Etika Profesi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PROFESI

1. PENGERTIAN PROFESI dan ETIKA PROFESI

Ciri atau sifat profesi dapat digambarkan sebagai berikut :


Ciri-Ciri yang Penting
Pelatihan yang ekstensif
Kewajiban yang utama adalah melayani masyarakat
Pelatihan dan skill intelektual
Ciri-Ciri Tertentu
Secara umum dilisensi atau disertifikasi
Dikeluarkan oleh organisasi, asosiasi, atau institusi
Otonomi
Fondasi Nilai-Nilai Etika
Lebih mengutamakan pertimbangan etika dibanding pertimbangan teknis
dalam setiap keputusan atau tindakan

Fungsi utama profesi adalah melayani masyarakat. Layanan yang diberikan


masyarakat sedemikian penting sehingga dituntut persyaratan tingkat keahlian yang
tinggi, yan membuuhkan program pendidikan intelektual yang ekstensif dibandingkan
pelatihan dan skill yang bersifat mekanis. Secara umum, tugas-tugas yang diharapkan
dipelihara secara terus menerus oleh profesi adalah :
Kompetensi di bidang keahliannya
Objektivitas atas jasa 5layanan 5yang diberikan
Integritas dalam hubungan dengan klien
Konfidensialitas yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan
klien
Disiplin yang mencakup para anggota yang tidak bertugas sesuai dengan
standard

Etika profesi adalah pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan kewajiban terhadap
masyarakat.

2. KODE ETIK PROFESI


Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para profesional dalam
melaksanakan tugas profesi secara bertika. Tiga hal penting dari kode etik profesi,
yaitu :
a) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip-prinsip profesionalitas.
b) Kode etik profesi merupakan sara kontrol atau pengawasan bagi masyarakat.
c) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak luar profesi tentang
hubungan etika pada profesi tersebut.
3. MENGAPA PENTING MEMPELAJARI ETIKA PROFESI
Beberapa alasan mengapa etika profesi penting untuk dipelajari :
a) Etika profesi akan membantu para profesional dalam bekerja atau
melaksanakan aktivitas profesinya, khususnya bila menghadapi berbagai
permasalahan etika.
b) Karena permasalahan etika sering kali tidak hitam putih maka dalam era
globalisasi ini sulit bagi kaum profesional untuk menentukan perbuatan atau
tindakan yang baik atau buruk, benar atau salah secara etika.
c) Dengan mempelajari dan memahami etika profesi, maka akan membuat kaum
profesional menjadi objektif dalam menghadapi dilema etika pada bidang
pekerjaannya.

4. ETIKA PROFESI AKUNTAN

4.1 Memahami peran profesi akuntan


Bila para akuntan tidak memahami peran profesinya, maka mereka tidak aka dapat
secara konsisten menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan pertanggung
jawaban secara etis, serta dalam memecahkan dilema akuntansi. Apabila para
akuntan memahami perannnya sebagai seorang profesional maka dia akan dapat
mengambil keputusan yang benar dan etis, memberikan saran dan pendapat sesuai
dengan profesinya.

4.2 Harapan masyarakat terhadap profesi akuntan


Seorang yang berprofesi sebagai akuntan diharapkan mempunyai keahlian teknis
dalam hal akuntansi dan memiliki pemahaman yang lebih dibanding orang
kebanyakan dalam hal pengendalian manajemen, perpajakan, atau sistem informasi
serta bidang akuntansi lainnya. Sebagai tambahan dia diharapkan untuk mentaati
ketentuan-ketentuan profesional secara umum serta nilai-nilai yang dijelaskan
sebelumnya dan mematuhi standar-standar yang ditentukan oleh lembaga profesional.
Pada umumnya ciri-ciri, tugas dan hak-hak, serta kerangka nilai-nilai dari profesi
akuntan seperti yang berlaku pada profesi pada umumnya, di jelaskan pada tabel
sebagai berikut :

