Agam Kristen
Agam Kristen
Agam Kristen
XI MIPA 5
1. Carolyn Hayangua
2. Jessica ngetje
3. Enggelita.p. Tikilo
4. Suttari Lebo
5. Anggela.f. Dady
6. Febri Gisisi
7. Baltazar Mangimbulude
Materi: relasi bermakna antara keluarga, gereja, dan sekolahku.
Kompetensi dasar:
1.4 mengakui peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama dalam
2.4 bersikap kritis dalam menyikapi peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
3.4 memahami peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama dalam
4.4 membuat proyek yang berkaitan dengan peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga
A. Pengantar
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang dianugerahi akal pikiran dan memiliki potensi untuk
beriman kepada Allah dan dengan akalnya mampu memahami gejala-gejala alam, memiliki rasa
tanggung jawab atas segala tingkah lakunya dan memiliki akhlak. Dengan anugerah itulah manusia
menjadi makhluk mulia, dimana makhluk lain tidak memiliki keistimewaan tersebut. perkembangan
manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu belasan atau bahkan
puluhan tahun untuk menjadi dewasa.
B. uraian materi
Anak merupakan anugerah sekaligus titipan dari Tuhan yang memiliki potensi potensi luar biasa
sehingga anak-anak memerlukan didikan untuk mengembangkan potensinya dengan sungguh-
sungguh. Potensi-potensi itu terdiri dari potensi kognitif (intelektual), potensi afektif (moral), potensi
spiritual, dan potensi psikomotorik (keterampilan). Salah satu sarana untuk mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam diri manusia adalah melalui sekolah.
Sekolah sering juga dipandang sebagai lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan
keluarga. Sekolah diberi sebagian tanggung jawab pendidikan yang diemban orang tua. Hal ini terjadi
karena orang tua memiliki kemungkinan yang kecil untuk dapat mendidik anaknya agar menguasai
berbagai kemampuan yang diperlukan dalam kehidupannya. Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mengakibatkan orang tua tidak mampu mendidik anaknya sendiri tentang
berbagi pengetahuan dan kemampuan tersebut, sehingga kemudian menyerahkan sebagian tugas dan
tanggung jawabnya kepada guru yang menjadi pendidik di sekolah.
Anak sebagai objek pendidikan, diharapkan mendapatkan pendidikan yang tepat dan layak.
Seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalam Tri pusat pendidikan yaitu di dalam
keluarga atau di rumah, di sekolah, dan di gereja sebagai lembaga masyarakat.
Dalam konteks ini anak berinteraksi dengan orang tuanya dan anggota keluarga yang lain. Ia
memperoleh pendidikan informal terutama melalui proses sosialisasi dan edukasi berupa pembiasaan
atau Habbit formations.
Disini anak berinteraksi dengan seluruh anggota gereja yang berbeda secara umum, tingkat sosial
maupun budaya. Ia memperoleh pendidikan non formal atau pendidikan diluar sekolah yang berupa
berbagai pengalaman hidup. Agar dapat melakukan eksistensinya, maka seharusnya generasi muda
anak, remaja, dan pemuda perlu mendapat warisan atau penerus baik nilai-nilai, sikap, pengetahuan
keterampilan, maupun bentuk kelakuan lainnya sesuai dengan dasar-dasar Kristiani. Dalam konteks
gereja, pribadi Kristen dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi jemaat yang
dilandasi oleh sikap yang berdasarkan rasio, nilai Kristiani, dan tujuan hidupnya. Oleh karena itu anak
perlu didorong untuk terlibat dan menjadi aktivis gereja agar dapat mengembangkan kepribadiannya
secara sehat secara Kristiani.
Dalam konteks sekolah, anak memperoleh pendidikan formal. Artinya terprogram dan terjabarkan
dengan tetap baik berupa pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan, maupun sikap terhadap mata
pelajaran titik anak berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas bersama teman sebayanya. Aspek-
aspek yang penting mempengaruhi perkembangan anak di sekolah dapat berupa bahan-bahan
pengajaran, teman dan sahabat peserta didik guru serta para pegawai.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pembelajaran peserta didik di bawah
pengawasan guru. Secara etimologi, kata sekolah berasal dari bahasa latin skhole, scola, scolae atau
skhola yang berarti waktu luang atau waktu senggang, dimana pada masa lampau sekolah adalah
kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan
menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu
adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral atau budi
pekerti dan estetika atau Seni. Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh
Orang yang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang
sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran.
Sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
anak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah juga
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Dalam pengajaran Iman Kristiani, sekolah dalam pendidikan agama Kristen (PAK) menuntut
pemikiran atau pengelolaan yang bersungguh-sungguh dari para pengelolanya. PAK harus
dilaksanakan secara efektif, baik untuk para pendidik maupun peserta didiknya, agar dapat memberi
kontribusi bagi peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak, sebab pihak primer tetap berada di
tangan orangtua, terutama ayah dan ibu yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Jadi, sekolah
hadir sebagai Mitra atau rekan sekerja yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi
berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun temurun.
Sekolah memiliki tugas ganda yang harus dipikul titik sekolah menjalankan pendidikan kepada anak-
anak yang dipercayakan orang tua kepada guru untuk mengambil bagian atau berpartisipasi dalam
membentuk kepribadian karakter dan kehidupan rohani yang bertumbuh di mana guru memiliki
peran sebagai fasilitator, motivator, mentor ya Yang yang merancang proses pembelajaran secara
formal. Sekolah tidak hanya sekedar sebagai wadah untuk menambah ilmu pengetahuan umum
kepada peserta didik tetapi juga untuk memuridkan peserta didik dengan cara melatih dan
mengembangkan pola pikir di dalam perspektif kebenaran nilai-nilai Kristiani. Dengan demikian,
peserta didik dapat memecahkan berbagai permasalahan hidup yang dihadapi di sekolah, rumah,
maupun masyarakat luas Dimana mereka berada secara bijaksana dan sesuai dengan kebenaran
firman Tuhan.
Sebagai pihak penopang, sekolah perlu menjalani komunikasi, berdialog dengan keluarga terutama
orang tua. Sebaliknya, keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan
dan pekerjaan tuhan melalui sekolah. Sekolah dan orang tua juga perlu terbuka dan mengusahakan
agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat memahami dalam segi apa dorongan atau
motivasi dapat diberikan dalam perkembangan anak secara utuh. di sekolah tidak akan optimal jika
tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak.
Sekolah ah terlalu mendorong orang tua untuk melaksanakan tugas mereka terhadap anak-anaknya.
Sekolah menjadi fasilitator bagi orang tua agar mereka semakin mengetahui hal-hal apa yang perlu
bagi peningkatan kualitas pendidikan anak-anaknya. Jalinan kerja yang harmonis perlu dikembangkan
di antara sekolah dan orang tua, sehingga orang tua dapat melihat bahwa sekolah hanya merupakan
kelanjutan dan dan kesinambungan pendidikan yang sedang dilakukan dalam keluarga.
Pendidikan anak merupakan tantangan yang berat bagi orang tua namun hal tersebut merupakan
tugas mulia, dan kehadiran sekolah membantu meringankan tentangan tersebut. Alkitab menegaskan
bahwa menjadi orang tua adalah tugas mulia dan merupakan bagian dari rancangan Allah untuk
keluarga. Pendidikan anak dianggap Allah sangat penting, oleh karena itu dimintakan supaya
dilaksanakan berulang-ulang sampai mendarah daging dan menjadi bekal dalam segala aspek
kehidupan. Pendidikan anak harus jelas tujuannya supaya anak bertumbuh menjadi pribadi yang
takut akan Tuhan. Mendidik anak sangat membutuhkan keteladanan. Oleh karena itu, pendidikan
yang benar harus berawal, berasal, dan berakar dari keluarga
Tidak semua anak-anak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan titik terdapat
berbagai alasan yang menyebabkan hal tersebut, diantaranya masalah ekonomi. Keluarga yang tidak
mampu membayar biaya pendidikan sehingga menyebabkan banyak anak putus sekolah dan
membantu orang tua mencari uang. Pengaruh lingkungan yang buruk juga menjadi salah satu
penyebab anak-anak menomorduakan pendidikan, hal ini merupakan tantangan terbesar bagi orang
tua dan sekolah.
Terdapat berbagai masalah remaja yang perlu dipecahkan secara bersama antara keluarga, sekolah,
dan gereja, misalnya meningkatnya tawuran antar sekolah, kenakalan remaja, kriminalitas remaja,
hamil diluar nikah, dan Pernikahan Dini, pemakaian narkoba dan obat terlarang, dan masih banyak
lagi. Berkaitan dengan masalah tersebut, rupanya perlu ada kerjasama antar keluarga, sekolah, dan
gereja untuk mengembangkan nilai-nilai Kristiani yang dampaknya dapat secara langsung dirasakan
oleh lingkungan. Misalnya meskipun konteksnya berbeda, namun perlu kerjasama untuk menciptakan
lingkungan yang lebih adil, lebih manusiawi, mengembangkan kesetaraan dalam perspektif Kristiani.
