Makalah Materi Pembelajaran PAI Pada SD - PAI-4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MATERI PEMBELAJARAN PAI PADA SD

( Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Materi PAI Pada SD)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Farida Jaya M. Pd.

Disusun Oleh:

PAI-4/Semester IV

1. Akhmali Ahmad Sudandi (0301192171)


2. Khofifah Indra Maya (0301192170)
3. Muhammad Syahrul Hsb. (0301192196)
4. Nur Sri Hasanah (0301193251)
5. Yunita Saskia Simbolon (0301193244)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Segala puji dan syukur kita atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat
iman dan nikmat kesehatan serta kesempatan, sehingga Kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul tepat pada waktunya. Shalawat berangkaikan salam
senantiasa kami sampaikan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad Saw, yang karena atas
kecintaannya pada umatnya, maka hingga kini kami bisa berdiri tegak dibawah naungan
cahaya ilmu pengetahuan dalam nikmat Islam.

Kami selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada IbuDra. Farida Jaya M.
Pd.selaku dosen mata kuliah Materi PAI Pada SD, yang telah membimbing dan mengajari
Kami mengenai pembelajaran tersebut. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Demikianlah makalah ini dibuat, besar harapan penulis agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Penulis menyadari jika dalam
penyusunan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mohon maaf kepada
pada pembaca, penulis juga menerima kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk
memperbaiki penulisan serta penyusunan makalah kami kedepannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 2 Mei 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari ........................................................ 3

B. Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru .................................................. 6

C. Makna Ikhlas Beramal dalam Kehidupan Sehari-hari ......................................... 11

D. Hikmah Puasa Ramadhan Membentuk Akhlak Mulia ......................................... 14

E. Shalat Tarawih dan Tadarus Al-Qur’an ................................................................ 20

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 26

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 26

B. Saran ........................................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak dalam kehidupan manusia menempati hal penting sekali, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Pembinaan akhlak mulia
dapat melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal. Jalur pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Pembentukan
akhlak mulia identik dengan pembinaan akhlak seseorang. Tanpa akhlak yang baik
seseorang akan dengan mudah melakukan apa saja asal dirinya senang walaupun
menyakiti orang lain. Oleh karena itu untuk pembinaan akhlak diperlukan perhatian
dari berbagai pihak, masyarakat, keluarga maupun sekolah. Pembinaan akhlak dapat
diartikan membentuk kepribadian yang dalam proses pembinaan dipengaruhi oleh
keluarga, sekolah dan masyarakat
Baiklah penulis akan membahas mengenai beberapa poin penting untuk
dipelajari bagi adik-adik kita ditingkat SD Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari –
hari, Hormat dan Patuh kepada Orang tua dan Guru, Makna Ikhlas Beramal dalam
Kehidupan Sehari - hari, Hikmah Puasa Ramadhan Membentuk Akhlak Mulia, Shalat
Tarawih dan Tadarus Alquran. Semoga dengan adanya tulisan ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan.

B. Rumusa Masalah
1. Bagaimana perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimanakah sikap hormat dan patuh kepada orang tua dan guru?
3. Apa makna ikhlas beramal dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana hikmah puasa ramadhan dapat membentuk akhlak mulia?
5. Apa itu shalat tarawih dan tadarus al-Qur’an?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku juju dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui seperti apa sikap hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru.

1
3. Untuk mengetahui makna ikhlas beramal dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk mengetahui hikmah puasa ramadhan dapat membentuk akhlak mulia.
5. Untuk mengetahui apa itu shalat tarawih dan tadarus al-Qur’an

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku Jujur Dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Pengertian Sikap Jujur
Sikap yang dikemukakan oleh Anas Sudjono adalah bagian dari tingkah
laku yang ada dalam diri manusia sebagai perwujudan atau gambaran dari
kepribadian yang telah keluar.1 Oleh karena itu sikap merupakan perbuatan,
prilaku, atau tingkah laku seseorang yang diakibatkan oleh reaksi seseorang
terhadap orang lain dan terhadap lingkungan.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan
wujud suatu tingkah laku atau prilaku individu untuk beraktivitas, bertindak
untuk melakukan sesuatu yang dilihat dari kecenderungan baru yang telah
Nampak perubahan dalam hal kemajuan atau peningkatan terhadap suatu keadaan
tertentu atau terhadap suatu objek, berupa peristiwa, nilai dan lain sebagainya.
Kejujuran berdasarkan pada Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010
adalah perilaku seseorang yang didasari pada upaya untuk menjadikan pribadinya
sebagai individu yang dapat dipercaya, baik berupa perkataan, tindakan,
perbuatan dan pekerjaan.2 Kemudian kejujuran yang dikemukakan oleh Ma'mur
Usmani yaitu sebuah prilaku yang dasarkan pada upaya untuk meningkatkan
kualitas diri agar dapat dipercaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dan
dalam hal tersebut disandarkan pula dalam perwujudan perbuatan, pekerjaan,
perkataan, dan tindakan.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sikap kejujuran
yaitu prilaku seseorang yang terjaga dari berbagai tindakan, perkataan, dan
pekerjaan, yang mengarah pada kebohongan dan kecurangan. Sehingga dalam
kehidupan seseorang akan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan,
keikhlasan, kebenaran, tidak mengambil yang bukan haknya, tidak berbohong,

1
Nurul Fitri, Safel, H. Marjuni. Pengaruh Sikap Kedisiplinan dan Kejujuran Peserta Didik Terhadap
Hasil Belajar Biologi. Jurnal Biotek. Vol. 04, No. 01. (Makassar Tajun 2016).
2
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Membangun Strategi Karakter Bangsa Perdaban, (Yogyakarta;
Pustaka Pelajar 2013). 14

3
memfitnah orang lain, tidak mencuri, dan tidak pernah bermaksud untuk
mencelakan orang lain.
Sikap jujur sangat perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi terutama
pada sekolah dasar, agar anak-anak terbiasa dengan perilaku jujur dalam
menjalani kehidupannya dan akan menjadi mental yang sangat kuat ketika
mereka berada pada ruang lingkup kehidupan yang lebih luas, maka sikap
kejujuran akan senantiasa terbentuk dalam dirinya sebagai sikap yang harus
dipertanggung jawabkan selama hidupnya. Hal ini sejalan dengan yang pernah
diungkapkan oleh Lickona bahwa sikap kejujuran merupakan salah satu nilai
kebaikan yang harus di ajarkan pada lembaga pendidikan dasar atau sekolah,
dengan demikian maka para peserta didik akan terbiasa dengan melakukan
tindakan yang tidak berurusan dengan hal yang tidak baik untuk melakukan
tindakan dan berkata-kata yang patut dan bermartabat.3

2. Pentingnya Perilaku Jujur


Sikap kejujuran merupakan pondasi utama yang sangat penting dalam diri
seseorang, karena kejujuran bukan hanya menyangkut bagaimana cara berucap
akan tetapi sikap ini harus benar-benar tercermin dalam diri yang diwujudkan
melalui prilaku setiap harinya.
Begitu pentingnya sikap kejujuran sampai ada pepatah yang mengatakan "
kejujuran adalah mata uang yang laku dimana-mana, bawalah sekeping kejujuran
di saku anda, maka itu telah melebihi mahkota raja sekalipun."4 Kejujuran
merupakan penyelamat bagi diri seseorang baik mata sesama manusia maupun di
mata Allah.
Jujur adalah sikap baik yang harus dimiliki oleh setiap insan, semua agama
dan keyakinan pun menganjurkan untuk memiliki sikap kejujuran di dalam Al-
Qur'an telah dikatakan bahwa lawan kejujuran adalah pembohong dan bohong
adalah pendusta. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam QS An-Nahl: 105

