Paper Gempa Bumi - Kelompok 1
Paper Gempa Bumi - Kelompok 1
Paper Gempa Bumi - Kelompok 1
Abstrak
Bencana gempabumi di Indonesia adalah suatu keniscayaan, tidak hanya pada daerah
yang selama ini diketahui seringkali mengalaminya, namun juga pada daerah yang dahulu
diduga relatif aman. Kondisi demikian dikontrol oleh konfigurasi tektonis Indonesia di masa
lampau dan di masa sekarang ini. Banyak sudah peristiwa gempabumi yang menelan korban
ribuan jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar. Kenyataan ini menuntut kemauan
kita untuk belajar memahami fenomena gempabumi dengan lebih baik lagi, agar dapat
mengurangi resiko bencana. Gempabumi ditimbulkan oleh pergeseran patahan, sehingga
keberadaan patahan baik di permukaan maupun di bawah permukaan harus bisa dipetakan
dengan baik dan akurat. Energi gempabumi merambat dari sumber pergeseran patahan dalam
beberapa jenis gelombang, yang menuntut pengukuran secara tepat dan cepat. Kerusakan
infrastruktur tidak hanya disebabkan oleh besaran energi, namun juga bagaimana percepatan
gelombang gempabumi diterima di lokasi tersebut. Perioda dan frekuensi batuan di
permukaan serta bangunan turut pula menentukan derajat kerusakan, bila terjadi fenomena
resonansi dan amplifikasi getaran gempabumi yang memiliki kesamaan karakter gelombang.
Ketika terjadi gempabumi, informasi berupa intensitas getaran harus segera kita catat
dan sampaikan kepada generasi penerus, sebagai data yang sangat berharga agar mereka
kelak lebih siap lagi dalam menghadapi bencana gempabumi yang senantiasa berulang ini.
1. PENDAHULUAN
Gempabumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi dan dirasakan dipermukaan
bumi yang berasal dari dalam struktur bumi. Pergeseran tersebut terjadi sebagai akibat
adanya peristiwa pelepasan energi gelombang seismik secara tiba-tiba yang diakibatkan atas
adanya deformasi lempeng tektonik yang terjadi pada kerak bumi (Joko Christanto, 2011).
Melihat kejadian yang ada gempabumi mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan
infrastruktur, serta material, oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai mitigasi.
Mitigasi adalah kegiatan lanjutan dari prevention yang tujuannya adalah mengurangi dampak
bencana yang kemungkinan terjadi (Widodo Pawirodikromo, 2012). Melalui mitigasi tersebut
mampu mengurangi resiko yang terjadi akibat dari bencana tersebut. Gempabumi merupakan
salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Gempabumi dapat
menyebabkan kerusakan struktur bangunan, sarana infrastruktur seperti jalan, pemukiman
penduduk, gedung – gedung kepemerintahan dan kerugian lainnya bagi masyarakat di
wilayah yang terkena dampak gempa bumi. Pulau Jawa merupakan daerah pertemuan antara
dua lempeng yaitu Lempeng Samudera Hindia menunjam dibawah Lempeng Benua Eurasia.
Dampak yang dihasilkan dari pertemuan kedua lempeng tersebut ialah Pulau Jawa berpotensi
terjadinya gempabumi tektonik akibat dari pelepasan energi dari pertemuan kedua lempeng
tersebut.
2. PEMBAHASAN
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam bumi yang
kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan
keras. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik), aktivitas gunungapi,
akibat meteor jatuh, longsoran (di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di bawah
permukaan. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang paling umum terjadi
merupakan getaran yang dihasilkan dari peristiwa pematahan batuan akibat benturan dua
lempeng secara perlahan-lahan itu yang akumulasi energi benturan tersebut melampaui
kekuatan batuan, maka batuan di bawah permukaan.
Gambar 1. Kepulauan Indonesia terletak pada zona interaksi 3 lempeng bumi (Sukamto,
2000).
Gempa bumi adalah suatu peristiwa pelepasan energi gelombang seismik yang terjadi
secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini diakibatkan karena adanya deformasi lempeng tektonik
yang terjadi pada kerak bumi. Sedangkan menurut Howel (1969), gempa bumi adalah getaran
atau serentetan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara dan kemudian menyebar ke
segala arah. Menurut teori tektonik lempeng (Subardjo dan Ibrahim, 2004), bagian luar bumi
merupakan kulit yang tersusun oleh lempeng-lempeng tektonik yang saling bergerak. Di
bagian atas disebut lapisan litosfir yang merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari
material yang kaku. Lapisan ini mempunyai ketebalan sampai 80 km di daratan dan sekitar
15 km di bawah samudra. Lapisan di bawahnya disebut astenosfir yang berbentuk padat dan
materinya dapat bergerak karena perbedaan tekanan.
