Resume Bencana Alam - Geologi
Resume Bencana Alam - Geologi
Resume Bencana Alam - Geologi
NIM : 071001900030
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi
akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup
dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
Pusat gempa terletak di kedalaman 0 hingga 30 kilometer dibawah permukaan air laut
Gempa bumi bawah laut yang berpotensi menimbulkan tsunami adalah apabila pusat gempa
berada di kedalaman antara 0 hingga 30 meter dibawah permukaan air laut. Semakin dangkal pusat
gempa, maka akan semakin besar kesempatan untuk terjadi tsunami. Dengan kata lain semakin
dangkal pusat gempa bumi, maka peluang terjadinya tsunami juga semakin besar. Hal ini karena
getaran yang dirasakan juga semakin besar dan semakin kuat, sehinnga peluang terjadinya tsunami
pun juga semakin kuat.
Nah, itulah beberapa kriteria gempa yang dapat menimbulkan tsunami. Gempa bawah laut yang tidak
sesuai dengan kriteria di atas maka peluang menimbulkan tsunami juga kecil.
4. Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat materiil, termasuk juga gelombang
tsunami. Kerugian material diantaranya karena robohnya bangunan, rusak lahan pertanian dan perikanan,
dan kehilangan harta bendanya.
5. Kerugian spiritual
Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat diukur dengan uang, bencana tsunami juga
dapat menimbulkan kerugian spiritual. Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah kerugian yang tidak
berupa harta benda, namun lebih ke jiwa. Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah mengalami
bencana alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota keluarganya, maka hal itu akan menimbulkan
trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya anak tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari
traumanya itu. Bahkan hal seperti ini hanya dialami oleh anak kecil saja, namun juga orang dewasa dan
bahkan lanjut usia.
Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya gunung meletus. Hal- hal yang telah disebutkan di
atas kebanyakan berasal dari dalam bumi. Penyebab- penyebab tersebut tidak dapat kita lihat dari luar bumi, namun
pengaruhnya sangat besar sebagai penyebab terjadinya gunung meletus.
4. Hewan- hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
Tanda lainnya yang juga mencolok dan dapat dilihat oleh manusia yang berada di kaki gunung
adalah, banyak binatang liar yang tinggal di lereng gunung berbondong- bondong turun ke bawah. Hal ini
sudah dapat dipastikan karena binatang- binatang tersebut merasa tidak nyaman berada di atas akibat suhu
yang bertambah panas, bahkan sangat panas. Binatang- binatang tersebut turun gunung untuk menjauhi
panas yang menyengat dan menuju ke kaki gunung, bahkan ke pemukiman warga. Binatang- binatang yang
turun ini merupakan bianatang liar yang habitatnya berada di gunung tersebut, sehingga diantara dari
mereka mungkin terlihat asing. Ketika hal ini sudah terjadi, maka manusia harus waspada, bukan hanya
terhadap turunnya binatang liar, namun juga terhadap status dari gunung berapi tersebut.
C. TANAH LONGSOR
Pengertian longsor menurut Crude (1991) yaitu suatu kejadian atau peristiwa geologi yang disebabkan oleh
pergerakan massa batuan, tanah atau puing- puing yang menuruni suatu lereng. Sedangkan Vernes (1978)
mengartikan longsor sebagai pergerakan material ke bawah dan ke luar lereng karena pengaruh dari gravitasi. Longsor
yang lebih dikenal dengan tanah longsor (landslide) juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan massa berbagai jenis
batuan atau tanah yang tidak membutuhkan media berpindah seperti air atau udara.
Curah hujan yang tinggi – Penyebab pertama seringnya terjadi longsor adalah tingginya curah hujan. Tanah
yang kering pada musim kemarau mempunyai banyak pori- pori atau rongga tanah. Rongga- rongga tanah
tersebut akan membentuk retakan pada tanah. Ketika musim penghujan, air hujan akan memenuhi rongga
tanah dan menyebabkan terjadinya pergeseran tanah. Jika tanah bergeser terus menerus maka akan terjadi
longsor.
Sampah yang menumpuk – Sampah yang menumpuk di sungai akan menyebabkan banjir. Sedangkan sampah
yang menumpuk di atas permukaan tanah kemudian terkena tekanan air hujan maka akan menimbulkan
longsor (baca : Penyebab Banjir dan Tanah Longsor).