3
Lickona, Edukation "Karakter For Education" 2013. Dalam Reksiana. Krancuan Dalam Istilah
Moral, Akhlak Karakter, dan Etika. Journal Taqhaffiyyat. Vol. 19, No. 01. Tahun 2018. Jakarta
[email protected]. 65
4
Ngainun Naim 2012. Dalam Nurul Fitri, Safel, H. Marjuni. Pengaruh Sikap Kedisiplinan dan
Kejujuran Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Biologi. Journal Biotek. Vol. 04, No. 01. (Makassar Tajun
2016). 132

4
‫ؤ ٰك‬
‫ذُ ؤ ؤذ‬
َ َ‫ُل‬ ‫ِِۚ َُا‬ ِ ‫ِب الَّذ ِذيََْ َا يؤْْ ُِِؤ ْذن َ ِا ٰا ٰيذ‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫اِنَّ َما َي ْفت َِرى ْال َكذ‬
َ ‫ْال ٰك ِذاؤ ْن‬
Artinya: "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-
orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-
orang pendusta".5
Pada saat sekarang ini sangat ramai orang melakukan kebohongan tidak
hanya pada kalangan orang-orang dewasa melainkan juga pada siswa-siswi yang
ada disekolah dasar seperti halnya disekolah ketika guru memberikan pekerjaan
rumah, tidak sedikit siswa yang kerjakan di sekolah padahal pekerjaan rumah
harus diselesaikan atau dikerjakan di rumah, ketika pada saat ulangan saling
menyontek, meminta-minta jawaban dari teman-temannya, tidak percaya diri,
tidak mengaku kesalahan karena takut dihukum dan lain sebagainya, ini
merupakan bibit-bibit terbentuknya sikap yang tidak baik, maka oleh karena itu
kejujuran perlu diimplementasikan di setiap sekolah agar mengajarkan sikap
kejujuran sejak dini maka sikap tersebut akan terbawa sampai menjadi manusia
yang sukses.
Melihat berbagai kondisi saat ini minimnya nilai kejujuran akan
berdampak negatif diakibatkan oleh kebohongan sehingga akan menyerambat
hingga kesemua sektor baik sektor ekonomi, politik dan sosial, bahkan akan
masuk dalam dunia pendidikan, maka dari diperlukan kehadiran pendidikan,
karena pendidikan merupakan pintu gerbang untuk menuju kesejahteraan bangsa
karna dimulai dari perbaikan moral, karakter, akhlak dan budaya bangsa.
Kemudian sekolah dipercayai sebagai inovasi, fasilitator dan motivasi dalam
mengembangkan serta menanam nilai sikap kejujuran pada peserta didik,
menanamkan sikap jujur sejak kecil akan terbawa menjadi kebiasaan pada masa
yang akan datang. Sebab yang menjadi dampak dalam diri seseorang untuk
menjalankan tugasnya yaitu dengan memiliki sikap kejujuran, disiplin, rendah
hati, dan keseimbangan.
3. Manfaat Sikap Jujur :
a) Kejujuran sebagai inti kepercayaan

5
Departemen Agama RI Al-Qur'an dan terjemahnya: Juz 14 Surah 16 Ayat 105. Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an. 280

5
b) Kejujuran sebagai cerminan diri yang baik
c) Kejujuran dapat menumbuhkan karakter diri
d) Kejujuran dapat membuat seseorang berwibawa
e) Kejujuran dapat menjadikan orang lebih bertanggung jawab

4. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Jujur :


a) Keluarga
b) Sekolah
c) Masyarakat

B. Hormat dan Patuh Terhadap Orang Tua dan Guru


1. Hormat dan Patuh Terhadap Orang
Orang tua adalah ayah dan ibu kandung dari anak. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KKBI) orang tua artinya ayah dan ibu. Sedangkan dalam
bahasa Arab sering disebut Al Walid.6Islam mengatur hubungan antara orang tua
terhadap anak, termasuk tata cara pergaulannya antara orang tua dan anak
masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam Islam.
Diantara kewajiban orang tua terhadap anak adalah merawat dan mendidik
dengan sebaik-baiknya sesuai syariat Islam. Proses pendidikan di lingkungan
keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan spiritual Oleh
karena itu orang tua harus memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-
anaknya. Dalam agama Islam, kedua orang tua memiliki kedudukan yang tinggi.
Setiap anak diwajibkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua (Birrul
Walidain). Birrul Walidain juga diartikan sebagai berbakti kepada kedua orang
tua.
Perilakumenghormati dan mematuhi nasihat-nasihatnya termasuk
BirrulWalidain. Seorang anak wajib menghormati dan mematuhi semua nasihat
orang tuanya selama keduanya tidak memerintahkan kemaksiatan atau
kemusyrikan. Bahkan seorang anak tetap harus menghormati kedua orang tuanya
meskipun orang tuanya kafir. Pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua,

6
Haris Abdul, Sumatil Ilya. Akidah Akhlak Untuk Mts. (Mojokerto: LADUNNI Press
2014).hal 43

6
termasuk guru sangatlah ditekankan dalam Islam. Banyak sekali ayat di dalam al-
Qur’an yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat baik dan
menghormati orang tua. Selain menyeru untuk beribadah kepada Allah Swt.
semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, al-Qur’an juga
menegaskan kepada umat Islam untuk hormat dan patuh kepada kedua orang
tuanya.
Muslim yang baik tentu memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang
tua, baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita
sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu dan ayah. Taat dan berbakti
kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji. Sebagaimana
yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia
untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut
antara lain pada Surah Al-Isra':

{ ُْ َ‫سانًا ِإ َِّا َي ْبلؤغ َََّ ِع ُْدَ َك ْال ِك َب َر أ َ َحدؤ ؤ َما أ‬


َ ْ‫ضى َرا َُُّ أَا تَ ْعبؤدؤُا إِا ِإيَّاهؤ َُ ِا ْال َنا ِلدَي َِْ ِإح‬ َ َ‫َُق‬
‫ض َل ؤه َما‬
ْ ‫اخ ِف‬ ْ َُ )23( ‫ف َُا تَ ُْ َه ْر ؤ َما َُقؤ ْل لَ ؤه َما قَ ْنا َك ِري ًما‬ ٍّ ‫ِكال ؤ َما فَل تَقؤ ْل لَ ؤه َما أ ؤ‬
24( ‫يرا‬
ً ‫ص ِغ‬ َّ ََِِ ‫} ) َجَُا َح الذُّ ِل‬
َ ‫الرحْ َم ِة َُقؤ ْل َر ِاي ا ْر َح ْم ؤه َما َك َما َراَّيَانِي‬

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah


selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa perintah berbuat baik kepada kedua
orang tua merupakan perintah langsung dari Allah Swt. Perintah berbuat baik
kepada kedua orang tua diletakkan setelah perintah untuk menyembah Allah Swt
dan larangan syirik. Ini menjadi bukti bahwa kedua orang tua menempati

