Laporan Pendahuluan Post Partum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas

Disusun Oleh :

Aisyah Munawaroh

S18163

S18D

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2021/2022
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Masa
nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu
mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada
masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya
wanita meninggal
dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia,
2012).

B. TANDA DAN GEJALA


Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah
sebagai berikut:
a. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
b. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan
berbalik (kerumitan).
c. Masa menyusui anak dimulai
d. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan
sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya.
C. ADAPTASI FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI
1. FISIOLOGI
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan,
uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus
dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam
waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada
hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan
antara umbilikus dan simpisis pubis.
b. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama
masa nifas. Lochea terbagi menjadi 4 jenis yaitu :
1) Lokia Rubra : berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-
sisa selaput ketuban, inilah lokia yang akan keluar selama 2 sampai 3
hari postpartum.
2) Lokia Sanguilenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan.
3) Lokia Serosa : Lochea ini berbentuk serum dan berwarna merah
jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari
ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan.
4) Lokia Alba : dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin
sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu dua minggu
berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri
atas leukosit dan sel-sel desidua.
c. Perubahan Segmen Bawah
Ototnya tidak terlalu banyak sehingga tetap merupakan sub organ
pasif. Kontraksi dan retraksi otot uterus mengembalikan segmen
bawah rahim menjadi isthmus (Sumiaty, 2011).
d. Perubahan Serviks
Setelah 18 jam pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya
menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Ektoserviks
terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil. Muara serviks, yang
berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap.
e. Perubahan Vagina dan Perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali segera bertahap
keukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Setelah
persalinan perineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan
kepala bayi yang bergerak maju. Pulihnya otot perineum terjadi sekitar
5-6 minggu post partum (Sumiaty, 2011).
f. Perubahan Vesika Urinaria
Dapat mengalami gangguan fungsi akibat persalinan yang lama atau
akibat katererisasi sebelumnya. Dapat terjadi disuria/distensi yang
memerlukan penanganan lebih lanjut. Distensi kandung kemih secara
adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7
hari setelah bayi lahir (Sumiaty, 2011).
g. Perubahan Dasar Panggul
Dasar panggul akan mengalami pengenduran dan memerlukan waktu
untuk kembali normal. Kendurnya dasar panggul disebabkan
episiotomi yang tidak dijahit dengan baik, persalinan yang lama atau
bayi besar (Sumiaty, 2011).
h. Perubahan Sistem Pencernaan
Selama persalinan, motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan
waktu pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita seringkali
merasa mual dan memuntahkan makanan yang belum di cerna setelah
bersalin.
i. Perubahan Sistem Perkemihan
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama
kehamilan kembali normal pada akhir minggu ke-4 setelah
melahirkan. Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin
sampai hari ke-5 setelah persalinan.
j. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita
melahirkan.
2. PSIKOLOGIS
a. Fase taking in / ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan
dimana ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.
b. Fase taking hold
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada
minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk
menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru.
Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu
muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik
sehingga ia dapat istirahat dengan baik .
c. Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran.
Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang
baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan
kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.
D. PATHWAY

RISIKO
INFEKSI

E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Menurut Masriroh (2013) penatalaksanan yang diperlukan
untuk klien dengan post partum adalah sebagai berikut:
a. Meperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b. Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan
makanan pada bayi dan mempromosikan perkembangan hubungan baik
antara ibu dan anak.
c. Mendukunng dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan
memungkinkannya mingisi peran barunya sebagai seorang Ibu, baik
dengan orang, keluarga baru, maupun budaya tertentu.

F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama
periode post partum. Perdarahan post partum adalah : kehilangan Darah
lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria perdarahan didasarkan pada
satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut: a. Kehilangan darah lebih dai
500 cc b. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
c. Hb turun sampai 3 gram %. Perdarahan post partum dapat diklasifikasi
menurut kapan terjadinya perdarahan dini terjadi 24 jam setelah
melahirkan.
2. Endometritis
Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi
puerperalis. Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran
memiliki resiko tinggi terjadinya endometritis.
3. Mastitis
Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya
puting susu akibat kesalahan tehnik menyusui, di awali dengan
pembengkakan, mastitis umumnya di awali pada bulan pertamapost
partum.
4. Infeksi saluran kemih
Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba coli
dan bakterigram negatif lainnya.
5. Post partum depresi
Kasus ini kejadinya berangsur-angsur, berkembang lambat sampai
beberapa minggu, terjadi pada tahun pertama. Ibu bingung dan merasa
takut pada dirinya. Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian
tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.

