Resume Bencana Alam - Geologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

NAMA : FADHIL FAWWAZ ALMAY W

NIM : 071001900030

A. GEMPA BUMI DAN TSUNAMI


Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari
bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu
wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi
untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur
pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan
besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada
tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada
modifikasi Skala Mercalli.

Jenis-jenis gempa Bumi


Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berikut ini
merupakan penjelasannya :
a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi
akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup
dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

3. Gempa runtuhan atau terban


Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor,
gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya
sempit.

b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Gempa bumi dalam


Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih
dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya
tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan
kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dankal


Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km
dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Parameter Gempa Bumi


1. Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time – OT)
2. Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
3. Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
4. Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
5. Karakteristik Gempa Bumi
6. Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
7. Lokasi kejadian tertentu
8. Akibatnya dapat menimbulkan bencana
9. Berpotensi terulang lagi Belum dapat diprediksi
10. Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi,

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di
mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah
biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan
besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari
600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa
Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun)
juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi
dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang
dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Akibat Gempa Bumi


Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya adalah :
1. Dampak fisik :
a) Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
b) Tanah longor akibat goncangan.
c) Jatuhnya korban jiwa.
d) Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
e) Banjir karena rusaknya tanggul.
f) Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.
2. Dampak sosial :
a) Menimbulkan kemiskinan.Kelaparan.
b) Menimbulkan penyakit.
c) Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa melumpuhkan politik, sistem
ekonomi, dsb.
Tsunami
Tsunami merupakan salah satu jenis bencana alam yang berkaitan dengan gelombang lautan. Gelombang
lautan yang sangat besar dan menerjang daratan ini disebut dengan tsunami. Tsunami berasal dari bahasa Jepang,
Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang. Secara harfiah, tsunami mempunyai arti ombak besar
di pelabuhan. Lebih ilmiah lagi, yang dimaksud tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal yang berlangsung dengan tiba- tiba. mengapa nama bencana ini adalah
tsunami yang diambil dari bahasa Jepang? Mungkin karena negara Jepang merupakan negara yang sangat rawan
dengan adanya gempa, sehingga terjadinya gelombang besar yang merupakan akibat dari gempa biasa terjadi.
Gelombang tsunami merupakan jenis gelombang yang dapat bergerak ke segala arah hingga mencapai jarak
ribuan kilometer. Daya kerusakan yang diakibatkan gelombang ini akan semakin kuat apabila berada di daratan yang
dekat dengan pusat gangguan. Apabila di lautan, tinggi gelombang tsunami ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 1
meter saja. Meski demikian, kecepatan yang dimiliki oleh gelombang ini bisa mencapai 500 hingga 1000 kilometer per
jam, kecepatan ini menyamai dengan kecepatan pesawat jet. Saking cepatnya gelombang ini, kapal yang berada di
lautan sampai tidak terasa akan kehadiran gelombang ini.
Sebaliknya, semakin mendekati ekosistem pantai, kecepatan gelombang ini semakin menurun, hanya sekitar
35 hingga 50 kilometer per jam. Namun, tingginya gelombang akan semakin naik, hingga mencapai 20 meter. Dengan
ketinggian yang sedemikian ini, maka gelombang tsunami dapat masuk ke daratan hingga jarak puluhan kilometer.
Inilah sekilas gambaran umum mengenai gelombang tsunami.
Faktor- faktor Penyebab Tsunami
Tsunami merupakan sebuah bencana alam yang dahsyat. Tsunami adalah gambaran ombak yang sangat
besar yang menerjang hingga ke wilayah daratan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bagian daratan (baca: angin darat) yang
terkena sapuan ombak akan luluh lantak karena kekuatan yang dimiliki oleh ombak tersebut. Terjadinya tsunami ini
biasanya tidak bencana alam tunggal. Maksudnya, biasanya tsunami tidak datang sendiri dengan tiba- tiba. Namun
biasanya ada yang menghantarkan, sehingga terjadilah tsunami. Beberapa peristiwa alam menjadi
penyebab terjadinya tsunami. Hal- hal yang menghantarkan terjadi tsunami antara lain adalah sebagai berikut:

1. Gempa Bumi bawah laut


Gempa bumi merupakan hal yang paling umum yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami.
Gempa bumi yang dimaksud tentu adalah gempa bumi bawah laut. Gempa bumi bawah laut menimbulkan
banyak getaran yang akan mendorong timbulnya gelombang tsunami. Gempa bumi bawah laut merupakan
penyebab mayoritas terjadinya tsunamu di dunia. Hampir 90 persen kejadian tsunami di dunia ini disebabkan
oleh gempa bumi yang terjadi di bawah laut. Gempa bumi yang terjadi dibawah laut ini merupakan jenis
gempa bumi tektonik yang timbul akibat adanya pertemuan atau tubrukan lempeng tektonik. Meski gempa
bumi bawah laut merupakan penyebab utama terjadinya tsunami, namun tidak berarti bahwa semua gempa
bumi bawah laut Sdapat menimbulkan tsunami. Gempa bumi bawah laut akan menimbulkan tsunami apabila
memenuhi beberapa syarat antara lain adalah sebagai berikut:

 Pusat gempa terletak di kedalaman 0 hingga 30 kilometer dibawah permukaan air laut
Gempa bumi bawah laut yang berpotensi menimbulkan tsunami adalah apabila pusat gempa
berada di kedalaman antara 0 hingga 30 meter dibawah permukaan air laut. Semakin dangkal pusat
gempa, maka akan semakin besar kesempatan untuk terjadi tsunami. Dengan kata lain semakin
dangkal pusat gempa bumi, maka peluang terjadinya tsunami juga semakin besar. Hal ini karena
getaran yang dirasakan juga semakin besar dan semakin kuat, sehinnga peluang terjadinya tsunami
pun juga semakin kuat.