7
kedudukan mulia dalam pandangan Islam. Maka, sebagai anak kita harus
menghormati dan mematuhi nasihat dan perintah orang tua sebagai wujud bakti
kita kepada keduanya. Baik itu orang tua masih hidup ataupun sudah meninggal
dunia.Cara menghormati kedia orang tua ketika masih hidup:Mendengarkan
semua perkataannya dengan rasa penuh rasa hormat dan rendah hati.Membantu
pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang dapat meringankan beban orang
tua.Senantiasa meminta do’a restu.Jika orang tua sudah meninggal maka cara
menghormatinnya adalah sebagai berikut:Menyambung tali silaturahim dengan
kerabat dan sahabat orang tua.cita-cita orang tua,Senantiasa mendoakan kedua
orang tua yang telah meninggal. 7

2. Hormat Kepada Guru

Guru adalah pendidik atau pengajar pada pendidikan formal. Guru adalah
orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik dan mentransfer ilmu pengetahuan
agar murid-muridnya dapat menjadi lebih baik. Menghormati dan mematuhi
perintah para guru adalah wajib selama perintah tersebut tidak bertentangan
dengan agama. 8

Guru berjasa besar dalam mendidik dan mengajar kita sejak usia dini. Berkat
jasa guru kita bisa membaca, menghitung, menyanyi, dan menguasai berbagai
ilmu pengetahuan. Mereka tak kenal lelah dalam mengajar dan mendidik murid-
muridnya. Tidak hanya itu, guru juga menjadi teladan dalam menanamkan akhlak
mulia bagi murid-muridnya. Guru selalu memberikan motivasi, arahan dan
nasihat kepada murid-muridnya Harapannya agar semua muridnya menjadi orang
sukses. Tanpa bimbingan dan didikannya kita tidak akan bisa membedakan antara
yang benar dan salah mana yang halal dan haram Jasa guru tidak bisa di beli
dengan materi.

Berkat jasa gurulah kita menjadi orang berilmu. Dengan bekal ilmu kita bisa
menjalani kehidupan dengan tenang dan terarah. inilah kebaikan-kebaikan
seorang guru kepada murid-muridnya. Islam menempatkan guru pada posisi
mulia. Mereka adalah orang tua kita setelah orang tua kandung. Oleh karena itu,

7
wijayanti.blogspot.com/2013/06/tafsir-surah-al-isra17-ayat-23-24.html
8
Haris Abdul, Sumatil Ilya, Akidah Akhlak Untuk Mts. (Mojokerto: LADUNNI Press
2014).hal 45

8
kita harus menghormati dan mematuhinya sebagaimana yang kita lakukan
terhadap orang tua. Hormat dan patuh kKepada guru sangat ditekankan oleh
Islam. Setinggi apapun pangkat dan kedudukan seseorang, dia berhutang budi
kepada guru. Menghormati dan mematuhi guru dapat dilakukan dengan cara:

a) Menyapa dan mengucap salam ketika bertemu

b) Mendengarkan dan menyimak dengan baik semua perkataan-perkataan guru


saat menjelaskan di depan kelas.

Hendaknya duduk dihadapan guru dengan sopan dan tenang.Guru juga berjasa
dalam menanamkan akidah Islam yang lurus. Dengan akidah yang lurus,
seseorang akan hidup bahagia dunia hingga akhirat. Dalam ajaran Islam, guru
atau ulama harus dihormati dan dimuliakan. Menghormati, mematuhi dan
memuliakan guru merupakan syarat agar ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat
bagi orang lain. Seseorang yang memiliki ilmu yang bermanfaat akan
mendapatkan pahala sampai hari kiamat.

Diantara bentuk-bentuk akhlak kepada guru adalah sebagai berikut:

 Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak menghina atau


mencaci-maki guru, sebagaimana sabda Rosulullah saw :

‫يرنَا‬
َ ‫ص ِغ‬ َ ِ‫ْس َُِِّا َِ َْ لَ ْ يؤ َنقِ ْر َكب‬
َ ْ ‫يرنَا َُ يَ ْر َح‬ َ ‫لَي‬
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang
lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan
At-Tirmidzi )

 Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan


ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosulullah saw :

‫ط ِريقًا إِلَى ْال َج َُّ ِة‬


َ ‫ِۚؤ لَه ؤ ِا ِه‬ َ ‫س فِي ِه ِع ْل ًما‬
َّ ‫س َّه َل‬ ‫ط ِريقًا َي ْلتَ ِم ؤ‬
َ َُ َ‫سل‬
َ َْ َِ
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh
mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.”( HR. Ahmad, Muslim,
Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
 Di antara akhlaq kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan
penampilan yang rapi,

9
2. Cara Hormat dan Patuh Kepada Guru

Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang
guru. Demi untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan
ilmu atau pengetahuan yang telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang
murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar terhadap gurunya.9

Beberapa contoh etika murid kepada gurunya:

a) Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan


petunjuknya.
b) Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru
apabila menghadap atau berjumpa dengan beliau.
c) Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan
meyakini bahwa gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu
lebih memudahkan untuk mengambil manfaat dari beliau.
d) Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus
diberikan gurunya dan tidak melupakan jasanya.

Langkah-langkah guru dalam menyampaikan materi pada tingkat SD meliputi:

1. Mengajarkan materi secara ringkas, jelas sehingga mudah dimengerti.


2. Menggunakan media audivisual dengan memperlihatkan video tentang patuh
dan hormat kepada orang tua dan guru
3. Dapat bercerita tentang apa yang akan terjadi bila tidak patuh dan hormat
terhadap orang tua dan guru.

Langka -langkah guru dalam menyampaikan materi tingkat SMP meliputi:

1. Karena kemampuan berpikir siswa SMP sudah lebih meningkat maka guru
dapat menjelaskan dengan lebih serius dan lebih detail tentang dalil
kewajibannya patuh dan hormat kepada orang tua dan guru
2. Membiasakan murid patuh dan hormat kepada guru dan orang tua

9
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/09/hormat-dan-patuh-kepada-guru.html

10
C. Makna Ikhlas Beramal Dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata ikhlas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai hati yang
bersih (kejujuran), ketulusan hati dan kerelaan. 10 Sedangkan dalam bahasa Arab kata
ikhlas berasal dari kata ‫ أخلص‬yang mempunyai pengertian mengosongkan sesuatu
dan membersihkannya. 11 Ikhlas merupakan bentuk masdar dari kata ‫أخلص يخلص اخال صا‬
yang diartikan secara bahasa adalah yang tulus, yang jujur, yang murni, yang bersih,
dan yang jernih.
Secara etimologi kata ikhlas berarti membersihkan, sedangkan secara
terminologi, ikhlas berarti kejujuran hamba dalam keyakinan yang hanya ditujukan
kepada Allah swt. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa ikhlas dapat diartikan dengan
melakukan sesuatu pekerjaan semata-mata karena Allah swt, bukan karena ingin
memperoleh keuntungan diri baik lahiriah atau batiniah. 12 Makna ikhlas itu sendiri
ialah membersihkan amalan dari pujian manusia. orang yang menerapkan sifat ikhlas
biasanya tidak mengharapkan balasan atau penghargaan dari orang lain, karena
tujuannya ialah beramal karena Allah swt. Sebagaimana dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasa’I. Rasulullah bersabda:
“sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan, kecuali dilakukan
dengan ikhlas dan mengharap ridho-Nya”
Berdasarkan hadits diatas, seorang muslim hendaknya ketika berkata, berbuat,
serta berjihad hanya mengharap ridho-Nya agar mendapatkan kebaikan pahala dari
Allah swt. Ikhlas tidak dapat diukur dan hanya Allah swt yang dapat menilai
keikhlasan seseorang. Para ulama sepakat bahwa niat dalam setiap amal itu
merupakan satu kemestian bagi diperolehnya pahala dari amal itu. Ikhlas karena Allah
dalam berbuat merupakan salah satu syarat diterimanya perbuatan itu. hal ini, karena
Allah tidak akan menerima amal perbuatan seseorang kecuali karena keikhlasan,
hanya mengharap ridho-Nya, hal ini selaras dengan hadis diatas. 13

