Penyusunan - Instrumen - Tes Hasil Belajar
Penyusunan - Instrumen - Tes Hasil Belajar
Penyusunan - Instrumen - Tes Hasil Belajar
DI SUSUN OLEH
HERLIN
G2I1 20 015
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................2
Bab 2 Pembahasan
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan ..........................................................................................90
B. Saran ....................................................................................................91
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana teknik pengembangan instrumen tes?
1
4. Bagaimana kaidah penulisan instrumen tes?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengetrian tes
3
berdasarkan musyawarah guru atau ditentukan oleh pusat. Kemampuan ini
juga disebut dengan kemampuan minimum yang harus dimiliki oelh
peserta didik. Satuan pendidikan sering
3
menggunakan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu kompetensi
minimal yang harus dimiliki peserta didik. Ada satuan pendidikan yang
menetapkan KKM sebesar 7,75, ada yang 7,0, dan ada yang lebih rendah lagi.
Namun, diharapkan dari tahun ke tahun ada kenaikan terutama yang belum
mencapai 7,5.
2. Langkah Awal Pengembangan Tes
Makalah ini akan membahas tentang bagaimana mengembangkan suatu tes
sebangi alat ukur pencapaian hasil belajar. Beberapa langkah awal yang
diperlukan dalam mengembangkan tes adalah: menentukan tujuan pembelajaran,
menyusun table spesifikasi, dan menentukan bentuk soal yang akan digunakan
dalam penilaian.
Tes yang baik diturunkan dari tujuan pembalaran yang dinyatakan secara
jelas. Dengan demikian, kejelasan rumusan tujuan pembelajaran akan sangat
membantu agar tes benar-benar dapat mengukur apa yang telah diajarkan oleh
guru, dismping dpaat mempermudah proses pengembangan tes. Dengan rumusan
tujuan dengan jelas dan eksplisit juga dapat memberikan nilai tambah karena
dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.
4
spesifikasi yang akan diamati dan akan diukur, (b) standar (standard),
memungkinkan untuk menilai dampak dari luar, dan (c) kondisi luar (external
conditions), untuk meyakinkan bahwa perilaku yang diperoleh benar-benar
disebabkan oleh kegiatan belajar, bukan karena penyebab lain.
1) Cakupan (Scope)
Cakupan merujuk kepada bagaimana keluasan sebuah tujuan.
Berikut ini merupakan contoh tujuan pembelajaran dengan cakupan yang
luas: “Siswa mampu memahami daur hidup beragam jenis makhluk
hidup.” Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), tujuan
seperti ini biasa disebut sebagai kompetensi dasar. Sementara itu, contoh
tujuan pembelajaran yang lebih spesifik atau yang biasa disebut sebagai
indikator dapat dirumuskan sebagai: “Siswa dapat mendeskripsikan daur
hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, kupu-kupu
dan nyamuk”.
5
tidak diseryai dengan pertanyaan (stimulus). Contoh: Siswa dapat
menentukan dengan tepat penulisa tanda baca pada nilai uang.
6
masing provinsi
Pemahaman Merangkum, Menjelaskan
menginterpretasikan, bagaimana pengaruh
atau menjelaskan, suku bunga bank
terhadap
pengangguran
Aplikasi Menggunakan Menerapkan
aturan-aturan dan perkalian dan
prinsip umum untuk pembagian dua
menyelesaikan masalah bilangan dalam
baru konteks
permasalahan
matematika.
Analisis Mereduksi konsep Membedakan
kedalam bagian-bagian berbagai pendekatan
dan menunjukkan untuk menetapkan
hurbungan antar bagian validitas .
menjadi keseluruhan
Sintesis Mengkreasi ide- Mengkonstruk
ide baru atau peta tentang
provinsi-prvinsi
yang ada di Jawa
beserta karakteristik
yang dimilikinya
Evaluasi Memutuskan Mengevaluasi
tentang nilai kemanfaatan peta
sehingga
memudahkan
melakukan
bepergian dari satu
tempat ke tempat
lain.
Sumber: Bloom et al. (1956)
1) Pengetahuan (Knowledge)
Level paling sederhana dalam taksonomi Bloom adalah pengetahuan.
Tujuan pembelajaran pada level pengetahuan ini termasuk mempelajari atau
mengingat fakta-fakta spesifik, istilah, nama, tanggal, dan sebaginya. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan pada level membuat daftar, mencocokkan,
memberi nama, membuat garis bawah, mengulangi, memilih, dan menyebutkan.