 Gempa yang terjadi berskala di atas 6,5 skala richter


Kriterian yang selanjutnya adalah gempa bumi yang terjadi harus mempunyai kekuatan di atas
6,5 skala richter. Jadi misalnya ada gempa dangkal, namun gempanya kecil, hal itu kemungkinan
tidak akan memberikan peluang terjadinya tsunami. Gempa yang terjadi dengan kekuatan minimal
6,5 skala richter dianggap sudah mampu untuk mempengaruhi gelombang air laut, yang pada
akhirnya akan menyebabkan terjadinya tsunami. Pengalaman bencana yang terjadi di Aceh pada
tahun 2004 silam, gempa yang terjadi memiliki kekuatan sekitar 9 skala richter. Untuk mengetahui
besar gempa digunakan alat pengukur getaran gempa bumi.

 Jenis sesar gempa adalah sesar naik turun


Kriteria lainnya yang juga mendukung terjadinya gelombang tsunami adalah mengenai jenis
sesar. Persesaran gempa yang dapat menimbulkan gelombang tsunami adalah jenis persesaran naik
turun. Adanya persesaran naik turun ini akan dapat menimbulkan gelombang baru yang mana jika
bergerak ke daratan, maka bisa menghasilkan tsunami. Hal ini akan diperparah apabila terjadi
patahan di dasar laut, sehingga akan menyebabkan air laut turun secara mendadak dan menjadi
cikal bakal terjadinya tsunami.

Nah, itulah beberapa kriteria gempa yang dapat menimbulkan tsunami. Gempa bawah laut yang tidak
sesuai dengan kriteria di atas maka peluang menimbulkan tsunami juga kecil.

2. Letusan gunung berapi bawah laut


Penyebab terjadinya tsunami yang selanjutnya adalah terjadinya letusan gunung api yang ada di
bawah laut. Lautan yang memenuhi dua per tiga dari permukaan bumi ini menyimpan banyak sekali rahasia.
Kita tidak tau banyak mengenai rupa penampakan di bawah laut, bahwa sebenarnya tidak hanya daratan saja
yang mempuyai gunung aktif, namun juga bawah laut mempunyai banyak gunung aktif. Beberapa gunung
aktif yang ada di bawah laut bisa berpotensi meledak atau erupsi sewaktu- waktu. Akibat adanya letusan
yang besar atau kuat dari gunung berapi bawah laut ini, maka menyebabkan terjadinya tsunami.
Salah satu peristiwa akbar yang menggambarkan kejadian tsunami diakibatkan oleh letusan gunung
berapi adalah di Indonesia, tepatnya di sebelah barat pulau Jawa. Gunung Krakatau namanya, meletus pada
tahun 1883. Peristiwa ini menimbulkan gelombang tsunami yang dasyat sehingga menyapu bersih area di
sekitar Selat Sunda. Selain peristiwa gunung Krakatau, di Indonesia juga terjadi letusan gunung Tambora pada
tahun 1815 yang berada di Nusa Tenggara Timur hingga megakibatkan terjadinya kepulauan Maluku.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak gunung api sehingga dijuluki Ring of Fire. Hal ini
membuat Indonesia harus selalu waspada karena letusan gunung berapi bisa terjadi sewaktu- waktu.

3. Terjadiya longsor bawah laut


Penyebab gelombang tsunami selanjutnya adalah terjadinya longsor dibawah laut. Tsunami yang
disebabkan karena adanya longsor di bawah laut dinamakan Tsunamic Submarine Landslide. Ternyata
longsor tidak hanya terjadi di daratan saja. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk permukaan
bawah lait menyerupai daratan. apabila di daratan kita menemukan bukit dan jurang, maka di dalam lautan
pun juga demikian, sehingga ada potensi terjadi longsir. Longsir bawah laut ini pada umunya disebabkan oleh
adanya gempa bumi tektonik atau letusan gunung bawah laut. Getaran kuat yang ditimbulkan olehlongsir
inilah yang bisa menyebabkan terjadinya tsunami. Selain gempa bumi tektonik dan letusan gunung berapi,
tabrakan lempeng yang ada di bawah laut juga bisa menyebabkan terjadinya longsor. Pada tahun 2008
dilakukan penelitian di Samudera Hindia yang menyebutkan adanya palung laut yang membentang dari pulau
Siberut hingga ke pesisir Pantai Bengkulu yang mana apabila palung tersebut longsor maka akan terjadi
tsunami di pantai barat Sumatera.

4. Adanya hantaman meteor


Penyebab selanjutnya dari terjadinya tsunami adalah adanya hantaman meteor atau benda langit.
Benda langit yang jatuh ini tentu saja benda langit yang berukuran besar. Meskipun jarang sekali terjadi, dan
bahkan belum ada dokumentasi yang menyebutkan adanya tsunami akibat hantaman meteor, namun hal ini
bisa saja terjadi. Seperti yang disimulasikan oleh komputer canggih, bahwa apabila ada meteor besar (karena
meteor kecil biasanya akan habisa terbakar di atmosfer bumi) misalnya berdiameter lebih dari 1 kilometer
saja, maka dapat menimbulkan bencana alam yang dasyat. Mega tsunami yang ditimbulkan memiliki
ketinggian hingga ratusan meter. Kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjtnya. Kelaparan akibat
pertanian yang rusak dan perubahan iklim, akan membunuh manusia di bumi secara massal. Selain karena
ukuran dari meteor, hal lain yang berpengaruh adalah kecepatan atau laju meteor yang mencapai puluhan
ribu kilometer per jam.utern belum ada dokumentasi yang menyebutkan adanya tsunami akibat hantaman
meteor, namun hal ini bi

