Pertemuan Ke-6 - Perilaku Etis Dalam Profesi Akuntansi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

PERTEMUAN 6:
PERILAKU ETIS DALAM PROFESI AKUNTANSI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan kepada siapa loyalitas akuntan profesional diberikan.
2. Menjelaskan kondisi apa saja yang berpotensi melanggar pedoman profesi.

B. URAIAN MATERI
Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat mempunyai ekspektasi yang berbeda
dari perilaku kalangan profesional, seperti dokter, pengacara, dengan kalangan
nonprofesional, seperti tenaga penjualan atau manajer personalia. Mengapa
demikian? Jawabannya terkait dengan fakta bahwa tenaga profesional sering
kali bekerja dengan sesuatu yang nyata nilainya, di mana keyakinan bahwa
mereka kompeten di bidangnya atau sejauh mana tanggung jawab mereka atas
pekerjaan mereka menjadi sangat penting. Pada akhirnya, anggapan
masyarakat atas suatu profesi tertentu akan memengaruhi perolehan hak-hak
dalam profesi terkait: hak praktik, hak monopoli pada bidang profesi yang
ditawarkan, untuk mengendalikan pemain baru dalam bidang profesi terkait,
untuk memperoleh pendapatan yang relatif tinggi, menentukan peraturan bagi
diri sendiri atau untuk dinilai oleh rekan-rekan satu profesi dan bukan oleh
pejabat pemerintah. Jika suatu profesi kehialangan kredibilitas di mata publik,
akibatnya bisa sangat buruk dan bukan hanya bagi seorang profesional yang
bermasalah.
Pemikiran Bayles (1981) dan Behrman (1988), yang dirangkum dalam tabel di
bawah ini, berguna untuk menentukan fokus pada fitur yang penting.
Hal/Aspek yang Menjadikan (suatu) Profesi
Fitur-fitur Penting (Bayles)
 Pelatihan Ekstentif
 Penyediaan layanan penting bagi masyarakat
 Pelatihan dan skill sebagian besar tentang intelektual dalam

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 64


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

karakter
Fitur-fitur Khas
 Secara umum berlisensi atau bersertifikat
 Diwakili oleh organisasi, asosiasi, atau institusi
 Otonomi
Dasar Nilai-nilai Etis (Behrman)
 Secara signifikan difigurkan oleh dan didasarkan pada
pertimbangan etis daripada teknik atau alat.

Suatu profesi diadakan terutama untuk melayani masyarakat. Layanan yang


diberikan kepada masyarakat adalah sangat penting sehingga membutuhkan
tingkat keahlian yang sangat tinggi yang pada akhirnya dibutuhkan program-
program pendidikan ekstensif dengan fokus utama pada intelektual bukannya
pada hal yang sifatnya mekanis/teknis atau pelatihan dan skill. Hampir selalu
profesi yang dihargai paling tinggi yang mendapat lisensi untuk praktik di
masyarakat, dan tingkat otonomi yang disetujui oleh profesi dari peraturan
pemerintah, dengan “pita merah” (perhatian atau perlakuan yang terlalu ketat
dalam hal detail dan kata-kata dalam peraturan, sehingga mempersulit selesainya
suatu urusan), terbukti dengan tingkat kontrol yang diberikan atas pendidikan dan
perizinan program oleh organisasi yang mewakili profesi.
Perlu dicatat bahwa otonomi sangat penting bagi suatu profesi. Otonomi atau
kebebasan dari peraturan pemerintah dan pembuat peraturan lainnya,
memungkinkan anggota profesi untuk dinilai oleh rekan seprofesi yang objektif
dan memiliki informasi yang tepat, bukan oleh pembuat peraturan yang ditunjuk
secara politis. Selain itu, otonomi juga memungkinkan pemberian sanksi tanpa
menarik perhatian publik secara berlebihan. Hal ini memungkinkan suatu profesi
untuk mengelola urusannya secara efisien dan tersendiri, sehingga publik
memiliki kesan bahwa profesi ini bertanggung jawab dan mampu melaksanakan
tugasnya kepada anggota masyarakat dengan benar. Namun, jika masyarakat
merasa bahwa proses ini tidak adil atau objektif atau kepentingan umum tidak
dilindungi, maka pemerintah akanturun tangan untuk memastikan adanya

