Bab 4 Pengukuran Tekanan, Aliran, Dan Level Fluida
Bab 4 Pengukuran Tekanan, Aliran, Dan Level Fluida
Bab 4 Pengukuran Tekanan, Aliran, Dan Level Fluida
BAB 4
PENGUKURAN TEKANAN, ALIRAN,
DAN LEVEL FLUIDA
PENGUKURAN TEKANAN
Tekanan adalah gaya persatuan luas, karenanya tekanan bukanlah besaran
dasar tetapi merupakan besaran turunan, yaitu dari besaran dasar massa, panjang dan
waktu. Metode dasar Pengukuran tekanan adalah sama dengan pengukuran gaya,
kecuali untuk pengukuran vakum.
Prinsip kerja manometer adalah mengukur beda tekanan dengan pengukuran
tinggi ekivalen kolom zat cair. Bentuk dasarnya adalah manometer tabung U.
Umumnya zat cair yang digunakan adalah air atau air raksa.
Bourdon Tube Gage mempunyai prinsip kerja yaitu beda tekanan antara di
luar dengan di dalam tabung akan meyebabkan ujung bebas dari tabung Bourdon
berubah posisi/bergerak karena adanya kecenderungan dari tabung yang melingkar
tersebut untuk meluruskan ataupun memutarkan diri. Pergerakan ujung bebas ini
proporsi dengan beda tekanan, yang kemudian akan menggerakkan jarum penunjuk
ke skala tekanan.
Bellows Gage mempunyai prinsip kerja sama dengan diaphragm gage, gaya
yang bekerja diseimbangkan oleh pegas.
Prinsip kerja McLeod gage adalah memperkuat tekanan yang hendak diukur
dengan jalan mengkompresikan sejumlah volume tertentu gas dan kemudian
mengukur tekanannya dengan menggunakan manometer air raksa. Dengan
POLI MDO JNTP-2008
INSTRUMENTASI DAN KENDALI 4
menggunakan Hukum Boyle, yaitu rasio tekanan awal terhadap tekanan akhir sama
dengan rasio volume akhir terhadap volume awal, maka tekanan gas mula-mula
(yaitu vakum) dapat dihitung.
Pirani gage mempunyai prinsip kerja sebagai berikut: jika kawat yang
dipanaskan ditempatkan dalam gas vakum, maka konduktifitas panas tidak
tergantung pada tekanannya, sehingga perpindahan energi dari kawat panas tadi
adalah sebanding dengan tekanan gas. Jadi pada pirani gage, tekanan didapatkan
dengan mengukur perubahan temperaturnya.
Prinsip kerja Ionization Gage adalah mengukur arus ionisasi yang timbul
oleh penghujanan elektron terhadap gas di dalam tabung trioda. Jika beda
tegangan dan arus listrik tidak berubah maka tekanan absolut gas adalah proporsi
dengan arus ionisasi.
Prinsip kerja alat pengukuran tekanan sangat tinggi adalah mengukur tekanan
fluida di atas 7000 atm, maka biasa digunakan electric gage yang berdasarkan pada
perubahan tahanan listrik dari kawat manganin goldchrome terhadap tekanan
hidrostatis.
PENGUKURAN ALIRAN
Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot
mengatur jumlah fluida yang mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan
besaran dan vektor kecepatan aliran pada suatu titik dalam fluida dan bagaimana
fluida tersebut berubah dari titik ke titik. Pengukuran atau penyensoran aliran fluida
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pengukuran kuantitas
DV
RD
dimana: D = dimensi penampang arus fluida, biasanya diameter
ρ = kerapatan fluida
V = kecepatan fluida
μ = kecepatan absolut fluida
Batas kecepatan kritisuntuk pipa biasanya berada diantara 2000 dan 2300.
Pengukuran aliran metoda ini dapat dilakukan dengan banyak cara misalnya:
menggunakan pipa venturi, pipa pitot, orifice plat (lubang sempit), turbine flow
meter, rotameter, cara thermal, menggunakan bahan radio aktif, elektromagnetik,
ultar sonic dan flowmeter gyro. Cara lain dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan
kebutuhan proses. Yang dibahas dalam buku ini adalah sensor laju aliran berdasarkan
perbedaan tekanan.
v2
P1 P2
v1
h2
h1
Perhatian: Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer, yaitu aliran yang
memenuhi prinsip kontinuitas.