Dampak Bencana Tsunami


Bencana alam merupakan peristiwa sangat kejadiannya sungguh sangat tidak diharapkan dan tidak
dirindukan. Bagaimana tidak, bencana alam hanya akan membawa dampak buruk, seperti kehilangan, kemiskinan,
kelaparan, dan kesedihan. Apapun jenis bencana alam yang di bumi, maka tidak ada satupun dari mereka yang
diharapkan kedatangannya olah manusia. seperti halnya bencana tsunami ini. seperti jenis bencana alam lainnya,
bencana tsunami juga menimbulkan banyak sekali dampak atau kerugian. Beberapa dampak tsunami antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Terjadi kerusakan dimana- mana
Dampak terjadinya tsunami yang pertama adalah terjadinya kerusakan dimana- mana. Kerusakan
yang dimaksud adalah kerusakan fisik baik bangunan dan non bangunan. Gelombang besar yang timbul
karena tsunami ini dapat menyapu area daratan, baik daerah pantai (baca: manfaat pantai) maupun daerah-
daerah di sekitarnya. Kerusakan yang terjadi ini adalah di daerah yang terkena sapuan ombak. Gelombang
ombak yang berkekuatan tinggi ini dalam sekejap bisa meluluh lantakkan bangunan, menyapu pasir atau
tanah, merusak perkebunan dan persawahan masyarakat, merusak tambak dan ladang perikanan, dan lain
sebagainya. Kerusakan yang terjadi ini akan menimbulkan banyak kerugian, terutama kerugian berupa
material.

2. Lahan pertanian dan perikanan rusak


Gelombang tsunami yang dasyat juga dapat menyebabkan lahan pertanian dan perikanan rusak.
Gelombang tsunami dengan kekuatan yang besar mampu menyapu bersih apa saja yang ada di daratan.
Jangankan tanaman yang ada di sawah, bahkan bangunan pun banyak sekali yang roboh. Selain itu ikan- ikan
yang ditanam di kolam perikanan juga akan tersapu oleh air dari gelombang tsunami tersebut.

3. Menghambat kegiatan perekonomian


Kita sepakat bahwa semua bencana alam dapat mengacaukan kegiatan perekonomian di suatu
wilayah. Hal ini juga termasuk bencana tsunami. Kerusakan dan kehilangan yang terjadi akibat gelombang
tsunami akan melumpuhkan kegiatan perekonomian sampai beberapa waktu. Tidak hanya itu saja, namun
kerugian yang disebabkan oleh tsunami mungkin akan menggantikan kegiatan produksi dan perdagangan
dalam waktu tertentu.

4. Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat materiil, termasuk juga gelombang
tsunami. Kerugian material diantaranya karena robohnya bangunan, rusak lahan pertanian dan perikanan,
dan kehilangan harta bendanya.

5. Kerugian spiritual
Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat diukur dengan uang, bencana tsunami juga
dapat menimbulkan kerugian spiritual. Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah kerugian yang tidak
berupa harta benda, namun lebih ke jiwa. Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah mengalami
bencana alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota keluarganya, maka hal itu akan menimbulkan
trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya anak tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari
traumanya itu. Bahkan hal seperti ini hanya dialami oleh anak kecil saja, namun juga orang dewasa dan
bahkan lanjut usia.

6. Menimbulkan bibit penyakit


Dampak selanjutnya dari bencana alam tsunami adalah timbulnya bibit penyakit. Ketika gelombang
laut yang tinggi meluluh lantakkan daratan, maka yang akan kitemukan adalah benda- benda kotor, tanah
yang berlumpur dan sebagainya. Lingkungan yang tidak bersih akan meimbulkan bayak sekali bibit penyakit.
Apalagi jika ditambah dengan jasad- jasad makhluk hidup yang meninggal, maka lingkungan akan semakin
tidak sehat. Disamping itu, apabila tinggal di pengungsian maka yang akan terjadi adalah timbulnya bibit
penyakit karena kurangnya saranan dan pra sarana.
Nah, itulah beberapa dampak terjadinya tsunami. Dampak- dampak yang telah disebutkan di atas merupakan
dampak jangka pendek. Selain dampak jangka pendek, adalagi dampak jangka panjang yang akan kita
rasakan, seperti kondisi perekonomian daerah tersebut yang tidak stabil, dan masih banyak lagi.

Tanda- tanda Terjadinya Bencana Tsunami


Sebelumnya telah disebutkan diatas bahwa bencana alam tsunami merupakan tipe bencana alam yang selalu
dibarengi dengan tanda- tanda tertentu. maka dari itulah terjadinya tsunami ini bisa diprediksi kejadinnya. Ada
beberapa tanda yang menandakan bahwa akan ada tsunami. Maka dari itulah masyarakat harus waspada dan segera
mengambil tindakan yang tepat. Beberapa tanda akan terjadinya tsunami akan kita ketahui dalam artikel ini. berikut
ini merupakan beberapa tanda atau Ciri-ciri tsunami.

1. Terjadinya gempa atau getaran yang berpusat dari bawah laut


Terjadinya tsunami diawali oleh adanya gempa bumi atau semacam getaran yang asalnya dari
bawah atau dari dalam lautan. Gempa yang terjadi ini tentu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni
berpusat atau memiliki kedalam kurang dari 30 kilometer dan getarannya melebihi 6,5 scala richter.

2. Air laut tiba- tiba surut


Setelah adanya gempa atau getaran, selanjutnya adalah surutnya air laut (baca: ekosistem air laut)
secara tiba- tiba. surutnya air laut secara tiba- tiba ini merupakan tanda- tanda yang paling jelas ketika akan
terjadi tsunami. Semakin jauh surut air laut (baca: pasang surut air laut), maka kekuatan tsunami yang akan
terjadi akan semakin besar. Dengan demikian ketika surut air ini terjadi maka langkah yang paling tepat
adalah segera melakukan evakuasi supaya tidak banyak korban yang jatuh. Surutnya air laut ini sebenarnya
karena disebabkan oleh permukaan laut turun secara mendadak sehingga terdapat kekosongan ruang dan
menyebabkan air laut pantai tertarik. Dan ketika gelombang tsunami telah tercipta yang baru, maka air akan
kembali ke pantai dengan wujud gelombang yang sangat besar.