Struktur bumi (Sunarjo, Gunawan, dan Pribadi, 2012)
Bila dua buah lempeng bertumbukan maka pada daerah batas antara dua lempeng
akan terjadi tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke bawah lempeng yang lain,
masuk ke bawah lapisan astenosfir. Pada umumnya lempeng samudra akan menyusup ke
bawah lempeng benua, hal ini disebabkan lempeng samudra mempunyai densitas yang lebih
besar dibandingkan dengan lempeng benua. Apabila tegangan tersebut telah sedemikian
besar, sehingga melampaui kekuatan kulit bumi, maka akan terjadi patahan pada kulit bumi
tersebut di daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi atau
tegangan sebagian atau seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula. Peristiwa pelepasan
energi ini disebut gempa bumi. Gempa bumi terjadi di sepanjang batas atau berasosiasi
dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Pada kenyataannya pergerakan relatif dari
lempeng berjalan sangat lambat, hampir sama dengan kecepatan pertumbuahan kuku manusia
(kurang lebih 20 cm pertahun). Hal ini menimbulkan adanya pergeseran pada pertemuan
lempeng, yang mengakibatkan energi terakumulasi sebelum terjadinya gempa bumi.
Kekuatan gempa bumi bervariasi dari tempat ke tempat sejalan dengan perubahan waktu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebencanaan gempa bumi dan tsunami adalah
sebagai berikut :
Gempa-gempa kecil tidak selalu berarti merupakan pendahuluan dari sebuah gempa
besar.
Gempa terbesar terjadi di Chili pada 22 Mei 1960 dengan kekuatan 9,5 skala Richter.
Gelombang seismicnya menguncang seluruh bumi selama berhari-hari, fenomena ini
yang di sebut dengan earth free oscillation.
Tahun 1855, patahan pertama kali dikenal sebagai sumber gempa.
Hypocenter gempa adalah lokasi dibawah permukaan bumi dimana patahan mulai
retak.
Epicenter gempa adalah lokasi tepat diatas hypocenter dipermukaan Bumi.
Diperkirakan setiap tahun 500.000 gempa terdeteksi di dunia. Sebanyak 100.000
diantaranya dapat dirasakan, dan 100 diantaranya menyebabkan kerusakan.
Intensitas gempa diukur berdasarkan getaran yang dihasilkan gempa. Angkanya
bervariasi di tiap lokasi yang terkena efek gempa.
Tidak ada gempa akibat cuaca.
Kebanyakan gempa terjadi di kedalaman kurang dari 80 km di bawah permukaan
Bumi.
Gempa paling awal yang tercatat secara lengkap adalah gempa di Shandong, Cina
pada 1831 SM. Catatan seadanya dimulai pada 780 SM pada masa pemerintahan
Zhou Dynasty di Cina.
Tahun 1760 Insinyur Inggris John Michell mencatat gempa disebabkan oleh
pergeseran massa batuan di bawah permukaan.
Kebanyakan gelombang gempa memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Jadi suara
gemuruh yang didengar manusia adalah suara bendabenda yang terguncang. Gempa
bumi mempunyai karakteristik yang khas, yaitu : Tidak dapat dicegah, Peristiwanya
sangat mendadak dan mengejutkan, Waktu terjadinya, lokasi pusatnya dan
kekuatannya tidak dapat diprediksi (diperkirakan) secara tepat atau akurat oleh
siapapun, termasuk pakar-pakar gempa.
(1) Posisi geologis Indonesia berada pada pertemuan 3 lempeng litosferik besar, yaitu
1. Lempeng Eurasia
2. Lempeng Pasifik
3. Lempeng Indo-Australia
dimana gaya interaksi antar-lempeng tersebut senantiasa menekan dan menggeser
berbagai patahan yang tersebar di seluruh bagian Indonesia, baik di daratan maupun di
dasar lautan
(2) Pada masa lampau, Indonesia dibangun atas gabungan berbagai lempeng benua mikro
dan busur gunungapi, yang digerakkan oleh proses tektonik yang kompleks hingga
berada di tempatnya saat ini
proses tumbukan puluhan lempeng tersebut menyebabkan terbentuknya berbagai jenis
patahan yang tersebar di berbagai tempat, senantiasa menerima dan menimbun gaya
tektonik dari interaksi lempeng-lempeng litosfer saat ini.
2. Nias (2005)
Gempa bumi ini terjadi pada tanggal 28 maret 2005 pukul 23.09 wib ,catatan
seismic kekuatan gempa mencapai 8,7 skala Ricther yang menewaskan 1.346
jiwa
3. Pangandaran (2006)
Gempa bumi ini terjadi pada tanggal 17 juli 2006 ,berdasarkan data WHO
korban yang tewas mencapai 668 jiwa
4. Jogjakarta (2006)
Gempa ini terjadi pada tanggal 27 mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 wib
dengan kekuatan 5,9 skala Ricther
5. Padang (2009)
Gempa ini terjadi di sumatera barat pada tanggal 30 september 2009 dengan
kekuatan 7,6 skala Ricther gempa bumi ini menewaskan mencapai 1,117 jiwa
6. Donggala ,palu (2018)
Gempa ini terjadi di hari jumat di tanggal 28 september 2018 dengan kekuatan
7,4 skala Ricther pada pukul 17.02 wib , gempa bumi ini menewaskan 2.113
jiwa
2. Gempa Vulkanik
Gempa Vulkanik Adalah gempa yang disebabkan letusan gunung api. Magma yang
berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya
secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan
vulkanik (gunungapi). Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat
tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah
. Gempa vulkanik dapat menjadi gejala/petunjuk akan terjadinya letusan gunung berapi.
