RAMA 14901 04064881921041 0016027404 01 Front Ref
RAMA 14901 04064881921041 0016027404 01 Front Ref
RAMA 14901 04064881921041 0016027404 01 Front Ref
OLEH:
AGUNG DIBYO PRAKOSO
04064881921041
PEMBIMBING
Mengetahui
Ketua Bagian Keperawatan,
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Halusinasi Pendengaran dan penglihatan dengan Menerapkan Terapi Psikoreligi Di RS
Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan profesi Ners pada Program Studi Profesi Ners Universitas
Sriwijaya Indralaya.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis mendapat bimbingan, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Hikayati, S. Kep., Ns., M. Kep selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
2. Ibu Herliawati, S. Kp., M. Kes selaku pembimbing studi kasus yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, pegarahan, serta saran-saran untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini tepat pada
waktunya.
3. Pihak Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Palembang.
4. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Indralaya.
5. Kedua orang tua dan saudara-saudaraku
6. Teman-teman seperjuangan PSIK FK Unsri angkatan 2015
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
Penulis meyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangaun
demi kesempurnaan karya ilmiah akhir ini. Semoga Allah SWT membalas budi baik
semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi profesi keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
a. Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi ...................................................................................... 7
2. Jenis-Jenis Halusinasi ..................................................................................... 7
3. Dimensi Halusinasi ......................................................................................... 8
4. Rentan Respon Halusinasi .............................................................................. 9
5. Fase-Fase Halusinasi ....................................................................................... 10
6. Pohon Masalah ................................................................................................ 13
7. Diagnosa Halusinasi ........................................................................................ 14
8. Penatalaksanaan Halusinasi ............................................................................ 14
b. Terapi Psikoreligius
a. Kesimpulan ........................................................................................................... 53
b. Saran ...................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 56
LAMPIRAN
ABSTRAK
Latar belakang: Suatu keadaan tidak sehat pada emosional diri, psikologis diri,
dan jiwa sosial yang bisa dilihat dari hubungan antar pribadi yang menyenangkan,
perilaku baik den kping efektif, keadaan yang selalu berpikir positif dan
emosional yang stabil itulah yang disebut kesehatan paada jiwa. Pada masyarakat
ketidaksehatan jiwa yamg sering terjadi diantaranya adalah skizofrenia dan 90%
pasien skizofrenia mengalami halusinasi. Pasien dengan halusinasi pendengaran
dan penglihatan beresiko muncul masalah gangguan jiwa lain yaitu resiko
perilaku kekerasan. Untuk itulah, diperlukan suatu intervensi yang harus
dilakukan untuk pasien halusinasi pendengaran dan penglihatan. Salah satu bentuk
intervensinya adalah dengan memberikan strategi pelaksanaan (SP) dan terapi
psikoreligi untuk pasien halusinasi pendengaran.
Tujuan : Karyanilmiah berikut bertujuan untuk menerapkan asuhan keperawatan
jiwa dan terapi psikoreligi pada pasien dengan masalah halusinasi pendengaran
dan penglihatan di RS Jiwa Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2019.
Metodologi: Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan studi kasus dan
jurnal aplication berupa terapi psikoreligi dengan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan
penglihatan. Adapun sampelnya adalah Tn.E, Tn.AS dan Tn. AF, data yang
penulis peroleh berasal dari pengkajian, wawancara, observasi, rekam medik, dan
asuhan keperawatan.
Hasil: Setelah menerapkan strategi pelaksanaan dan terapi psikoreligi ketiga
pasien mampu menurunkan halusinasi, mampu menjelaskan manfaat shalat dan
dzikir, mampu berdzikir, merasa nyaman setelah berdzikir, mampu melafalkan
bacaan dzikir dan mampu menyampaikan perasaannya setelah berdzikir. Selain itu
pasien mampu menghardik, mampu meminum obat secara teratur, mampu
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dan membuat jadwal aktivitas
harian.
Kesimpulan: Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara terapi shalat dan
dzikir dan mampu menghardik, mampu meminum obat secara teratur, mmpu
menghalau halusindengan cara bercakap-cakap dan membuat jdwal aktivitas
harian.
