Makalah Hipertermia 123
Makalah Hipertermia 123
Makalah Hipertermia 123
HIPERTERMIA
Dosen Pengampu : Farida Nur Khayati.,S.Si.T.,M.Kes
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat penulis gunakan sebagai
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendapat. umumnya, suhu tubuh normal berkisar antara 36,5˚C. Tentunya didalam
suhu tubuh manusia tidak selalu terjadi normal seterusnya, adakalanya suhu tubuh
manusia meningkat dan juga menurun. Suhu tubuh meningkat atau disebut juga
normalnya (NIC NIC, 2007). Sedangkan menurut Potter & Perry,2010 hipertermi
tubuh. Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39°C. Selain adanya tanda klinis,
penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang
berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
hipertermi
hipertermi
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
terjadi peningkatan suhu tubuh. Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39°C.
Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan
suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh
pirogen eksogen yang dapat bersala dari mikrooganisme atau merupakan suatu
peningkatan suhu tubuh diatas normal. Hal ini dapat diakibatkan oleh stress
sampai lesi sistem syaraf pusat atau infeksi oleh mikroorganisme atau ada
seperti leukimia. demam diasosiasikan sebagai bahan dari respon fase akut, gejala
3
dari suatu penyakit dan perjalan patologis dari suatu penyakit yang
adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat diatas rentang normal dan tubuh
B. Etiologi
Hipertemi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, dan zat lain. Terutama
toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/pirogen yang dihasilkan dari
Faktor penyebabnya:
1. Dehidrasi
6. Pengobatan/ anesthesia
Proses Terjadinya
4
Substansi yang menyebabkan deman disebut pirogen dan berasal baik dari
atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel
C. Pathway
5
D. Klasifikasi
1. Hipertermia maligna
Hipertermia ini merupakan miopati akibat mutasi gen yang diturunkan secara
dalam otot rangka sehingga terjadi kekakuan otot dan hipertermia. Pusat
6
pengatur suhu di hipotalamus normal sehingga pemberian antipiretik tidak
bemanfaat.
melakukan aktivitas fisik intensif dan lama pada suhu cuaca yang panas.
dilakukan pada suhu 300°C atau lebih dengan kelembaban lebih dari 90%,
pemberian minuman lebih sering (150 ml air dingin tiap 30 menit), dan
pemakaian pakaian yang berwarna terang, satu lapis, dan berbahan menyerap
keringat.
a. Hipertermia Neonatal
Peningkatan suhu tubuh secara cepat pada hari kedua dan ketiga kehidupan
1) Dehidrasi
7
Dehidrasi pada masa ini sering disebabkan oleh kehilangan cairan atau
paparan oleh suhu kamar yang tinggi. Hipertermia jenis ini merupakan
penyebab kenaikan suhu ketiga setelah infeksi dan trauma lahir. Sebaiknya
demam karena infeksi biasanya didapatkan tanda lain dari infeksi seperti
2) Overheating
Pemakaian alat-alat penghangat yang terlalu panas, atau bayi terpapar sinar
3) Trauma lahir
24%dari bayi yang lahir dengan trauma. Suhu akan menurun pada1-3 hari
bayi secara cepat dengan melepas semua baju bayi dan memindahkan bayi
ke tempat dengan suhu ruangan. Jika suhu tubuh bayi lebih dari 39°C
dilakukan tepid sponged 35°C sampai dengan suhu tubuh mencapai 37°C.
4) Heat stroke
Tanda umum heat stroke adalah suhu tubuh > 40,5°C atau sedikit
lebih rendah, kulit teraba kering dan panas, kelainan susunan saraf pusat,
cerna terjadi mual, muntah, dan kram. Komplikasi yang bisa terjadi antara
8
lain DIC, lisis eritrosit, trombositopenia, hiperkalemia, gagal ginjal, dan
(melepas baju dan sponging dengan air es sampai dengan suhu tubuh 38,5°C
Gambaran klinis mirip dengan heat stroke tetapi tidak ada riwayat
tinggi. HSE diduga berhubungan dengan cacat genetic dalam produksi atau
antara umur 17 hari sampai dengan 15 tahun (sebagian besar usia < 1 tahun
dengan median usia 5 bulan). Pada umumnya HSE didahului oleh penyakit
virus atau bakterial dengan febris yang tidak tinggi dan sudah sembuh
pada DIC, diare, dan dapat juga terjadi anemia berat yang membutuhkan
stroke dan hipertermia maligna dapat diterapkan. Mortalitas kasus ini tinggi
9
sekitar 80% dengan gejala sisa neurologis yang berat pada kasus yang
Definisi SIDS adalah kematian bayi (usia 1-12 bulan) yang mendadak,
tidak diduga, dan tidak dapat dijelaskan. Kejadian yang mendahului sering
berupa infeksi saluran nafas akut dengan febris ringan yang tidak fatal.
untuk menjelaskan kejadian ini adalah pada beberapa bayi terjadi mal-
ibu hamil perokok dan posisi tidur bayi tertelungkup. Hipertermia diduga
E. Manifestasi Klinis
1) Suhu tinggi 37,8 °C (100 °F) per oral atau 38,8 °C (101 °F)
2) Takikardia
4) Mengigil
5) Dehidrasi
10
6) Kehilangan nafsu makan
7) Pernafasan cepat
8) Mulut kering
F. Komplikasi
2. Kematian
G. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Laboraturium
resiko infeksi
b) Pemeriksan urine
c) Uji widal: suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien
hypoid
e) Iji torniquet
H. Penatalaksaan
11
4. Anjurkan pasien banyak minum
6. Beri kompres hangat dibeberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha,
keluarganya
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
normal dan tubuh tidak mampu untuk menghilangkan panas atau mengurangi
produksi panas. Rentang normalnya suhu tubuh anak berkisar antara 36,5-37,5°C.
berlebihan. Hipertermi disebut juga demam serta dapat menyerang siapa saja dari
B. Saran
Apabila terdapat tanda dan gejala penyakit hipertemi maka kita dapat
melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang
lebih buruk. Dan disarankan kepada orang tua agar menjaga atau menghindarkan
13
DAFTAR PUSTAKA
Sjaifoellah. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Jakarta: Gaya Baru
Salemba Medika
14