahaman sejarah manusia mencari ilmu pengetahuan.
Jawaban
1. Menurut saya mata mata kuliah filsafat dan teori MPI memerlukan pemikiran yang kritis,
sistematis, logis, kontemplatif dan lain sebagainya. Selain itu, kita harus mengetahui
teori-teori dari beberapa ahli tentang cara memanajemen pendidikan yang berbasis islam.
Dari itu, mata kuliah Filsafat dan teori MPI menuntut kita untuk berpikir luas, logis kritis
dan sebagainya serta memahami teori-teori MPi. Dalam Filsafat ada tiga pendekatan yang
merupakan sifat kritisnya yakni pendekatan ontologis, pendekatan epistemologis dan
pendekatan aksiologis. Dari pendekatan tiga sifat kritis tersebut, kita gabungkan dengan
teori-teori MPI yang kita pelajari. Maka akan didapat objek atau hakikat, metode atau
cara serta tujuan manajemen pendidikan Islam. Mata kuliah filsafat dan teori MPI
mengkombinasikan dua pelajaran sekaligus yaitu tentang filsafat dan juga teori tentang
manajemen pendidikan islam. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mata kuliah ini menuntut
kita untuk memahami secara luas dan mendalam bagaimana cara mengatur, mengelola
pendidikan yang berbasis Islam. Perlu diketahui fakultas tarbiyah apalagi prodi
manajemen pendidikan islam yang notabennya menjurus di dunia pendidikan dan akan
mengelola, mengatur serta mengurusi semua yang ada kaitannya dengan pendidikan.
Maka tak heran lagi bahwa mata kuliah filsafat dan teori MPI ini sangat dibutuhkan untuk
dipelajari demi kemajuan pendidikan Dinegara kita. Karena negara kita butuh para
pengelola, pengatur pendidikan yang handal, yang berpikir kedepan dalam rentang jangka
yang panjang. Sukses tidaknya suatu kegiatan itu tergantung pengelolanya. Begitupun
pendidikan, pengelola yang handal, pengelola yang mampu berpikir kedepan, pengelola
yang benar-benar memahami pendidikan itu akan berpengaruh terhadap kemajuan
pendidikan Dinegara ini dan untuk mencerdaskan anak bangsa.
2. Perlu diketahui bahwa alumni MPI pastinya paham betul akan pendidikan. Baik itu
pendidikan umum maupun pendidikan Islam serta bagaimana memanajemen, mengatur,
mengelola tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana
hingga keuangan atau dana dengan baik. Tapi tidak semua alumni MPI faham betul akan
pendidikan, hanya orang-orang yang serius, mau berusaha dengan giat dan suka
mendalami pendidikan. Dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa bacalah!. Ini merupakan
Wahyu yang diturunkan Allah melalui perantara malaikat Jibril kepada nabi Muhammad
Saw. Dari ayat Al Qur'an tadi bisa dijadikan acuan bagi mahasiswa apalagi yang
menjurus pada pendidikan bahwa membaca adalah sumber ilmu. Tanpa membaca kita
tidak mengenal dunia. Dan ikatkanlah ilmu dengan menulis agar engkau dikenal dunia.
