Imt Dan Memberi Makan Peroral Kelompok 3
Imt Dan Memberi Makan Peroral Kelompok 3
Imt Dan Memberi Makan Peroral Kelompok 3
TK 1 B :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Dasar ini dengan tepat waktu
yang berjudul “Memberikan Makanan Peroral dan Menghitung Indeks Masa Tubuh”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi
ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literature guna membantu
mahasiswa dalam belajar mata kuliah Keperawatan Dasar
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pasien..........................................................................3
B. Menghidangkan makanan dan minuman......................................................................6
C. Membantu Pasien Makan dan Minum secara Oral.......................................................7
D. Indeks Masa Tubuh (IMT)...........................................................................................8
E. Cara menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT)...............................................................9
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang menyenangi makan dan minum, kecuali jika orang-orang yang
mengalami gangguan-gangguan tertentu sehingga membuat mereka merasa tak enak
jika diberi makan atau sekedar diberi minum. Namun, ada juga sebagian dari mereka
yang senang atau bisa makan dan minum dengan baik, namun keadaan fisiknya yang
tidak memungkinkannya atau sulit melakukan secara mandiri, misalnya pada tangan
yang di gips, matanya buta atau sedang diperban dan sebagainya . memberi makan dan
minum pada pasien pasien yang mengalami gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu
oleh perawat, keluarga, atau berkolaborasi antara keduanya.
Individu sakit membutuhkan lebih banyak makanan daripada orang sehat, dalam
upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh, pasien yang mengalami
pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin c dan protein
karena ini dapat membantu penyembuhan. Juga, protein secara khusus penting untuk
melawan infeksi karena antibody yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah
protein. Orang sering menggunakan cadangan protein mereka ketika mengalami
pembedahan atau cedera atau mengalami sakit disertai demam. Namun, banyak
penyakit membuat seorang sulit untuk makan, atau membuat individu sulit mencerna
makanan. (Monica 2005). Itulah mengapa seseorang yang sakit sangat sering
mengalami penurunan berat badan yang drastis.
Indeks massa tubuh adalah jumlah berat badan ideal yang dihitung dari berat badan
dan tinggi badan seseorang (Jevuska, 2013 : 1). Indeks massa tubuh wajib diketahui
oleh seseorang untuk mengetahui kondisi tubuhnya demi mengantisipasi hal – hal
yang tidak diinginkan. Ini dikarenakan apabila tubuh yang kita miliki memiliki
kelebihan berat badan yang tidak ideal maka rutinitas yang kita lakukan sehari –
hari akan terganggu.
1
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah parameter yang ditetapkan oleh WHO (Badan
Kesehatan Dunia) sebagai perbandingan berat badan dengan kuadrat tinggi badan
(Sarwono S, 2001).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien?
2. Bagaimana cara menyiapkan makanan dan minuman pasien?
3. Bagaimana cara membantu pasien makan dan minum peroral?
4. Apa yang dimaksud dengan IMT?
5. Bagaimana cara menghitung IMT?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Mengetahui cara menyiapkan makanan dan minuman pasien.
3. Mengetahui cara membantu pasien makan dan minum peroral.
4. Mengetahui pengertian dari IMT.
5. Mengetahui cara menghitung IMT.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pasien
Rumah sakit adalah suatu wadah atau tempat pelayanan kesehatan yang
berusaha untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat mungkin,
dan salah satu upaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat
mungkin, dan salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pelayanan
gizi yang meliputi penyelenggaraan makanan, pemberian makanan yang
memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis oleh setiap pasien merupakan salah
satu faktor untuk mempercepat proses pemulihan atau kesembuhan pasien. Zat
gizi yang optimal pada pasien di rumah sakit sangat bermanfaat dalam
mengurangi jangka waktu perawatan dan mempercepat penyembuhan ,
mengurangi komplikasi, menurunkan mortalitas, dan memperbaiki status gizi
pasien.
Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makanannya, kita juga perlu
memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien yang terdiri dari :
1. Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang, dalam hal ini adalah nasi.
Makanan pokok berperan sebagai sumber utama energi dan itu berasal dari
karbohidrat.