3. Tanda- tanda alam yang tidak biasa


Sebelum terjadinya tsunami, juga terdapat beberapa tanda alam yang tidak biasa. Tanda- tanda
alam yang tidak biasa ini seperti gerakan angin (baca: jenis angin) yang tidak biasa, perilaku hewan yang aneh.
Beberapa perilaku hewan yang aneh ini contohnya adalah aktifnya kelelawar di siang hari, kemudian banyak
burung- burung terbang bergerombol (padahal biasanya tidak pernah terlihat), dan juga beberapa perilaku
binatang darat. Contoh di Thailand, sebelum terjadinya tsunami, gajah- gajat Thailang saling berlarian menuju
ke bukit untuk menyelamatkan diri.

4. Terdengar suara gemuruh


Tanda akan etrjadinya tsunami yang selanjutnya adalah terdengarnya suara gemuruh. Ada
pengalaman oleh masyarakat yang mengalami bencana tsunami tahun 2004 di Aceh, dimana beberapa saat
sebelum tsunami terjadi mereka mendengar suara gemuruh yang sangat keras dari dalam laut, yakni seperti
suara kereta pengangkut barang. Beberapa diantaranya juga mendengar suara ledakan dari dalam lautan.
Hal ini cukup menjadi suatu pertanda yang kuat akan terjadinya bencana tsunami.
Itulah beberapa tanda terjadinya tsunami yang dapat kita lihat sebelum tsunami terjadi. Tanda- tanda di atas
merupakan tanda- tanda alam. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka diciptakan
suatu alat yang dapat digunakan untuk mendetersi terjadinya tsunami. Dengan demikian kita dapat
memperoleh informasi yang lebih akurat.
B. GUNUNG MELETUS
Gunung merupakan salah satu sumber daya alam yang ada di dunia. Gunung adalah salah satu tonjolan yang
ada di permukaan bumi. Di dalam tonjolan gunung terdapat saluran lurus berbentuk vertikal semacam pipa alami.
Pipa ini menghubungkan antara perut bumi dengan permukaan Bumi atau kerak bumi. Perut bumi berisi bermacam-
macam cairan panas, seperti bataun cair dan juga magma. Suatu saat magma dan material yang ada di perut bumi
akan mengalami kejenuhan. Atau diakibatkan oleh getaran bumi (gempa bumi tektonik), magma yang ada di dalam
perut bumi ini akan keluar ke permukaan bumi (baca: bentuk permukaan bumi) secara berkala. Magma ini keluar ke
permukaan bumi melalui pipa alami yang menjulang tinggi di dalam gunung. Ketika magma keluar melalui pipa alami
tersebut, maka inilah yang dinamakan gunung meletus. Sehingga seolah- olah gunung meletus mengeluarkan
berbagai material dari dalam bumi.

Penyebab Gunung Meletus


Peristiwa gunung meletus merupakan peristiwa besar. Gunung meletus juga dikategorikan sebagai salah satu
bencana alam, maka dari itulah sangat perlu untuk diperhatikan. Karena jika tidak maka bisa menimbulkan hal yang
sangat fatal dan menimbulkan banyak korban jiwa. Gunung meletus, kedatangannya disebabkan karena berbagai hal.
Gunung meletus tidak akan meletus dengan sendirinya tanpa ada suatu penyebab apapun. Penyebab gunung meletus
bisa berasal dari dalam bumi. Beberapa hal yang menyebabkan gunung meletus atau penyebab gunung meletus
antara lain adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik


Salah satu penyebab gunung meletus adalah peningkatan frekuensi terjadinya gempa vulkanik
.Peningkatan gempa vulkanik ini ditandai dengan terjadinya aktivitas- aktivitas yang tidak biasa pada gunung
berapi. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik ini misalnya dengan terjadinya gempa puluhan kali yang
tercatat dalam Seismograf yakni alat pengukur getaran gempa bumi. Selain itu terjadinya peningkatan
aktivitas seismik dan peristiwa vulkanis lainnya disebabkan oleh pergerakan magma yang ada di dalam bumi,
hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi. Jika terjadinya gempa dan aktivitas seismik lainnya ini
mengalami peningkatan selama beberapa hari, maka status gunung api tersebut harus ditingkatkan ke level
waspada. Dan ketika memasuki level waspada, maka masyarakat segera diberikan penyuluhan, melakukan
penilaian bahaya dan juga potensi untuk naik tingkat ke level selanjutnya, agar lebih siap dan waspada apabila
sewaktu- waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan. Pengecekan kembali sarana serta pelaksanaan shift
pemantauan juga harus selalu dilakukan.

2. Pergerakan tektonik pada lapisan bumi


Penyebab gunung meletus yang lainnya adalah pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada
lapisan bumi. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung, misalnya
gerakan lempeng dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya akan
membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah. Ketika terjadi kondisi ini,
maka tanda yang terjadi di atas bumi adalah banyak binatang yang berada di sekitar gunung tersebut
bermigrasi dan juga terlihat gelisah. Selain itu, suhu di kawah juga meningkat sehingga membuat air tanah di
sekitar gunung menjadi kering.

3. Terjadinya deformasi badan gunung


Penyebab dari gunung meletus yang selanjutnya adalah karena adanya deformasi di badan gunung.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan gelombang magnet dan juga listrik sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam, misalnya dapur
magma yang volumenya mengecil, atau bisa pula saluran yang menghubungkan kawah dengan dapur
magma.