Menurut para ulama Ikhlas beramal adalah melakukan kebaikan dengan niat
mendekatkan diri kepada Allah dan ditunjukan untuk mengagungkan dan memenuhi
seruanya, yang bisa mendorong lahirnya ikhlas semacam ini adalah aqidah
(keyakinan) yang benar. Ikhlas dalam beramal merupakan sifat tiada mengharapkan

10
Tim Penyusun, Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus 5 Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 322.
11
Ibnu Faris, Mu‘jam al-Maqaayis fi al-Lugah, (Beirut: Dar al-Jail, 1991), hal. 208.
12
Abdul Hamid, Memaknai Hidup, ( Tangerang Banten: Makmood Publishing, 2020), hal. 9.
13
Ibid, hal.10.

11
tujuan lain selain kepada Allah swt dan dalam hal ini tidak diperbolehkan beramal
dalam mengikutkan sifat riya, yaitu mengharapkan suatu pujian atau kehormatan dari
sesamanya.

a. Ciri – Ciri Ikhlas Beramal

Diriwayatkan dari seorang ahli hikmah: Sesungguhnya perumpamaan orang


yang beramal karena riya dan sum’ah adalah seperti orang yang pergi ke pasar namun
memenuhi saku bajunya dengan kerikil. Orang-orang mengatakan, kerikil itu tidak
dapat memenuhi kebutuhan orang itu, ia tidak mendapatkan apa-apa selain ocehan
dari orang lain. Jika ia ingin membeli sesuatu,maka ia tidak bias membelinya dengan
kerikil. Demikian halnya dengan amalan yang dilakukan karena riya dan sum’ah tidak
manfaat amalnya, kecuali sanjungan dari manusia dan tidak ada pahala sedikitpun
baginya diakhirat nanti, ini ditegaskan dalam firman Allah:

َ ْ‫َوقَ ِد ْمنَا ٓ ا ِٰلى َما عَمِ ل ُ ْوا ِمن‬


‫ع َم ٍل فَ َجعَلْ ٰنهُ َهبَ ۤا ًء َّمنْث ُ ْو ًرا‬

“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan,lalu kami jadikan amal
itu (bagaikan)debu yang berterbangan.” (AL-Furqon: 23)

Keikhlasan itu bersemayam di dasar hati.Karenanya, seseorang tidak dapat


menilai apakah si Fulan seorang yang mukhlis atau bukan.Namun demikian, ada
beberapa indikasi yang menjadi ciri khusus bahwa dia benar-benar hamba yang
mukhlis.Dengan ciri-ciri tersebut, kita dapat menilai apakah selama ini kita sudah
ikhlas dalam beramal shaleh atau belum. Berikut beberapa diantaranya:

1. Tidak menyukai kepopuleran

Berusaha menghindar dari ketenaran, dan tidak berusaha mencari-carinya.


Sebab ketenaran akan menuntut pemiliknya supaya mempunyai kedudukan
tinggi dalam hati manusia, hal tersebut merupakan sumber kerusakan. Karena
itulah, melarikan diri dari rasa haus akan ketenaran menjadi ciri orang yang
ingin mengaplikasikan keikhlasan dalam setiap perbuatan dan perkataannya. 14

2. Berusaha menyembunyikan amal kebajikan

14
Ummu Ihsan, dkk. Ensiklopedi Akhlak Salaf: 13 Cara Mencapai Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka
Imam As-Syafi’i, 2013), hal. 135.

12
Tanda paling jelas yang menunjukkan keikhlasan orang antara lain upaya
pribadinya dalam menyembunyikan amal kebajikan agar tidak diketahui orang
lain. Setiap amal yang dia lakukan memiliki fondasi dan akar yang kukuh
dalam hati, serta tertutup dari pandangan manusia.Ia senang menyucikan
dirinya agar jauh dari riya’ dan terus memperbanyak amal kebaikan. Apabila
amal kebaikan dan kedalaman ilmunya diketahui orang lain, dia langsung
merasa tidak nyaman, sebab hal itu akan menularkan penyakit gemar dipuji ke
dalam hati yang suci.

3. Tidak terpengaruh dengan pujian orang lain


Di antara kriteria-kriteria ikhlas yang lain adalah tidak mencari pujian orang-
orang yang memuji dan tidak pula menginginkannya. Jika seseorang
memujinya, maka pujian itu tidak menjadikan dia terpedaya sehingga lupa
terhadap jati dirinya yang sebenarnya.
4. Ketertarikan kepada amalan yang lebih bermanfaat.
Indikasi-indikasi ikhlas yang lain adalah gemar kepada amalan-amalan yang
lebih diridhai Allah, bukan yang lebih disenangi oleh diri. Jadi, seseorang
yang ikhlas senantiasa mengutamakan amal yang lebih besar manfaatnya dan
lebih dalam pengaruhnya, kendati dia tidak mempunyai hasrat keinginan di
dalamnya, dan tidak pula punya selera serta kegandrungan padanya.
5. Sabar menghadapi ujian dalam beramal
Perbuatan berbuat amal kebajikan tentu banyak ujian dan rintangannya.
Meskipun demikian, orang yang ikhlas akan selalu teguh dan sabar dalam
menghadapinya. Sebab, sabar merupakan cermin keikhlasan hati. Karena itu,
ketika ujian merintangi jalan kita, sementara hanya sedikit kawan yang mau
berbagi rasa, maka cukuplah ridha Allah yang mengukuhkan langkah kita
dalam meniti jalan kebaikan.15

b. Manfaat Ikhlas dalam Kehidupan sehari-hari


Manusia yang menerapkan sifat ikhlas dalam kehidupannya akan mendatangkan
manfaat, yaitu:
1. Mendapatkkan pahala dari Allah swt
2. Hati menjadi tenang dan ibadah menjadi lancer

15
Ibid, hal. 137.

13
3. Tidak mudah marah dan terpedaya oleh amarah
4. Bertambah keimanan terhadap Allah swt
5. Selalu dijauhkan dari sifat-sifat kotor
6. Menjadi orang yang pemaaf terhadap orang lain, dan
7. Selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah swt. 16

Langkah-langkah guru dalam menyampaikan materi pada tingkat SD :

a) Guru menyampaikan materi kepada peserta didik yang mudah dimengerti peserta
didik.
b) Guru membawa alat peraga atau media belajar untuk membantu proses belajar
mengajar
c) Mencontohkan sikap sederhana dan sikap ikhlas beramal dalam kehidupan sehari-hari
d) Guru dapat mempraktekkan kepada peserta didik mengenai materi tersbut
e) Mengajak peserta didik untuk melaksanakan perbuatan ikhlas beramal baik
dilingkungan sekolah atau pun di luar sekolah.