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 65


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

perlindungan kepentingan tersebut. Di sini, seperti halnya ketika berurusan


dengan klien, pemeliharaan kredibiltas adalah sangat penting.
Seara umum, tugas yang diharapkan dari suatu profesi adalah dalam rangka
mempertahankan:
 Kompetensi di bidang keahlian
 Objektivitas dalam penawaran pelayanan
 Integritas dalam urusan dengan klien
 Kerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klien
 Disiplin atas anggota yang tidak melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
standar yang diharapkan.
Ekspektasi Publik
Seorang akuntan profesional, apakah dia terlibat dalam kegiatan auditing atau
manajemen, karyawan atau konsultan, diharapkan menjadi akuntan sekaligus
profesional. Itu berarti, seorang akuntan profesional diharapkan memiliki keahlian
teknis khusus terkait dengan akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi di
bidangnya daripada orang awam di bidang terkait, seperti kontrol manajemen,
perpajakan, atau sistem informasi. Selain itu, ia juga diharapkan untuk menaati
standar-standar khusus yang dikeluarkan oleh badan profesional terkait tempatnya
bekerja. Terkdang penyimpangan dari norma-norma ini dapat menyebabkan
berkurangnya kredibilitas atau kepercayaan terhadap profesi secara keseluruhan.
Sebagai contoh, ketika seorang individu atau profesi menempatkan kepentingan
mereka sendiri di atas kepentingan klien atau publik, akan menyebabkan
berkurangnya tingkat kepercayaan yang pada akhirnya akan memicu munculnya
keraguan masyarakat akan kegiatan atau aktivitas dalam profesi secara
keseluruhan. Hal ini seperti terjadi dalam kasus Treadway Commission (1987) di
Amerika Serikat atau Macdonald Commission (1988) di Kanada. Rekomendasi
publik terkait dengan revisi dalam akuntansi profesional akan sulit untuk
diabaikan.
Tidak mengherankan jika akuntansi profesional sudah dapat menyesuaikan
dengan cukup baik kombinasi fitur, tugas dan hak dalam kerangka nilai-nilai suatu
profesi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini telahh secara khusus
diringkas dalam tabel di bawah.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 66


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

Fitur-fitur, Tugas-tugas, dan Nilai-nilai dari Profesi Akuntansi


Fitur-fitur
 Penyediaan layanan fidusia yang penting bagi masyarakat
 Diperlukan pengetahuan dan skill yang luas
 Karakter pelatihan dan skill yang diperlukan sebagian besar dalam
hal intelektual
 Diawasi oleh organisasi yang keanggotaannya secara otomatis
mengatur diri sendiri
 Akuntabel pada otoritas pemerintah
Tugas-tugas yang sangat penting untuk suatu hubungan fidusia
 Perhatian yang berkelanjutan pada kebutuhan klien dan pemangku
kepentingan lainnya
 Pengembangan dan pemeliharaan pengetahuan dan skill yang
diperlukan, termasuk skeptisisme/keilmiahan (pembawaan diri yang
mengarah pada keraguan terhadap fakta-fakta, orang, atau institusi)
profesional
 Pemeliharaan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia
oleh perilaku yang menunjukkan nilai-nilai yang bertanggung jawab
 Pemeliharaan reputasi pribadi yang dapat diterima
 Pemeliharaan reputasi sebagai profesi yang kredibel
Hak-hak yang diizinkan dalam kebanyakan yurisdiksi
 Kemampuan untuk tampil/menawarkan diri sebagai seorang
profesional yang ditunjuk untuk memerankan jasa fidusia penting
 Kemampuan untuk menetapkan standar masuk dan memeriksa calon
 Mengatur dan mendisiplin diri berdasarkan kode etik
 Partisipasi dalam pengembangan praktik akuntansi dan audit
 Akses ke beberapa atau semua bidang usaha akuntansi dan audit
Nilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memelihara hak-
hak
 Kejujuran
 Integritas

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 67


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

 Objektivitas, berdasarkan pada penilaian independen


 Keinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisismen profesional
 Kompetensi
 Kerahasiaan
 Komitmen untuk menempatkan kepentingan publik, klien, profesi,
dan atasan atau perusahaan sebelum kepentingan profesional sendiri.