4. Lempeng- lempeng Bumi yang saling berdesakan


Gunung meletus juga dapat terjadi karena adanya lempeng- lempeng Bumi yang saling berdesakan
antara satu sama lain. Hal ini menyebabkan tekanan besar menekan dan juga mendorong permukaan bumi
sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya, vulkanik serta meningkatkan aktivitas
geologi dari gunung. Lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang terus bergerak setiap saat.
Pegunungan atau gunung merupakan zona dimana kedua lempeng tersebut saling bertemu, desakan
lempeng bisa juga dapt menjadi penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi.

5. Adanya tekanan yang sangat tinggi


Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya letusan gunung berapi, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Berbagai penyebab gunung meletus seperti yang telah dijelaskan di atas mendorong
cairan magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar. Apabila di sepanjang
perjalanan magma dalam menyusiri saluran kawah tersebut mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan
ledakan yang besar yang dikenal dengan ledakan gunung berapi. Semakin besar tekanan dan juga volume
magma nya, maka semakin kuat ledakan yang ada terjadi.

Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya gunung meletus. Hal- hal yang telah disebutkan di
atas kebanyakan berasal dari dalam bumi. Penyebab- penyebab tersebut tidak dapat kita lihat dari luar bumi, namun
pengaruhnya sangat besar sebagai penyebab terjadinya gunung meletus.

Tanda- tanda Gunung akan Meletus


Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena dapat menyebabkan
berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah satu jenis bencana alam, gunung meletus
diketegorikan sebagai bencana alam yang masih dapat diantisipasi. Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu
disertai oleh tanda- tanda tertentu sehingga semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan
kerugian material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda- tanda tersebut datang, maka sebagai masyarakat
(khususnya yang berada di sekitar gunung berapi) harus waspada dan segera melakukan tindakan.
Selain memiliki tanda- tanda tertentu akan kedatangannya, gunung yang akan meletus pun mempunyai
statusnya masing- masing. Dengan demikian sebelum gunung masuk ke dalam status awas, lingkungan yang ada di
sekitar gunung tersebut segera dikosongkan, supaya tidak menimbulkan satu pun korban jiwa. Karena sangat penting
kehadiran tanda- tanda sebagai sinyal, maka kita sangat perlu untuk mengetahui beberapa tanda- tanda atau ciri- ciri
gunung meletus. Beberapa tanda- tanda gunung meletus antara lain adalah sebagai berikut:

1.Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat


Tanda atau ciri dari gunung api akan meletus yang pertama adalah meningkatnya suhu udara yang
ada di sekitar gunung berapi tersebut. Peningkatan suhu ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang berada
di sekitar lereng gunung tersebut ataupun kaki gunung. Naiknya suhu disekitar gunung berapi disebabkan
oleh aktivitas magma yang semakin banyak atau semakin meningkat sehingga akan berkumpul di dekat
permukaan bumi. Dengan demikian, suhu panas yang dimiliki oleh magma tersebut akan merambat hingga
mempengaruhi lapisan tanah yang ada atau yang menyusun badan gunung tersebut. Untuk penjelasan yang
lebih sederhana mengenai naiknya suhu disekitar gunung ini adalah karena magma naik mendekati
permukaan bumi, sehingga jaraknya lebih dekat dengan permukaan bumi dan suhunya terasa semakin panas.

2. Mata air di seitar gunung mengering


Tanda atau ciri gunung akan meletus selanjutnya adalah mata air yang ada di sekitar gunung
tersebut telah mengering. Mengenai mata air yang mengering ini, pada dasarnya alasannya adalah sama,
yakni semkain meningkatnya suhu di sekitaran gunung berapi. Apabila magma yang ada di perut bumi
mengalami kenaikan hingga mendekati permukaan bumi, maka suhu yang kita rasakan pun semakin panas.
Akibatnya sumber air atau mata air yang berada di sekitar gunung tersebut akan kepanasan pula. Seperti
sifat air yang kepanasan, mata air tersebut akan menguap menjadi gas- gas dan terbang ke atas. Akibatnya
jumlah air manjadi semakin sedikit karena banyak yang telah menguap, lalu mata air tersebut akan
mengering. Alasan mengapa air yang ada di dalam tanah ini menguap karena ketika magma naik ke atas,
pada lapisan tanah tertentu akan terasa sangat panas, hingga dapat mengeringkan sumber air yang ada di
dalam tanah tersebut.
3. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu
Tanda atau ciri- ciri gunung berapi akan mengalami erupsi atau meletus yang selanjutnya adalah
tumbuhan yang berada di sekitar gunung tersbeut menjadi layu. Masih sama seperti alasan sebelumnya,
bahwa sumber dari kekeringan dan kelayuan tanaman adalah suhu panas yang datang dari magma yang naik
ke atas. Suhu panas yang ada di dalam panas dapat membuat tanaman- tanaman menjadi layu, terlebih
panasnya ini meningkat secara signifikan. Efeknya akan lebih parah daripada layu akibat musim kemarau.
Karena ketika magma terkumpul tepat di balik gunung, ada salah satu lokasi dimana magma dapat bergerak
ke atas dekat dengan lapisan tanah. Hal inilah yang menyebabka tumbuhan layu, bahkan mati seketika.

4. Hewan- hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
Tanda lainnya yang juga mencolok dan dapat dilihat oleh manusia yang berada di kaki gunung
adalah, banyak binatang liar yang tinggal di lereng gunung berbondong- bondong turun ke bawah. Hal ini
sudah dapat dipastikan karena binatang- binatang tersebut merasa tidak nyaman berada di atas akibat suhu
yang bertambah panas, bahkan sangat panas. Binatang- binatang tersebut turun gunung untuk menjauhi
panas yang menyengat dan menuju ke kaki gunung, bahkan ke pemukiman warga. Binatang- binatang yang
turun ini merupakan bianatang liar yang habitatnya berada di gunung tersebut, sehingga diantara dari
mereka mungkin terlihat asing. Ketika hal ini sudah terjadi, maka manusia harus waspada, bukan hanya
terhadap turunnya binatang liar, namun juga terhadap status dari gunung berapi tersebut.

