Efektivitas Penggunaan Metformin Terhadap Ekspresi Sflt-1 Dan Seng Pada Tikus Coba Preeklampsia
Efektivitas Penggunaan Metformin Terhadap Ekspresi Sflt-1 Dan Seng Pada Tikus Coba Preeklampsia
Efektivitas Penggunaan Metformin Terhadap Ekspresi Sflt-1 Dan Seng Pada Tikus Coba Preeklampsia
Oleh :
Ivan C. Pasaribu
Pembimbing:
1. Prof. Dr. dr. Sarma N. Lumbanraja, M.Ked(OG), SpOG(K)
2. Dr. dr. Edy Ardiansyah, M.Ked(OG), SpOG(K)
Penguji:
1. Dr. dr. Johny Marpaung, M.Ked(OG), SpOG(K)
2. dr. Yostoto B. Kaban, SpOG(K)
3. dr. Cut Adeya Adella, SpOG(K)
TESIS
Ivan C. Pasaribu
147104006
PEMBIMBING:
PENGUJI :
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada, Tuhan Yang Maha Esa. Hanya atas
berkat dan Rahmat-Nya lah penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar spesialis dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya
menyadari bahwa tesis saya ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna,
namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam
menambah perbendaharaan pustaka, dengan judul:
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23. Seluruh rekan sejawat PPDS terutama Tim jaga saya yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu baik para senior maupun junior saya, terima kasih atas kerjasama,
kebersamaan, bantuan, dorongan semangat dan doa yang telah diberikan kepada saya.
Terimakasih yang tak terhingga dari lubuk hati yang terdalam saya ucapkan kepada
kedua orang tua yang saya hormati, cintai dan sayangi, ayahanda AKBP. Drs. B. Pasaribu dan
ibunda Vera Morina Br. Ginting. Tiada kata yang dapat melukiskan terimakasih tersebut
kepada kedua orangtua saya, melainkan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena telah menitipkan saya kepada orangtua yang telah membesarkan,
membimbing, mendoakan, mendidik dan mendukung saya dengan penuh keikhlasan dan kasih
sayang, semenjak lahir hingga saat ini. Hanya Tuhan yang dapat membalas kebaikan yang telah
mereka berikan selama ini.
Kepada adikku Wira Amsal Pranata Pasaribu, Claudia Rebecca Pasaribu dan Dea
Stephanie Pasaribu terima kasih atas Doa dan dukungan kepada saya selama menjalani
pendidikan.
Kepada teman hidup saya, dr. Namoratta Rumahorbo. Terima kasih untuk selalu sabar
mengahadapi saya, tetaplah menjadi Namoratta yang saya kenal. Semoga diberi kesempatan
untuk sekolah kedepannya.
Kepada seluruh pihak yang saya sebutkan maupun tidak disebutkan sebelumnya, saya
memohon maaf atas segala kesalahan yang saya lakukan selama ini, baik yang disadari maupun
tidak. Semoga kita semua selalu menjadi orang-orang yang rendah hati, ikhlas, bersyukur, serta
selalu dalam kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR
Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Ivan Christian Pasaribu
Departemen : Obstetri dan Ginekologi
Fakultas : Kedokteran
Jenis Karya : Tesis
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti nonesklusif ini,
Departemen Obstetri & Ginekologi Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempubliskan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : Februari 2021
Yang menyatakan
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... 1
ABSTRACT ..................................................................................................... 2
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
ABSTRAK
HASIL PENELITIAN: Tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik, diastolik, MAP dan
proteinuria pada ketiga kelompok sebelum intervensi. Tekanan darah sistolik,
diastolik, MAP, dan proteinuria setelah intervensi pada kelompok kontrol positif lebih
tinggi dibandingkan kedua kelompok lainnya. Dijumpai perbedaan ekspresi sFlt-1 dan
sEng yang bermakna pada ketiga kelompok (p<0.05).
KESIMPULAN: Terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik, diastolik, MAP dan
proteinuria pada ketiga kelompok sebelum dan sesudah intervensi. Dijumpai
perbedaan ekspresi sflt-1 dan sEng yang bermakna pada ketiga kelompok (p<0.05).