Pipa pitot, orifice plate, pipa venturi dan flow Nozzle menggunakan hukum
Bernoulli diatas. Prinsip dasarnya adalah membentuk sedikit perubahan kecepatan
dari aliran fluida sehingga diperoleh perubahan tekanan yang dapat diamati.
Pengubahan kecepatan aliran fluida dapat dilakukan dengan mengubah diameter
pipa, hubungan ini diperoleh dari Hukum kontiunitas aliran fluida.
Perhatikan rumus berikut:
A1 .D1 A2 .D2
dimana : A = luas penampang pipa, B = debit fluida
POLI MDO JNTP-2008
INSTRUMENTASI DAN KENDALI 9
Orifice Plate
Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat berlubang
lebih kecil dari ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi pelat bagian
inlet (P1) dan satu lagi dibagian sisi pelat bagian outlet (P2). Jika terjadi aliran dari
inlet ke outlet, maka tekanan P1 akan lebih besar dari tekanan outlet P2.
Keuntungan utama dari Orfice plate ini adalah dari:
1. Konstruksi sederhana
2. Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran pipa sambungan.
3. Harga pembuatan alat cukup murah
4. Output cukup besar
Kerugian menggunakan cara ini adalah:
1. Jika terdapat bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut
akan terkumpul pada bagian pelat disisi inlet.
2. Jangkauan pengukuran sangat rendah
3. Dimungkinkan terjadinya aliran Turbulen sehingga menyebabkan
kesalahan pengukuran jadi besar karena tidak mengikuti prinsip aliran
Laminer.
4. Tidak memungkinkan bila digunakan untuk mengukur aliran fluida yang
bertekanan rendah.
P1 P2
Aliran
fluida
P1 > P2
Aliran
Fluida
P1 > P2
Flow Nozzle
P1 P2
P1 > P2
Aliran
fluida
Pipa Pitot
Konstruksi pipa ini adalah berupa pipa biasa sedang di bagian tengah pipa
diselipkan pipa kecil yang dibengkokkan ke arah inlet. Jenis pipa ini jarang
dipergunakan di industri karena dengan adanya pipa kecil di bagian tengah akan
menyebabkan benturan yang sangat kuat terhadap aliran fluida. Alat ini hanya
dipergunakan untuk mengukur aliran fluida yang sangat lambat.
P1 P2
P1 > P2
Aliran
fluida
Rotameter
Rotameter terdiri dari tabung vertikal dengan lubang gerak di mana
kedudukan pelampung dianggap vertical sesuai dengan laju aliran melalui tabung
(Gambar 3.41). Untuk laju aliran yang diketahui, pelampung tetap stasioner karena
gaya vertical dari tekanan diferensial, gravitasi, kekentalan, dan gaya-apung akan
berimbang. Jadi kemampuan menyeimbangkan diri dari pelampung yang digantung
dengan kawat dan tergantung pada luas dapat ditentukan. Gaya kebawah (gravitasi
dikurangi gaya apung) adalah konstan dan demikian pula gaya keatas (penurunan
tekanan dikalikan luas pelampung) juga harus konstan. Dengan mengasumsikan
aliran non kompresif, hasilnya adalah sebagai berikut:
C ( At A f ) W f W ff
Q 2 gVt
1 [ At A f ) / At ]2 A W
f ff
Outlet
Tabung gelas
Pelampung
x
Inlet
Tabung sering dibuat dari gelas berkekuatan tinggi sehingga dapat dilakukan
pengamatan langsung terhadap kedudukan pelampung.
Cara-Cara Thermal
Cara-cara thermal biasanya dipergunakan untuk mengukur aliran udara.
Pengukuran dengan menggunakan carathermal dapat dilakukan dengan cara-cara:
Anemometer kawat panas
Teknik perambatan panas
Teknik penggetaran
I 2 Rw K c hc ATw Tt
Perambatan Panas
Pada teknik perambatan panas, pemanas dipasang pada bagian luar pipa, pipa
tersebut terbuat dari bahan logam. Di kiri dan kanan pemanas, dipasang bahan
isolator panas, dan pada isolator ini dipasang sensor suhu. Bila udaramengalir dari
kiri ke kanan, maka suhu disebelah kiri akan terasa lebih dingin dibanding suhu
sebelah kanan.
T1 T2 T1 < T2
Aliran
fluida
Sensor suhu yang digunakan dapat berupa sensor resistif tetapi yang biasa
terpasang adalah thermokopel karena memiliki respon suhu yang cepat. Sensor aliran
perambatan panas tipe lama, memanaskan seluruh bagian dari saluran udara,
sehingga dibutuhkan pemanas sampai puluhan kilowatt, untuk mengurangi daya
panas tersebut digunakan tipe baru dengan membelokkan sebagian kecil udara
kedalam sensor.
Sumber radiasi
netron
Aliran
Flowmeter Elektromagnetis
Flowmeter jenis ini biasa digunakan untuk mengukur aliran cairan elektrolit.
Flowmeter ini menggunakan prinsip Efek Hall, dua buah gulungan kawat tembaga
dengan inti besi dipasang pada pipa agar membangkitkan medan magnetik. Dua buah
elektroda dipasang pada bagian dalam pipa dengan posisi tegak lurus arus medan
magnet dan tegak lurus terhadap aliran fluida.
Bila terjadi aliran fluida, maka ion-ion posistif dan ion-ion negatif membelok
ke arah elektroda. Dengan demikian terjadi beda tegangan pada elektroda-
elektrodanya. Untuk menghindari adanya elektrolisa terhadap larutan, dapat
digunakan arus AC sebagai pembangkit medan magnet.
Elektroda
Aliran logam
fluida
_
Lintasan ion negatif
Ultra sonic
Tx - Rx
Menggunakan Pelampung
Cara yang paling sederhana dalam penyensor level cairan adalah dengan
menggunakan pelampung yang diberi gagang. Pembacaan dapat dilakukan dengan
POLI MDO JNTP-2008
INSTRUMENTASI DAN KENDALI 17
Potensiometer Gagang
Pelampung
h
Cairan
Menggunakan Tekanan
Untuk mengukur level cairan dapat pula dilakukan menggunakan sensor
tekanan yang dipasang di bagian dasar dari tabung. Cara ini cukup praktis, akan
tetapi ketelitiannya sangat tergantung dari berat jenis dan suhu cairan sehingga
kemungkinan kesalahan pembacaan cukup besar.
Sedikit modifikasi dari cara diatas adalah dengan cara mencelupkan pipa
berisi udara kedalam cairan. Tekanan udara didalam tabung diukur menggunakan
sensor tekanan, cara ini memanfaatkan hukum Pascal. Kesalahan akibat perubahan
berat jenis cairan dan suhu tetap tidak dapat diatasi.
Cairan dengan
berat jenis Sensor
diketahui dan Tekanan
tetap
Batas atas
Peraga / Display
Pemancar Penerima
Sinar laser
Menggunakan Prisma
Teknik ini memanfaatkan harga yang berdekatan antara indeks bias air
dengan indeksbias gelas. Sifat pantulan dari permukaan prisma akan menurun bila
prisma dicelupkan kedalam air. Prisma yang digunakan adalah prisma bersudut 45
dan 90 derajat. Sinar diarahkan ke prisma, bila prisma ditempatkan di udara, sinar
akan dipantulkan kembali setelah melewati permukaan bawah prisma. Jika prisma
ditempatkan di air, maka sinar yang dikirim tidak dipantulkan akan tetapi dibiaskan
oleh air, Dengan demikian prisma ini dapat digunakan sebagai pengganti pelampung.
Keuntungan yang diperoleh ialah dapat mereduksi ukuran sensor.
air
Prisma di udara
Prisma di air
air
BAB 5
PENGUKURAN SUHU
Pengertian Suhu
Temperatur merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang diakui oleh
Sistem Pengukuran Internasional (The International Measuring System). Lord Kelvin
pada tahun 1848 mengusulkan skala temperature termodinamika pada suatu titik
tetap triple point, dimana fase padat, cair dan uap berada bersama dalam equilibrium,
angka ini adalah 273,16 K (derajat Kelvin) yang juga merupakan titik es. Skala lain
adalah Celcius, Fahrenheit dan Rankine dengan hubungan sebagai berikut:
o
F = 9/5 oC + 32 atau
o
C = 5/9 (oF-32) atau
o
R = oF + 459,69
Temperatur adalah kondisi penting dari suatu substrat. Sedangkan “panas
adalah salah satu bentuk energi yang diasosiasikan dengan aktifitas molekul-molekul
dari suatu substrat”. Partikel dari suatu substrat diasumsikan selalu bergerak.