Langkah-langkah guru dalam menyampaikan materi pada tingkat SMP :

a) Pada tingkat SMP yang sudah memiliki tingkatan kemampuan yang cukup, maka
disini guru pertama-tama dapat mejelaskan makna ikhlas beramal secara gamblang.
b) Guru dapat memberikan contoh makna ikhlas beramal dalam kehidupan sehar-hari
c) Guru juga dapat mengajak siswanya untuk berdiskusi tentang cara menerapkan ikhlas
beramal dalam kehidupan sehari-hari
d) Sebagai penutup guru dapat menyimpulkan materi tersebut dan memotivasi siswanya
untuk dapat melakukan amal perbuatan dengan ikhlas. 17

D. Hikmah Puasa Ramadhan Membentuk Akhlak Mulia


1. Pengertian Ibadah Puasa Ramadhan
Ibadah merupakan perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT
yang didasari mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 18Secara
etimologi/ bahasa, ibadah berasal dari bahasa Arab,dari fi’il madhi: ‘abada-
ya’budu-‘ibadatan, yang artinya mengesakan, melayani dan patuh. Ibadah

16
Abdul Hamid, Memaknai Hidup, ( Tangerang Banten: Makmood Publishing, 2020), hal. 11-13
17
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
(Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, kemindikbud, 2017), hal. 75
18
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2003), hlm. 364

14
menurut lughat ialah taat, menurut, mengikuti, tunduk yaitu tunduk yang setinggi-
tingginya dan dengan do’a.19Menurut ulama fiqh, ibadah adalah mengerjakan
sesuatu untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-Nya di
akhirat.Menurut Quraish Shihab, ibadah ialah ketundukan dan ketaatan yang
berbentuk lisan dan praktek yang timbul akibat keyakinan tentang ketuhanan
siapa yang kepadanya seorang tunduk.20
Puasa menurut bahasa/etimologi adalah menahan dari segala sesuatu,seperti
menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara dan sebagainya. Puasa secara
bahasa artinya menahan, al-Imsak yang berarti menahan diri.Sedangkan puasa
menurut istilah syara puasa adalah menahan diri dari perkara yang membatalkan
puasa sejak terbitnya fajar shadiq sampai terbenamnya matahari dengan di sertai
niat. Puasa yang juga dikenal dengan sebutan shaum atau shiyam berasal dari
bahasa Arab. Secara lughawi, shaum atau shiyam berarti berpantang atau
menahan diri dari sesuatu. Dalam pengertian syar’i, puasa adalah menahan hawa
nafsu dari makan, minum dan hubungan seksual dari terbit fajar sampai terbenam
matahari. 21Sedangkan Ramadhan artinya bulan pelaksanaan puasa yang terdapat
dalam tahun hijriah pada bulan ke sembilan (9) hijriah.
Adapun dasar hukum ibadah puasa yaitu:
Dasar hukum ibadah puasa terdapat dalam al-Qur’an al-Baqarah ayat 183

ََ ‫ب عَ ل َ ى ال َّ ِذ ي‬ َ ِ ‫الص ي َ ا مؤ كَ َم ا ك ؤ ت‬
ِ َ ِ ‫ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ال َّ ِذ ي ََ آ َِ ُ ؤ نا ك ؤ ت‬
‫ب عَ ل َ ي ْ ك ؤ ؤ‬
َ ‫ِِ َْ ق َ بْ لِ كؤ ْ ل َ ع َ ل َّ ك ؤ ْ ت َت َّ ق ؤ ن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
(Q.S Al-Baqarah: 183).
2. Syarat dan Rukun Puasa
Pada setiap melaksanakan ibadah terdapat syarat dan rukun, begitu pula dalam
menjalankan ibadah puasa terdapat pula syarat dan rukun puasa sebagai berikut:
Syarat wajib puasa ada 4 yaitu:22

19
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: BulanBintang, 2001), hlm. 1
20
M. Quraish Shihab, Falsafah Ibadah Dalam Islam, Dalam Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Proyek
Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta, 1987) hlm. 143
21
H. Abbas Arfan, Fiqh Ibadah Praktis: Perspektif Perbandingan Mazhab Fiqh, (Malang: UIN-Maliki
Press, Cetakan ke I, 2011) H. 125
22
Maskur Khoir, Fiqh Puasa Dan Idul Fitri, (Kediri Jatim: Duta Karya Mandiri), hlm 14-15

15
a) Islam. Puasa tidak wajib bagi orang kafir dalam hukum dunia. Adapun orang
yang murtad, maka wajib mengqadha’ puasa yang ditinggalkan apabila ia
kembali masuk Islam.
b) Baligh. Begitu pula anak yang belum baligh tidak wajib puasa, namun orang
tua dianjurkan memerintahkan putra-putrinya berpuasa sejak kecil (7 tahun),
dan mendidiknya lebih keras (memukul sewajarnya) jika meninggalkan
puasa sat berumur 10 tahun.
c) Berakal. Orang yang tidak mempunyai akal sempurna tidak wajib berpuasa.
Dan jika hilangnya akal karena ada unsur kesengajaan, maka wajib
menqodho puasa yang di tingalkan.
d) Mampu. Di antara Syarat wajibnya puasa adalah mampu (kuat) berpuasa.
Bagi orang yang tidak mampu berpuasa, baik karena faktor usia atau
kesehatan maka tidak wajib berpuasa. Begitu jugawanuta sedang haid atau
nifas tidak wajib berpuasa, karena tidak mampa secara syar’i.

Adapun rukun puasa adalah sebagai berikut:

a) Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramdhan. Yang
dimaksud dengan malam puasa adalah malam yang sebelumnya. Sabda
Rasulullah SAW: ”Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malamnya
sebelum fajar terbit, maka tiada puasa baginya.” (Riwayat lima orang ahli
hadis). Kecuali Puasa sunat, boleh berniat pada siang hari, asal sebelum
zawal (matahari condong ke barat).
b) Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari. 23

2. Hal-hal yang Membatalkan Puasa


Hal-hal yang membatalkan puasa terbagi menjadi 2 yaitu merusak puasa dan
membatalkan pahala puasa.
Menurut Sulaiman Rasjid hal-hal yang dapat merusak puasa yaitu:
a) Makan dan Minum dengan sengaja
b) Muntah yang disengaja, walaupun tidak ada yang kembali kedalam.
c) Bersetubuh