2. Lauk yang merupakan sumber dari protein.
Lauk sebaiknya terdiri atas campuran lauk hewani dan nabati. Lauk hewani
merupakan sumber protein, fosfor, tiamin, tiasin, vitamin B6, zat besi, seng,
magnesium dan selenium.
3. Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan
karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah.
Sayur merupakan sumber mineral dan vitamin. Sayur juga merupakan sumber
vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat, serta tidak
mengandung lemak dan kolestrol.
3
4. Buah untuk mencuci mulut, dalam artian sebagai makanan penutup setelah
mengonsumsi makanan utama.
Buah juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Porsi buah yang
dianjurkan sehari untuk orang dewas adalah sebanyak 200-300 gram, atau 2-3
potong sehari berupa papaya atau buah yang lain.
5. Susu mengandung protein yang bernilai biologi tinggi dan zat esensial lain
dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap, maka susu terutama
dianjurkan pula sebagai unsur kelima yang dibutuhkan oleh tubuh.
Jika dikaitkan dengan asupan makanan pasien yang sedang dalam perawatan
maka diharapkan dengan adanya makanan yang bervariasi ini maka pasien dapat
menyukai dan menikmati segalla jenis makanan yang diberikan pihak Rumah
Sakit, meningkatkan nafsu makan dan menambah selera makan sehingga
kebutuhan pasien akan zat-zat gizi dapat terpenuhi, bisa mempercepat proses
penyembuhan, mengurangi biaya perawatan.
Ketika pasien yang sedang dihospitalisasi, tentu saja kebutuhan nutrisi sehari-
hari menjad terganggu. Sebagai perawat, memberi makan dan minum pada
pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan nutrisi menjad bagian dari
proses keperawatan. Pemberian makan dan minum tersebut dapat dibantu oleh
perawat, keluarga, atau berkolaborasi antara keduanya.
Adapun kondisi-kondisi yang mempersulit mendapatkan nutrisi yang adekuat
diantaranya (Monica 2005) :
1. Individu yang mederita luka pada tenggorokan mungkin mengalami kesulitan
untuk menelan.
2. Individu yang mengalami masalah lambung mungkin mual terhadap makanan.
3. Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan.
4. Pasien di rumah sakit hampir selalu beresiko mengalami kekurangan nutrisi
karena penyakit mereka atau karena tindakan karena penyakit mereka.
5. Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit.
4
6. Makanan yang dihidangkan di rumah sakit mungkin berbeda dari makanan
yang biasa dikonsumsi pasien.
7. Makanan mungkin dihiidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan
dan ketika mereka tidak merasakan lapar.
8. Pasien sering mendapat diet khusus di rumah sakit untuk membantu terapi
penyakit mereka (sebagai contoh, individu yang mengalami masalah jantung
biasa mendapat diet rendah garam). Pasien mungkin tidak suka perubahan
pada diet.
9. Keluarga pasien mungkin tinggal jauh sehingga mereka t’idak dapat
membawa makanan yang disukainya, atau keluarga mungkin tidak tahu
makanan yang tepat untuk dibawa, atau mungkin tidak dapat mengupayakan
makanan yang tepat.
Salah satu contoh jika pasien yang tangannya digips, kehilangan salah satu tangan
atau kekuatan gerakan bisa dibantu dengan mempersiapkan makanan dan
mendekatkan tempat makanan kepada pasien agar mudah dijangkau. Misalnya
membuka kulit telur, mengoleskan roti, mengupas buah, dan sebagainya.
Sedangkan pasien yang mengalami kesulitan minum dari cawan atau gelas, bisa
diberi sedotan untuk memudahkannya. Lebih higenis lagi jika mnuman itu
menggunakan gelas sekali pakai, agar kebersihan selalu terjaga. Karena jika
tempat minum yang diibiarkan lama-lama ditempat, akan lebih mudah bagi
mikroorganisme berkembang pada suhu ruangan.