Ciri-Ciri
Kewajiban utamanya adalah melayani masyarakat
Dibutuhkan pengetahuan dan keahlian yng ekstensif
Membutuhkan pelatihan dan keahlian intelektual
Pengawasan dilakukan sendiri oleh organisasi profesi
Akuntabel terhadap wewenang pemerintah
Tugas penting dalam hubungan fidusier/kepercayaan
Memberikan perhatian yang berkelanjutan terhadap kebutuhan klien dan
pemangku kepentingan yang lain
Mengembangkan serta memelihara pengetahuan dan keahlian
Memelihara kepercayaan yang berkaitan dengan hubungan fidusier
Berperilaku yang menunjukkan nilai-nilai tanggung jawab
Memelihara reputasi pribadi
Mempertahankan reputasi yang dapat dipercaya
Hak-hak dalam berbgai juridiksi
Kemampuan untuk mempertahankan diri sendiri sebagai seorang profesional
untuk memberikan layanan kepada masyarakat
Kemampuan untuk membuat standar dan menguji calon anggota profesi
Mengatur diri sendiri berdasarka aturan etika
Berpartisipasi dalam pengembangan akuntansi dan praktik audit
Memiliki akses terhdp beberapa atau semua bidang akuntansi audit
Nilai-nilai penting untuk melaksanakan tugas dan memelihara hak-hak
Kejujuran
Integritas
Objektivitas berdasar pertimbangan independen
Keinginan untuk memberikan perhatian
Kompetensi
Kerahasiaan
Komitmen untuk menempatkan kebutuhan masyarakat, klien, profesi dan
majikan atau perusahaan di atas kepentingan diri sendiri

4.3 Nilai etika lebih penting dan dominan dibanding keahlian akuntansi dan audit
Banyak akuntan berpandangan bahwa keahlian dalam akuntansi dan atau
teknik audit adalah segala-galanya bagi profesi akuntan. Namun berbagai skandal
keuangan menunjukkkan bahwa skandal yang sebenarnya terjadi bukan disebabkan
oleh kesalahan metodologi dalam penerapan teknik akuntansi atau audit atau
disebabkan oleh kesalahan dalam membuat pertimbangan yang tepat atas penggunaan
teknik atau pengungkapan yang terkait dengan akuntansi atau audit.
Beberapa kesalahan dalam pertimbangan dan penerapan teknik akuntansi dan
audit berasal dari interpretasi yang keliru terhadap permasalahan yang disebabkan
rumitnya permasalahan. Namun yang paling menyedihkan adala bahwa kesalahan
tersebut disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap nilai-nilai etika seperti
kejujuran, integritas, objektivitas, penuh perhatian, konfidensialitas, serta komitmen
terhadap kepentingan pihak lain, khususnya kepada para pemangku kepentingan.

4.4 Prioritas tugas, loyalitas, dan kepercayaan


Pada dasarnya profesi akuntan terbagi dua kelompok besar. Profesi pertama
adalah profesi akuntan yang aktivitas utamanya memperisapkan dan menyajikan
laporan keuangan. Profesi ini lazim disebut dengan akuntan manajemen. Profesi
kedua adalah profesi akuntan yang aktivitas utamanya memeriksa laporan keuangan
dan selanjutnya memberikan pendapat atau opini atas laporan keuangan yang disusun
oleh akuntan manajemen tersebut. Profesi ini lazim disebut dengan auditor
independenatau auditor eksternal. Disamping kedua profesi itu terdapat profesi ketiga,
yang lazim disebut dengan auditor internal. Profesi akuntan yang beraktivitas sebagai
auditor internal, fungsi dan tugas utamanya adalah membantu manajemen puncak
dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengawasi seluruh aktivitas dan laporan
perusahaan, termasuk penyiapan dan penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh
akuntan manajemen.

4.4.1 Profesi akuntan manajemen dan auditor internal


Perekayasaan dan manipulasi laporan keuangan tersebut lazimnya melibatkan
akuntan manajemen yang ada di perusahaan perusahaan. Hal ini dilakukan baik
karena keterpaksaan akibat diminta oleh atasan, maupun karena kemauan untuk
melibatkan diri dalam proses perekayasaan dan manipulasi tersebut. Termasuk
dalam perkeyasaandan manipulasi ini adalah auditor internal. Karena fungsi dan
tugas dari auditor internal antara lain adalah memeriksa laporan keuangan yang
disiapkan oleh akuntan manajemen. Prioritas tugas dari akuntan manajemen adalah
menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan dan untuk itu loyalitas haruslah
diberikan kepada masyarakat atau pemangku kepentingan yang akan memanfaatkan
laporan keuangan tersebut untuk pengambil keputusan.