5. Sering terdengar suara gemuruh gunung adalah


Tanda selanjutnya adalah sering terdengarnya suara gemuruh. Suara gemuruh ini berasal dari dalam
gunung. Suara gemurung ini terjadi karena peningkatan aktivitas dari magma yang berada di perut bumi.
Biasanya, suara gemuruh ini terjadi pada waktu malam hari. maka dari itulah rata- rata pada gunung berapi
yang akan mengalami erupsi, mereka mengeluarkan suara gemuruh yang semakin lama semakin sering.
Bahkan frekuensi keluarnya suara gemuruh tersebut bisa puluhan kali terjadi dalam satu malam. Suara
gemuruh ini semacam menandakan adanya tanda- tanda gunung tersebut seolah- olah akan longsor.

6. Sering terjadinya gempa vulkanik


Tanda gunung akan meletus yang selanjutnya adalah sering terjadinya gempa vulkanik. Gempa
vulkanik merupakan gempa yang berasal dari aktivitas gunung berapi. Aktivitas gunung berapi ketika akan
meletus yang paling banyak adalah berupa aktivitas magma di dalam perut bumi. Magma yang semakin aktif
di dalam perut bumi selain menimbulkan suara yang gemuruh juga akan menimbulkan getaran- getaran.
Getaran- getaran inilah yang pada akhirnya sampai hingga ke permukaan bumi dan kita menyebutnya sebagai
gempa. Gempa yang ditimbulkan karena aktivitas gunung berapi ini memanglah tidak terlalu besar. Gempa
vulkanik umumnya lebih kecil daripada gempa tektonik. Gempa vulkanik ini akan sering kita rasakan, terlebih
oleh masyarakat yang ada di sekitar gunung tersebut. Semakin mendekati gunung akan meletus maka
intensitas terjadinya gempa akan semakin tinggi. gempa vulkanik akan sering terjadi, baik yang berkekuatan
sangat rendah maupun yang besar. Semua aktivitas kegempaan vulkanik akan dicatat oleh alat pengukur
gempa bumi, yakni seismograf yang dimiliki oleh Badan Meteorologi dan Geofisika di sekitar wilayah gunung
tersebut. Gempa vulkanik ini akan semakin kita rasakan terlebih pada malam hari, karena mungkin aktivitas
kita juga lebih tenang. Pada satu malam saja kita bisa merasakan hingga puluhan kali gempa yang terjadi.

7. Keluarnya awan panas


Selain suara gemuruh dan gempa vulkanik, tanda dari gunung akan meletus selanjutnya adalah
terdapat awan panas. Awan panas merupakan asap yang dikeluarkan oleh gunung berapi sebagai tanda
bahwa gunung tersebut mempunyai aktivitas magma yang tinggo dan siap untuk erupsi. Awan panas dari
gunung berapi ini berupa kepulan asap berwarna terkadang putih dan terkadang coklat yang mana keluarnya
bisa dalam jumlah sangat besar, ataupun jumlah yang biasa. Awan panas ini mempunyai sifat yang sangat
panas. Awan panas berasal dari dalam perut gunung atau berut bumi yang bersumber dari magma yang
mempunyai suhu yang sangat panas. Awan panas mempunyai sifat seperti asap, yakni mudah terbawa angin
sehingga awan panas pun bisa berpindah tempat hingga membumbung tinggi ke angkasa atau terbang ke
wilayah lain. Kecepatan perpindahan awan panas ini juga sangat tinggi lho, maka dari itulah kita harus
waspada. Awan panas ini sifatnya merusak, terlebih jika melewati tumbuhan, binatang atau bahkan manusia.
Apabila jumlah kepulan besar awan panas ini menerjang hutan, maka pohon- pohon yang ada di hutan
tersebut bisa mati. Apabila awan panas menerjang kandang ternak, maka terna- ternak yang ada di kandang
juga bisa mati. Tidak lain apabila awan panas menerjang pemukiman manusia, pastilah juga terdapat banyak
korban jiwa. Selain bersifat panas, awan panas juga mengandung gas- gas yang sifatnya tidak baik bagi
pernafasan. Awan panas oleh masyarakat yang berada di sekitar gunung Merapi (Yogyakarta) dijuluki sebagai
“Wedhus Gembel” yang berarti biri- biri. Dijuluki demikian karena awan panas ini mempunyai bentuk yang
menggulung- gulung layaknya bulu kambing biri- biri.

8. Terjadinya hujan abu


Tanda yang paling ekstrim dari tanda- tanda atau ciri- ciri gunung api akan meletus adalah terjadinya
hujan abu. Apabila kita biasanya hujan air, maka lain halnya ketika gunung berapi disekitar kita akan meletus.
Hujan yang turun biasanya adalah abu. Hujan abu menandakan bahwa bahwa gunung sudah mengalami
erupsi atau akan mengalami erupsi lebih besar lagi. Hujan abu ini layaknya awan panas, jadi bisa terbawa
oleh angin. Abu yang turun berasal dari dalam perut bumi. Oleh karena massa nya yang ringan, maka abu ini
terbawa kemanapun angin berhembus. Jadi tidak harus area yang dekat dengan gunung saja yang harus
terkena hujan abu ini. misalnya ketika gunung Merapi di Yogyakarta yang tengah mengalami erupsi dan
menyemburkan abu vulkanik. Pada saat itu angin yang bertiup lebih banyak menuju ke arah barat. Maka
hujan abu yang terjadi adalah di wilayah yang berada di barat gunung Merapi. Pada waktu itu, hujan abu
bahkan sampai mengguyur Kota Bandung. Sementara di daerah yang berada di timur gunung Merapi (bahkan
yang dekat sekalipun, seperti Kabupaten Klaten) tidak terkena hujan abu dari gunung Merapi.
Itulah beberapa tanda atau ciri- ciri dari gunung berapi yang akan mengalami erupsi atau gunung
berapi yang akan meletus. Dengan demikian, ketika kita merasakan atau menemui beberapa dari gunung
tersebut, maka kita sudah bisa mengetahui bahwa gunung tersebut akan mengalami erupsi, dan kita bisa
lebih waspada.