23
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012) hlm 228-229

16
d) Keluar darah haid atau nifas
e) Gila keluar mani dengan sengaja. 24

Menurut Abdul Hamid dkk perbuatan-perbuatan yang membatalkan pahala puasa


sebagai berikut:

a) Berbicara yang sia-sia dengan perkataan yang tergolong maksiat perkataan


(masyiatul-maqal).
b) Marah-marah tanpa terkendali
c) Melakukan pertengkaran
d) Membayangkan sesuatu yang jorok atau maksiat
e) Menghasut, memfitnah, ghibah dan ria
f) Seluruh jenis pekerjaan yang tidak pantas dilakukan oleh orang muslim
apalagi ketika sedang berpuasa, misalnya mendatangi tempat-tempat
maksiat.25
3. Hikmah Puasa Ramadhan
a) Melatih Kejujuran
Hubungan kejujuran dengan puasa ibadah Ramadhan adalah puasa
menyadarkan dirinya sebagai seorang hamba bukan seorang yang berpredikat
dunia;penguasa, pejabat dan predikat dunia lainnya. Meskipun ia berpredikat
dunia namun sejatinya ia tetap menempatkan diri sebagai yang berpredikat
hamba dan merupakan predikat sejatinya. Dengan puasa yang dilaksanakan
di bulan di mana diturunkan Al-Quran (kumpulan kewahyuan Allah Swt)
telah mengingatkan dirinya bahwa yang menjadi predikat termulia dan
tertinggi serta tidak tertandingi di antara makhluk adalah pedikat Tuhan,
yaitu Allah yang Maharahman tidak yang lainnya sama sekalipun.
Oleh karena itu, hakikat kejujuran adalah kesadaran seorang manusia bahwa
dirinya bukan siapa-siapa akan tetapi adalah sebagai seorang hamba
b) Puasa Meningkatkan Taqwa
Secara jelas Al-qur’an menyatakan bahwa tujuan puasa yang hendak di
perjuangkan adalah mencapai ketaqwaan atau la’allakum

24
Ibit, hlm. 230-233
25
Abdul Hamid dan Beni Saebeni, Fiqh Ibadah: Refleksi Ketundukan Hamba Allah Kepada Al-Khaliq
Perspektik Al-Qur’an Dan As-Sunnah, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) hlm. 345

17
tattaqun.26sebagaimana firman Allah SWT dalam teks Al-Qur’an surah Al-
Baqarah ayat ke 183 yang artinya ” Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
c) Tazkiyat al-Nafsi (membersihkan jiwa)
yaitu dengan jalan mematuhi perintah- perintah-Nya, menjauhi segala
larangan-larangan-Nya, dan melatih diri untuk menyempurnakan peribadatan
kepada Allah SWT semata.27
d) Puasa disamping menyehatkan badan sebagaimana yang telah di teliti oleh
dokter spesialis, juga menenangkan aspek kejiwaan atas aspek materiil yang
ada dalam diri manusia.
e) Puasa mendidik iradah (kemauan)
mengendalikan hawa nafsu,membiasakan bersifat sabar, dan dapat
membangkitkan semangat.
f) Puasa mengingatkan orang-orang yang kaya akan penderitaan dan kelaparan
yang dialami oleh orang-orang miskin.

4. Langkah-Langkah Guru dalam Menyampaikan Materi Puasa Ramadhan


Tingkat SD
a. Peserta didik mencermati ketentuan tentang puasa Ramadan sebagaimana
terdapat dalam buku teks.
b. Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang puasa Ramadan.
c. Guru menggali pengalaman peserta didik dengan mengajukan beberapa
pertanyaan. Misalnya: “Siapa yang mengetahui makna puasa Ramadan?”.
Ayo tunjuk tangan! Jangan takut salah. Kalau tidak ada respon maka guru
mengajak peserta didik membaca buku teks. Peserta didik membaca buku
teks tentang puasa Ramadan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 39
d. Selanjutnya, guru mengajukan pertanyaan terkait materi yang ada pada buku
teks. Misalnya: “Apa syarat dan rukun puasa Ramadan?”.

26
. Quraish Shihab, Falsafah Ibadah Dalam Islam, Dalam Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Proyek
Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta, 1987) hlm. 530
27
Yusuf Qardhawi, Fiqh Puasa, (Surakarta: Era Inter Media, 2000), hlm. 21-27

18
e. Agar materi lebih dipahami, peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan tentang ketentuan puasa
Ramadan. Guru membuatkan panduan kerja.
f. Berikutnya, mempresentasikan hasil diskusi dengan bimbingan. Setiap
kelompok diikuti oleh semua anggotanya tampil dengan peran
masingmasing. Sementara kelompok lain ikut mencermati dan menanyakan
beberapa hal terkait dengan puasa Ramadan.
g. Guru memberikan penguatan terhadap paparan hasil diskusi yang
ditampilkan oleh masing-masing kelompok.28
5. Langkah-Langkah Guru dalam Menyampaikan Materi Puasa Ramadhan
Tingkat SMP
Persiapan
a. Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan manual di
papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca, atau
dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya).
b. Pembelajaran dimulai, guru mengucapkan salam dan berdoa bersama,
dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
c. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang materi sesuai
dengan pokok bahasan.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Proses Pembelajaran
a. Peserta didik mengkaji tentang puasa.
b. Peserta didik mengemukaan hasil kajiannya.
c. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang hasil kajiannya tersebut.
d. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan tugas sesuai
dengan untuk berdiskusi puasa wajib.
e. Secara bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan
kelompok lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan tanggapan.
f. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang materi tersebut.

28
Feisal Ghozaly dkk, Buku Guru: Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas V SD, (Jakarta:
Kemendikbud, 2017) hlm. 38-40

19
g. Peserta didik melakukan kegiatan yang ada pada buku membaca dan
membuat paparan tentang puasa sunnah
h. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan tugas sesuai
dengan untuk berdiskusi puasa sunnah.
i. Secara bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan
kelompok lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan tanggapan.
j. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang materi tersebut.
k. Peserta didik mengkaji hikmah puasa.
l. Peserta didik mengemukaan hasil kajiannya.
m. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang hasil kajiannya tersebut.
n. Guru meminta peserta didik untuk memberikan tanggapan
o. Guru membimbing peserta didik untuk membaca kisah tauladan ”Presiden
dan Ibu negara yang Suka Berpuasa”.
p. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hikmah dari kisah
tersebut.
q. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap kisah
tersebut.29

E. Shalat Tharawih dan Tadarus Qur’an


1. Pengertian Tarawih
Secara Etimologi Lafaz Tarawih adalah bentuk jama’ (plural) dari kata
tunggal Tarwîhah ( ‫ ) الترُيحة‬yang berarti: istirahat, Karena itu, salat Tarawih
adalah salat yang dilaksanakan dengan cara santai dalam waktu yang panjang.
Waktu pelaksanaannya adalah setelah melakukan salat Isya hingga terbit fajardan
diakhiri dengan witir.boleh dilakukan dengan berjamaah ataupun munfarid
(sendiri).Salat Tarawih disebut juga qiamulail ramadan yaitu salat yang dilakukan
setiap malam pada bulan Ramadan, sedangkan di bulan-bulan lain tidak ada salat
Tarawih. Hukum melaksanakan salat Tarawih adalah sunah muakad, artinya salat
sunah yang sangat dianjurkan baik kepada laki-laki maupun perempuan.