Dominasi Nilai Etis di atas Teknik-Teknik Akuntansi atau Audit


Kebanyakan akunatan dan juga selainnya menganggap bahwa penguasaan
akuntansi dan/atau teknik audit adalah hal yang sangat penting sine qua non
(merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan) dari profesi akuntansi. Akan tetapi,
hanya sedikit skandal keuangan yang disebabkan oleh kesalahan metodologis
dalam penerapan teknik-sebagian besar skandal keuangan disebebkan oleh
kesalahan penilaian tentang penerapan teknik yang tepat atau pengungkapan
terkait. Beberapa kesalahan dalam penilaian berasal dari kesalahan penafsiran
masalah akibat dari kompleksnya permasalahan tersebut, selebihnya merupakan
akibat dari kurangnya perhatian pada hal-hal yang sifatnya etis, seperti kejujuran,
integritas, objektifitas, kepedulian, kerahasiaan, dan komitmen untuk
mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.
Ada banyak contoh dari tindakkan terlalu percaya pada kelayakan teknis daripada
penerapan nilai-nilai etis. Sebagai contoh, suatu perlakuan akuntansi dengan
konsep yang cemerlang akan berkurang manfaatnya jika terdapat bias di dalamnya
atau dipersiapkan dengan ceroboh. Tekanan terhadap upaya pengungkapan secara
tepat piutang-piutang tak tertagih atau piutang pinjaman sebelum terjadi
kebangkrutan bukanlah masalah kompetensi, melainkan bentuk dari kesalahan
penempatan loyalitas kepada manajemen, klien, atau diri sendiri dan bukan pada
masyarakat yang kemungkinan adalah investor atau nasabah bagi bankdan
perusahaan peminjam.
Perlu dicatat bahwa upaya untuk mengungkap sesuatu hal terkadang muncul
sebagai masalah yang kompleks atau memiliki pertaruhan yang sulit, sehingga
tekanan pada upaya tersebut dianggap masuk akal pada saat keputusan tentang
kapan dan sejauh mana dapat mengungkap kinerja buruk keuangan suatu

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 68


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

perusahaan. Ada kemungkinan bahwa perusahaan dapat menyelesaikan


masalahnya jika tersedia cukup waktu, namun mengungkap kelemahan
perusahaan dapat memicu proses menuju kebangkrutan.
Khususnya dalam suasana ketidakpastian, para akuntan harus memastikan bahwa
keputusan mereka tidak cacat akibat gagalnya penyesuaian dengan nilai-nilai etis
terkait. Paling tidak nilai-nilai etika harus dipertimbangkan setara dengan
kompetensi teknis, di mana keduanya dianggap sebagai hal yang tidak dapat
dipisahkan. Bagaimanapun, bentuk dominasi nilai-nilai etika terjadi di saat
seorang profesional menemukan masalah yang berada di luar kompetensinya saat
ini maka faktor nilai etika inilah yang akan memaksa profesional tersebut untuk
mengakui dan mengungkap fakta tersebut. Tanpa nilai-nilai etika, kepercayaam
yang diperlukan untuk suatu hubungan fidusia tidak dapat dipertahankan, dan
hak-hak profesi akuntansi menjadi terbatas-mungkin akan mengurangi efektivitas
yang dapat diberikan suatu profesi kepada masyarakat.
Dari waktu ke waktu, anggota lain dari profesi lain telah membuat kesalahan
dalam melakukan sesuatu secara teknis hal iu mungkin terjadi tanpa
memerhatikan konsekuensi etisnya. Kloning genetis adalah salah satu contohnya,
di mana hal itu dianggap sebagai keharusan teknologi-yaitu jika sesuatu itu dapat
dilakukan maka harus dilakukan. Ketika hal seperti ini muncul dalam bidang
akuntansi, biasanya karena standar akuntansi yang ada tidak melarang praktik
tersebut, sehingga dianggap sah-sah saja. Namun ada banyak contoh praktik yang
dilakukan, seperti penyatuan kepemilikan atau negosiasi ulang utang jatuh tempo
pinjaman hipotek yang kemudian dinyatakan lancar, hanya untuk kebutuhan
pemuliha, pembatasan, dan perubahan ketika mereka ternnyata tidak dapat
memnuhi kepentingan publik secara sungguh-sungguh dan objektif-atau dengan
kata lain, sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang fundamental. Akibatnya,
meskipun kelayakan teknis dapat memengaruhi keputusan jangka pendek bagi
beberapa akuntan, namun dalam jangka panjang, pertimbangan etika akan lebih
dominan. Apakah kepentingan profesi terpenuhi dengan baik setelah mengadopsi
metode-metode teknis tanpa memeriksa potensi konsekuensi keseluruhan adalah
suatu hal yang patut dipertanyakan. Dapat dibayangkan, jika masalah-masalah
yang terkait dengan penyatuan kepentingan konsolidasi merger atau 3 persen

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 69


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

investasi/kepemilikan pada Entitas dengan Peruntukan Khusus (SPE) dalam


masalah Enron bisa diperkirakan sebelumnya dan segala kendala bisa diusahakan
untuk diatasi, jika faktor etika telah diletakkan secara tepat.
Prioritas Tugas, Loyalitas, dan Kepercayaan dalam Tugas Fidusia
Siapakah yang seharusnya menjadi klien nyata bagi seorang akuntan profesional?
Karena peran utama akuntan profesional adalah memberikan layanan fidusia
penting kepada masyarakat, kinerja dari layanan tersebut sering kali melibatkan
pilihan yang mengutamakan kepentingan salah satu dari berikut ini di atas
kepentingan yang lainnya: orang yang membayar upah dan/atau gaji, pemegang
saham atau pemilik organisasi saat ini; pemegang saham potensial di masa
depan/pemilik; dan pemangku kepentingan/pemangku kepentingan lainnya,
termasuk karyawan, pemerintah, kreditor, dan seterusnya. Sebuah keputusan akan
memiliki dampak berbeda dalam jangka pendek dan panjang tergantung pada
kepentingan dan situasi setiap pemangku kepentingan, dan setiap situasi harus
diperiksa secara teliti di mana dampak signifikan dapat diantisipasi. Seluk-beluk
analisis dampak pemangku kepentingan dibahas secara mendalam pada bahasan
sebelumnya, tetapi beberapa pengamatan umum juga layak disebutkan bagi
auditor dan akuntan.
Seorang akuntan profesional telah diberi hak untuk menyediakan jasa fidusia yang
penting bagi masyarakat karena dia bertanggung jawab untuk mempertahankan
kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia. Seorang akuntan profesional
tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian, namun ia juga diharapkan untuk
mempraktikkan keahliannya tersebut dengan penuh keberanian, kejujuran,
integritas, objektivitas, kseungguhan dan keilmiahan, kompetensi, kerahasiaan
profesional, serta menghindari kekeliruan untuk memastikan bahwa mereka yang
mengandalkan keahlian tersebut dapat memercayai bahwa kepentingan mereka
telah mendapat perlakuan yang selayaknya.
Bagaimanapun, sejarah telah menunjukkan bahwa nilai-nilai, karakteristik, dan
prinsip-prinsip saja tidak cukup untuk memastikan ketepatan prediksi dan praktik
terbaik dalam pemilihan perlakuan akuntansi atau pendekatan audit. Oleh karena
itu, dalam rangka untuk mempersempit rentang pilihan untuk diterimanya suatu
perlakuan akuntansi atau praktik audit, akuntan profesional diharapkan mematuhi

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 70


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (Generally Accepted Accounting Principles-


GAAP) dan Standar Audit Berterima Umum (Generally Accepted Auditing
Standards-GAAS). Prinsip-prinsip yang berlaku umum dan juga standar-standar
telah dibuat, sehingga pilihan-pilihan yang diambil sesuai dengan hal-hal tersebut
akan terasa adil bagi pengguna laporan keuangan serta hasil audit yang berasal
dari berbagai kalangan (yaitu layak bagi kepentingan umum).
Arti-misalnya-bahwa laporan keuangan yang telah diaudit dimaksudkan untuk
disajikan secara layak dan adil dari perspektif seluruh pemegang saham,
pemerintah dan sebagainya. Jika terdapat tendensi ke salah satu kelompok
pengguna laporan keuangan yang telah diaudit tersebut, maka hal ini telah
merusak unsur kepercayaan yang menjadi sadar hubungan fidusia. Akuntan
profesional yang terlibat tidak akan layak mendapatkan kepercayaan lagi dan akan
merusak reputasi rekan seprofesi, sehingga pada akhirnya reputasi dan kredibilitas
profesi keseluruhan pun akan dipertanyakan.
Keharusan untuk mematuhi nilai-nilai etika yang telah dibuat sebelumnya dan
juga GAAP sama pentingnya bagi akuntan profesional yang bekerja dalam suatu
manajemen, sebagai karyawan, atau sebagai konsultan sebagaimana bagi mereka
yang melakukan audit laporan keuangan. Perbedaan antara manipulator angka
yang terampil dengan seorang akuntan profesional adalah bahwa pengguna dapat
mengandalkan atau memiliki kepercayaan pada integritas kerja profesional.
Kinerja yang mengandung kekeliruan, penyimpangan dalam laporan, ataupun
tindakan-tindakan yang tidak etis akan merusak faktor kepercayaan yang menjadi
dasar hubungan fidusia serta akan menyebabkan rusaknya reputasi rekan seprofesi
lainnya.
Jika seseorang ingin menjadi seorang akuntan profesional, ia harus selalu siap
untuk bertindak dengan integritas setiap saat, tidak hanya sesekali. Dia seharusnya
tidak boleh terlibat dalam hal-hal yang keliru atau yang sifatnya ilegal akibat dari
sikap loyal yang salah arah terhadap klien langsung atau atasan. Loyalitas yang
utama adalah milik kepentingan masyarakat kemudian kepada profesi akuntansi
itu sendiri melalui ketaatan terhadap prinsip-prinsip yang dituangkan dalam kode
etik dan standar-standar profesi.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 71


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

Para auditor secara khusus ditunjuk oleh pemegang saham atau pemilik sebagai
agen mereka untuk memeriksa aktivitas organisasi dan untuk memberikan laporan
mengenai kesehatan sistem keuangan dan keajaran dari laporan tahunan. Hal ini
dilakukan untuk melindungi kepentingan pemegang saham/pemilik dari sejumlah
masalah, termasuk perlakuan amoral manajemen. Laporan keuangan yang telah
diausit digunakan dan dijadikan pegangan baik oleh pemegang saham saat ini dan
pemegang saham prospektif, kreditor serta oleh pemerinath dan selainnya. Oleh
karena itu ketergantungan ini penting untuk memastikan efektivitas perniagaan
secara umum. Pilihan perlakuan akuntansi atau pengungkapan yang dapat
memaksimalkan pendapatan saat ini dengan mengorbankan pendapatan masa
depan bisa merusak unsur kepercayaan yang diperlukan dalam hubungan fidusia
dengan masyarakat-suatu akibat yang dapat mengarah pada adanya tuduhan
kekeliruan dan rusaknya reputasi auditor dan profesi keseluruhan. Oleh karena itu,
loyalitas auditor terhadap publik tidak boleh lebih rendah dari loyalitas kepada
pemegang saham saat ini/pemilik, terutama pada pihak manajemen organisasi.
Kerahasiaan: Ketat atau Diberikan Wadah/Difasilitasi
Analisis sebelumnya menempatkan akuntan profesional pada posisi yang tidak
mudah karena harus menjaga kerahasiaan aspek-aspek klien/atasannya meskipun
mungkin ia tidak setuju dengan itu, namun bisa jadi tidak berdampak pada
kegiatan keuangan perusahaan yang cukup untuk menjadi perhatian publik. Jika,
misalnya, profesional diberhentikan karena menolak untuk mem-figur-kan piutang
sebagai piutang lancar, ia harus mencari pekerjaan lain, tetapi tidak bisa
mendiskusikan masalah-masalah klien/atasan dengan siapa pun yang tida terikat
oleh kode kerahasiaan [yaitu seseorang di kantor akuntan publik (KAP) atau
pengacara yang secara khusus disewa untuk tujuan tersebut]. Kecuali masyarakat
profesional memiliki penasihat etika (sebagian sudah ada sekarang) yang bisa
ditanya, akuntan profesional berada pada posisi yang kurang menguntungkan
dilihat dari berbagai perspektif. Hal ini juga memberikan klien/atasan yang tidak
bermoral peluang untuk lolos dengan kesalahan mereka.
Masyarakat profesional mulai menyadari bahwa peraturan kerahasiaan yang ketat
ini tidak untuk kepentingan beberapa pemangku kepentingan, termasuk
masyarakat umum, dan telah memperkenalkan jasa konsultasi terbatas dan rahasia