Contoh tujuan pembelajaran yang temasuk dalan kategori pengetahuan: “Siswa
dapat menyebutkan nama-nama Negara anggota G-20”
2) Pemahaman (Comprehension)
7
Tujuan pada level ini menguji pemahaman anak, tidak hanya menonjolkan
aspek hafalan semata, kata kerja operasional yang lazim digunakan pada level ini
di antaranya: jelaskan, ubahlah, pertahankan, bedakan, perluas, generalisasikan,
beri contoh, simpulkan, ramalkan, dan ringkasan. Contoh tujuan pembelajaran
pada level ini: “Siswa mampu menjelaskan pengaruh suku bunga bank terhadap
angkah pengangguran.”
3) Penerapan ( Application)
Tujuan pada level ini meliputi pengunaan aturan-aturan umum, prinsip atau
konsep-konsep abstrak untuk menyelesaikan permasalahan yang belum perna
dijumpai sebelumnya. Kata kerja operasional yang lazim digunakan pada level ini
di antaranya: demonstrasikan, ubah, operasikan, siapkan, buatlah, hubungkan,
tunjukkan, pecahkan, dan gunnakan. Contoh tujuan pembelajaran pada level ini:
“Siswa mampu mengaplikasikan perkalian dan pembagian bilangan dua angka
dalam konteks permasalahan matematika.”
4) Analisis (Analysis)
Tujuan pada level ini menuntut siswa untuk memecah atau membagi suattu
konsep yang kompleks ke dalam bagian-bagian yang lebih mendasar atau
sederhana. Kata kerja operasional yang lazim digunakan pada level ini
diantaranya: buat diagram, ubah, bedakan, gambarkan, simpulkan, tunjukkan,
hunungkan, pilih, pisahkan, dan bagi lagi. Contoh tujuan pembelajaran pada level
ini: “Diberikan sebuah naskah teks pidato, siswa mampu menganalisis pernyataan
yang didasarkan pada fakta dan yang didasarkan pada perkiraan.”
5) Sintesis (Synthesis)
Tujuan pada level ini menuntut siswa memadukan konsep atau unsur-unsur
yang ada sedemikian hingga membentuk struktu atau pola baru. Kata erja
operasional yang lazim digunakan pada level ini di antaranya: kategorikan,
gabungan, susun, temukan, rancang, jelaskan, buat, atur, rencanakan, ataur ulang,
buat lagi, revisi, dan ceritakan. Contoh tujuan pembelajaran pada level ini: “Siswa
mampu membuat pemetaan potensi beberapa provinsi yang ada di jawa beserta
karakteristik yang dimiliki.”
6) Evaluasi (Evaluaation)
Tujuan pada level ini menuntut siswa membuat keputusan evaluative terkait
dengan kualitas ataunilai sesuatu demi suatu tujuan yang telah dinyatakan. Kata
kerja operasional yang lazim digunakan pad alevel ini di antaranya: dibandingkan,
simpulkan, pertentangankan, kritik, jelaskan, bedakan, buktikan, tafsirkan, dan
beri dukungan. Contoh tujuan pembelajaran pad level ini: “Siswa mampu
mengevaluasi manfaat peta sehingga memudahkan melakukan bepergian dari satu
tempat ke tempat lain.”
Walaupun pengklasifikasian dai atas mungkin diaggap ketinggalan zaman,
penulis setuju dengan pendapat yang disampaikan Hopkins (1998) bahwa
8
taksonomi Bloom hingga kini masih sangat relevan. Alasannya, taksonomi Bloom
menyajikan suatu kerangka yang membantu mengingatkan guru agar
memasukkan butir yang mencerminkan tujuan pembelajaran yang lebih kompleks
dalam tesnya. Popham (1999) menyatakan bahwa guru cenderung hanya fokus
pada tujuan pembelajaran, pada umumnya taksonomi di atas sering
disederhanakan ke dalam dua level: pengetahuan dan sesuatu lain yang lebih
tinggi dari pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran dan penilaian sering
terbatas pada asoek hafalan semata.
Hal ini bukan berarti tujuan pembelajaran untuk level yang lebih rendah
dianggap sepele dan harus ditinggalkan. Masing-masing tujuan harus menetapkan
pada level mana para siswa diharapkan untuk melakukannya. Pada materi awal,
mungkin cakup hanya melibatkan penguasaan level yang kompleks tentu sangat
diperlukan. Hanya saja, sangat tidakmungkin menguasai tujuan pembelajaran
yang lebih tinggi tanpa menguasai tujuan pembelajaran yang lebih rendah.
Sebagaimana diuraikan di awal, tes harus megukur apa yang diajarkan guru
di kelas. Tes juga harus menekankan apa yang benar-benar terjadi di kelas selama
pembelajaran. Salah satu cara untuk menjamin kesesuaian antara pembelajaran
dikelas dengan isi tes adlah dengan mengembangkan spesifikasi tes.
Spesifikasi tes atau biasa disebut juga kisi-kisi tes metapakan deskripsi
mengenai kompetensi atau ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.
Tujuan penyusunan spesifikasi tes untuk menetukan kompetendi atau ruang
lingkup dan tekanan tes yang setepat-tepatnya sehingga dapat menjadi petunjuk
dalam menulis soal. Fungsi spesifiksi tes sebagai pedoman penulisan soal dan
perakitan tes. Spesifikasi tes berfungsi juga sebagai terjemahan resmi terhadap
indikator butir soal tentang apa yang mesti ada dalam sebuah butir soal yang tepat.
Spesifikasi tes menjelaskan batasan dan rambu-rambu apa saja yang harus
dipatuhi penulias butir soal. Spesifikasi tes diharapkan bermanfaat untuk
mengurangi variasi pemahaman guru terhadap indikator butir soal dan memberi
batasan yang lebih konkret terhadap cakupan materi ujinya.
9
Tebel 2.4 Contoh Spesifikasi (kisi-kisi) Butir Tes untuk Matematika SMA
Keputusan penting lainnya adalah jenis item atau tugas apa yang akan
digunakan dalam tes. Keputusan ini tentu berkaita dengan perilaku yang akan
diukur. Semakin tinggi atau kompeks perilaku yang diukur, semakon kompleks
dan beragam pula jemis tes yang akan digunakan
Ada tujuan atau kompetensi yang lebih tapat diukur atau ditanyakan
dengan menggunakan tes tertulis bentuk pilihan ganda da nada pula tujuan
kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis bentuk
uraian. Bentuk tes pilihan ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan
kelemahan satu sama lain. Tidak menutup kemungkinan pula, ada tujuan atau
kompetensi yang tidak bias diukur dengan tes tertulis, tetappi perlu digunakan
akal ukur nontes
Dalam konteks tes, terdapat beragam jenis pendekatan untuk
mengklasifikasi tes yang dapat digunsksn mengukur kemampuan siswa sebagai
contoh, pengklasifikasian tes ke dalam tes objektif dan tes subjketif.
Pengelompokan ini biasanya merujuk kepada bagimana butir tes diskor.
10
Walauoun pengelompokan tes subjektif ini sangar bermanfaat, namun masuh
menimbulkan kebingungan. Mealnya, tes dengan jawaban pendek temasuk tes
objektif atau subjektif?
Berdasarkan kenyataan ini, terdapat model lain dalam mengklasifikasi
jenis tes, yakni butir soal dengan pilihan jawaban dan butir soal dengan kontruksi
jawaban. Pada tes jenis pertama, siswa memilih jawaban uang panling tepat dari
pilihan jawaban yang disediakan. Jenis tes yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain tes pilihan ganda, benar-salah, dana menjodohkan. Sementara itu, pasa
tes jenis kedua, siswa diminta menyususn atau mengkonstruksi suatu jawaban
yang diinginkan oleh soal. Jenis tes yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
tes dengan jawwaban singkat atau pendek, tes isian dan tes uraian.
Ada delapan langkah yang harus ditempuh dalam menyusun tes hasil
belajar yang baku seperti berikut ini.
11
5) Menganalisis butir tes.
6) Memperbaiki tes.
7) Merakit tes.
8) Melaksanakan tes.
9) Menafsirkan hasil tes.
12
Pengujian berbasis kompetensi pada umumnya menggunakan tes
diagnostik, formatif, dan sumatif.
Tes sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran, atau akhir semester. Hasilnya
untukmenentukan keberhasilan belajar peserta didik pada pelajaran tertentu.
Tingkat keberhasilan ini dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian sertifikat,
dan sejenisnya. Tingkat kesukaran soal pada tes sumatif bervariasi, sedang
materinya harus mewakili bahan yang telah diajarkan. Hasil tes bisa ditafsirkan
sebagai keberhasilan belajar dan atau keberhasilan melaksanakan pembelajaran.
Pesrta didik yang berhasil dinyatakan lulus dan yang belum berhasil dinyatakan
tidak lulus.
b. Menyususun kisi-kisi
13
jalur, yaitu kolom dan baris. Kolom menyatakan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, bentuk tes, dan banyak soal. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar diambil dari kurikulum, sedangkn
indikator dikembngkn oleh guru.
1) Sering digunakan,
2) Memiliki nilai terapan,
3) Digunakan pada mata pelajaran lain,
4) Terdapat pada buku teks mata pelajaran.
Kelas : ..............................................................................................
14
2. Mengrangi bilangan pecahan Uraian 1
3. Penerapan perhitungan Uraian 1
bilangan pecahan dalam
lapangan
4.