29
Sumiyati dkk, Buku Guru: Pendidikan Agama Islam dan Budi Peketi Kelas VII, (Jakarta: Kemendikbud,
2017) hlm. 139-140

20
2. Tata cara salat Tarawih
Jumlah rakaat salat Tarawih berbeda versi. Berdasarkan riwayat, ada yang
berjumlah 8 rakaat ditambah Witir 3 rakaat sehingga berjumlah 11 rakaat. Ada
pula yang mengerjakannya dengan 20 rakaat ditambah Witir 3 rakaat sehingga
berjumlah 23 rakaat.
a. Salat Tarawih 8 rakaat dan Witir 3 rakaat
Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam. Jumlah salam 4 kali dalam 8
rakaat atau boleh dilakukan dengan setiap 4 rakaat diakhiri dengan salam
sehingga jumlah salam 2 kali dalam 8 rakaat. Setelah itu, ditambah dengan
salat Witir 3 rakaat. Dalil pelaksanaan salat Tarawih 11 rakaat ini antara lain
riwayat dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, yang mengabarkan bahwa dia

pernah bertanya kepada ‘Aisyah:“Bagaimana salat malam Rasulullah saw. di

bulan Ramadan?”. ‘Aisyah mengatakan “Rasulullah saw. tidak pernah


menambah jumlah rakaat dalam salat malam pada bulan Ramadan dan tidak
pula dalam salat lainnya lebih dari 11 rakaat.” (HR. Al-Bukhari)

b. Salat Tarawih 20 rakaat dan Witir 3


Salat Tarawih 20 rakaat dan Witir 3 rakaat Setiap 2 rakaat diakhiri
dengan salam. Jumlah salam menjadi 10 kali dalam 20 rakaat. Setelah itu,
ditambah dengan salat Witir 3 rakaat. Salat Witir dilakukan dengan 2 rakaat
diakhiri salam,ditambah 1 rakaat, lalu diakhiri dengan salam, Pelaksanaan
salat Tarawih 23 rakaat ini berdasarkan
riwayat dari Yazid bin Ruman, dia berkata: “Di zaman Umar bin Khattab,
orang-orang melaksanakan salat malam di bulan ramadan (salat Tarawih)
dengan 23 rakaat.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain juga disebutkan Ibnu Abbas melaksanakan salat malam
pada bulan Ramadan 20 rakaat dan Witir, dengan tidak berjamaah. (HR.
Baihaqi).

3. Keutamaan salat Tarawih


1) Allah Swt mengampuni dosa-dosanya.

21
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa melakukan
qiyam Ramadhan (sholat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2) Pahala Ibadah Ditulis Semalam Penuh.
Sholat tarawih bisa dilakukan sendiri maupun berjamaah. Namun jika
dilakukan berjamaah dan bersama imam, maka akan mendapatkan pahala
sholat qiyamul lail satu malam penuh, sebagaimana dalam hadits:
Dari Abu Dzar, Nabi SAW pernah mengumpul kan keluarga dan para
sahabatnya, lalu bersabda "Siapa yang sholat bersama imam sampai selesai,
maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh" (HR. Ahmad)
3) Melapangkan Rezeki
Bila salat sunnah yang dilakukan di secara berjemaah. Saat berjemaah
di masjid atau mushala, bertemu dengan sanak saudara dan tetangga pasti
akan terjadi. Niscaya ini bisa memperkuat tali silaturahmi dan ukhuwah
Islamiyah. Silaturahmi yang selalu terjaga dengan baik, sabda dari Rasulullah
SAW adalah akan melapangkan rezeki umat manusia.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang yang menyambung silaturahmi bukanlah seorang yang membalas
kebaikan seseorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang
menyambung silaturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung
silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari)
Bersilaturahmi pun akan mendatangkan kecukupan rezeki sebagaimana
sabda dari Rasulullah SAW. "Siapa saja yang ingin diluaskan rizkinya dan
dipanjangkan pengaruhnya, maka sambunglah tali persaudaraan." (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
4. Pengertian Tadarus al-Qur’an
Tadarus berasal dari Bahasa Arab “Darasa” yang artinya
mempelajari,menelaah,meneliti dan mengambil pelajaran.Tadārus al-Qur’ān
artinya membaca al-Qur’ān secara tartil dengan tajwid dan makhraj yang benar
atau dengan bacaan yang fasih. Selain membaca, ada lagi yang mempelajari isi
kandungan al-Qur’ān. Tadārus dapat dilaksanakan sendiri-sendiri atau dengan
cara bergantian, yaitu salah seorang peserta membaca al-Qur’ān sedangkan yang
lainnya menyimak atau memperhatikan bacaan tersebut.menurut istilah biasa
diartikan dan digunakan dengan pengertiankhusus, yaitu membaca Al-Qur’an

22
semata-mata untuk ibadah kepada Allah dan memperdalam pemahaman terhadap
ajaran Al-Qur’an.30
Tadarus Al-Qur’an adalah kegiatan membaca Al-Qur’an secaramendalam
yang dilakukan oleh orang Islam, semata-mata untuk ibadahkepada Allah dan
memperdalam pemahaman terhadap ajaran Al- Qur’an.

5. Tata cara Tadarus al-Qur’an.


Membaca al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku ataupun yang
lainnya,membaca al-Qur’an merupakan suatu ibadah.membaca al-Qur’an
hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut:
1) Hendaknya berwudlu dulu sebelum membaca al-Qur’an.
2) Mengawali dengan membaca Ta’awud dan Basmallah
3) Tempat yang bersih.
4) Menghadap kiblat
5) Menutup aurat dan pakaian bersih.
6) Membaca al-Qur’an dengan tenang tidak tergesa-gesa.
7) Diam ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Allah SWT berfirman: “Dan
apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah, agar kalian
mendapatkan rahmat.” (QS. Al-A’raf: 204).
8) Khusyuk saat membaca atau mendengarkan Al-Qur’an. Saat dibacakan Al-
Qur’an, membiasakan tenang dan diam ketika mendengar pembaca Al-
Qur’an hanya terwujud pada hati yang penuh iman dan rasa cinta kepada
Allah SWT, serta penuh dengan rasa takut dan pengharapan kepada-Nya.
9) Ketika hendak mengakhiri bacaannya dianjurkan mengucapkan kalimat
“Tahmid”, “ Maha Benar Allah Yang Maha Agung dan Rasulullah SAW. 31

6. Manfaat Tadarus al-Qur’an


Al-Qur’an sebagai mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWTkepada Nabi
Muhammad SAW memiliki keutamaan bagi yangmenghafalkan membaca
maupun yang mendengarkannya. Kegiatantadarus Al-Qur’an diharapkan bisa
mengambil manfaat dari keutamaan-keutamaan bagi yang membaca maupun

30
Ahsin W. Al-Hafizd, Kamus Ilmu Al-Qur’an, Amzah, Jakarta, 2006, hlm. 280. 3
31
Abdul Halim Mahmud, Tadarus Kehidupan di Bulan Al-Qur’an, Madani Pustaka
Hikmah, Yogyakarta, 2001, hlm. 111-115.