4.4.2 Profesi auditor eksternal atau independen


Fungsi utama dari auditor eksternal atau independen adalah memeriksa laporan
keuangan dari suatu entitas yang lazimnya disiapkan leh akuntan manajemen. Stelah
melakukan peeriksaan atau atestasi dengan menggunakan standar pemeriksaan yang
ditentukan oleh organisasi profesi, maka auditor eksternal akan meberikan opini atau
pendapat atas laporan keuangan yang diperiksa tersebut.

Peran utama seorang yang berprofesi sebagai akuntan baik sebagai akuntan
manajemen dan auditor internal, maupun sebgai auditor eksternal adalah
menawarkan layanan kepercayaan kepada masyaraka, maka kinerja dari layanan
tersebut sering kali melibatkan pilihan yang menguntungkan kepentingan salah satu
pihak serta akan menjadi beban bagi pihak lain : yaitu orang yang membayar fee
atau gaji mereka, pemegang saham, dan pemangku kepentingan yang lain termasuk
para pekerja, pemerintah dan pemberi pinjaman.

4.5 Menjaga kerahasiaan organisasi dan klien/pemberi kerja


Secara etika seorang akuntan professional wajib menjaga kerahasiaan organisasi atau
kliennya.Verschoor, 2005 menjelaskan bahwa kerahasiaan yang harus dijaga oleh
akuntan manajemen (atau pun auditor internal) adalah :
1. akuntan manajemen harus bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan
informasi, terkecuali yang harus diuangkap di muka hukum
2. akuntan manajemen harus bertanggung jawab menyampaikan informasi yang
rahasia. Akuntan manajemen wajib memonitor bawahannya untuk menjamin
ketaatan menjaga kerahasiaan tersebut.
3. Akuntan manejemen harus bertanggung jawab untuk menahan diri dari
penggunaan informasi yang rahasia, yang dilakukan demi keuntungan yang tidak
beretika atau bertentangan dengan hukum.

Sebaliknya Felipe, 2012 menjelaskan bahwa kerahasiaan yang harus dijaga oleh
seorang akuntan, khususnya akuntan eksternal atau independen adalah :

1. Menjaga kerahasiaan informasi dalam hubungannya dengan pihak ketiga.


2. Menjaga kerahasiaan informasi dari yang diperiksa dalam hubungan dengan
masyarakat umum.
3. Menghindarkan konflik kepentingan yang berkaitan dengan informasi dari yang
diperiksa.
4. Menjamin kerahasiaan kertas kerja pemeriksaan klien.

4.6 Layanan lain yang dibeikan oleh akuntan dan konsekuensi etis
Layanan lain yang diberikan diluar layanan audit, maka demi menjaga sikap
independen dari akuntan, auditor eksternal yang melakukan audit di suatu perusahaan
dilarang oleh SOX untuk:
5. Melakukan jasa pembukaan atau jasa lainnya yang terkait dengan pencatatan
akuntansi atau pelaporan keuangan dari perusahaan yang diperiksa ;
6. Memberikan layanan perancangan dan penerapan sistem informasi keuangan dari
perusahaan yang diperiksa ;
7. Memberikan layanan jasa apprasial dan penilaian dari perusahaan yang diperiksa;
8. Memberikan layanan jasa aktuaris dari perusahaan yang diperiksa;
9. Memberikan layanan auditor internal secara outsourching dari perusahaan yang
diperiksa;
10. Memberikan layanan fungsi manajemen dan sumber daya manusia dari
perysahaan yang diperiksa;
11. Memberikan layanan sebagai pialang dan penasehat investasi, dan layanan
investasi perbankan dari perusahaan yang diperiksa;
12. Memberikan layanan jasa hukum dan keahlian dari perusahaan yang diperiksa
yang tidak terkait dengan jasa audit.
13. Memberikan layanan jasa yang lainnya yang di tentukan oleh Dewan Komisaris,
namun dilarang oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku.