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 72


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

untuk menjamin bahwa profesional dapat menyediakan jasa cuma-uma dalam hal
pengambilan keputusan yang benar, untuk meminta respons dari klien/atasan dan
mungkin sekaligus menyelesaikan masalah, dan untuk meyakinkan calon atasan.
Pada revisi Kode Etik tahu 2005 IFAC telah memperkenalkan kebutuhan akan
akuntan profesional untu mengatasi situasi di mana terdapat konflik di antara
prinsip-prinsip mendasar, yang dalam hal ini dapat terjadi antara kerahasiaan dan
kepentingan publik. Kode etik di antaranya menyarankan bahwa akuntan
profesional mempertimbangkan untuk mendapatkan “nasihat profesional dari
badan profesional yang relevan atau penasihat hukum, dan dengan demikian
mendapat bimbingan tentang isu-isu etis tanpa melanggar kerahasiaan.”
Rekomendasi ini akan diperkenalkan di seluruh dunia karena peraturan badan
akuntansi profesional telah diharmonisasikan dengan Kode IFAC.
Perlu juga dicatat bahwa secara umum, akuntan profesional belum diharapkan
untuk melaporkan perlakuan akuntansi yang bermasalah kepada regulator surat-
surat berharga/sekuritas, otoritas pajak atau masyarakat profesional di antara
mereka. Ini akan menarik untuk dilihat apakah bentuk tanggung jawab pelaporan
seperti itu berkembang lebih lanjut. Hal yang demikian pernah dilakukan di
Kanada, di mana semua akuntan bersertifikasi wajib melaporkan pelanggaran
yang tampak jelas terhadap peraturan mereka dan untuk auditor lembaga
keuangan yang harus melaporkan masalah yang berlangsung kepada
Superintendent of Financial Institutions. Di Inggris dan Wales, akuntan
bersertifikasi wajib melaporkan kegiatan pencucian uang untuk obat-obatan
terlarang dan teroris. Akuntan profesional yang memiliki keraguan tentang
tanggung jawab tersebut harus mendiskusikannya dengan lingkungan profesional
mereka.
Impikasi-implikasi Layanan yang Ditawarkan
Penjaminan dan Jasa-Jasa Lain. Akuntan profesional telah mengembangkan
jasa-jasa fidusia yang umum di bidang akuntansi berikut ini.
 Akuntansi dan prinsip-prinsip, praktik, dan sistem pelaporan.
 Audit catatan akuntansi, sistem, dan laporan keuangan.
 Proyeksi keuangan: Persiapan, analisis, dan audit.
 Perpajakan: Persiapan dokumen informasi wajib pajak dan saran.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 73


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

 Kepailitan: Tugas-tugas wali dan saran.