ABSTRACT
METHOD: This study was an experimental design with Post-Only Control Group
Design on 33 rats (Rattus norvegicus) 10 weeks pregnant which were divided into
negative control, positive control, and treatment groups. In the negative control group
did not receive any treatment, the positive control group received LPS injection at a
dose of 0.5 µg / kgBW to become preeclampsia, the treatment group received LPS
injection at a dose of 0.5 µg / kgBW and metformin 20 mg / kgBW after preeclampsia
was confirmed. Subsequently, the rat placenta that had been surgically, tissue was
fixed and sent to the Anatomical Pathology Laboratory of the USU Faculty of Medicine
for immunohistochemical examination of sFlt-1 and sEng expressions.
RESULTS: There were no difference in systolic, diastolic, MAP, and proteinuria in the
three groups before the intervention. The systolic, diastolic, MAP, and proteinuria after
intervention in the positive control group was higher than the other two groups. There
were significant differences in sFlt-1 and sEng expressions in the three groups (p
<0.05).
2.1 Preeklampsia
2.1.1 Definisi
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) pada tahun
2013 menyatakan bahwa kriteria proteinuria tidak lagi dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis preeklampsia sehingga preeklampsia didiagnosis sebagai
hipertensi onset baru berkaitan dengan adanya trombositopenia (<100.000/µL),
peningkatan enzim transaminase hepar lebih dari dua kali dari kadar normal,
gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan adanya peningkatan kreatinin serum
<1,1 mg/dL atau dua kali peningkatan dari kadar normal bila ada penyakit ginjal
lainnya yang menyertai, adanya edema paru dan gangguan penglihatan onset baru
ataupun gangguan serebral. Namun, pada tahun 2018 International Society for the
Study of Hypertension in Pregnancy (ISSHP) menyatakan bahwa proteinuria
kembali menjadi salah satu kriteria diagnostik preeklampsia. 18,19
2.1.2 Epidemiologi
Prevalensi preeklampsia terjadi pada sekitar 2-10% wanita hamil di
seluruh dunia.24 Preeklampsia menjadi penyebab ketiga terbesar mortalitas dan
morbiditas maternal dan neonatus.25,26 Preeklampsia menyebabkan kematian
50.000-60.000 kasus kematian yang berhubungan dengan kehamilan di seluruh
dunia.27 Pada tahun 2014, di Asia Tenggara kematian ibu yang diakibatkan oleh
preeklampsia sebesar 17% dan di Indonesia sebesar 25%. Penyebab kematian ibu
akibat pre eklampsia dan eklampsia di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan
dengan di Asia Tenggara atau dunia. 28
10
11
12
13
14
15
Pada penelitian yang dilakukan oleh Staff et al, dikatakan bahwa sFlt-1
diproduksi sebagian besar berasal dari plasenta. Pada ibu dengan preeklampsia
didapatkan kadar sFlt-1 meningkat sebanyak 29 kali lipat dibandingkan kadar
sFlt-1 pada janin, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada peran dari janin dalam
menambah kadar sFlt-1 pada ibu hamil yang menderita preeklampsia.32
16
17
18
19
20
21
22
2.1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia bertujuan untuk menghindari komplikasi
terhadap maternal seperti perdarahan serebral, edema paru dan eklampsia.
Penatalaksanaan definitif pada preeklampsia satu-satunya adalah dengan terminasi
kehamilan. Pengambilan keputusan untuk terminasi kehamilan harus
memperhatikan usia gestasi, tingkat keparahan preeklampsia, kondisi maternal,
serta kondisi fetus.20
Penatalaksanaan preeclampsia without severe feature sebelum usia
kehamilan 37 minggu dapat bersifat ekspektatif maupun definitif. Kortikosteroid
diberikan pada pasien dengan usia kehamilan <34 minggu untuk pematangan paru
23
24
25
26
27
Tabel 2.5 Indikasi Persalinan Jika Usia Gestasi <34 Minggu pada Preeklampsia 15
28
2.1.10. Komplikasi
Beberapa komplikasi akibat preeklampsia yang dapat terjadi pada maternal
adalah kejang, stroke hemoragik, gagal ginjal, gagal hati, ruptur hepar, koagulasi
intravaskular diseminata, ablasio retina, buta kortikal dan edema paru. Selain itu,
komplikasi jangka panjang preeklampsia terhadap maternal adalah peningkatan
risiko terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Selain
terhadap maternal, preeklampsia juga berdampak buruk terhadap fetus,
menyumbang sekitar 5% terhadap kematian janin dalam kandungan, persalinan
preterm, pertumbuhan janin terhambat dan luaran neonatus yang buruk seperti
enterokolitis nekrotikans, sindrom distres pernapasan dan perdarahan
intraventrikular.20,53,54,55
29
30
31
32
2.2.3 Farmakokinetik
a. Biovaibilitas oral 50-60%. Absorpsi selesai di saluran percernaan 6 jam.