Pergerakan partikel inilah yang kemudian dirasakan sebagai panas. Sedangkan
temperatur adalah ukuran perbandingan dari panas tersebut.
Pergerakan partikel substrat dapat terjadi pada tiga dimensi benda yaitu:
1. Benda padat,
2. Benda cair dan
3. Benda gas (udara)
Aliran kalor substrat pada dimensi padat, cair dan gas dapat terjadi secara:
1. Konduksi, yaitu pengaliran panas melalui benda padat (penghantar) secara
kontak langsung
2. Konveksi, yaitu pengaliran panas melalui media cair secara kontak langsung
3. Radiasi, yaitu pengaliran panas melalui media udara/gas secara kontak tidak
langsung
Pada aplikasi pendeteksian atau pengukuran tertentu, dapat dipilih salah satu
tipe sensor dengan pertimbangan:
1. Penampilan (Performance)
V R R V, I
T T T T
- self powered - most stable - high output - most linear
- simple - most accurate - fast - highest output
Advantages
Bimetal
Bimetal adalah sensor temperatur yang sangat populer digunakan karena
kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal biasa dijumpai pada alat setrika listrik dan
lampu kelap-kelip (dimmer). Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari dua buah
lempengan logam yang berbeda koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi
satu.
Bila suatu logam dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian
tergantung dari jenis logam dan tingginya temperatur kerja logam tersebut. Bila dua
lempeng logam saling direkatkan dan dipanaskan, maka logam yang memiliki
koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang sedangkan yang memiliki
koefisien muai lebih rendah memuai lebih pendek. Oleh karena perbedaan reaksi
muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih
rendah. Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed
(NC) atau Normally Open (NO).
Logam A
Logam B
2t
(2.2)
3( A B )(T2 T1 )
Termistor
Termistor atau tahanan thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan
sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya
negatif. Umumnya tahanan termistor pada temperatur ruang dapat berkurang 6%
untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 1 oC. Kepekaan yang tinggi terhadap
perubahan temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran,
pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi.
Termistor terbuat dari campuran oksida-oksida logam yang diendapkan
seperti: mangan (Mn), nikel (Ni), cobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan uranium
(U). Rangkuman tahanannya adalah dari 0,5 sampai 75 dan tersedia dalam
POLI MDO JNTP-2008
INSTRUMENTASI DAN KENDALI 26
berbagai bentuk dan ukuran. Ukuran paling kecil berbentuk mani-manik (beads)
dengan diameter 0,15 mm sampai 1,25 mm, bentuk piringan (disk) atau cincin
(washer) dengan ukuran 2,5 mm sampai 25 mm. Cincin-cincin dapat ditumpukan dan
di tempatkan secara seri atau paralel guna memperbesar disipasi daya.
Dalam operasinya termistor memanfaatkan perubahan resistivitas terhadap
temperatur, dan umumnya nilai tahanannya turun terhadap temperatur secara
eksponensial untuk jenis NTC ( Negative Thermal Coeffisien)
RT R A e T (2.3)
o
C
sbb:
(2.4)
Cara lain untuk mengubah resistansi menjadi tegangan adalah dengan teknik
linearisasi.
Kumparan
kawat platina
Kabel keluaran
Gambar 5.11. Jenis RTD: (a) Wire (b) Ceramic Tube (c) Thin Film
Gambar 5.13. Kompensasi non linier (a) Respon RTD non linier;
(b) Blok diagram rangkaian koreksi
Termokopel
Pembuatan termokopel didasarkan atas sifat thermal bahan logam. Jika
sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung tersebut
elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan menempati
ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan bergerak ke arah ujung
batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang yang dipanaskan
akan terjadi muatan positif.
Ujung panas +
Arus elektron
e akan mengalir
dari ujung
panas ke
ujung dingin
-
Ujung dingin
Kerapatan electron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung dari jenis
logam. Jika dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian
dipanaskan, maka elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan
bergerak ke batang yang kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah
perbedaan tegangan diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau
di mana 37,5 dan 0,045 merupakan dua konstanta C1 dan C2 untuk termokopel
tembaga/konstanta.
Ujung dingin
- tipe E (chromel-konstanta)
- tipe J (besi-konstanta)
- tipe T (tembaga-Konstanta)
- tipe K (chromel-alumel)
- tipe R atau S (platina-pt/rodium)
Infrared Pyrometer
Sensor inframerah dapat pula digunakan untuk sensor temperatur.