Dim
Penget. Penyel.
ensi Pengetahuan
fakta dan Masalah Penalaran
No Kognitif konsep
prosedur rutin
Dimensi Isi
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Pengukuran
4. Geometri
5. Data
TIMSS = Trend International Mathematics and Science Study
Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah
peserta tes, waktu yang disediakan untuk memeriksa lembar jawana tes,
cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk
tes objektif pilihan sangat tepat digunakan bila jumlah peserta tes banyak.
Kelebihan tes objektif bentuk pilihan adalah lembar jawaban dapat
diperiksa dengan komputer, sehingga objektivitas penskoran dapat
dijamin. Namun membuat tes objektif yang baik tidak mudah.
15
Bentuk tes uraian objektif sering digunakan pada mata pelajaran
yang batasannya jelas, misalnya mata pelajaran fisika, matematika, kimia,
biologi, dan sebagainya. Soal pada tes ini jawabannya hanya satu, mulai
dari memilih rumus yang tepat, memasukkan angka dalam rumus,
menghitung hasil, dan enafsirkan hasilnya. Pada tes bentuk bentuk uraian
objektif ini, sistm penskoran dapat dibuat dengan jelas dan rinci.
Panjang tes mencakup lama pengerjaan soal tes dan jumlah butir soal.
Jumlah butir ditentukan oleh waktu yang tersedia untuk mengerjakan
ujian. Waktu yang disediakan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik dan jenjang pendidikan. Untuksekolah dasar, waktu yang disediakan
umumnya 2 x 45 menit, yaitu 90 menit. Untuk sekolah menengah waktu
yang sediakan juga sekitar 90 menit atau 120 menit. Untuk pelajaran
paktek waktu yang disediakan lebih lama dibanding dengan ujian teori.
2) Menulis tes
16
a. Tes lisan di kelas
Contoh:
17
4) Tingkat pengetahuan seseorang dalam bidang tertentu dapat dilihat dari
respons terhadap suatu proposisi.
Petunjuk:
Bacalah setiap pernyataan berikut. Jika pernyataan itu benar lingkari huruf
B. Jika pernyataan itu salah lingkari huruf S, dan ubalah kata yang digaris
bawahi dengan kata yang benar, dantulislah kata tersebut pada ruang
kososng yang disediakan.
(B) — S 3. Influenza
B — (S) 4. Malaria
B — (S) 5. Campak
18
B — (S) 6. TBC
Contoh:
c. Bentuk menjodohkan
19
5) Jawaban dapat digunakan lebih dari satu kali.
No pertanyaan No jawaban
1. Besar sudut lurus 1 Sama dengan
2. Rumus luas segitiga 2 3
3. Jumlah sisi lingkaran 3 Tidaka ada
4. Contoh bangun ruang dalam 4 180
kehidupan sehari hari
5. Bilangan yang bias dinyatakan 5 Lingkaran
dalam bentuk a/b
6. Berapa nilai x jika terdapat 6 Bola
persamaan 2x+5=3x+2
7. Terdiri dari titik titik yang 7 ½ x alasx tinggi
memiliki jarak yang sama
terhadap suatu titik pusat
Peserta didik diiminta mengisi huruf pada pernyataan 2 sesuai
dengan pasangan yang sesuai pada pertanyaan 1.
a) Hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan.
b) Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal-
hal yang berhubungan
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban
yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, soal pilihan ganda
terdiri atas:
20
(pengecoh)
Contoh:
1. Sebuah bola tenis dijatuhkan ke lantai dari suatu gedung yang tingginya 2
meter. Setiap kali bola itu memantul akan mencapai tinggi tiga perempat
dari tinggi yang dicapai sebelumnya. Panjang lintasan yang dilalui bola
tersebut hingga berhenti memantul adalah . . . .
a. 10 m d. 13 m
b. 11 m e. 14 m
c. 12 m
Selain bentuk soal pilihan ganda biasa terdapat model bentuk pilihan
ganda lainnya, yaitu bentuksoal hubungan antarhal (HAH) dan bentuk soal
pilihan ganda kompleks (PGK). Pada kedu bentuk soal itu masing-masing
pilihan jawabannya ditetapkan dan berfungsi sebagai petunjuk jawaban
soal.
Contoh:
Petunjuk:
21
Transmigrasi sangat penting perananya dalam pelaksanaan pembangunan
Sebab
Bentuk pilihan ganda kompleks hampir sama dengan bentuk pilihan ganda biasa,
hanya cara menjawabnya lebih kompleks.
Contoh:
Petunjuk:
22
a) Pokok soal (stem) yang merupakan permasalahan harus dirumuskan dengan
jelas.