Kata kunci : Skizofrenia, gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran,
halusinasi penglihatan, terapi psikoreligi, terapi dzikir
Daftar Pustaka: (2010-2020)
MENTAL HEALTH NURSING CARE IN PATIENTS WITH SENSORY
PERCEPTION DISORDER : AUDITORY HALLUCINATION
IN THE Dr. ERNALDI BAHAR HOSPITAL
ABSTRACT
Background: Mental health is an emotionally, psychologically and socially
healthy condition that is seen from satisfying interpersonal relationships, effective
behavior and coping, positive self-concept and emotional stability. Mental
disorders that often occur in the community include schizophrenia and 90% of
patients with schizophrenia experience hallucinations. Patients with auditory and
visual hallucinations are at risk of developing other mental disorders such as the
risk of violent behavior. For this reason, we need an intervention that must be
done for patients with auditory and visual hallucinations. One form of
intervention is to provide implementation strategies (SP) and psychorelip therapy
for patients with auditory hallucinations.
Aim: The writing of this scientific paper aims to apply mental nursing care and
psychorelip therapy to patients with auditory and visual hallucinations problems
at Dr. Mental Hospital Ernaldi Bahar, South Sumatra Province in 2019
Method: Quantitative research uses a case study approach and application
journal in the form of psychorelip therapy by providing nursing care to patients
with sensory perception disorders: auditory hallucinations and vision. The
samples are Tn.E, Tn.AS and Tn. AF, the data that the authors obtained came
from studies, interviews, observations, medical records, and nursing care.
Result: After implementing the implementation strategy and psychoreligi therapy
the three patients were able to reduce hallucinations, be able to explain the
benefits of prayer and dhikr, be able to dhikr, feel comfortable after dhikr, be able
to recite the recitation of dhikr and be able to convey their feelings after dhikr. In
addition, the patient is able to rebuke, be able to take medication regularly, be
able to control hallucinations by means of conversation and make a schedule of
daily activities.
Conclusion: The patient is able to control hallucinations by way of prayer and
dhikr therapy and is able to rebuke, be able to take medication regularly, be able
to control hallucinations by means of conversation and make a schedule of daily
activities.
Keyword: Schizophrenia, sensory perception disorder: auditory hallucinations,
visual hallucinations, psychorelip therapy, remembrance therapy
Refferences: (2010-2020)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa ialah suatu kondisi yang tidak sehat
emosional,psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan
interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif dan kesetabilan emosional. (videbeck, 2008).
Seseorang yang tidak dapat menghadapi stressor yang ada pada
diri sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya dan tidak mampu
mengendalikan diri termasuk dalam kategori yang mengalamingangguan
jiwa (Nasir&Muhith, 2011). Kemajuan teknologi informasi serta proses
globalisasi membuatmdampak terhadap nilai ssial danmbudaya pada
masyarakat. Namun, tidak semua individu mempunyai kemampuan yang
sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola
konflik dan stres tersebut (Zelika dan Dermawan, 2015). Beberapa jenis
gangguan jiwa yang sering kita temukan di masyarakat salah satunya
adalah skizofrenia. (Nasir & Muhith, 2011).
World Health Organization (WHO, 2010) memperkirakan bahwa
151 juta orang menderita gangguan jiwa dan 26 juta orang menderita
skizofrenia. Indonesia menjadi peringkat pertama dengan gangguan jiwa
terbanyak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
prevalensi gangguan jiwa di Indonesia mencapai 17,1%ndari 1000 orang
sedangkan untuk gangguan jiwa di atas usia 15 tahun berkisar sekitar 6%.
(Rachmaningtyas, 2013). Gngguan jiwa yang terjadi di indonesi paling
banyak dialami oleh daerah Jakarta dengan intensitas 24,3% dan untuk
Sumatra Selatan hanya dengan intensitas 9,2%. (Hidayati,2011).
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku
yang aneh dan terganggu (Videbeck, 2008). Yosep (2011) menyatakan
bahwa 90% pasien skizofrenia mengalami halusinasi. Di Rumah Sakit
Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien
gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20%halusinasi penglihatan,
dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan. Angka
terjadinya halusinasi cukup tinggi.