Namun gempa vulkanik ini biasanya tidak merusak karena kekuatannya cukup kecil,
sehingga hanya dirasakan oleh orang-orang yang berada dalam radius yang kecil saja dari
sebuah gunungapi.
3. Gempa tumbukan
Gempa bumi tumbukan adalah gempa yang disebabkan oleh jatuhnya benda langit
seperti meteor dan asteroid ke permukaan bumi , jatuhnya meteor inimenyebabkan
terbentuknya kawah /lubang besar
4. Gempa Runtuhan
Gempa Runtuhan Adalah gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah
topografi karst atau di daerah pertambangan runtuh atau massa batuan yang cukup
besar di sebuah lereng bukit runtuh/longsor
5. Gempa Buatan
Gempa Buatan Adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya
dalam kegiatan eksplorasi bahan tambang atau untuk keperluan teknik sipil dalam
rangka mencari batuan dasar (bedrock) sebagai dasar fondasi bangunan. Kekuatannya
juga kecil sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi manusia dan bangunan.
Berdasarkan kedalaman fokus (pusat gempa), maka gempa dibagi ke dalam tiga
kelompok:
Berdasarkan Kekuatan Gempa Kekuatan sebuah gempa bumi disebut juga magnitudo,
adalah besarnya energi yang dilepaskan oleh sumber gempa, diukur dengan satuan skala
Richter. Skala magnitudo ini dihitung menggunakan angka arab dari 0 sampai 10, dan dapat
menggunakan koma.
Berdasarkan magnitudo gempa, maka gempa dapat pula digolongkan ke dalam 4 (empat)
kelompok, yakni:
Seismogram
Seismogram adalah grafik yang dihasilkan oleh sebuah seismograf. Ini adalah catatan
gerak tanah di stasiun pengukur sebagai fungsi waktu. Seismogram yang mutahir
biasanya mencatat gerakan dalam tiga sumbu kartesius (x, y, dan z), dengan sumbu z
tegak lurus terhadap permukaan bumi dan sumbu x dan y sejajar dengan permukaan
2.4 Mitigasi gempa bumi :
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
1. Tetap tenang dan tidak panik. Kepanikan justru yang membuat diri kita celaka
2. Segera lari keluar kendaraan menuju ketempat terbuka. Setelah kendaraan parkir di
tempat aman, segera lari keluar kendaraan menuju ketempat terbuka yang aman.
3. Untuk bencana gempa bumi di daerah pantai, setelah terasa gempa serta diikuti
dengan air laut surut secara tiba-tiba dan sangat cepat, maka segera tinggalkan pantai
sesegera mungkin menuju ketempat lebih tinggi. Sebab gempa di pantai dapat
menhyebabkan tsunami
2.5 Aktivitas gempa bumi global
The global distribution of earthquakes in the period from 1900 to 2014, and global plate
boundaries
2.6 Gempa Bumi dalam Fisika
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di ermukaa bumi akibat pelepasan energi yang
dihasilkan melalui gelobang seismik.
Gelombang seismik:
Similar dengan gelombang tali, gelombang bunyi dan gelombang air
Gelombang seismik adalah perambatan energi pada suatu lapisan bumi yang disebabkan
adanya gangguan kerak bumi
Klasifikasi gelombang seismik: Gelombang badan dan gelombang permukaan
Secara fisika, gelombang gempabumi dianggap merambat sebagaimana layaknya
gelombang air, yang menempuh perjalanannya ke segala arah dari sumber penyebabnya,
dalam runtutan gelombang demi gelombang. Pergeseran vertikal yang disebabkan oleh
gelombang disebut amplitudo, jarak antar gelombang yang berurutan disebut panjang
gelombang, waktu yang membentang antara dua gelombang disebut sebagai perioda, dan
jumlah gelombang yang melintasi suatu titik pengamatan dalam satu detik disebut sebagai
frekuensi.
Peristiwa gempabumi melepaskan energinya dalam gelombang seismik, sebagian
besar merambat melalui seluruh tubuh planet (disebut gelombang badan) dan sebagian
lainnya merambat hanya di dekat permukaan saja (dinamakan gelombang permukaan)
(Gambar 5). Gelombang badan merambat secara cepat, baik sebagai gelombang primer
maupun gelombang sekunder. Frekuensi mereka berkisar pada 0,5 hingga 20 hertz (0,5
hingga 20 siklus per detik) sehingga disebut pula sebagai gelombang perioda pendek.
hhtps://www.researchgate.net/publication/290883862_bencana_gempa bumi
https://kaltimtoday.co/6-gempa-bumi-paling-dahsyat-yang-pernah-terjadi-di-indonesia
hhtps://geodesy.gd.itb.ac.id/studi-mekanisme-gempa-aceh-menggunakan-gps/
hhtps://epirints.ums.ac.id_bab iv_gempabumi
https://www.researchgate.net/publication/328419527_Fisika_dan_Fenomenanya_Chapter_Ge
mpa_Bumi