Ada juga pasien yang tidak diperbolehkan untuk makan dan minum sendiri, maka
dalam hal ini perlu pengaturan posisi duduk yang efektif. Posisi yang diharapkan
adalah posisi duduk yang tegak, tidak bersandar atau berbaring supaya makanan
tepat masuk kedalam kerongkongan. Namun jika memang tidak memungkinkan
untuk duduk tegak, mereka diperbolehkan berbaring seperti bersandar, dan
dilakukan pemberian makanan dengan hati-hati.
5
Perawat yang bertugas membantu pasien, hendaknya dalam keadaan yang rileks,
menempatkan posisi yang nyaman serta tidak terlihat seperti sedang terburu-buru,
agar pasien merasa senang dan bisa makan dengan tenang.
Tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien
tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk
mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi yang dilakukan.
B. Menghidangkan makanan dan minuman
1. Persiapan alat :
Baki berisi makanan dan minuman
2. Cara kerja :
Cuci tangan
Bawa makanan dan minuman yang telah disiapkan kepada pasien.
Beritahu pasien bahwa makanan siap.
Hidangkan makanan dan minuman
Di meja pasien :
a) Bentangkan serbet di atas meja
b) Susun alat makan di atas serbet
Pasien berbaring
a) Anjurkan pasien tidur miring
b) Bentangkan serbet dibawah dagu pasien
c) Letakkan baki berisi makanan di atas tempat tidur pasien
d) Buka penutup makanan
e) Persilakan pasien makan
f) Perhatikan pasien pada waktu makan
Sikap perawat :
Tidak tergesa-gesa
Ramah dan memaklumi keadaan pasien
6
C. Membantu Pasien Makan dan Minum secara Oral
pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
kepada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi melalui oral.
Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian makan dan minum pasien
adalah :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien
b. Sebelum dihidangkan, makanan diperiksa terlebih dahulu, apakah sudah
sesuai dengan daftar makanan/diet pasien.
c. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indkasi.
d. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu
sedikit.
e. Peralatan makanan dan minuman harus bersih.
f. Untuk pasien anak-anak, usahakan menggunakan perlatan yang menarik
perhatiannya.
g. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan dimakan
habis atau tidak.
h. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya
setelah makan.
Indkasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan mobilitas tetapi masih sadar.
Kontra indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma, Ca Nasofaring, Ca mandibularis.
Alat dan bahan :
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7
7. Pengalas
8. Jenis diet
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan
3. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan
4. Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
5. Anjurkan pasien untuk berdo'a sebelum makan
6. Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
7. Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi
makanan terlebih dahulu
8. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
9. Setelah selesai makan, pasien diberi minu, bersihkan mulut pasien dan
dianjurkan dengan pemberian obat.
10. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan
11. Bereskan alat dan cuci tangan.
D. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh merupakan metode yang digunakan dalam penentuan
status gizi seseorang. Pada remaja, penentuan ini berdasarkan penghitungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) yang kemudian
dicocokkan dengan grafik pertumbuhan sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Gizi lebih atau dalam istilah awam lebih dikenal sebagai kegemukan
merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan nutrisi yang berlebihan
sehingga menghasilkan ketidakseimbangan energi antara konsumsi makanan dan
pengeluaran energi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan tingginya Indeks Massa
Tubuh (gizi lebih) diantaranya adalah pola konsumsi tinggi energi dan kurangnya
aktivitas fisik yang mengarah pada pola hidup sedentaris (sedentary lifestyle).
8
Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi
indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT
tidak mengukur lemak tubuh secara langsung tetapi penelitian menunjukan bahwa
IMT berkolerasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti
underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn
LM et al., 2002).
E. Cara menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT)
Nilai IMT berhubungan dengan banyak hal tentang kesehatan dan risiko
penyakit seperti yang ditemukan banyak peneliti belakangan ini. Leonore M de
Wit et al (2009) melaporkan adanya hubungan IMT dengan depresi. IMT juga
diyakini mempunyai hubungan erat terhadap penyakit karena obesitas ataupun
kekurangan energi pada remaja putri (Rini S, 2006). Peningkatan tekanan
darah sistol dan diastol pada anak remaja laki laki IMT tinggi (obesitas) telah juga
dilaporkan oleh Dany Hilmanto et al, (2008). Hubungan IMT dengan prestasi
antara siswa sekolah dasar telah juga diperoleh oleh Rahayu et al., (2007).
IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena
mudah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan.
Rumus :
IMT = Berat Badan (kg) : Tinggi Badan (m)2
Jika,
IMT = 16 – 18,4 berarti kandungan gizi kurang
IMT = 18,5 – <25 berarti kandungan gizi baik
IMT = 25 – 30 berarti kandungan gizi diatas norma
IMT = >30 berarti kakndungan gizi sangat berlebihan/obesitas
Contoh :
Dik : BB = 45 kg
TB = 160 cm
IMT = 45/(160/100)2
9
= 45/2,56 = 17,5
Menurut dari keterangan-keterangan gizi, gizi Ny F 17,5 tergolong ke
dalam kandungan gizi kurang. Penyebabnya dikarenakan mengkonsumsi untuk
energy lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan
energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan.
Kerugian yang dapat ditimbulkan jika seseorang masuk dalam kategori ini antara
lain :
a.Penampilan cenderung kurang menarik
b. Mudah letih
c.Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain : penyakit
infeksi, depresi, anemia dan diare.
d. Wanita kurus yang sedang hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
e.Kurang mampu bekerja keras.
Adapun hal-hal yang harus dilakukan antara lain :
o Memakan makanan dengan susunan menu gizi seimbang
o Melakukan olahraga secara rutin
o Melakukan kegiatan fisik sehari-hari.
Jika gizi dalam keadaan normal, itu artinya ia sudah memngkonsumsi energy
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh. Sehingga tidak terjadi penimbunan
energy dalam bentuk lemak, maupun penggunaan lemak sebagai sumber energi.
Keuntungan dari IMT yang normal ini antara lain :
a.Penampilan menarik, proporsional, dan lincah
b. Resiko penyakit bisa diminimalisir menjad lebih rendah.
Adapun cara untuk mempertahankan IMT normal adalah :
a.Mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi
seimbang
b. Perlu kebiasaan olahraga yang teratur.
10
c.Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis oleh
setiap pasien merupakan salah satu faktor untuk mempercepat proses pemulihan
atau kesembuhan pasien. Tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan
memberi makan pasien tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera pasien pada pasien yang
tidak mandiri serta untuk mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi
yang dilakukan.
Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi
indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.
IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena
mudah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan.
Rumus :
IMT = Berat Badan (kg) : Tinggi Badan (m)2
B. Saran
Disarankan, pentingnya meningkatkan aktivitas fisik dan meningkatkan
konsumsi buah dan sayur guna memelihara indeks massa tubuh dan komposisi
lemak tubuh yang ideal. Mengingat aktivitas sampel yaitu mahasiswa sebagian
besar alokasi waktu lebih besar pada aktivitas belajar, makan dan berkenderaan
maka perlu ditingkatkan dengan melakukan olahraga seperti berjalan kaki,
senam aerobik dan lain- lain di waktu luang jam kuliah dan hari libur.
11
DAFTAR PUSTAKA
Jevuska, 2013. Berat Badan Ideal dan Indeks Massa Tubuh : Pengertian,
available from:https://www.jevuska.com/2013/12/21/berat-badan-ideal-dan-
indeks-massa- tubuh-pengertian/, accesed tanggal 22 Mei 2016.
Leonore M de Wit, Annemieke van Straten, Marieke van Herten, Brenda WJH
Penninx and Pim Cuijpers. (2009). Depresion and body mass index, a u shaped
association , BMC Public Health.
Rahayu, Atikah, Astika dan Yuli.2007. Perbandingan Indeks Massa Tubuh
(IMT) antara siswa dibeberapa sekolah dasar di kecamatan Cempaka dengan
Banjarbaru kota Berkala kedokteran, jurnal kedokteran dan kesehatan, vol.6,
No.2 .pp.159-166.
Rini Santy.(2006). Determinan Indeks Massa Tubuh Remaja Putri di Kota Bukit
Tinggi Tahun 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol 1, No. 3.
Sarwono S. (2003). Pedoman praktis memantau status gizi orang dewasa untuk
mempertahankan berat badan normal berdasarkan indeks massa tubuh.
Gramedia, Jakarta. Pp. 20-32.
12