Contoh soal yang kurang baik:
Salah satu provinsi si Sumatera . . . . .
a. Merupakan penghasil karet terbesar di Indonesia.
b. Berpenduduk paling padat di Sumatera.
c. Mempunyai kebudayaan yang tinggi nilainya.
d. Masih mempertahankan adat istiadat dengan kuat.
Contoh soal yang lebih baik:
a. Sumatera Utara
b. Sumatera Barat
c. Jambi
d. Sumatera Selatan
Kunci: a.
a. Dasasila bandung
b. Pancasila dan UUD 1945
c. Politik luar negeri bebas-aktif.
d. Piagam PBB.
Kunci: c
c) Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
23
Contoh soal yang kurang baik:
a. anggota
b. senin
c. nopember
d. prangko
contoh soal yang lebih baik:
a. anggota
b. senin
c. nopember
d. prangko
kunci : a
d) pada pokok soal (stem) sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang
bersifat negatif.
Contoh soal yang kurang baik:
Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis tidak akan terjadi
tanpa . . .
a. udara, tanah, dan air.
b. Cahaya, udara, dan air.
c. Tanah, cahaya, dan udara.
d. Air, tanah, dan cahaya.
Kunci: b
Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis akan terjadi apabila
terdapat . . .
24
Contoh soal yang kurang baik:
a. Rd. Saleh.
b. dr. Soetomo.
c. Chairil Anwar.
d. dr. Radjiman W.
Contoh soal yang lebih baik:
a. Ir. Soekarno.
b. Mr. Moh. Yamin.
c. Mr. Soepomo.
d. dr. Radjiman W.
Kunci: d.
Dalam naskah Sumpa Pemuda telah tercantum bahwa bahasa Indonesia adalah
Bahasa Persatuan. Mengapa dasar pertimbangan ini diambil?
25
Kunci: c.
a. Kelahiran.
b. Kematian.
c. Imigrasi.
d. Semua jawaban di atas benar.
Kunci: d.
a. Transmigrasi.
b. Pendidikan.
c. Kelahiran.
d. Kemakmuran.
h) Usahakan agar option homogen, baik dari segi isi maupun dari segi struktur
kalimat.
Contoh soal yang kurang baik:
Berikut ini adalah pernyataan mengenai air. Pilihlah satu pernyataan yang
benar!
26
c. Jernih dan tawar.
d. Suhunya sesuai dan tawar.
Kunci: a.
a. 126 cm2.
b. 118 cm2.
c. 116 cm2.
d. 128 cm2.
Kunci: d.
a. 116 cm2.
b. 118 cm2.
c. 126 cm2.
d. 128 cm2.
Kunci: d.
27
9) Kalimat yang digunkakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes.
10) Bahasa indonesia yang digunakan baku.
11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
Selain itu pada tes bentuk pilihan ganda, semua pilihan pengecoh
harus memiliki rasional. Contohnya adalah sebagai berikut.
A. 1/6
B. 2/6
C. 2/5
D. 5/6
1) Dalam waktu yang sama, Budi mampu berlari 4 kali mengelilingi lapangan
sedangkan Wati hanya mampu berlari 3 kali putaran. Bila Wati berlari 12 kali
putaran, berapa putaran Budi telah berlari?
a) 9
b) 11
c) 13
d) 16
e. Bentuk uraian ojektif
28
Pertanyaan pada bentuk soal ini diantaranya adalah: hitunglah, tafsirkan,
buat kesimpulan, dan sebagainya.
Contoh:
1) Jawaban tiap soal tidak panjang, sehingga bisa mencakup materi yang
banyak,
2) Tidak melihat nama peserta ujian,
3) Memeriksa tiap butir secera keseluruhan tanpa istirahat, dan
4) Menyiapkan pedoman penskoran.
29
Apakah pembererian bobot skor sudah tepat?
Apakah kunci jawaban sudah benr?
Apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup?
Penskoran bentuk tes ini bisa dilakukan secara analitik atau global.
Analitik berarti penskoran dilakukan bertahap sesuai kunci jawaban,
sedang yang global dibaca secara keseluruhan untuk mengetahui ide pokok
dari jawaban soal kemudian diberi skor.
Contoh:
30
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dipilih setiap
.....tahun. (5 tahun)
Alat apakah yang digunakan untuk mendeteksi arus listrik positif dan
negatif? (elekstroskop)
Jika sebuah pesawat terbang ke arah barat laut dan membelok 180o ,
menuju ke arah manakah pesawat terbangitu? (tenggara)
h. Unjuk kerja/performans
31
Penilaian unjuk kerja sering disebut dengan penilaian autentik atau
penilaian alternatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah di kehidupan nyata.