 Perencanaan keuangan:saran
 Pengambilan keputusan: Fasilitasi melalui analisa dan pendekatan.
 Pengendalian Manajemen: Saran dan desain sistem
 Urusan-urusan korporasi dan komersial: Saran dan umum.
Semua jasa tersebut terbatas pada kompetensi primer akuntan profesional, yaitu
bidang akuntansi. Akan tetapi, karena kebutuhan manajemen mengalami
perubahan maka diakui bahwa keahlian akuntansi dalam hal pengukuran,
pengungkapan, dan interpretasi data dapat diterapkan dalam rangka penyediaan
jasa di luar hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi. Pada tahun 1997,
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) memperkirakan
bahwa jasa audit pada umumnya, akan menghasilkan sekita $7 miliar per tahun,
sedangkan layanan baru berupa penjaminan akan menghasilkan $21 miliar.
Komite Khusus tersebut membuat daftar 200 jenis jasa penjaminan yang
mungkin, kemudian disaring hingga diperoleh jenis-jenis jasa penjaminan
mengenai:
 Penilaian risiko;
 Pengukuran kinerja bisnis;
 Keandalan sistem informasi;
 Perniagaan eletronik (stempel persetujuan situs Web);
 Pengukuran kinerja perawatan kesehatan;
 Perawatan khusus lansia.
Hal yang tidak diantisipasi oleh Komite Khusus AICPA untuk Pelayanan
Verifikasi adalah ketidakmampuan anggotanya untuk mengelola konflik yang
melekat pada situasi konflik kepentingan yang muncul pada saat proses audit dan
jasa lainnya ditawarkan kepada klien yang sama. Kegagalan seperti ini
merupakan salah satu sebab bencana yang menimpa Enron, WorldCom, serta
reaksi di SOX, dalam menetapkan batasan pada bentuk layanan yang dapat
ditawarkan oleh auditor SEC kepada klien mereka yang terdaftar di SEC.
Batasan-batasan yang diperkenalkan SOX dan diperintahkan SEC melarang
auditor dari salah satu perusahaan yang terdaftar di SEC, yaitu perusahaan yang
memperdagangkan-sahamnya bi bursa saham AS atau memperoleh dana dari

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 74


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

publik AS-untuk melakukan audit atas pekerjaan dia sendiri atau melakukan
pembelaan terhadap klien. Hal ini bertujuan untuk menghindari situasi-situasi
dimana di mana penilaian independen yang harus digunakan oleh auditor untuk
dapat menilai dengan adil posisi yang diambil oleh klien audit menyimpang dari
komitmen utamanya yaitu melindungi kepentingan publik. Ketika melakukan
audit atas sistem informasi yang dipasang KAP, kepentingan pribadi auditor (rasa
bangga atau berharap untuk tetap mempertahankan pendapatan klien audit) dapat
mencegahnya dari menunjukkan adanya kesalahan atau akibart dari kesalahan.
Melakukan pembelaan untuk klien dapat memengaruhi posisi auditor berkenaan
dengan pengungkapan sesuai dengan GAAP untuk memajukan kepentingan
pemegang saham saat ini atau manajemen. Meskipun sebagian besar auditor telah
berhasil mengelola kebanyakan situasi konflik yang muncul selama puluhan
tahun, Enron, WorldCom, dan peristiwa serupa lainnya mem-figur-kan
konsekuensi serius yang dapat muncul akibat dari ketidakmampuan mengelola
risiko yang ada dengan baik.
Untuk menghindari risiko konflik kepentingan dalam audit perusahaan besar,
sehingga dapat melindungi kepentingan publik, SOX mewajibkan SEC untuk
melarang penawaran layanan-layanan non-audit yang akan merusak independensi
KAP kepada pendaftar SEC seperti:
 Pembukuan atau saja lain yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi
atau laporan keuangan klien audit;
 Desain dan implementasi sistem informasi keuangan;
 Jasa penilaian, pendapat terkait dengan kelayakan, atau laporan mengenai
kontribusi dengan nilai moneter, tetapi tidak untuk ditagihkan
(contribution-in-kind);
 Jasa aktuaria
 Jasa alih daya (outsourcing) audit internal;
 Fungsi-fungsi manajemen atau sumber daya manusia;
 Pialang atau agen, penasihat investasi, atau jasa perbankan investasi, dan
 Layanan hukum dan layanan ahli yang tidak terkait dengan audit
Prinsip-prinsip independensi SEC tersebut dalam kaitannya dengan layanan yang
diberikan auditor sebagian besar didasarkan pada tiga prinsip dasar, di mana