b. Dosis tinggi malah kurang biovaibilitasnya (pada dosis 500-1500 mg).
c. Distribusi luas + tidak berikatan dengan protein plasma.
d. Tidak ada metabolit/konjugat.
e. Ekresi melalui renal, waktu paruh 4-8,7 jam. Memanjang pada gagal ginjal
dan berkorelasi dengan kreatinin klirens.58
2.2.4 Tolerabilitas
Efek samping obat bersifat reversibel, terutama dari saluran pencernaan
terjadi pada 5-20% pasien. Efek samping akan berkurang dengan makan obat
setelah makan/bersama dengan makanan. Dimulai dengan dosis rendah dan dapat
ditingkatkan bertahap. Diare pada 20% pasien dapat diturunkan dosisnya.
Diperkirakan hanya sekitar 5% yang tidak dapat mentoleransi terjadinya diare.58
Efek samping yang paling berat adalah asidosis laktat, namun ini jarang
ditemukan dan dapat dikurangi dengan mematuhi aturan pakai dan kontra
indikasinya (pada gagal ginjal, hepar dan pemakaian bersamaan dengan obat yang
meningkatkan produksi asam laktat). Tidak ada kejadian hipoglikemia dan
asidosis laktat pada penggunaan metformin.58
33
34
2.2.9. Ekskresi
Melalui renal dan waktu paruhnya 4-8,7 jam setelah pemberian oral pada
orang yang sehat, memanjang pada pasien gagal ginjal dan berkorelasi dengan
rkeatinin klirens. Terdapat fase eliminasi lanjut dengan waktu paruh 0,9-19 jam.
Range untuk klirens renal dan total adalah 20,1-36,9 l/h dan 26,5-42,4 l/h, yang
menunjukkan adanya sekresi metformin melalui tubulus. Tidak ada mengenai
sekresi metformin pada ASI/melalui plasenta.59
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Pengukuran tekanan darah sistolik pada tikus coba dapat dilakukan dengan
beberapa metode seperti menggunakan tail-cuff plethysmography contohnya BP-
98A; Softron, Tokyo, Japan, menggunakan pneumatic tail-cuff device dari
Harvard Apparatus II, South Natick, MA, menggunakan telemetri,
photoplethysmography, piezoplethysmography dan volume pressure recording.
Secara singkat, pada pengukuran tekanan darah menggunakan tail-cuff
plethysmography, tikus coba akan dihangatkan hingga suhu 380C dan tekanan
darah sistolik akan dinilai secara kontinu sebanyak 15 kali, dimana 3 nilai variasi
kontinu kurang dari 6 mmHg kemudian dicari nilai rata-ratanya dan hasilnya
dinilai sebagai tekanan darah sistolik tikus coba. Nilai normal tekanan darah tikus
adalah 129/91 mmHg dengan denyut jantung 350-450 kali per menit.69,70
45
Urin tikus kemudian ditampung mulai pukul 20.00-10.00 setiap tiga hari
sekali dengan bendungan ditampung secara individual pada kandang metabolik
tanpa makanan. Kadar protein urin diukur dengan menggunakan metode
pyrogallol red dan konsentrasi kreatinin urin dinilai dengan menggunakan
creatinine assay kit seperti Jiancheng Bioengineering Institute China.96 Setelah
penyuntikan lipopolisakarida secara intravena melalui vena ekor tikus pada hari
ke 3 kehamilan, diagnosis preeklampsia ditegakkan bila ditemukan adanya
hipertensi dan proteinuria serta trombositopenia, abnormalitas enzim hepar dan
penurunan invasi trofoblas.71
Pada penelitian dengan tikus model preeklampsia, hewan ditempatkan di
ruangan yang dikendalikan suhu (23°C/75°F), dengan siklus gelap-terang 12:12,
dengan akses bebas terhadap makanan dan minuman. Semua prosedur
46
47
48
2.5 Imunohistokimia
Imunohistokimia adalah teknik untuk mengidentifikasi zat penyusun
seluler atau jaringan (antigen) melalui interaksi antigen-antibodi, tempat
pengikatan antibodi diidentifikasi dengan pelabelan langsung antibodi, atau
dengan menggunakan metode pelabelan sekunder. Pemilihan antibodi untuk
pengujian imunohistokimia dilakukan berdasarkan spesifisitas tumornya dan
kemungkinan mereka akan bereaksi dengan tumor yang sedang dievaluasi.