4.7 Nilai Nilai Etika Dan Standar Perilaku Akuntan Profesional


Terdapat beberapa nilai etika dan standar perilaku yang harus dimiliki oleh seorang
akuntan profesional, di antaranya yang penting adalah :
Kredibilitas. Nilai etika ini sangat penting untuk dimiliki oleh akuntan
profesional dalam memberikan layanan kepada masyarakat atau pemangku
kepentingan.
Kompetensi. Nila etika ini merupakan faktor fundamuntal bagi profesi
akuntan. Seorang akuntan harus mempunyai kompetensi yang tinggi,
khususnya di bidang akuntansi dan pengetahuan lain yang terkait dengan
akuntansi.
Intregritas. Standar perilaku ini penting karena integritas menjamin bahwa
apapun layanan yang diberikan oleh seorang akuntan profesional akan
dikerjakan secara juju dan teliti.
Kejujuran. Standar perilaku ini juga akan mengandung unsur akurasi, atau
kecermatan yang secara tidak langsung juga mengandung arti yang berkaitan
dengan perolehan, pengukuran, pelaporan, serta pembuatan interpretasi atas
suatu informasi.
Objektivitas. Standar perilaku ini secara tidak langsung mengandung arti bebas
dari bias di dalam memilih dasar-dasar pengukuran dan pengungkapan,
sehingga tidak menimbulkan kekeliruan bagi pihak yang dilayani.

4.8 Pertimbangan Dan Nilai-Nilai


Tanpa pertimbangan nilai-nilai dan standar perilaku,seorang akuntan profesional
dapat membuat kesalahan dalam membuat pertimbangan tentang seriusnya hasil atau
dampak jangkah panjang dari apa yang telah dilakukannya.Bila demikian,maka
kredibilitas proresi akan tergantung pada nilai-nilai etika secara pribadi dan
prifesiolan dalam setiap anggota,serta pada kualitas pertimbangan yang dibuatnya
dalam menghadapi tugas dan kegiatannya,khususnya dalam menghadapi dilema etika.

4.9 Sumber Nilai Etika Dan Standar Perilaku


a. Kode Etik
Aturan etika dari organisasi profesi akuntan dan kantor akuntan serta pemilik
perusahaan merupakan referensi yang penting.Aturan-aturan lain juga relevan
sebagai referensi,seperti ketentuan-ketentuan dari asosiasi perdagangan,ketentuan
dari pemerintah atau dari kelompok-kelompok tertentu seperti kelompok-
kelompok lingkungan.

b. Hukum dan Jurispurdensi


Terdapat dua alasan dalam menerapkan standar hukum dalam permasalahan etika,
yaitu :
1. Hukum biasanya tertinggal atas apa yang secara kuat dipandang dan
diinginkan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang etis
2. Yang lebih penting adalah bahwa sesuatu yang legal itu belum tentu etis

c. Bila Aturan Dan Hukum Tidak Membantu sebagai Sumber Etika dan
Standar Perilaku
Seringkali,para akuntan profesional menghadapi situasi dimana aturan etika tidak
cukup membantu permasalahan yang di hadapinya.Namun seringkali para akuntan
tersebut hanya sendirian dalam memecahkan permasalahnya.Bila hal itu
terjadi,maka dia sebaiknya menggunakan seorang penasehat hukum,sebagai bahan
pertimbang.Bila menghadapi hal yang demikian,maka akuntan profesional
hendaknya mengacuh dan melihat kembali pada pengetahuan,nilai-nilai,serta
petimbangannya sendiri untuk memutuskan dan menentukan mana yang benar
atau yang salah.

5. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEORANG


PROFESIONAL DALAM MENGHADAPI DILEMA ETIKA
1. Atribut pribadi :
Atribut-atribut pribadi ini terdiri dari ;
a. Kematangan moral (moral maturity)
Model kohlberg tentang perkembangan moral pengetahuan/kognitif
menjelaskan bahwa semakin berkembang moral seseorang, termasuk moral
seorang profesional maka semakin seseorang tersebut dapat menghadapi dan
memberikan solusi bila menghadapi dilema etika (poneman,1992).
b. Umur (age)
Model kohlberg menjelaskan bahwa penalaran moral seseorang juga
dipengaruhi oleh umur.Semakin seseirang, termasuk seseorang profesional,
berumur, semakin matang perkembangan moralnya dalam menghadapi dan
memberikan solusi atas dilema etika (Trevino,1992).
c. Gender (gender)
David,et all, 1994 juga berpebdapat bahwa perempuan memiliki jenis sikap
yang berbeda terhadap etika dan kode etik. Dalam faktanya beberapa orang
menyatakan bahwa salah satu cara untuk memecahkan permasalahan etika di
kantor akuntan yang besar dengan cara mempekerjakan perempuan (Redtke
2008).
d. Kebangsaan (nationality)
Akuntan dari kebangsaan yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda beda
tentang apa yang etis dan tidak etis.