Penilaian unjuk kerja berdasarkan pada analisis pekerjaan (Nathan &
Cascio, 1986). Penilaian ini menggunakan tes yang juga disebut dengan
tes unjuk kerja. Hasil tes ini digunakan untuk perbakan proses
pembelajaran sehinga kemampuan peserta didikmencapai pada tingkat
yang diinginkan. Tes unjuk kerja lebih banyak digunkan pada bidang
vokasi, dan bidang studi yang elibatkan banyak kegiatan praktek.
32
No. Kriteria butir tes
butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
8.
Kriteria butir tes adalah sebagai berikut.
33
seperti telah dijelaskan di atas bahwa uji coba yang dilakukan dapat
diperoleh beberapa informasi penting tentang kualitas soal yang telah
disusun. Dalam hal ini tentunya termasuk kualitas tiap butir soalnya.
Berdasarkan hasil uji coba selanjutnya dilakukan analisis butir soal, yaitu
menganalisis semua butir soal berdasarkan data empirik, hasil uji coba,
daya pembeda, dan juga efektifitas pengecoh.
Analisis butir dilakukan setelah tes digunakan, yaitu yang mencakup informasi
berikut ini.
Analisis terhadap hasil uji coba tersebut dengan istilah analisis butir,
dan dapat menggunakan format pada tabel 2.1.
No butir P D Dr Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keterangan:
34
Dr. : distribusi jawaban, diterima bila tiap option ada yang menjawab paling
sedikit 5 % dari peserta tes.
6) Memperbaiki tes
7) Merakit tes
8) Melaksanakan tes
Setelah langkah menyusun tes selesai dan telah direvisi pasca uji
coba, langkah selanjutnya adalah melaksanakan tes. Tes yang telah
disusun diberikan kepada testee untuk diselesaikan. Pelaksanaan tes
dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan
tes ini memerlukan pemantauan atau pengawasan agar tes tersebut benar-
benar dikerjakan oleh testee dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan
yang telah digariskan.namun begitu, pemamntauan dan pengawasan yang
dilakukan harus tidak mengganggu pelaksanaan tes itu sendiri. Peserta
didik yang sedang mengerjakan tes tidak boleh sampai terganggu oleh
kehadiran pengawas atau pemantau. Hal ini akan berakibat tidak akurat
hasil tes yang diperoleh. Oleh karena itu, pelaksanaan tes perlu dilakukan
secara hati-hati agar tujuan tes tersebut benar-benar dapat tercapai.
35
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini
kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah, atau
tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian.
Ada dua acuan penilaian yang sering digunakan dalam bidang psikologi
dan pendidikan, yaitu acuan norma dan kriteria. Jadi tinggi dan rendahnya
suatu nilai dibandingkan dengan kelompoknya atau dengan kriteria yang
harus dicapai.
36
komunikasi, membaca, menyimak, dan sebagainya. Oleh karena itu,
standar yang ingin dicapai harus ditetapkan terlebih dahulu.
37
72
1. Bentuk Instrumen Tes
Kelas/Semester : X/1
a. Pilihan Ganda
−3
( 2 x 3 y−4 )
2. Bentuk sederhana dari dapat disederhanakan menjadi ....
4 x−4 y 2
5
y2 y 10
a. ( )
2x
d.
32 x 5
2 5
y 14
b. ( 2xy ) e. 5
2x
2 5
1 y
2(2 x )
c.
−1
3. Nilai x dari bentuk log x=
3
a. 103 1
d. 3
√ 10
1 −10
b. e.
103 3
c. √3 10
4. Jika x=4−√7 dan y=4+ √7 maka nilai x 2− y 2 +2 xy =. .. . .
a. 18−16 √7 d. 18−4 √ 7
b. 23−16 √ 7 e. 18+16 √ 7
c. 23+ 4 √ 7
5. log 2+log 18−log 6+log 5−log3=¿ . . . .
a. 90 d. 0
b. 10 e. −1
c. 1
6. √ 89−28 √ 10 ekuivalen dengan . . . .
73
a. √ 5− √2 d. √ 2−√ 5
b. 2 √ 3+ √3 e. 7+2 √ 10
c. 7−2 √10
4 √ 3+2 √ 6
7. Bentuk sederhana dari adalah . . . .
−4 √ 3+2 √ 6
a. −3−√ 2 d. 1−2 √ 2
b. −3+2 √ 2 e. 3+2 √ 2
c. −1−2 √ 2
8. Jika 7log 2 = a dan 2log 3 = b maka nilai 6log 98 = . . . .
a+ 2 a+1
a. d.
a(1+b) a ( 1+ b )
a+2 a+2
b. e.