Imunohistokimia (IHK) adalah teknik pendukung yang baik untuk memfasilitasi
diagnosis proses menular dan neoplastik pada hewan. Studi imunohistokimia
secara tradisional berfokus pada penanda sel tertentu.75
IHK menggunakan antibodi untuk mendeteksi protein sel dan jaringan dan
memberikan data semi kuantitatif tentang ekspresi, distribusi, dan lokalisasi
protein target. Jaringan dipecah dari tertanam tetap (misalnya IHK-Parafin atau
plastik) atau blok beku (e. G. IHK-Beku), dan bagiannya kemudian diselidiki
dengan antibodi primer terhadap antigen yang diminati. Ekspresi target dapat
dievaluasi dengan antibodi primer berlabel yang sesuai (deteksi langsung) atau,
lebih umum lagi, dengan penambahan antibodi sekunder berlabel (deteksi tidak
langsung). Label, baik fluoresen atau enzimatik, digunakan untuk
memvisualisasikan kompleks antigen-antibodi.68
Karena sejumlah variabel dapat mengenalkan artifak atau mengganggu
hasil yang berhasil, kontrol yang tepat diperlukan untuk interpretasi hasil IHK
yang akurat. Panduan singkat ini dimaksudkan untuk menjadi referensi bagi para
peneliti untuk memahami, melakukan, dan memecahkan berbagai protokol IHK
selama pengembangan dan optimalisasi pengujian IHK baru.68
49
50
Endotelin-1 ↑
Metformin Kaskade Koagulasi
Metformin
Multiple Organ
Target
51
2.8 Hipotesis
52
METODE PENELITIAN
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus laboratorium
(Rattus norvegicus) berjenis kelamin betina berumur 10 minggu, dalam kondisi
sehat/aktif. Pemilihan menggunakan tikus Rattus norvegicus berdasarkan
53
54
3.7.1. Metformin
Definisi : Obat golongan biguanid yang biasa digunakan dalam
pengobatan DM.
Cara ukur : Pemberian secara peroral
Alat ukur : Timbangan
55
3.7.6 MAP
Definisi : Nilai penjumlahan diastolik dikali dua ditambahkan
sistolik dan dibagi 3.
56
Sampel plasenta tikus hamil betina Rattus Norvegicus pada kehamilan hari
ke 16.
Semua sampel plasenta yang rusak dan tidak dapat diproses lebih lanjut
serta berasal dari tikus yang mati selama penelitian.
57
Pada hari ke-1 kehamilan, seluruh sampel yang ada dibagi menjadi tiga
kelompok secara random, yaitu:
58
0 = bila tidak tertampil warna coklat atau hanya < 10% sel yang tertampil positif
59
Data akan disajikan dalam bentuk rerata ± standar deviasi jika distribusi
normal. Jika distribusi tidak normal, data akan disajikan dalam bentuk kuartil. Data
diolah dan dianalisis dengan menggunakan SPSS dengan batas kemaknaan p<0.05.
Untuk menilai apakah sampel terdistribusi normal atau tidak dilakukan uji Shapiro-
Wilk oleh karena sampel ≤ 50. Untuk menilai perbandingan parameter (perbedaan
tekanan darah dan kadar protein urin) antar kelompok digunakan uji ANOVA
apabila data terdistribusi normal dan uji Kruskal Wallis apabila data terdistribusi
tidak normal.
60
Proses adaptasi tikus usia ±10 minggu dan penegakan diagnosis kehamilan
Randomisasi homolog
K1 K2 K3
61
Tabel 4.1 Rerata Tekanan Darah dan Mean Arterial Pressure pada ketiga kelompok
sebelum intervensi
Kelompok
P
Variabel Kontrol
Kontrol Negatif Perlakuan value
Positif
Sistole
107.82 ± 10,63b 96.81 ±16.6 a 99.9 ± 14.54 a 0,188c
(mmHg)
Diastole
Sebelum 67.18 ± 10.93 a 61.9 ± 10.24 a 65.18 ± 16.46 a 0,628d
(mmHg)
Intervensi
MAP
80.72 ± 9.46 a 73.54 ± 11.89 a 76.69 ± 14.65 a 0,591d
(mmHg)
a
Data disajikan dalam bentuk mean±SD
b
Data disajikan dalam bentuk median (min-max)
c
uji Kruskal-Wallis
d
uji ANOVA
62
Tabel 4.2 Rerata Tekanan Darah dan Mean Arterial Pressure pada ketiga kelompok
setelah intervensi
Kelompok
Variabel Kontrol p
Kontrol
Perlakuan
Negatif Positif
Sistole
102.27 ± 8.4b 151.81 ± 21.86 a 113.45 ± 7.78 a < 0.001c
(mmHg)
Setelah Diastole
73.81 ± 10.5 a 114.81 ± 12.4 a 76.27 ± 7.34 a < 0.001c
Intervensi (mmHg)
MAP
80.75 ± 8.52 a 127.12 ± 12.51 a 88.63 ± 6.18 a < 0.001 d
(mmHg)
a
Data disajikan dalam bentuk mean±SD
b
Data disajikan dalam bentuk median (min-max)
c
uji Kruskal-Wallis
d
uji ANOVA
Pada tabel 4.2 ditunjukkan bahwa pada penilaian akhir setelah intervensi,
tekanan darah sistolik untuk kelompok kontrol negatif yaitu 102.27 ± 8.4 mmHg;
63
Gambar 4.1 Perubahan MAP selama pengamatan pada ketiga kelompok penelitian
Pada gambar 4.2 dapat dilihat adanya perubahan MAP pada kelompok kontrol
positif dan kelompok perlakukan. Pada pemeriksaan ketiga setelah pemberian
metformfin pada kelompok perlakuan dijumpai adanya penurunan MAP mendekati
MAP kelompok kontrol negatif.
64
Sebelum
+1a +1a +1a -
Intervensi
Proteinuria
Setelah
+2a +3a +2a 0.001a
Intervensi
a
uji Kruskal-Wallis
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tidak dijumpai perbedaan rerata proteinuria
pada setiap kelompok sebelum dilakukan intervensi. Sementara itu, setelah dilakukan
intervensi dijumpai rerata proteinuria pada kelompok kontrol negatif yaitu +2; untuk
kelompok kontrol positif yaitu +3; dan kelompok perlakuan yaitu +2.
65
Pada tabel 4.4 dengan hasil uji Anova yang bermakna, maka dilanjutkan
dengan analisis Post Hoc dan dijumpai bahwa terdapat perbedaan MAP antara
kelompok kontrol negatif dan kontrol positif, kontrol positif dan perlakuan (p<0.05)
tetapi tidak antara kelompok kontrol negatif dan perlakuan (p>0.05)
Tabel 4.5 Perbedaan rerata ekspresi sEng & sFlt-1 pada kelompok kontrol negatif,
kontrol positif dan perlakuan
4.2. Pembahasan
Ketidakseimbangan faktor angiogenik sangat berperan dalam patogenesis
preeklampsia yaitu terjadinya peningkatan soluble fms-like tyrosine kinase-1 (sFlt-1)
dan soluble endoglin (sEng) yang memiliki aktifitas antiangiogenik dan terjadinya
penurunan konsentrasi faktor proangiogenik seperti placental growth factor (PlGF)
dan transforming growth factor-α1 (TGFα1). Molekul Flt-1 juga dikenal dengan
vascular endothelial growth factor receptor 1 (VEGFR-1). Produksi Flt-1 melalui
sekresi secara endogen menghasilkan potongan Flt-1 yang bersifat larut disebut sFlt-1
yang dilepaskan ke sirkulasi. sFlt-1 adalah suatu jenis pemotongan alternatif dari
Flt-1. Flt-1 terdiri dari domain ligand-binding ekstraseluler, domain transmembran
dan domain sitoplasmik. sFlt-1 merupakan bentuk Flt-1 yang kehilangan domain
sitoplasmik, dan transmembran tetapi masih memiliki domain ligand-binding
ekstraseluler.46
Endoglin (Eng) merupakan glikoprotein transmembran homodimerik dengan
berat molekul 180kDa. Endoglin dengan lapisan luar 561 asam amino, merupakan
domain transmembran yang bersifat hidrofobik dan memiliki ekor berupa 47 residu
sitoplasma yang secara kuat diekspresikan oleh sel endotel dan sinsititrofoblas.
Endoglin terdiri dari disulfide-linked extracellular region dan ekor sitoplasma untuk
proses fosforilasi. Terdapat 2 variasi bentuk endoglin berdasarkan tempat
pemotongan pada ekor sitoplasmiknya yaitu S dan L. Endoglin-L terdiri dari 633
asam amino dengan 47 asam amino pada ekor sitoplasmiknya sedangkan endoglin-S
terdiri dari 600 asam amino dengan 14 asam amino pada ekor sitoplasmiknya.
Endogin juga diekspresikan oleh monosit, prekursor dan subpopulasi stem sel.46
Endoglin merupakan koreseptor homodimerik untuk anggota superfamili TGF
yang meliputi TGFα-1 dan α-3 serta BMP-2, BMP-7, dan activin-A. TGF tipe I
memiliki peran pada proses hematopoesis, perkembangan kardiovaskular dan
67
69
70
72
5.1. Kesimpulan
1. Tidak terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik, diastolik, MAP dan
proteinuria pada setiap kelompok sebelum dilakukan intervensi. Dengan
demikian, tidak ada tikus coba yang preeklampsia sebelum dilakukan
intervensi.
2. Pada penilaian akhir setelah intervensi, tekanan darah sistolik untuk kelompok
kontrol negatif yaitu 102.27 ± 8.4 mmHg; kelompok kontrol positif yaitu
151.81 ± 21.86 mmHg; dan kelompok perlakuan yaitu. 113.45 ± 7.78 mmHg
dan tekanan darah diastolik untuk kelompok kontrol negatif yaitu 73.81 ±
10.5 mmHg; kelompok kontrol positif yaitu 114.81 ± 12.4 mmHg; dan
kelompok perlakuan yaitu 76.27 ± 7.34 mmHg. Dari hasil itu diperoleh mean
arterial pressure (MAP) untuk kelompok kontrol negatif sebesar 80.75 ± 8.52
mmHg; kelompok kontrol positif sebesar 127.12 ± 12.51 mmHg; dan
kelompok perlakuan sebesar 88.63 ± 6.18 mmHg. Dari analisa dijumpai
adanya perbedaan yang signifikan pada ketiga variable yang diuji pada ketiga
kelompok (p<0,001).
3. Dijumpai adanya perbedaan kadar proteinuria setelah dilakukan intervensi,
dengan nilai pada kelompok kontrol negatif yaitu +2; pada kelompok kontrol
positif yaitu +3; dan kelompok perlakuan yaitu +2.
4. Hasil uji statistik pada kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif
dan perlakuan terhadap rerata tekanan darah sistolik, diastolik, MAP dan
proteinuria menunjukkan hasil yang signifikan setelah intervensi (p<0,05).
5. Dijumpai ekspresi sFlt-1 yang ditampilkan dalam bentuk median (min-max)
pada kelompok kontrol negatif sebesar 4 (1-6); pada kelompok kontrol positif
yaitu 6 (6-9); dan pada kelompok perlakuan yaitu 4 (2-9).
73
5.2. Saran
Disarankan untuk dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek
metformin dalam tatalaksana wanita hamil dengan preeklampsia.
74
76
81
82
83
KONTROL-POSITIF 9 9 175 113/66 + 81,66 175 115/71 ++ 85,66 176 138/120 ++ 126 177 +++ 178 +++ 179 129/84 +++ 99 182 +++ 183 +++ 183 229/184 +++ 199 183 +++ 183 +++
6 9 163 112/66 + 81,33 163 110/61 ++ 77 164 140/118 +++ 125,33 165 ++ 166 +++ 167 134/95 +++ 108 168 +++ 169 +++ 170 134/95 +++ 108 171 +++ 173 +++
3 9 161 94/72 + 79,33 162 95/60 ++ 71,66 163 140/125 ++ 130 163 +++ 164 +++ 165 166/145 +++ 152 166 +++ 168 +++ 169 166/145 +++ 152 170 +++ 172 +++
4 9 143 115/69 + 84,33 145 110/67 ++ 81,33 145 138/108 +++ 118 145 +++ 146 +++ 147 131/98 +++ 109 148 +++ 150 +++ 153 131/98 +++ 109 154 +++ 156 +++
3 9 142 73/51 + 58,33 143 72/50 + 57,33 143 138/110 +++ 119,33 145 +++ 146 +++ 147 136/84 +++ 100,66 148 +++ 150 +++ 152 136/72 +++ 93,33 154 +++ 157 +++
3 9 175 90/60 + 70 176 90/60 ++ 70 177 132/102 +++ 112 178 +++ 179 +++ 180 134/64 +++ 87,33 182 +++ 185 +++ 186 140/64 +++ 89,33 187 +++ 189 +++
4 9 154 68/41 + 50 154 78/45 + 56 154 145/116 +++ 125,66 155 +++ 156 +++ 157 175/73 +++ 107 158 +++ 159 +++ 160 183/73 +++ 109,66 163 +++ 165 +++
1 9 150 104/71 + 82 152 112/66 + 81,33 152 132/105 ++ 114 154 +++ 155 +++ 156 137/72 +++ 93,66 157 +++ 159 +++ 162 194/84 +++ 120,66 164 +++ 167 +++
3 9 144 106/62 + 76,66 146 70/50 ++ 56,66 160 140/125 +++ 130 160 +++ 162 +++ 163 183/81 +++ 115 155 +++ 157 +++ 166 229/111 +++ 150,33 167 +++ 168 +++
2 9 150 108/72 + 84 152 108/71 + 83,33 166 144/124 ++ 130,66 167 ++ 168 +++ 167 191/64 +++ 106,33 168 +++ 168 +++ 173 200/65 +++ 110 174 +++ 175 +++
4 - 165 82/51 + 61,33 166 85/50 + 61,66 152 138/153 +++ 114,66 153 +++ 154 +++ 155 137/41 +++ 73 156 +++ 157 +++ 162 150/65 +++ 93,33 163 +++ 165 +++
P1 (Metformin 20 mg/kgbb/hari) - 4 171 112/46 + 68 172 119/51 ++ 73,66 173 134/118 +++ 123,33 174 +++ 175 +++ 176 129/83 +++ 98,33 178 +++ 180 +++ 182 129/83 ++ 98,33 184 +++ 185 ++
2 4 141 65/42 + 49 142 80/62 ++ 68 143 138/112 +++ 120,66 144 +++ 145 ++ 146 137/77 ++ 97 147 ++ 148 +++ 150 120/64 ++ 82,66 152 ++ 154 ++
9 9 150 98/74 + 82 151 111/71 ++ 84,33 152 136/98 +++ 110,66 153 +++ 154 +++ 156 139/96 +++ 110,33 158 +++ 160 ++ 161 121/65 +++ 83,66 162 +++ 163 ++
9 9 154 95/58 + 70,33 154 110/54 + 72,66 154 135/97 +++ 109,66 155 +++ 155 +++ 156 175/83 +++ 113,66 158 +++ 161 ++ 162 120/64 ++ 82,66 164 ++ 165 ++
4 4 143 109/84 + 92,33 144 119/58 ++ 78,33 145 138/102 ++ 114 146 ++ 147 +++ 148 120/86 +++ 97,33 150 +++ 153 ++ 155 129/113 ++ 118,33 156 ++ 157 +++
- 4 131 110/84 + 92,66 132 112/84 ++ 93,33 133 131/121 +++ 124,33 135 +++ 137 +++ 139 129/113 +++ 118,33 141 +++ 143 +++ 145 124/88 +++ 100 147 ++ 149 ++
4 6 151 111/91 + 97,66 153 110/81 + 90,66 154 130/111 +++ 117,33 154 ++ 155 +++ 156 134/64 +++ 87,33 157 +++ 158 +++ 159 129/71 +++ 90,33 161 ++ 163 ++
- 6 151 103/62 + 75,66 152 110/62 ++ 78 153 134/110 ++ 118 154 +++ 155 +++ 157 124/88 +++ 100 158 ++ 160 +++ 162 136/71 +++ 92,66 163 ++ 164 ++
2 9 158 90/52 + 64,66 159 115/52 + 73 160 124/88 +++ 100 161 +++ 162 +++ 163 134/95 +++ 108 164 ++ 165 +++ 167 140/78 +++ 98,66 168 +++ 169 ++
6 6 166 115/69 + 84,33 166 117/69 ++ 85 166 134/64 ++ 87,33 167 +++ 168 +++ 168 129/113 +++ 118,33 170 +++ 172 +++ 174 136/78 +++ 97,33 175 ++ 176 ++
3 9 150 91/55 + 67 151 110/55 + 73,33 153 134/95 +++ 108 154 +++ 155 +++ 156 129/104 +++ 112,33 158 +++ 160 ++ 162 140/68 +++ 92 165 ++ 166 ++
Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BB_2 kontrol negatif .393 11 .000 .655 11 .000
kontrol positif .147 11 .200* .950 11 .642
*
perlakuan .193 11 .200 .935 11 .459
Interpretasi : Dari hasil uji normalitas Saphiro Wilk seluruh data terdistribusi tidak normal kecuali untuk
data MAP 2
Ranks
kelompok N Mean Rank
BB_2 kontrol negatif 11 12.68
kontrol positif 11 21.82
perlakuan 11 16.50
Total 33
sistole_2 kontrol negatif 11 7.64
kontrol positif 11 28.00
perlakuan 11 15.36
Total 33
diastole_2 kontrol negatif 11 10.86
kontrol positif 11 27.23
perlakuan 11 12.91
Total 33
proteinurin_2 kontrol negatif 11 11.50
kontrol positif 11 28.00
perlakuan 11 11.50
Total 33
Test Statisticsa,b
Interpretasi : Uji Kruskall Wallis menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah systole, diastole dan
urin protein yang bermakna pada ketiga kelompok (p<0.001) tetapi tidak terdapat perbedaan berat
badan yang bermakna (p>0.05)
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
sistole_2 kontrol negatif 11 6.00 66.00
kontrol positif 11 17.00 187.00
Total 22
Test Statisticsb
sistole_2
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 66.000
Z -3.976
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed .000a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
sistole_2 kontrol negatif 11 7.64 84.00
perlakuan 11 15.36 169.00
Total 22
Test Statisticsb
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
sistole_2 kontrol positif 11 17.00 187.00
perlakuan 11 6.00 66.00
Total 22
Test Statisticsb
sistole_2
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 66.000
Z -3.976
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed .000a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Interpretasi : Dikarenakan uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah systole yang
bermakna pada ketiga kelompok, maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk menganalisis
perbedaan pada kelompok yang mana. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah systole
yang bermakna antara setiap kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
diastole_2 kontrol negatif 11 6.32 69.50
kontrol positif 11 16.68 183.50
Total 22
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
diastole_2 kontrol negatif 11 10.55 116.00
perlakuan 11 12.45 137.00
Total 22
Test Statisticsb
diastole_2
Mann-Whitney U 50.000
Wilcoxon W 116.000
Z -.691
Asymp. Sig. (2-tailed) .489
Exact Sig. [2*(1-tailed .519a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
diastole_2 kontrol positif 11 16.55 182.00
perlakuan 11 6.45 71.00
Total 22
Interpretasi : Dikarenakan uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah diatole yang
bermakna pada ketiga kelompok, maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk menganalisis
perbedaan pada kelompok yang mana. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah diastole
yang bermakna antara kelompok kontrol negative dan positif, kontrol negative dan perlakuan(p<0.001),
tetapi tidak antara kelompok kontrol positif dan perlakuan (p>0.005)
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
proteinurin_2 kontrol negatif 11 6.00 66.00
kontrol positif 11 17.00 187.00
Total 22
Test Statisticsb
proteinurin_2
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 66.000
Z -4.421
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed .000a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
proteinurin_2 kontrol negatif 11 11.50 126.50
Test Statisticsb
proteinurin_2
Mann-Whitney U 60.500
Wilcoxon W 126.500
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed 1.000a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
proteinurin_2 kontrol positif 11 17.00 187.00
perlakuan 11 6.00 66.00
Total 22
Test Statisticsb
proteinurin_2
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 66.000
Z -4.421
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed .000a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Interpretasi : Dikarenakan uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan protein urin yang
bermakna pada ketiga kelompok, maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk menganalisis
perbedaan pada kelompok yang mana. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan protein urin yang
bermakna antara kelompok kontrol negative dan positif, kontrol negative dan perlakuan(p<0.001),
tetapi tidak antara kelompok kontrol positif dan perlakuan (p>0.005)
Interpretasi : Uji Anova menunjukkan terdapat perbedaan nilai MAP yang bermakna pada ketiga
kelompok (p<0.001)
Multiple Comparisons
MAP_2
LSD
95% Confidence Interval
Mean Difference
(I) kelompok (J) kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
kontrol negatif kontrol positif -46.36545* 4.02687 .000 -54.5894 -38.1415
perlakuan -7.88182 4.02687 .060 -16.1058 .3421
kontrol positif kontrol negatif 46.36545* 4.02687 .000 38.1415 54.5894
perlakuan 38.48364* 4.02687 .000 30.2597 46.7076
perlakuan kontrol negatif 7.88182 4.02687 .060 -.3421 16.1058
kontrol positif -38.48364* 4.02687 .000 -46.7076 -30.2597
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Interpretasi : dengan hasil Anova yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc dan hasil
menunjukkan terdapat perbedaan MAP yang bermakna pada kelompok kontrol negative dan positif,
juga kontrol positif dan perlakuan (p<0.001) tetapi tidak antara kelompok kontrol negative dan
perlakuan (p>0.05)