C. TANAH LONGSOR
Pengertian longsor menurut Crude (1991) yaitu suatu kejadian atau peristiwa geologi yang disebabkan oleh
pergerakan massa batuan, tanah atau puing- puing yang menuruni suatu lereng. Sedangkan Vernes (1978)
mengartikan longsor sebagai pergerakan material ke bawah dan ke luar lereng karena pengaruh dari gravitasi. Longsor
yang lebih dikenal dengan tanah longsor (landslide) juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan massa berbagai jenis
batuan atau tanah yang tidak membutuhkan media berpindah seperti air atau udara.

PENYEBAB TANAH LONGSOR


Tanah longsor umumnya terjadi pada dataran tinggi atau pegunungan. Tetapi longsor bisa terjadi pada
dataran yang relatif rendah. Longsor di daerah rendah tersebut disebabkan oleh penggalian jalan, runtuhnya galian
tambang atau runtuhnya tebing sungai. Apa saja penyebab tanah longsor? Berikut adalah uraiannya.

 Curah hujan yang tinggi – Penyebab pertama seringnya terjadi longsor adalah tingginya curah hujan. Tanah
yang kering pada musim kemarau mempunyai banyak pori- pori atau rongga tanah. Rongga- rongga tanah
tersebut akan membentuk retakan pada tanah. Ketika musim penghujan, air hujan akan memenuhi rongga
tanah dan menyebabkan terjadinya pergeseran tanah. Jika tanah bergeser terus menerus maka akan terjadi
longsor.
 Sampah yang menumpuk – Sampah yang menumpuk di sungai akan menyebabkan banjir. Sedangkan sampah
yang menumpuk di atas permukaan tanah kemudian terkena tekanan air hujan maka akan menimbulkan
longsor (baca : Penyebab Banjir dan Tanah Longsor).
 Adanya aktivitas seismik – Gempa bumi yang terjadi pada daerah berlereng terjal akan mengakibatkan dilatasi
tanah. Apabila getaran gempa terus terjadi maka daerah gempa tersebut akan mengalami longsor (baca:
Akibat Gempa Bumi).
 Adanya aktivitas vulkanik – Salah satu penyebab terjadinya longsor adalah adanya aktivitas gunung berapi.
Larva yang mencair mengakibatkan banjir lahar yang mengalir cepat ke permukaan lereng. Derasnya arus
banjir lahar tersebut memicu terjadinya banjir bandang dan longsor, seperti yang terjadi pada letusan
Gunung St. Helens di Washington. Longsor tersebut tercatat sebagai longsor karena aktivitas vulkanik paling
dahsyat yang pernah terjadi (baca: Penyebab gunung meletus).
 Hutan yang gundul – Hutan mempunyai peranan yang besar bagi kestabilan tanah. Apabila pohon- pohon
besar di hutan ditebangi, maka struktur lapisan tanah menjadi labil karena tidak ada akar yang biasanya
menguatkan tanah. Ketika curah hujan tinggi, kondisi tanah menjadi jenuh akan air hujan karena tidak ada
pohon yang membantu menyerap air. Begitu besarnya dampak akibat hutan gundul. Jika hal tersebut terus
dibiarkan maka akan mengakibatkan bencana tanah longsor (baca : Akibat Terjadinya Tanah Longsor).
 Struktur bebatuan yang hancur – Batuan sedimen dan batuan endapan sangat mudah lapuk dan hancur
menjadi tanah. Apa lagi jika batuan- batuan tersebut berada di lereng gunung, maka akan sangat rawan
terjadi longsor.
 Material yang menimbun lembah – Lahan permukiman yang semakin sempit di daerah dataran rendah telah
memaksa masyarakat untuk membuat perumahan di dataran tinggi. Perumahan tersebut dibuat dengan cara
memotong tebing dan menimbun lembah. Jika material yang digunakan untuk menimbun lembah tidak
benar- benar padat, maka akan mudah terjadi longsor jika terkena aliran air hujan.
 Bendungan yang menyusut – Menyusutnya air di danau, waduk atau bendungan mengakibatkan penurunan
permukaan tanah. Permukaan tanah yang terus menerus turun akan memunculkan retakan dan
mengakibatkan longsor.
 Beban tanah yang berlebih – Perumahan dan bangunan yang dibangun di atas lereng memberi beban berlebih
pada tanah. Tidak hanya bangunan, kendaraan berat yang melintasi jalan di lereng gunung juga menjadi
beban berat bagi tanah. Jika struktur tanah yang mempunyai beban berat tersebut tidak diperkuat, maka
akan menimbulkan longsor.
 Adanya erosi tanah – Erosi tanah merupakan proses terkikisnya lapisan tanah oleh berbagai macam media
seperti air, angin dan es. Erosi tanah yang terjadi pada tebing yang curam dan tidak mempunyai pohon
sebagai penguat struktur tanah, dapat menyebabkan bencana longsor (baca : Cara Mencegah Erosi Tanah).

JENIS-JENIS TANAH LONGSOR


Terdapat beberapa tipe atau jenis jenis longsor. Berdasarkan jenis material longsoran, tanah longsor
dikategorikan menjadi 5. Berikut adalah penjelasannya.

1. Slide
Tipe longsor yang pertama adalah tipe slide. Tipe ini dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu :
 Rotational slide, yakni pergerakan massa batuan atau tanah yang berotasi pada satu sumbu
yang sejajar pada permukaan tanah yang berbentuk cekung ke atas.
 Translational slide, merupakan pergerakan massa batuan atau tanah dengan sedikit rotasi
pada permukaan tanah yang datar.
 Block slide, yaitu pergerakan yang hampir sama dengan translational slide, akan tetapi massa
batuan atau tanah yang bergerak terdiri dari beberapa blok koheren.