G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Asuhan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada
pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya
tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan
sebelum hamil.
2. Data umum kesehatan
Meliputi inisial klien, status perkawinan, dan pendidikan terakhir.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dengan cara mengumpulkan data-data tentang respons
pasien terhadap kelahiran bayinya serta penyesuaian selama masa post
partum.
4. Pengkajian fisik
a. Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada Ibu. Periksa tanda-
tanda vital tersebut setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah
melahirkan atau sampai stabil, kemudian periksa setiap 30 menit untuk
jam-jam berikutnya.
b. Kepala dan wajah
1) Rambut, melihat kebersihan rambut, warna rambut, dan
kerontokan rambut.
2) Wajah, adanya edema pada wajah atau tidak. Kaji adanya flek
hitam.
3) Mata, konjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia kerena
perdarahan saat persalinan.
4) Hidung, kaji dan tanyakan pada ibu, apakah ibu menderita pilek
atau sinusitis. Infeksi pada ibu postpartum dapat meningkatkan
kebutuhan energi.
5) Mulut dan gigi, tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami
stomatitis, atau gigi yang berlubang. Gigi yang berlubang dapat
menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme dan bisa beredar secara
sistemik.
6) Leher, kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran
kelenjar tiroid. Kelenjar limfe yang membesar dapat menunjukan
adanya infeksi, ditunjang dengan adanya data yang lain seperti
hipertermi, nyeri dan bengkak.
7) Telinga, kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan
pada telinga.
5. Data postnatal
Adalah data yang dikaji pada saat setelah melahirkan.

6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma)
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan
perineum; luka episiotomy.
7. Rencana keperawatan

No Tgl Dx. Tujuan dan Intervensi


/Jam Keperawatan Kriteria Hasil
1. 25 Nyeri akut Setelah PEMBERIAN
Maret berhubungan dilakukan ANALGESIK
2021 dengan agen intervensi ( I. 08243)
10.00 pencedera fisik keperawatan Obsevasi
WIB (trauma) selama 1 x 24 - Identifikasi
jam maka kaakteristik
tingkat nyeri nyeri (pencetus,
menurun (L. Pereda, kualitas,
08066) dengan lokasi,
kriteria hasil : intensitas,
1. Keluhan frekunsi, durasi)
nyeri - Identifikasi
menurun Riwayat alergi
2. Gelisah obat
menurun - Identifikasi
3. Frekuensi kesesuaian jenis
nadi analgesic dengan
membaik tingkat
4. Pola nafas keparahan nyeri
membaik Terapeutik
- Pertimbangkan
penggunaan
infus kontinu,
atau bolus oplold
untuk
mempertahankan
kadar serum
- Dokumentasikan
respon terhadap
efek analgesic
dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasikan
pemberian dosis
dan jenis
analgesic
2. Gangguan rasa Setelah 1. Kaji tingkat
nyaman (nyeri) dilakukan nyeri pasien.
berhubungan intervensi 2. Kaji
dengan keperawatan kontraksi
peregangan selama 1 x 24 uterus, proses
perineum; luka jam maka involusi uteri
episiotomy. mobilitas fisik 3. Anjurkan
kriteria hasil: pasien untuk
vital sign dalam membasahi
batas normal, perineum
pasien dengan air
menunjukkan hangat
peningkatan sebelum
aktifitas, keluhan berkemih.
nyeri terkontrol, 4. Anjurkan dan
latih pasien
cara merawat
payudara
secara teratur.
5. Jelaskan pada
ibu tetang
teknik
merawat luka
perineum dan
mengganti
PAD secara
teratur setiap
3 kali sehari
atau setiap
kali lochea
keluar
banyak.
6. Kolaborasi
dokter
tentang
pemberian
analgesik bial
nyeri skala 7
ke atas.
DAFTAR PUSTAKA

Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan obstetri. Jakarta : EGC.

Sumiaty, S. (2011). Biologi Reproduksi Untuk Kebidanan. Jakarta: Trans Info

Media.

Anda mungkin juga menyukai