Halusinasi adalah suatu kejadian melihat, mendengar, menyentuh,
mencium, ataupun merasakan sesuatu tanpa adanya rangsangan eksternal
terhadap organ sensori (Suheri, 2014). Pada beberapa rumah sakit jiwa di
Indonesia didapati bahwa 70%nmengalami halusinasi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa adalah halusinasinsuara (20%) halusinasi lihat
(30%) dan adalah halusinasi penciuman pengecapan dn perabaan (10%)
(Yosep, 2007).
Respon klien akibat terjadinya berbeda-beda diantaranya halusinasi
dapat berupa curiga, ketakutan perasaan tidak aman, gelisah dan bingung,
perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil
keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata
(Devi, 2013). Halusinasi yang muncul pada individu yang mengalami
perlu dikontrol agar klien mampu kembali dalam kondisi realita yang
sebenarnya. Halusinasi yang tidak di kontrol dapat berakibat individu
mengalami kegagalan dalam mengenali realitas dan jatuh pada kondisi
halusinasi yang semakin parah.
Cara untuk mengontrol kekambuhan gangguan persepsi sensori
halusinasi pendengaran yaitu dengan terapi farmakologi, dan terapi
nonfarmakologi. Farmakolgi lebihmmengarah pada obat antipsikotik
sedangkan non farmakologi lebih kepada pendekatan (Videbeck, 2008
dalam Hidayati, 2014). Terapi modalitas merupakan terpi tambahan untuk
keperaawatan jiwa Terapi modalitas terdiri dari terapi indivdual, terapi
lingkungan,mterapi biologis, terapi kognitif dan terapi spiritual. Salah satu
terapi spiritual yang dapat digunakan adalah dengan tehnik berdzikir
(Primadona, 2010). Banyak peneliti kesehatan jiwa yang menyatakan
bahwa terapi psikoreligius mmbawa manfaat, diketahui bahwa klien yang
mengikuti kegiatan yang meliputi keagamaan lebih kecil dari klien yag
tidaknmengikuti. (ChumdanmKlein, 1985 dalam nYosep, 2009). Salah
satu jenis terapi modalitas yang efektif untuk mengurangi gejala halusinasi
adalah psikoterapi agama atau terapi psikoreligius (Hawari, 2010) seperti
sholat, dzikir, membaca ayat Al-Quran atau mendengarkan murrotal bagi
pasien yang beragama Islam. Menurut beberapa ahli ilmu jiwa, terapi
psikoreligius sangat dianjurkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setyabudi (2012) yang menyebutkan bahwa terapi Dzikir
berpengaruh terhadap ketenangan jiwa dan dapat menurunkan stres. Terapi
spiritual atau terapi religius yang antara lain dzikir, apabila dilafalkan
secara baik dan benar dapat membuat hati menjadi tenang dan rileks.
Penelitian yang dilakukan oleh Fananda (2012) tentang penerapan perawat
dalam terapi psikoreligi dalammmenurunkan tingkat stress pada pasien
halusinasi pendengaran di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang, dengan
hasil pada tingkat stres pada klien halusinasi didapati bahwa setelah ketiga
pasien diajak dzikirmberjamaah denganmpasien lain, mereka mampu
mengikuti dzikir dengan baikndan benar serta khusyuk dan setelah sholat
mereka dapat mengemukakan tentang perasaannya yang lebih tenang,
emosimlebihmterkendalimsertamtidakmgelisah lagimsehingga mereka
bisa berssialisasi dengan pasien lainmdan mulai bisa mengikuti aktifitas
harian.
Menurut Subandi (2009) bacaan dzikir mampu menenangkan,
membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tentram, dan
memberikan perasaan bahagia. Secara medis juga diketahui bahwa orang
yang terbiasa berdzikir mengingat Allah secara otomatis otak akan
berespon terhadap pengeluaran endorphine yang mampu menimbulkan
perasaan bahagia dan nyaman (Suryani, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan di Ruang Cendrawasih RSJ Ernaldi
Bahar Palembang kejadian halusinasi pendengaran dan penglihatan adalah
kejadian tertinggi. Strategi pelaksanaan untuk pasien halusinasi adalah
dengan menghardik dan jarang sekali dilakukan terapi psikoreligi padahal
sebagian besar pasien halusinasi pendengaran tidak melaksanakan shalat
dan zikir ketika di rawat di Ruang Cendrawasih. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka penulis perlu menyusun tugas akhir dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Pendengaran dan
penglihatan di Ruang Cendrawasih RSJ Ernaldi Bahar Palembang”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan tentang asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan
halusinasi pendengaran dan penglihatan di RSJ Ernaldi Bahar
Palembang.
