Resuman Mantiq Kelompok 4
Resuman Mantiq Kelompok 4
Resuman Mantiq Kelompok 4
Najib Salsabila
2120045
A. Pengertian Kulliyah
Kull = menetapkan hukum atas sesuatu dengan secara keseluruhan/ kesemuanya.
Contoh: Santri sudah pulang karena sudah libur, artinya seluruh santri sudah pulang.
Kulliyah = menetapkan hukum atas sesuatu secara satu persatu/perafrad. Contoh:
santri pulang kerumahnya, artinya masing-masing santri pulang
kerumahnya/perorangan.
Kulli = lafadz mufrad yang dapat dan sesuai untuk mengandung satuan-satuan yang
banyak, seperti, sungai, burung, bintang, sekolah murid, dan sebagainya. Lafadz-
lafadz ini semuanya menunjukkan kepada makna yang di bawahnya mengandung
afrad afrad yang banyak (isim nakiroh). Lafadz ini terbagi pada beberapa bagian.
lafadz kulli yang afradnya wujud/ nyata, dan tidak wujud/ nyata atau tidak ada dalam
kenyataan atau mustahil (menurut akal atau adat).
B. Klasifikasi Kulliyah
1. Kulli Dzati
Sesuatu yang tidak keluar dari hakikat dan merupakan bagian darinya ”Dzati (lafadzh
kulli dzati) secara lughawi, adalah lafazh yang bermakna zat (benda, materi, subtansi).
Contohnya: manusia, hewan, rumah, tanah, kayu, batu, dan lain-lain.
Terminologi Ilmu Mantik, lafazh kullli dzati adalah lafazh kulli yang menunjuk
kepada mahiyah (hakekat) sepenuhnya yang kepadanya dapat diajukan pertanyaan:
(apa, dia).
Dengan kata lain zat adalah sesuatu yang menjadi hakikat yang dituju makna lafadz.
Contoh: “hayawan”(hewan) dan “nathiq” (berpikir), merupakan hakikat dari manusia.
Nisbah (Hubungan) antara Dua Kulli, Apabila kita bandingkan antara dua kulli, maka
tidak lepas dari keadaan sebagai berikut:
a. Adakalanya kedua-duanya bersamaan dalam mafhum dan mashadaqnya, seperti sapi
dan lembu, dan sebagainya.
b. Adakalanya dua kulli itu sama mashadaqnya (afradnya) tapi tidak sama mafhumnya,
seperti lafadz berpikir dan menerima pelajaran tinggi.
c. Adakalanya dua kulli itu berlainan mafhum dan mashadaq-nya, seperti manusia dan
kerbau, kuda dan kucing, rumah dan sungai. Nisbah antara kedua kulli itu sendiri
disebut tabayun, sedang dua kulli itu sendiri disebut mutabayinain.
d. Adakalanya mashadaq salah satu dari dua kulli itu lebih besar (mutlak) daripada kulli
yang satunya, maka kulli yang pertama meliputi, afrad kulli yang kedua, misalnya
hewan dan manusia, maka afrad hewan lebih besar dari afrad pada manusia.
e. Adakalanya sebagian yang terkandung oleh salah satu dari dua kulli itu sama dengan
sebagian afrad yang terkandung dari kulli yang kedua, dan masing-masing kulli selain
dari itu sesuai dengan afrad yang tidak sesuai atas afrad kulli yang satunya. Misalnya:
dinding dan putih, kedua kulli itu dapat bersesuaian dengan dinding yang putih
warnanya, dan dapatlah sesuai dinding itu, tapi putih tak sesuai apabila pada dinding
tidak putih warnanya, seperti hijau, biru, dan sebagainya.