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 75


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

pelanggaran terhadap salah satunya akan merusak independensi auditor: (1)


auditor tidak dapat berfungsi dalam peran manajemen, (2) auditor tidak dapat
melakukan audit atas pekerjaannya sendiri, dan (3) auditor tidak dapat melakukan
pembelaan untuk kliennya.
SEC juga mengambil kebijakan lain di luar pembatasan penawaran jenis jasa
tertentu, yang akan:
 Mengharuskan bebrapa mitra yang memiliki perjanjian dengan tim audit untuk
digilir setelah tidak lebih dari lima atau tujuh tahun berturut-turut, tergantung
pada keterlibatan mitra dalam audit, terkecuali pada beberapa kantor akuntan
publik (KAP) kecil dapat dibebaskan dari ketentuan ini;
 Menetapkan peraturan bahwa suatu KAP tidak akan independen jika anggota
tertentu dalam manajemen emiten merupakan anggota tim audit KAP dalam
periode satu tahun sebelum dimulainya prosedur audit;
 Menetapkan peraturan bahwa seorang akuntan tidak akan independen jika ada
“mitra audit” menerima kompensasi berdasarkan penugasan pengadaan mitra
dengan klien untuk jasa lain selain audit, review, dan layanan atestasi.
 Mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada komite audit
emiten, termasuk kebijakan akuntansi “kritis” yang digunakan emiten;
 Komite audit emiten diharuskan untuk menyetujui sebelumnya semua jasa
audit dan non-audit yang diberikan auditor pada emiten, dan;
 Mengharuskan pengungkapan pada investor segala informasi terkait dengan
jasa-jasa audit dan non-audit yang diberikan oleh auditor yang kemudian
auditor tersebut memperoleh bayaran atas jasanya.

Standar Perilaku yang Diekspektasikan. Masyarakat (khususnya klien),


mengharapkan bahwa akuntan profesional akan melakukan layanan fidusia
dengan kompetensi, integritas, dan objektivitas. Meskipun tidank terlalu jelas,
integritas sangat penting karena memastikan bahwa apa pun layanan yang
diberikan akan dilakukan secara adil dan saksama. Tidak akan ada detail sekecil
apapun yang dihilangkan, diremehkan, dinyatakan secara tidak benar, sehingga
akan mengaburkan kebenaran tersebut, atau menuntut suatu analisis tertentu yang
dapat menyesatkan pengguna informasi. Kejujuran, atau ketepatan atau

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 76


Modul Etika Profesi Akuntansi Akuntansi-SI

kebenaran, tersirat dalam semua aspek pengumpulan, pengukuran, pelaporan, dan


interpretasi data. Demikian pula halnya bahwa objektivitas berarti kebebasan dari
bias dalam pemilihan dasar pengukuran dan pengungkapan, agar tidak
menyesatkan pengguna. Objektivitas tidak dapat dipertahankan, kecuali akuntan
profesional berpikiran independen, atau bebas dari pengaruh yang berlebihan dari
satu pemangku kepentingan atau yang lain. Independensi adalah sebuah isu yang
dikembangkan secara panjang lebar yang muncul dalam diskusi tentang konflik
kepentingan.
Integritas, kejujuran, dan objektivitas sangat penting dalam pelaksanaan tugas-
tugas fidusia yang tepat. Hal-hal tersebut, disertai kompetensi, sangat penting
untuk nilai tambah kritis dari keterlibatan profesi, sehingga harus dilindungi oleh
profesi bersangkutan dalam rangka menjamin masa depan. Oleh karena itu,
organisasi akuntansi profesional berusaha untuk menyelidiki dan mendisiplinkan
anggota yang tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai etis dimaksud.

C. SOAL DISKUSI

1. Siapakah sebenarnya klien profesi akuntansi – perusahaan, manajemen,


pemegang saham saat ini, pemegang saham di masa depan, atau publik?
2. Ketika harus membuat keputusan yang saling bertentangan satu sama lain.
Dimana loyalitas seorang akuntan diberikan, pada atasan, klien, bos,
profesi, masyarakat, ataukah diri sendiri?

D. DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J., Business & Professional Ethics for Accountants, South
Western College Publishing, edisi terbaru

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 77

Anda mungkin juga menyukai