2. Fall
Tipe longsor yang kedua yaitu fall. Fall merupakan pergerakan bongkahan batu yang jatuh dari
lereng atau tebing yang curam secara tiba- tiba. Bongkahan batu tersebut terpental, menggelinding dan
terjun bebas dari bagian atas lereng karena pengaruh gravitasi bumi atau pelapukan mekanik.

3. Topples
Topples adalah pergerakan batuan berupa perputaran ke depan pada suatu titik sumbu kemudian
roboh ke daerah yang lebih rendah karena adanya pengaruh gravitasi bumi dan kandungan air pada rekahan
batuan.

4. Flows
Berikutnya adalah tipe longsor yang bernama flows. Tipe ini dikelompokkan menjadi 5 kategori,
yaitu :
 Debris flow, merupakan pergerakan massa berupa campuran tanah gembur, bahan organik,
batu, air dan udara yang mengalir pada permukaan lereng secara cepat.
 Debris avalance, yakni longsornya es pada lereng yang terjal secara cepat.
 Earthflow, adalah pergerakan dari material yang mengandung lempung atau tanah liat pada
lereng yang penuh dengan air, sehingga membentuk cekungan ke atas.
 Mudflow, yaitu pergerakan yang hampir sama dengan earthflow, akan proses terjadinya
longsor tersebut lebih cepat.
 Creep, yakni pergerakan massa batuan atau tanah pada suatu lereng secara bertahap dan
lebih lambat.
5. Lateral spreads
Tipe longsor yang terakhir adalah lateral spreads, adalah perpindahan massa batuan atau tanah
pada lereng yang landai atau relatif datar karena keadaan tanah yang sudah jenuh dengan air sehingga tanah
berubah dari keadaan padat menjadi cair.

D. BANJIR
Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan yang biasanya kering oleh air yang berasal dari sumber air.
Sumber-sumber air tersebut antara lain sungai, danau, dan laut. Yang hanya bersifat sementara karena bisa
surut kembali. Banjir terjadi karena sumber-sumber air tersebut tidak mampu lagi menampung banyaknya air, baik
air hujan, salju yang mencair, maupun air pasang sehingga air meluap melampaui batas-
batas sumber air. Air yang meluap tersebut juga tidak mampu diserap oleh daratan di sekitarnya sehingga
daratn menjadi tergenang. Hujan yang sangat deras dalam jangka waktu yang lama adalah penyebab umum terjadinya
banjir di dunia. Hujan yang deras di daerah hulu sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir bandang. Banjir bandang
adalah banjir yang besar yang dating secara tiba-tiba dan mengalir deras sehingga menghanyutkan banda-benda
besar, misalnya batu dan kayu.

JENIS BANJIR

1. Banjir Sungai
Banjir sungai umumnya terjadi secara berkala. Meluapnya sungai dapat terjadi karena hujan lebat
atau mencairnya es atau salju di daerah hulu. Di Indonesia banjir sungai terjadi pada saat musim hujan
karena tersumbatnya aliran air sungai oleh sampah dan peralihan daerah resapan air hujan menjadi
pemukiman ataupun gedung-gedung.

2. Banjir Danau

Air danau dapat meluap ke daratan di sekitarnya antara lain karena badai atau angin yang sangat
besar. Setelah badai berhenti, air danau masih dapat bergerak secara mendadak ke satu arah kemudian ke
arah yang lain. Banjir danau juga dapat terjadi karena bendungan jebol.

3. Banjir Laut Pasang/ROB

Banjir pasang dapat terjadi antara lain karena angin topan, letusan gunung berapi, dan gempa bumi.
Gelombang pasang akibat gempa bumi dikenal dengan istilah tsunami.

4. Banjir bandang

Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air berupa
lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu
berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu
menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat
pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang
lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu
berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah
sekitar pegunungan.
5. Banjir lahar dingin

Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya
terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan
mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga
air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman warga.

6. Banjir lumpur

Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir
bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur
yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia
tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi
dengan baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur utama.

PENYEBAB TERJADINYA BANJIR


a. Sungai
Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan
hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju.
Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir
perlahan di sebelah hulu rintangan.
Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai
petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah
longsor, atau gletser.

b. Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badai
akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.

c. Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir
badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.

d. Peristiwa Alam
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain seperti gempa
bumi dan letusan gunung berapi.
e. Manusia
Kerusakan akibat aktivitas manusia, baik disengaja atau tidak merusak keseimbangan alam

f. Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian.
Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar
sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah
proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.

g. Lainnya

Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan tidak
dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).

Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.. Berang-berang pembangun bendungan dapat
membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.
DAMPAK TERJADINYA BANJIR
a. Dampak Positif :
Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap permukiman manusia dan aktivitas ekonomi. Namun,
banjir (khususnya banjir rutin/kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air
tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah, karena banjir mengangkut tanah yang subur
dari hulu. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya
tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran
penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai danmerupakan faktor utama dalam pen
yeimbangan keragaman makhlukhidup di dataran banjir. Banjir menambahkan banyak sekali nutrisi
untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain
itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak
nutrisi). Ikan seperti ikan cuaca memanfaatkan banjir untuk berenang mencari habitat baru. Selain itu,
burung juga mendapatkan manfaat dari produksi pangan yang meledak setelah banjir surut.

b. Dampak Negatif :
1. Menghanyutkan tanaman dan lapisan humus tanah
2. Menggenangi daerah pertanian
3. Memutus hubungan transportasi sehingga daerahnya menjadi
4. Terisolasi
5. Persedian air bersih menjadi berkurang
6. Aliran dan genangan banjir dapat menyebarkan penyakit

Anda mungkin juga menyukai