●. Pertanyaan-pertanyaan kelompok-kelompok
1. Apakah sekolah dan keluarga memiliki relasi dalam mendidik anak dan remaja? Dalam mendidik
anak dan remaja yang masih terlihat labil merupakan tanggung jawab kita untuk orang tua semakin
mengawasi anaknya. Dan sekolah hanya sebagai wadah anak dan remaja menyalurkan bakat dan
minat mereka, Jika waktu luang guru dapat memberi sedikit masukan terhadap perkembangan di usia
mereka ini.
2. Jelaskan pendidikan yang baik dalam sekolah, keluarga, dan lingkungan menurut Alkitab? Menurut
ulangan 6 ayat 7 "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."
Dalam sekolah, peran sekolah memiliki peranan dalam hal mendidik, memperbaiki dan
memperhalus tingkah laku anak didik yang sudah dimiliki sebelumnya. Contohnya, mempersiapkan
anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi Agama, bangsa dan negara.
Keluarga sangat penting dalam membentuk karakter seorang anak yang dapat berguna bagi semua
orang. contohnya, mendidik anak supaya bisa saling membantu satu sama lain.
dalam lingkungan, Ma pendidikan yang baik contohnya, saling menghargai sesama satu sama lain.
3. Apa perbedaan relasi antar sekolah, keluarga dan lingkungan? Perbedaannya, dalam keluarga
pembentukan kepribadian seorang anak dimulai dari pengajaran orang tua. Orang tua adalah orang
yang mengajarkan dasar-dasar kehidupan, sedangkan sekolah, kepribadian anak juga terbentuk di
sekolah, dari pergaulan di sekolah, dari pelajaran yang diberikan guru. Dan perbedaan di lingkungan,
jika lingkungan yang baik akan membuat seseorang memiliki kepribadian yang baik,Begitupun
sebaliknya.
4. Bagaimana cara mendidik generasi sebagai relasi turun-temurun? Cara mendidiknya harus baik,
supaya pada generasi selanjutnya anak-anak memiliki kepribadian yang baik, rajin berkomunikasi
dengan Tuhan lewat doa, dan selalu melibatkan Tuhan dalam segala hal.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah Satu Atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan
guru.
Gereja dapat diartikan menurut rohani dan fisik. Gereja dapat diartikan sebagai perkumpulan umat
manusia yang percaya dengan Yesus, dan beriman merupakan arti menurut rohani. Sedangkan menurut
arti fisik gereja merupakan bangunan dimana umat Kristiani menjalankan ibadah maupun kegiatan
kerohanian lain.
6. Uraikan potensi intelektual, afektif moral, spiritual, dan psikomotorik? Potensi intelektual merupakan
potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia terutama otak kiri, yang berfungsi untuk merencanakan
sesuatu, menghitung dan menganalisis. Potensi afektif (moral) berkaitan dengan sikap dan nilai. Potensi
spiritual, merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang
berhubungan dengan jiwa sadar atau kearifan di luar ego, kecerdasan ini berhubungan dengan keimanan
dan akhlak mulia. Potensi fisik motorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi
jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang.
1. konflik yang sedang terjadi dengan melakukan identifikasi terhadap seluruh anggota keluarga.
2. Diskusikan masalah dengan tenang dan seluruh anggota keluarga harus mengemukakan pendapatnya.
3. Mintalah pendapat dan solusi dari setiap anggota keluarga mengenai langkah untuk menyelesaikan.
8. Bagaimana peran keluarga dan sekolah untuk mencegah masalah-masalah sosial? Peran keluarga dalam
mencegah masalah tersebut Orang tua harus bisa mengajari anak-anak nya untuk bisa berpikir terbuka
supaya hubungan dalam keluarga menjadi harmonis sedangkan di sekolah kita harus bekerja sama dalam
hal apapun terutama dalam kebersihan untuk tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan
sekolah, maupun tempat tinggal.
9. Adakah makna yang dapat diambil dalam ayat tersebut sesuai materi? Dalam efesus 4 ayat 14-15 yang
mengingatkan kita bahwa orang yang dewasa tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh berbagai
pengaruh atau ajaran yang palsu, seperti yang saat ini semakin banyak bertebaran dimana-mana.
10. Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolah dalam dunia pendidikan? Pelajaran dan
fasilitas sekolah, maupun fasilitas Rumah. komunikasi yang demokratis, dan apresiasi terhadap hasil
belajar anak.