2. Tujuan Khusus
a) Dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan halusinasi
pendengaran dan penglihatan di RSJ Ernaldi Bahar Palembang
b) Dapat merumuskan diagnosis keperawatan pada pasien dengan
halusinasi pendengaran dan penglihatan di RSJ Ernaldi Bahar
Palembang
c) Dapat menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan
halusinasi pendengaran dan penglihatan di RSJmErnaldi Bahar
Palembang
d) Mampummelaksanakanmimplementasimkeperawatan pada pasien
denganmhalu pendengaran dan Penglihatan di RSJ Ernaldi Bahar
Palembang
e) Mampummelaksanakanmevaluasinkeperawatan padampasien
denganmhalumpendengaran dan penglihatan dinRSJ Ernaldi Bahar
Palembang
f) Dapat menerapkan penatalaksanaan non-farmakologis dengan
terapi psikoreligi sebagai evidence based nursing untuk membantu
pasien mengontrol halusinasi yang dialami.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah wawasan pengetahuan dan ilmu keperawatan jiwa
kepada individu dan keluarga yang mengalami halusinasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan dalam
mempelajari konsep maupun praktik asuhan keperawatan serta
penatalaksanaan pada keluarga dengan halusinasi.
b. Bagi Instansi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan dapat digunakan sebagai infromasi dan acuan
pembelajaran oleh mahasiswa program profesi ners periode
berikutnya.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif
dalam bentuk studi kasus dan journal review. Studi kasus dilakukan ntuk
mengeksplorasi masalah dan mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan halusinasi pendengaran. Pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi
keperawatan. Journal review karya ilmiah ini adalah mengumpulkan dan
menganalisis jurnal-jurnal penelitian mengenai pengaruh terapi psikoreligi
terhadap kemampuan pasien mengontrol halusinasi. Artikel didapat dari
jurnal-jurnal elektronik dari Google Scholar menggunakan kata kunci
terapi psikoreligi, skizofrenia dan halusinasi. Kriteria inklusi telaah
literatur ini adalah artikel penelitian yang diterbitkan antara tahun 2010-
2020. Dari penelitian ini didapatkan artikel yang terkait dengan kata kunci,
namun hanya 10 artikel diantaranya yang menjelaskan secara konsisten
mengenai pengaruh terapi psikoreligi terhadap kemampuan pasien
mengontrol halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Halimah, Nor, & Masnina, Rusni. (2015). Analysis of Nursing Clinical Practice In
The Patient Hallucinations Administering Therapy Psikoreligi Against a
Decrease in Recurrence of Hallucinations in the Enggang RSJD Atma
Husada Mahakam Samarinda.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Massuhartono & Mulayati. (2018). Terapi Religi Melalui Dzikir Pada Penderita
Gangguan Jiwa. JIGC Volume 2 Nomor 2 Desember 2018.
Sari, Sri Padma , & Wijayanti, Diyan Yuli. (2014). Keperawatan Spiritualitas
Pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Ners Vol 9 No.1 April 2014
Septiana. (2017). Penerapan Terapi Religius Dzikir Pada Pasien Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran Di Wisma Setyowati RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang
Uti, A. L., Akbar, F., & Firmawati. (2017). Pengaruh Teknik Berdzikir Terhadap
Tingkat Kekambuhan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran
Di RSUD Tombulilato Kecamatan Bone Raya.
Wibowo, A., Rosalina, & Rosyidi, M. I. (2016). perbedaan efektifitas cara kontrol
halusinasi menggunakan teknik menghardik dengan teknik berdzikir
terhadap intensitas tanda dan gejala halusinasi.