1+ ab a ( 1−b )
a−2
c.
a ( 1+ b )
9. Pernyataan berikut yang benar adalah . . . .
2 x −5 , x >0 5
a. ¿ 2 x−5∨¿ {
5−2 x x <0
2 x −5 , x <0
d. ¿ 2 x−5∨¿
{ 2 x −5 , x >
5−2 x x <
2
5
2
2
b. ¿ 2 x−5∨¿ {
5−2 x x >0
5
e. ¿ 2 x−5∨¿
{ 2 x −5 , x >
5−2 x x <
5
2
5
c. ¿ 2 x−5∨¿
{2 x −5 , x <
5−2 x x >
2
5
2
10. Persamaan garis lurus yang memotong sumbu-x di (7,0) dan sumbu-y di
(0,4) dan gradiennya berturut-turut adalah...
a. 4 x+ y=4 dan −4 −4
d. 4 x+7 y =28 dan
7
−7 7
b. 7 x +4 y =28 dan e. 7 x−4 y=28 dan
4 4
4
c. 4 x−7 y=28 dan
7
11. Jika √ 2 x−6<2, maka batas-batas x yang memenuhi adalah . . . .
74
c. x ≤ 3 atau x >3
12. Nilai mutlak yang memenuhi pertidaksamaan 0<| x−3|≤3 adalah . . . .
a. 0 ≤ x ≤ 6 , x ≠ 3 d. −6 ≤ x ≤ 6 , x ≠ 3
b. 0< x <6 , x ≠ 3 e. −6< x ≤ 6 , x ≠3
c. 0< x ≤6 , x ≠3
13. Persamaan ax +by=c dan px+ qy=r memiliki sebuah solusi jika . . . .
a. ap−bq=0 d. ap ≠ bq
b. aq ≠ bp e. abc= pqr
c. ap+ bq=0
14. Nilai 3 x+ 5 y, jika x dan y memenuhi sistem persamaan 2 x−4 y=7 dan
5 x+ y=1 adalah . . . .
a. −9 d. 6
b. −6 e. 9
c. −2
15. Pada suatu latihan perang yang melibatkan 1000 personel tentara dan 100
ton perlengkapan perang. Untuk menuju lokasi latihan disediakan sebuah
jenis pesawat Hercules dan helikopter. Setiap pesawat Hercules mampu
memuat 50 orang tentara dan 10 ton perlengkapan, sedangkan setiap
helikopter mampu memuat 40 orang tentara dan 3 ton perlengkapan.
Bentuk model matematika dari soal ini adalah . . . .
75
itu Budi ke toko Arfah berupa 2 kg dan 5 kg beras dengan harga yang
sama dengan toko Budi. Pengeluaran belanja di toko Makmur dan toko
Arfah dapat dituliskan dalam bentuk matriks . . . .
a. [ 32 105 ][ 400
425 ] d. [
3 2 400 400
10 5 ][ 425 425 ]
3 10 425 3 2 350 350
b. [
2 5 ][ 400 ]
e. [
10 5 ][ 400 400 ]
3 2 400
c. [
10 5 ][ 425 ]
3 −4
18. Jika X =[
1 −1 ]
2
dan X −2 X + I =q, maka q adalah . . .
3 −4 0 1
a. [
1 −1 ]
d. [
1 0]
0 0 1 1
b. [ ] e. [
0 0 1 1]
1 0
c. [
0 1]
2 3 , B= −1 −4 , 2 3 n+2
19. Diketahui matriks A=[ ] [ ] dan C=[
−6 −18 ]
. Nilai n
5 1 2 3
yang memenuhi A × B=C + AT adalah . . . .
1 d. 2
a. −6
3
b. −2 2
e. 2
3
2
c.
3
20. Invers dari A= [ 86 42 ] adalah . . . .
−1 −1 1 1
a.
[ ]
4
3
4
−1 1
2
−1
d.
[ ]
4
3
4
−1
2
1
−1
b.
[ ]
4
3
4
2
−1
e.
[ ]
4
−3
4
1
2
76
−1 −1
c.
4
−3
4
[ ] 2
−1
a. [ 13 24] d. [−3
−2 4 ]
5
b. [ 12 34] e. [ 14 28]
c. [ 14 23]
22. Jumlah akar-akar persamaan |3xx−1
+1
3 =0
x +2 |
adalah . . . .
−5 2
a. d.
3 3
−4 5
b. e.
3 3
−2
c.
3
23. Diberikan dua buah himpunan A dan B . Himpunan A merupakan
himpunan huruf-huruf penyusun kata “MATEMATIKA” sedangkan
himpunan B adalah himpunan yang beranggotakan angka 1, 2, 3, 4, 5.
