Kelompok 2 - Hipertermia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEMINAR HIPERTERMIA

DISUSUN OLEH :
NAMA
o CHRISTO LEONARDO A. HE
o DIAN KURNIAWATI LEUWAYAN
o ELVYNIAWATI R. MINYA
o FREDERIKA R. K. KAWURUNG
o IKA T. MAY
o INDARTI U. MBEWA
o INTAN DJ. KAMUNGGUL
o IRENI HADA INDA
o BASTIAN
TINGKAT : 2A
MATA AJARAN : KMB2
KODE MA : WAT 5.04

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan rahmatNya
kami dapat menyelesaikan Makalah kami ini yang berjudul “HIPERTERMIA “, Secara tepat
waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas  pada mata
kuliah KMB2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ap aitu
HPERTERMIA bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen pembiming kami pada
maakuliah KMB2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Waingapu, 09 Juni 2021

Penulis,

 
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan


tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi
karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi
panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.Hipertermi tidak berbahaya jika
dibawah 39oC.Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan
suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu
tersebut (Potter & Perry,2010).

Menurut Wong (2008) terdapat empat jenis demam yang umum terjadi yaitu demam
intermiten, remiten, kambuhan, dan konstan. Selama demam intermiten, suhu tubuh akan
berubah-ubah dalam interval yang teratur, antara periode demam dan periode suhu normal serta
subnormal. Selama demam remiten, terjadi fluktuasi suhu dalam rentang yang luas (lebih dari
2oC) dan berlangsung selama 24 jam, dan selama itu suhu tubuh berada di atas normal. Pada
demam kambuhan, masa febril yang pendek selama beberapa hari diselingi dengan periode suhu
normal selama 1 – 2 hari. Selama demam konstan, suhu tubuh akan sedikit berfluktuasi, tetapi
berada di atas suhu normal.

Tanda-tanda klinis demam dapat bervariasi, bergantung pada awitan, penyebab, dan tahap
pemulihan demam. Semua tanda tersebut muncul akibat2 adanya perubahan set point pada
mekanisme pengontrolan suhu yang diatur oleh hipotalamus. Pada kondisi normal, ketika suhu
inti naik diatas 37oC, laju pengeluaran panas akan meningkat sehingga suhu tubuh akan turun ke
tingkat set point. Sebaliknya, ketika suhu inti kurang dari 37oC, laju produksi panas akan
meningkat sehingga suhu tubuh akan naik ke tingkat set point. Dalam keadaan ini termostat
hipotalamus berubah secara tiba-tiba dari tingkat normal ke tingkat yang lebih tinggi akibat
pengaruh kerusakan sel, zat-zat pirogen, atau dehidrasi pada hipotalamus. Selama fase interval,
terjadi respons produksi panas yang biasanya muncul, yakni meriang, kedinginan, kulit dingin
akibat vasokontriksi, dan menggigil yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh pada anak
yang mengalami hipertermia

Hipertermia yang berhubungan dengan infeksi yang dapat berupa infeksi lokal atau
sistemikharus ditangani dengan benar karena terdapat beberapa dampak negatif yang
ditimbulkan (Kolcaba,2007, dalam Setiawati,2009). Hipertermi disebabkan karena berbagai
faktor. Jika tidak di manajemen dengan baik, hipertermi dapat menjadi hipertermi
berkepanjangan. Hipertermi berkepanjangan merupakan suatu kondisi suhu tubuh lebih dari
38oC yang menetap selama lebih dari delapan hari dengan penyebab yang sudah atau belum
diketahui. Tiga penyebab terbanyak demam pada anak yaitu penyakit infeksi (60%-70%),
penyakit kolagen-vaskular, dan keganasan.Walaupun infeksi virus sangat jarang menjadi
penyebab demam berkepanjangan, tetapi 20% penyebab adalah infeksi virus (Sari Pediatri,2008).