2. Atribut kontekstual
Atribut-atribut kontekstual terdiri dari :
a. Budaya nasional (national culture)
Budaya nasional mempunyai dampak yang sangat besar pada kecenderungan
etis dari para akuntan.
b. Budaya organisasi (organizational culture)
Rockness and Rockness, 2005 dan kuliket all, 2008 menyatakan bahwa secara
umum kecenderungan etis juga di pengaruhi oleh budaya organisasi. Douglas
et all, 2001 juga menemukan adanya hubungan yang jelas dalam budaya
organisasi dalam kantor akuntan yang besar dengan kecenderungan etis.
c. Kelompok dan peran(group and role)
Groupthink adalah sekelompok orang dalam organisasi yang sangat
berpengaruh dalam setiap keputusan dan dalam perjalanan organisasi.
Groupthink dapat terjadi serta tidak selalu berada dalam struktur organisasi
yang formal. Groupthink dapat membawah dampak yang baik atau buruk bagi
organisasi. Ciri dan dinamika dari kelompok dimana akuntan berada akan
mempengaruhi cara para akuntan secara individu menghadapi dan
memecahkan dilema etika.
d. Bingkai linguistic/bahasa(linguistic framing)
McPhail dan Walter,2009 menyatakan bahwa respon secara individu terhadap
dilema etika dalam cara yang berbeda tergantung pada kerangka yang
dialaminya. Penelitihan kebahasaan menyatakan bahwa seorang profesional
menaggapi isu-isu etika secara berbeda beda tergantung pada bimgkai bahasa
dalam hal mana permasalahan tersebut di bahas atau dibicarakan.
e. Tempat tinggal(place)
McPhail and Walters, 2009 juga menyatakan bahwa tempat tininggal dari
seoran profesional dapat mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi dan
memecahkan permasalahan etika.

3. Atribut permasalahan
a. Hakekat konsekuensi (nature of consequences)
Hakekat konsekuensi ini berkaitan dengan besarnya outcome dari tindakan
seorang.
b. Konsensus sosial (social consensus)
Konsensus sosial mengacu pada sikap masyarakat secara umum terhadap
masalah-masalah tertentu.
c. Kemungkinan pengaruh (possibility of effect)
Kemungkinan pengaruh berkaitan dengan probabilitas konsekuensi yang akan
terjadi dari suatu tindakan tertentu.
d. Kesegeraan seketika (temporal immediacy)
Kesegeraan seketika berkaitan dengan cepatnya pengaruh yang didapat bila
terjadi sesuatu yang berkaitan dengan etika
e. Kedekatan (proximity)
Sebaliknya kedekatan berkaitan dengan kedekatan seseorang yang dipengaruhi
oleh atau mempengaruhi tindakan-tindakan yang terkait dengan etika.
f. Konsentrasi pengaruh (concentration of effect)
Konsentrai pengaruh ini dimasudkan sebagai seberapa besar pengaruh yang
diberikan kepada masyarakat atau sebagian masyarakat sebagai akibat dari
tindakan etis yang dilakukan oleh profesi akuntan.
Kasus :

1. Faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi adalah


a. Keefektifan pengendalian internal adalah suatu tindakan atau aktivitas yang
dilakukan manajemen untuk memastikan (secara memadai, bukan mutlak)
tercapainya tujuan dan sasaran organisas
b. Ketaatan aturan akuntansi adalah suatu aturan untuk menjaga keandalan informasi
tersebut dan menghindari tindakan yang menyimpang yang dapat merugikan
perusahaan atau organisasi.
c. Asimetri informasi yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan
informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan
pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna
informasi (user).
d. Moralitas manajemen adalah hal mendasar dalam penilaian atas setiap tindakan
yang diambil oleh seorang manajemen

2. Karena seorang manajemen khususnya secara langsung atau tidak langsung


berhubungan dengan pembuatan dan penyajian laporan keuangan.perekayasaan dan
manipulasi laporan keuangan tersebut melibatkan akuntan manjemen yang ada di
perusahan. Hal tersebut dilakukan baik karena keterpaksaan akibat diminta oleh
atasan ataupun karena kemauan sendiri untuk mendapatkan lebih banyak uang.

3. a. Kecurangan Akuntansi adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah
pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan
keuangan.

b. Kesesuaian Kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dianggap


sebagai suatu balas jasa atau ekuivalen.

Anda mungkin juga menyukai