Adanya aktivitas seismik – Gempa bumi yang terjadi pada daerah berlereng terjal akan mengakibatkan dilatasi
tanah. Apabila getaran gempa terus terjadi maka daerah gempa tersebut akan mengalami longsor (baca:
Akibat Gempa Bumi).
Adanya aktivitas vulkanik – Salah satu penyebab terjadinya longsor adalah adanya aktivitas gunung berapi.
Larva yang mencair mengakibatkan banjir lahar yang mengalir cepat ke permukaan lereng. Derasnya arus
banjir lahar tersebut memicu terjadinya banjir bandang dan longsor, seperti yang terjadi pada letusan
Gunung St. Helens di Washington. Longsor tersebut tercatat sebagai longsor karena aktivitas vulkanik paling
dahsyat yang pernah terjadi (baca: Penyebab gunung meletus).
Hutan yang gundul – Hutan mempunyai peranan yang besar bagi kestabilan tanah. Apabila pohon- pohon
besar di hutan ditebangi, maka struktur lapisan tanah menjadi labil karena tidak ada akar yang biasanya
menguatkan tanah. Ketika curah hujan tinggi, kondisi tanah menjadi jenuh akan air hujan karena tidak ada
pohon yang membantu menyerap air. Begitu besarnya dampak akibat hutan gundul. Jika hal tersebut terus
dibiarkan maka akan mengakibatkan bencana tanah longsor (baca : Akibat Terjadinya Tanah Longsor).
Struktur bebatuan yang hancur – Batuan sedimen dan batuan endapan sangat mudah lapuk dan hancur
menjadi tanah. Apa lagi jika batuan- batuan tersebut berada di lereng gunung, maka akan sangat rawan
terjadi longsor.
Material yang menimbun lembah – Lahan permukiman yang semakin sempit di daerah dataran rendah telah
memaksa masyarakat untuk membuat perumahan di dataran tinggi. Perumahan tersebut dibuat dengan cara
memotong tebing dan menimbun lembah. Jika material yang digunakan untuk menimbun lembah tidak
benar- benar padat, maka akan mudah terjadi longsor jika terkena aliran air hujan.
Bendungan yang menyusut – Menyusutnya air di danau, waduk atau bendungan mengakibatkan penurunan
permukaan tanah. Permukaan tanah yang terus menerus turun akan memunculkan retakan dan
mengakibatkan longsor.
Beban tanah yang berlebih – Perumahan dan bangunan yang dibangun di atas lereng memberi beban berlebih
pada tanah. Tidak hanya bangunan, kendaraan berat yang melintasi jalan di lereng gunung juga menjadi
beban berat bagi tanah. Jika struktur tanah yang mempunyai beban berat tersebut tidak diperkuat, maka
akan menimbulkan longsor.
Adanya erosi tanah – Erosi tanah merupakan proses terkikisnya lapisan tanah oleh berbagai macam media
seperti air, angin dan es. Erosi tanah yang terjadi pada tebing yang curam dan tidak mempunyai pohon
sebagai penguat struktur tanah, dapat menyebabkan bencana longsor (baca : Cara Mencegah Erosi Tanah).
1. Slide
Tipe longsor yang pertama adalah tipe slide. Tipe ini dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu :
Rotational slide, yakni pergerakan massa batuan atau tanah yang berotasi pada satu sumbu
yang sejajar pada permukaan tanah yang berbentuk cekung ke atas.
Translational slide, merupakan pergerakan massa batuan atau tanah dengan sedikit rotasi
pada permukaan tanah yang datar.
Block slide, yaitu pergerakan yang hampir sama dengan translational slide, akan tetapi massa
batuan atau tanah yang bergerak terdiri dari beberapa blok koheren.
2. Fall
Tipe longsor yang kedua yaitu fall. Fall merupakan pergerakan bongkahan batu yang jatuh dari
lereng atau tebing yang curam secara tiba- tiba. Bongkahan batu tersebut terpental, menggelinding dan
terjun bebas dari bagian atas lereng karena pengaruh gravitasi bumi atau pelapukan mekanik.
3. Topples
Topples adalah pergerakan batuan berupa perputaran ke depan pada suatu titik sumbu kemudian
roboh ke daerah yang lebih rendah karena adanya pengaruh gravitasi bumi dan kandungan air pada rekahan
batuan.
4. Flows
Berikutnya adalah tipe longsor yang bernama flows. Tipe ini dikelompokkan menjadi 5 kategori,
yaitu :
Debris flow, merupakan pergerakan massa berupa campuran tanah gembur, bahan organik,
batu, air dan udara yang mengalir pada permukaan lereng secara cepat.