Kesulitan dalam mencari penyebab timbulnya demam berkepanjangan disebabkan oleh


banyak faktor terutama penyebab yang beraneka ragam.Menurut Nelson (2000) hipertermia
disebabkan oleh mekanisme pengatur panas hipotalamus yang disebabkan oleh meningkatnya
produksi panas endogen (olah raga berat, hipertermia maligna, sindrom neuroleptik maligna,
hipertiroidisme), pengurangan kehilangan panas (memakai selimut berlapis-lapis, keracunan
atropine), atau terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas). Ada juga yang
menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi karena reaksi transfusi, tumor,
imunisasi, dehidrasi , dan juga karena adanya pengaruh obat.

1.2. TUJUAN

1. Tujuan Umum Melaporkan penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami
hipertermia yang diberikan tindakan kompres tepid sponge hangat.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien anak dengan hipertermia

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat pada anakdengan hipertermia

c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan anak dengan hipertermia

d. Mampu melakukan implementasi pada anak dengan hipertermia


e. Mampu melakukan evaluasi pada anak dengan hipertermia

f. Mampu menganalisispenurunan suhu tubuh anak dengan hipertermia yang diberikan kompres
tepidsponge hangat

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pasien Memberikan informasi dan motivasi kepada klien dan keluarga untuk memilih
dan menerapkan perawatan demam dengan tepat dan mandiri.

2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Sebagai bahan masukan dalam menciptakan pemberian
pelayanan kesehatan dan lebih meningkatkan mutu pelayanan serta meningkatkan kemampuan
dalam bidang keperawatan pada klien dengan hipertermi khususnya pada area keperawatan anak.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori


keperawatan khususnya keperawatan anak dalam penatalaksanaan hipertermi pada anak.
BAB II

TINJAUAN TERI

1. PENGERTIAN

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan


tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi
karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi
panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.Hipertermi tidak berbahaya jika
dibawah 390C.Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan
suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu
tersebut
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengaruhi oleh panas
eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik). Pengertian Demam adalah suhu tubuh yang
meningkat, dimana tubuh terasa panas dan suhunya naik sampai 38 0C, sementara suhu normal
berkisar 36,50C-37,50C.
Menurut Suriadi (2006, hlm. 63) demam adalah meningkatnya temperatur tubuh secara
abnormal. Dan menurut Rudolfh (2006, hlm. 592) Berdasarkan pengukuran suhu bayi normal,
suhu rektal sebesar 38°C atau lebih harus digunakan sebagai defenisi batas bawah demam.
Demam pada suhu 37,80C-400C tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan kerusakan otak,
kecuali jika suhunya melebihi 41,70C yang berlangsung dalam jangka lama. Lebih lanjut, demam
yang disebabkan oleh infeksi tidak cepat naik dan suhu tidak akan melebihi 41,20C.
BEDA DEMEM DAN HIPERTERMIA
Demam biasanya terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri. Saat bakteri atau virus tersebut
mencoba masuk ke tubuh, bagian otak yang mengatur suhu tubuh atau hipotalamus akan meningkatkan
panas agar virus dan bakteri tersebut mati. Kondisi inilah yang bisa memicu demam. Ketika infeksi
menghilang, hipotalamus akan mengatur ulang suhu tubuh agar kembali normal. Sedangkan pada
penderita hipertemia, tubuh tidak bisa menyesuaikan diri dengan panas lingkungan. Alhasil, suhu inti
tubuh meningkat dan menyebabkan berbagai gejala hipertemia .
2. ETIOLOGI
Penyebeb dari hipertermi adalah :
Pada umumnya, hipertermia disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan
dari luar tubuh serta kegagalan sistem regulasi suhu tubuh untuk mendinginkan tubuh.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hipertemia adalah: Peningkatan suhu yang ada
di lingkungan, Bayi atau pasien berada di lingkungan yang panas, Terpapar sinar
matahari, Berada di inkubator atau dibawah pemancar panas Dan Disebabkan oleh
infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari gangguan infeksi dan
suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api
atau ruangan yang berudara panas.Selain itu, dapat pula disebabkan gangguan otak atau
akibat bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu.  Zat yang dapat
menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan
demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein , pecahan protein  dan zat
lain , terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan
sakit.