Begitu pentingnya ilmubagi manusia, sehingga kita harus mencari dan menggali hingga
kita dapat mempraktekkan serta mengamalkan kepada sesama manusia. Karena ilmu
yang tidak diamalkan bagaikan pohon tak berbuah. Manusia didunia diciptakan oleh
Allah SWT sebagai Kholifah fil ardh yang mana manusia diciptakan dengan akal dan
nafsu yang tidak dimiliki oleh makhluk lain yang Allah ciptakan. Maka pantas jikalau
manusia ditempatkan di bumi, karena manusia mempunyai potensi untuk mengelolanya
yaitu ilmu. Mengelola, mengurus dan memperhatikan akan pendidikan Dimas yang
mendatang maka harus pandai-pandainya membaca. Membaca disini dapat diartikan
banyak hal yaitu membaca situasi, membaca keadaan lingkungan, membaca apa yang
belum terselesaikan dan lain sebagainya. Dari penjelasan tadi sudah jelas bahwa
pengelola, pengatur apalagi pemimpin harus bisa membaca situasi dan kondisi serta
memahami sesuatu yang sulit dipahami oleh yang lainnya serta harus banyak
pengalaman. Disebabkan pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Banyak pelajaran
yang akan kita sdapat baik itu yang bernilai positif maupun yang bernilai negatif dari
banyaknya pengalaman yang sudah banyak kita lalui. Jadi bukan hanya belajar saja kita
mendapatkan pengetahuan atau ilmu, tapi dari pengalaman juga kita akan banyak
wawasan atau pun literasi. Yang menjadi motivasi dan semangat mahasiswa yang
menjurus di pendidikan apalagi prodi manajemen pendidikan islam Yaitu hadist nabi
Muhammad Saw yang berbunyi " carilah ilmu sampai ke negeri Cina" dan " mencari ilmu
itu wajib bagi kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan " serta hadis yang
berbunyi " carilah ilmu mulai dari kandungan ibu sampai liang lahat ". Dari hadis
tersebut, membuat mahasiswa yang selalu mementingkan akan pendidikan menjadi lebih
semangat, lebih giat untuk mencari ilmu. Dan ada juga yang melakukan pendekatan
ilmiah untuk meraih pengetahuan dengan Melakukan penelitian akan pendidikan
sehingga didapat pengetahuan serta ilmu yang mendalam. Dan ada juga mahasiswa yang
sudah menikah apalagi mempunyai 2 atau 3 anak masih semangat untuk tholabul Ilmi
dikarenakan pentingnya ilmu untuk kehidupan sehari-hari maupun masyarakat. Dan
ingatlah ayat Al Qur'an dan hadits nabi yang menjelaskan tentang pendidikan agar kita
sebagai manusia MPI tidak pernah lelah untuk menggali ilmu dan tidak lupa akan
pentingnya ilmu. Khoirunnas anfauhum linnas yang berarti sebaik-baiknya manusia
adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.
1. Mata kuliah filsafat dan teori MPI menurut pemahaman saya harus dengan pemahaman
yang kritis, logis dan berfikir kedepan tentang cara mengelola atau mengatur pendidikan
yang berbasis islam. Mata kuliah filsafat dan teori MPI harus belajar dua hal yaitu filsafat
dan teori tentang manajemen pendidikan islam. Kita sebagai calon pengelola pendidikan
seyogyanya paham betul tentang pendidikan. Maka dari itu kita dituntut atau diberi
pelajaran tentang filsafat dan teori MPI agar kedepannya kita dapat mengelola pendidikan
dengan baik serta tujuan yang kita buat berlangsung untuk jangka panjang. Mata kuliah
filsafat dan teori MPI itu sangat penting bagi mahasiswa fakultas tarbiyah apalagi
mahasiswa prodi Manajemen Pendidikan Islam yang notabene akan mengurusi semua
yang berkaitan dengan pendidikan. Jadi kita adalah calon pengelola pendidikan di negara
kita indonesia. Maka belajarlah mata kuliah filsafat dan teori MPI dengan sungguh-
sungguh agar pemecahan kita selalu condong kedepan berjangka panjang serta logis atau
masuk akal dan kritis untuk menjadikan pendidikan di indonesia semakin berkualitas dan
bermutu serta berkarakter yang baik, karena sukses tidaknya lembaga pendidikan itu
bergantung pada pengelolanya. Jika pengelola pendidikan tidak bisa mengelola dengan
baik, maka jangan salahkan kalau pendidikan kita akan stagnan atau tetap dan tidak ada
perubahan yang menarik dalam pendidikan. Apalagi pendidikan yang kita kelola berbasis
islam maka jangan sampai mereka berpendidikan yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi
Muhammad yang berdasarkan kepada al-quran dan al hadits.