23
yang mendengarkannya,sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dan yang
disampaikan olehRasul-Nya, berikut keutamaan bagi orang yang membaca
danmendengarkan Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:
1) Mendapatkan kebaikan disisi Allah SWT
2) Mendapat Ketenangan Hati Dan Jiwa
3) Sebagai Sumber Ilmu

a) Materi shalat tarawih


Langkah-langkah guru dalam menyampaian materi pada tingkat SD meliputi:

1. Gurudapat mengajarkan materi secara ringkas, jelas sehingga mudah dimengerti.


2. Gurudapat memberikan media cetak (visual) seperti memberikan poster gambar
mengenai materi shalat tarawih serta media audivisual dengan memperlihatkan
video praktek shalat tarawih.
3. Gurudapat memberitahu bacaan shalat secara perlahan-lahan di setiap pertemuan
sehingga jika disebutkan setiap hari maka, siswa SD akan mudah untuk
mengingatnya.
4. Gurudapat menerapkan metode demonstrasi yaitu guru memberi contoh secara
5. langsung mengenai cara pengerjaan shalat tarawih. Karena materi ini ditujukan
kepada siswa SD maka guru dapat mempraktekannya dengan cara yang sederhana,
serta mudah dipahami sehingga siswa dapat mengingatnya dengan mudah.

Langkah-langkah guru dalam menyampaikan materi tingkat SMP meliputi:

1. Karena kemampuan berpikir siswa SMP sudah lebih meningkat maka guru dapat
menjelaskan dengan lebih serius dan lebih detail tentang pengertian shalat shalat
tarawih, dalil kewajibannya, yang membatalkannya dan tata caranya namun tetap
dengan metode yang mudah dipahami
2. Jika sudah mendapatkan pemahaman dari guru maka guru dapat membuat metode
praktek dengan siswa SMP secara langsung secara satu persatu kedepan kelas.

b) Tadarus Al-Qur’an
Langkah-langkah guru dalam menyampaian materi pada tingkat SD meliputi:
1. Guru menyampaikan materi yang mudah dipahami dan di mengerti oleh peserta
didik dan dapat mengemukakan keutamaan bagi yang membaca alqur’an

24
2. Gurubisa mengajak peserta didik setiap pagi sebelum memulai pelajaran untuk
membaca surah pendek secara bersama-sama
3. Gurudapat memberi tugas kepada peserta didik mngenai surah-surah pendek

Langkah-langkah guru dalam menyampaikan materi tingkat SMP meliputi:

1. Gurumenjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah, dengan bahasa


yang mudah dipahami
2. Dapatdilakukan dengan metode pembiasaan, dengan mengadakan kegiatan
membaca al-quran oleh peserta didik secara satu-persatu di depan kelas sebelum
memulai pelajaran dan sesudah memulai pelajaran
3. Memberika hapalan kepada peserta didik

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sikap kejujuran yaitu prilaku seseorang yang terjaga dari berbagai tindakan,
perkataan, dan pekerjaan, yang mengarah pada kebohongan dan kecurangan.
Sehingga dalam kehidupan seseorang akan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kebaikan, keikhlasan, kebenaran, tidak mengambil yang bukan haknya, tidak
berbohong, memfitnah orang lain, tidak mencuri, dan tidak pernah bermaksud untuk
mencelakan orang lain.Dalam agama Islam, kedua orang tua memiliki kedudukan
yang tinggi. Setiap anak diwajibkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua
(Birrul Walidain). Birrul Walidain juga diartikan sebagai berbakti kepada kedua orang
tua.
Makna ikhlas itu sendiri ialah membersihkan amalan dari pujian manusia.
orang yang menerapkan sifat ikhlas biasanya tidak mengharapkan balasan atau
penghargaan dari orang lain, karena tujuannya ialah beramal karena Allah swt.

Puasa menurut bahasa/etimologi adalah menahan dari segala sesuatu,seperti


menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara dan sebagainya. Puasa secara
bahasa artinya menahan, al-Imsak yang berarti menahan diri.

Salat Tarawih disebut juga qiamulail ramadan yaitu salat yang dilakukan
setiap malam pada bulan Ramadan, sedangkan di bulan-bulan lain tidak ada salat
Tarawih. Hukum melaksanakan salat Tarawih adalah sunah muakad, artinya salat
sunah yang sangat dianjurkan baik kepada laki-laki maupun perempuan. Tadarus Al-
Qur’an adalah kegiatan membaca Al-Qur’an secara mendalam yang dilakukan oleh
orang Islam, semata-mata untuk ibadah kepada Allah dan memperdalam pemahaman
terhadap ajaran Al- Qur’an.

B. Saran
Semoga makalah yang berjudul ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca, dan semoga makalah ini dapat menjadi rujukan dalam memahami
materi tersebut. kami selaku penulis berharap sekitanya pembaca dapat memberikan
kritik ataupun saran yang membangun sehingga kami dapat memperbaiki penulisan
maupun penyusunan makalah ini dengan lebih baik lagi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Mahmud. 2010. Tadarus Kehidupan di Bulan Al-Qur’an, Yogyakarta:


Madani Pustaka Hikmah.

Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 9. 2010. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen


Agama Republik Indonesia. Diponegoro. Bandung.

Ali Romdhoni, Al-Qur’an Dan Literasi (Sejarah Rancang-Bangun Ilmu-ilmu


Keislaman, Literatur Nusantara, Depok, 2013.

Ahsin W. Al-Hafizd. 2006. Kamus Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.

Abdul, Haris. Dkk. 2014.Akidah Akhlak Untuk Mts. Mojokerto: LADUNNI Press.

Ash Shiddieqy, Hasbi. 2001. Kuliah Ibadah. Jakarta: Bulan Bintang.

Arfan, Abbas. 2011. Fiqh Ibadah Praktis: Perspektif Perbandingan Madzhab Fiqh.
Malang: UIN-Maliki Press.

Departemen Agama RI Al-Qur'an dan terjemahnya: Juz 14 Surah 16 Ayat 105.


Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2003. Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Jakarta: Pustaka.

Fitri, Nurul dkk.2016. Pengaruh Sikap Kedisiplinan dan Kejujuran Peserta Didik
Terhadap Hasil Belajar Biologi.Jurnal Biotek. Vol. 04, No. 01.Makassar Tajun.

Faris, Ibnu. 1991. Mu‘jam al-Maqaayis fi al-Lugah. Beirut: Dar al-Jail.

Hamid, Abdul. 2010. Fiqh Ibadah: Refleksi Ketundukan Hamba Allah Kepada Al-
Khalik Perspektif Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bandung: Pustaka Setia.

Hamid, Abdul. 2010. Memaknai Hidup. Tangerang Banten: Makmood Publishing.

Ihsan, Ummu dkk. 2013. Ensiklopedi Akhlak Salaf: 13 Cara Mencapai Akhlak Mulia.
Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi’i.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2017 Buku Guru Pendidikan Agama Islam


dan Budi Pekerti.Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, kemindikbud.

27
Lickona. 2018. Edukation "Karakter For Education". Dalam Reksiana. Krancuan
Dalam Istilah Moral, Akhlak Karakter, dan Etika.Journal Taqhaffiyyat.Vol. 19, No.
01.Jakarta [email protected].

Ngainun, Naim. 2012. Dalam Nurul Fitri, Safel, H. Marjuni. Pengaruh Sikap
Kedisiplinan dan Kejujuran Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Biologi.Journal
Biotek.Vol. 04, No. 01.Makassar Tajun 2016.

Shihab, Quraish. 1987. Filsafah Ibadah Dalam Islam, Dalam Filsafat Hukum
Islam.Jakarta: Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta.

Tuasikal, Muhammad abduh. 2017. Ramadhan Bersama Nabi. Yogyakarta:


rumaysha.

Tim Penyusun, 1990. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus 5


Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter: Membangun Strategi Karakter Bangsa


Perdaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

28

Anda mungkin juga menyukai