3. TANDA DAN GEJALA


1) Suhu tubuh > 37,5oc
2) Tanda dehidrasi ( elastilitas kulit turun, mata dandan ubun-ubun besar cekung,
lidah dan membran mukosa kering)
3) Malas minum
4)  Frekuensi nafas > 60 kali/menit
5) Denyut jantung > 160 kali/menit
6) Letargi
7)   Kedinginan dan lemas
8) Bisa di sertai kejang
9) Gejala hipertamia : suhu badannya tinggi, terasa kehausan, kedinginan, lemas,
anoneksia (tidak selera makan) nadi cepat, dan pernafasan tidak teratur
4. PATHOFISIOLOGI
Sengatan panas didefinisikan sebagai kegagalan akut pemeliharaan suhu tubuh normal
dalam mengatasi lingkungan yang panas. Orang tua biasanya mengalami sengatan panas
yang tidak terkait aktifitas karena gangguan kehilangan panas dan kegagalan mekanisme
homeostatik. Seperti pada hipotermia, kerentanan usia lanjut terhadap serangan panas
berhubungan dengan penyakit dan perubahan fisiologis.

5. PATHWAY

HIPERTERMI

Terjadi peningkatan suhu


Resiko
tubuh Gangguan infeksi
pola tidur

Peningkatan produksi panas


luka

Ketidaknyamanan
Merangsang endotelum
metalamus
Gangguan pola
eliminasi ansietas Nyeri akut
Pyrogen eksogen dan

pirogen endogen dikeluarkan

aliran urin
terganggu
Kurang Kerusakan
informasi jaringan
Stimulus leukosit

Prepusium
menyepit pembedahann
menyempit

Prepusium melekat
pada gland penis

Infeksi prepusium

Perpisahan 2 lapisan
kulit tidak terjadi

Bakteri masuk
PELAKSANAAN MEDIS
kongenital
1) Jauhkan anak atau pasien dari sumber panas, dan dibandingkan udara ruangan,
apabila sedang dibawah terik matahari, segeralah berteduh, apabila sedang di dalam
mobil yang tak berpendingin udara, ajak anak keluar dari kendaraan.   
2) Lepaskan selimut anak, juga sebaiknya bayi tidak dibedong, di takutkan karena bayi
terbiasa di bedong maka bila akan mengigil. Apabila hal itu terjadi maka waspadalah
kemungkinan suhu yang meningkat itu demam.
3) Pakailah baju bayi yang sesuai dengan iklim tropis, seperti katun atau bahan lain
yang menyerap keringat.
4) Setelah itu atur suhu  anak dengan termometer apabila hasilnya menunjukan angka
36-36,7oc itu berarti ia masih normal jika lebih dari 37,5oc berarti dia sudah demam
tinggi apbila jika sampai 49oc lebih, berarti dia megalami hipertemi. 
5) Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar seputar 26°C- 28°C
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penatalaksanaan hipertermia pada demamtyphoid dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
penatalaksanaan umum yang bersifat suportif dan penatalaksanaan khusus berupa pemberian
antibiotik.

a. Penatalaksanaan suportif merupakan hal yang sangat penting dalam menangani demam
typhoid selain penatalaksanaan utama berupa antibiotik. Penatalaksanaan suportif pada
demam typhoid yaitu pemberian rehidrasi oral ataupun parental, pemberian antipiretika,
bila perlu diberikan laksansia, tirah baring selama demam untuk mencegah komplikasi
pendarahan usus atau perforasi usus, neminsasi bertahap bila tidak panas sesuai dengan,
diet pada permukaan diet makanan yang tidak merangsang saluran cerna dalam bentuk
saring atau lemak, pemberian nutrisi yang adekuat sesuai perkembangan keluhan
gastrointertinal sampai makanan biasa serta tindakan transfuse bila diperlukan pada
komplikasi perdarahan, dan tindakan komplikasi bila ada komplikasi perforasi.

b. Penatalaksanaan antibiotik yang biasa digunakan pada penderita demam typhoid adalah
kloram penikol, tiam fenikal, kontra makzasol, ampizilin dan amoksilin