Debris avalance, yakni longsornya es pada lereng yang terjal secara cepat.
Earthflow, adalah pergerakan dari material yang mengandung lempung atau tanah liat pada
lereng yang penuh dengan air, sehingga membentuk cekungan ke atas.
Mudflow, yaitu pergerakan yang hampir sama dengan earthflow, akan proses terjadinya
longsor tersebut lebih cepat.
Creep, yakni pergerakan massa batuan atau tanah pada suatu lereng secara bertahap dan
lebih lambat.
5. Lateral spreads
Tipe longsor yang terakhir adalah lateral spreads, adalah perpindahan massa batuan atau tanah
pada lereng yang landai atau relatif datar karena keadaan tanah yang sudah jenuh dengan air sehingga tanah
berubah dari keadaan padat menjadi cair.
D. BANJIR
Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan yang biasanya kering oleh air yang berasal dari sumber air.
Sumber-sumber air tersebut antara lain sungai, danau, dan laut. Yang hanya bersifat sementara karena bisa
surut kembali. Banjir terjadi karena sumber-sumber air tersebut tidak mampu lagi menampung banyaknya air, baik
air hujan, salju yang mencair, maupun air pasang sehingga air meluap melampaui batas-
batas sumber air. Air yang meluap tersebut juga tidak mampu diserap oleh daratan di sekitarnya sehingga
daratn menjadi tergenang. Hujan yang sangat deras dalam jangka waktu yang lama adalah penyebab umum terjadinya
banjir di dunia. Hujan yang deras di daerah hulu sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir bandang. Banjir bandang
adalah banjir yang besar yang dating secara tiba-tiba dan mengalir deras sehingga menghanyutkan banda-benda
besar, misalnya batu dan kayu.
JENIS BANJIR
1. Banjir Sungai
Banjir sungai umumnya terjadi secara berkala. Meluapnya sungai dapat terjadi karena hujan lebat
atau mencairnya es atau salju di daerah hulu. Di Indonesia banjir sungai terjadi pada saat musim hujan
karena tersumbatnya aliran air sungai oleh sampah dan peralihan daerah resapan air hujan menjadi
pemukiman ataupun gedung-gedung.
2. Banjir Danau
Air danau dapat meluap ke daratan di sekitarnya antara lain karena badai atau angin yang sangat
besar. Setelah badai berhenti, air danau masih dapat bergerak secara mendadak ke satu arah kemudian ke
arah yang lain. Banjir danau juga dapat terjadi karena bendungan jebol.
Banjir pasang dapat terjadi antara lain karena angin topan, letusan gunung berapi, dan gempa bumi.
Gelombang pasang akibat gempa bumi dikenal dengan istilah tsunami.
4. Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air berupa
lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu
berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu
menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat
pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang
lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu
berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah
sekitar pegunungan.
5. Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya
terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan
mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga
air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman warga.
6. Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir
bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur
yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia
tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi
dengan baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur utama.
b. Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badai
akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
c. Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir
badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
d. Peristiwa Alam
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain seperti gempa
bumi dan letusan gunung berapi.
e. Manusia
Kerusakan akibat aktivitas manusia, baik disengaja atau tidak merusak keseimbangan alam
f. Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian.
Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar
sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah
proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.
g. Lainnya
Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan tidak
dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.. Berang-berang pembangun bendungan dapat
membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.
DAMPAK TERJADINYA BANJIR
a. Dampak Positif :
Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap permukiman manusia dan aktivitas ekonomi. Namun,
banjir (khususnya banjir rutin/kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air
tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah, karena banjir mengangkut tanah yang subur
dari hulu. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya
tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran
penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai danmerupakan faktor utama dalam pen
yeimbangan keragaman makhlukhidup di dataran banjir. Banjir menambahkan banyak sekali nutrisi
untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain
itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak
nutrisi). Ikan seperti ikan cuaca memanfaatkan banjir untuk berenang mencari habitat baru. Selain itu,
burung juga mendapatkan manfaat dari produksi pangan yang meledak setelah banjir surut.
b. Dampak Negatif :
1. Menghanyutkan tanaman dan lapisan humus tanah
2. Menggenangi daerah pertanian
3. Memutus hubungan transportasi sehingga daerahnya menjadi
4. Terisolasi
5. Persedian air bersih menjadi berkurang
6. Aliran dan genangan banjir dapat menyebarkan penyakit