Banyaknya pasangan yang terjadi antara himpunan A dan B dengan syarat
setiap anggota di A berpasangan dengan setiap anggota di B adalah . . . .
a. 15 d. 50
b. 30 e. 100
c. 45
24. Di bawah ini relasi yang merupakan fungsi, kecuali . . . .
a. A B d. A B
77
b. A B e. A B
c. A B
25. Diketahui f ( 2 x−3 ) =4 x−7, maka nilai dari f ( 17 )−f (7) adalah . . .
a. 5 d. 15
b. 7 e. 20
c. 10
26. Rumus suku ke-n dari barisan {an } yang didefenisikan oleh a n=3+a n−1
untuk n ≥ 2 dan a 1=4 adalah . . . .
a. 600 d. 720
b. 6000 e. 620
c. 7200
28. Dalam sebuah deret aritmatika, suku ke-3 adalah 9, suku ke-n adalah 87,
jumlah suku ke-6 dan suku ke-7 adalah 39. Jumlah n suku pertama deret
tersebut adalah . . . .
a. 1205 d. 1505
b. 1305 e. 1605
c. 1405
3
29. Diberikan barisan geometri, u1 +u3=3 dan u2 +u 4= √ 2. Suku ke 5 dari
2
barisan tersebut adalah . . . .
1 d. 2
a.
2
78
b. 1 5
e.
2
3
c.
2
8 8 8
30. Jumlah deret geometri tak hingga dari 8 ,− , ,− , .. . .. . adalah . . . .
3 9 27
a. 2 d. 8
b. 4 e. 10
c. 6
31. Sebuah bola tenis dijatuhkan ke lantai dari suatu gedung yang tingginya 2
meter. Setiap kali bola itu memantul akan mencapai tinggi tiga perempat
dari tinggi yang dicapai sebelumnya. Panjang lintasan yang dilalui bola
tersebut hingga berhenti memantul adalah . . . .
d. 10 m f. 13 m
e. 11m g. 14 m
f. 12 m
b. Esay
1. Buktikan bahwa jika a ∈ R ,a> 1 dan n> m, maka a n> am.
2. Tentukan himpunan penyelesaian SPL berikut dengan metode invers
matriks
2 x− y=5
3 x+ 2 y =4
3. Seorang pedagang mempunyai modal sebesar Rp.50.000.000,00 yang ia
investasikan pada setiap permulaan tahun selama 4 tahun berturut-turut
dengan bunga majemuk 10% pertahun. Hitunglah jumlah seluruh modal
pedagang itu pada akhir tahun keempat.
79
7. A 17. B 27. B
8. D 18. B 28. A
9. D 19. B 29. C
10. A 20. E 30. E
b. Esay
1. Diketahui ∈ R , a> 1 dan n> m
Akan dibuktikan a n> am
Bukti:
Karena a> 1 dan n> m maka n−m>0 dan a n> 0 , am >0. Akibatnya,berlaku
an n−m
↔ =a (Lihat Sifat identitas)
am
an
↔ m >1
a
an m m
↔ m ∙ a >1 ∙ a
a
↔ an >a m (terbukti)
2. Diketahui
2 x− y=5
3 x+ 2 y =4
Ubah bentuk SPL ke bentuk persamaan matriks AX=B.
2 −1 x 5
[
3 2 y ][ ] [ ]
=
4
2 −1 , X= x 5
Dengan A= [ ] []
3 2 y
, dan B=
4 []
2 −1 x = 5
Sehingga [
3 2 ][ y ] [ 4 ]
dapat dibentuk menjadi AX=B
AX=B
X =A −1 B
x = 1 2 1 5
[]
y
Det 2 −1
−3 2 4 [ ][ ]
[
3 2 ]
1 2 1 5
¿ [ ][ ]
7 −3 2 4
1 10+ 4
¿ [ ]
7 −15+ 8
1 14
¿ [ ]
7 −7
80
¿ [−12 ]
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah (2, -1).
Ditanya : jumlah seluruh modal pedagang itu pada akhir tahun keempat
Solusi:
10 4
Rp .50.000 .000,00 1+ ( 100 )=50.000 .000 (1,1 )
4
Jika deret geometri itu kita membacanya dari belakang ke muka, maka
( 50.000 .000 ×1,14 ) + ( 50.000.000 ×1,13 ) + ( 50.000.000 ×1,12 ) + ( 50.000 .000 ×1,1 )=50.000 .000
a ( r n−1 )
Sn=
r−1
¿ 255.255 .000
Jadi, jumlah seluruh modal pedagang itu pada akhir tahun keempat adalah
Rp .255.255 .000,00
81
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada delapan langkah yang harus ditempuh dalam menyusun tes hasil belajar
yang baku seperti berikut ini.
B. Saran
91
DAFTAR PUSTAKA
92