8. PENDIDIKAN KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok pembahasan : HIPERTERMIA

Sub pokok pembahasan : Mengetahui gejala dan penanganan Hipertermi

Sasaran : Pasien dan keluaraga pasien di ruangan bougenvil

Hari /tanggal : 30 maret 2020

Tempat : Ruang bougenvil

Pukul : 12.00-12.40

Penyuluh : Dian Leuwayan, dkk

A. Latar Belakang
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko
untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus menerus lebih tinggi dari 37
derajat celcius(peroral) atau 38,8 derajat celcius (perektal) karena peningkatan
kerentanan terhadap factor – factor eksternal. Hipertermi merupakan keadaan
yang dimna tubuh mengalami peningkatan suhu diakibatkan oleh adanya infeksi
bakteri atau virus. Secara tidak langsung peningkatan susu tersebut berakibat
seseorang mengalami demam.

B. Tujuan

 Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang hipertermi diharapkan
masyarakat mampu mengerti, memahami tentang hipertermi.
 Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu:
1. Menjelaskan perngertian HIPERTERMI
2. Menyebutkan penyebab hipeERTERMI
3. Menyebutkan gejala HIPERTERMI
4. Menjelaskan tentang penanganan HIPERTERMI
C.Metode dan Media
 Metode yang digunakan adalah ceramah
 Media yang digunakan powerpoint

D. Materi Penyuluhan

1. pengertian hipertermi

2. penyebab hipertermi

3. tanda dan gejala

4. penaganan HIPERTERMI

E. Materi

Terlampir
F. Proses Belajar :

No. Tahap kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan pasien dan keluarga


penyuluhan kesehatan
Kesehatan
1. Pembukaan - Mengucapkan - Masyarakat membalas
salam salam.
- Menyebutkan - Masyarakat menerima
nama dan asal kehadiran mahasiswa
- Menjelaskan dengan baik.
tujuan - Masyarakat
- Mengkaji tingkat memahami tujuan
pengetahuan dengan baik.
pasien dan - Masyarakat
keluarga tentang berpartisipasi dalam
hipertermi diskusi awal.
- Menjelaskan - Masyarakat
tentang mendengarkan dan
pengertian, memperhatikan
penyebab, tanda dengan baik.
dan gejala, seta - Masyarakat
penagnan dari mengajukan
hipertermi pertanyaan.
- Memberi
kesempaan pada
pasien dan
keluarga untuk
menanyakan hal-
hal yang kurang
jelas.
3. Penutup - Mengevaluasi - Masyarakt mampu
tujuan menjawab/
penyuluhan menjelaskan
kesehtan.
- Mengucapkan
terimaksih atas
perhatian

MATERI

A. Pengertian

Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko untuk
mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menrrus lebih tinggi dari 37 derajat celcius
(peroral) atau 38,8 derajat(perektal) karena peningkatan kerentaan terhadap faktor2
eksternal.

A. Etiologi
1. Dehidrasi

2. Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.

3. Peradangan

B. Manifestasi Klinis

1. Suhu tinggi 37.80C (1000F) peroral atau 38.80C (1010F)

2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Menggigil
5. Dehidrasi
6. Kehilangan nafsu makan

C. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis yang diberikan yaitu:


Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.
2. Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu:
Beri pasien banyak minum. pasien menjadi lebih mudah dehidrasi pada waktu
menderita
 panas. Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah
dehidrasi. Beri pasien banyak istirahat, agar produksi panas yang
diproduksi tubuh seminimal mungkin.
Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha,
leher
 belakang.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1.1 PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan. Tahap ini penting dalam
menentukan tahap-tahap selanjutnya. Data yang komperehensif dan valid akan menentukan
penetapan diagnosis keperawatan dengan tepat dan benar, serta selanjutnya akan berpengaruh
dalam perencanaan keperawatan. Jadi, tujuan dari pengkajian adalah didapatkannya data yang
komprehensif yang mencakup dan biopsiko dan spiritual,(Tarwoto dan Wartonah, 2015).

Menurut (Rekawati Susilaningrum Nursalam & Sri Utami, 2013) Pengkajian pada demam
typhoid meliputi :

a. Identitas Klien

Identitas klien meliputi nama,umur (demam typhoid biasanya sering ditemukan


pada anak berumur di atas satu tahun), jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa
medik.

b. Keluhan utama
berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, kurang
bersemangat, dan nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi).
c. Kasus demam yang khas berlangsung tiga minggu, bersifat febris remiten, dan tidak
tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari,
biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.Dalam
minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam.Pada minggu ketiga suhu
berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
d. Pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik yang harus di kaji adalah terdapat nafas berbau tidak
sedap, bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden) Lidah tertutup selaput putih kotor
(coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor, pada bagian 13
abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), bisa terjadi
konstipasi dapat juga diare atau normal dan pada hati dan limpa membesar disertai
nyeri pada perabaan.
e. Pemeriksaan laboratorium.

Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan darah tepi gambaran leukopenia,


limfositosis relatif, dan aneosinofilia pada permukaan sakit, darah untuk kultur (biakan,
empedu) dan widal, biakan empedu basil salmonella typhosa terdapat dalam darah pasien
pada minggu pertama sakit, selanjutnya lebih sering ditemukan dalam urine dan feses.
Pada pemeriksaan widal untuk membuat diagnosis yang diperlukan ialah titer zat anti
terhadap antigen O Titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan yang
progresif.

1.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas mengenai status


kesehatan atau masalah aktual, atau risiko dalam mengidentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang
ada pada tanggung jawabnya,(Tarwoto dan Wartonah, 2015). Diagnosis Keperawatan adalah
suatu penilaian klinis tentang respons dari klien terhadap masalah keperawatan atau proses
kehidupan yang didalamnya baik yang berlangsung actual maupun potensial,(Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2016). Diagnosis keperawatan pada penelitian ini adalah hipertermia berhubungan
dengan proses penyakit (infeksi bakteri salmonella typhosa) yang ditandai dengan suhu tubuh
diatas normal, kulit kemerahan, kejang, takikardi, dan takipnea,(Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).

1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana


tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi atau menanggulangi suatu
masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan. Perencanaan keperawatan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien,(Maryam, 2008). Menurut (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018), rencana keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan,
pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga dan komunitas. Berikut adalah
intervensi untuk pasien dengan hipertermia berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,(SIKI) (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018.

1.4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Pelaksanaan atau implementasi merupakan bagian aktif dalam asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat sesuai dengan rencana tindakan. Tindakan keperawatan meliputi,
tindakan keperawatan, observasi keperawatan pendidikan kesehatan/keperawatan, tindakan
medis yang dilakukan oleh perawat atau tugas limpah,(Suprajitno, 2014).

Implementasi yang dilakukan pada kasus demam typhoiddengan hipertermi adalah


manajemen hipertermia yang meliputi memonitor suhu tubuh. menyediakan lingkungan yang
dingin, melonggarkan atau melepaskan pakaian, membasahi dan mengipasi permukaan tubuh,
memberikan cairan oral, menganjurkan tirah baring, dan memberikan cairan dan elektrolit
intravena. Implementasi kedua yang dapat dilakukan adalah regulasi temperatur, yang meliputi
memonitor suhu tubuh anak tiap dua jam, memonitor warna dan suhu kulit, memonitor tekanan
darah, frekuensi pernafasan dan nadi , meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat,
serta memberikan antipiretik.

1.5. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi adalah membandingkan status keadaan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil
yang ditetapkan.Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan untuk dapat
menentukan suatu keberhasilan asuhan keperawatan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP (subjektif, objektif, assessment, planning). Adapun evaluasi keperawatan yang diharapkan
pada pasien dengan hipertermi yaitu menggigil menurun,kulit merah menurun, takikardi
menurun, takipnea menurun, suhu tubuh membaik (dalam rentang normal 36,5ºC – 37,5ºC), suhu
kulit membaik, tekanan darah membaik (117/77 mmHg).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan


tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi
karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi
panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.Hipertermi tidak berbahaya jika
dibawah 39oC.Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan
suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu
tersebut (Potter & Perry,2010).
4.2 SARAN

Saran kami agar pembaca bisa lebih memahami apa yang kami sampaikan dan juga
adanya timbal balik anatara pembaca dan penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Scribd.com
Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai