Desiminasi Akhir Fixx
Desiminasi Akhir Fixx
Desiminasi Akhir Fixx
Di susun Oleh
Kelompok 3 :
Sidoarjo,................................
Kepala Ruangan
A. Latar Belakang
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu
mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu
keadaan dan situasi. Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan.
Keterampilan pertama adalah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan
pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis dikelas dan
mepunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
(Nursalam, 2011).
Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal kemampuan teknis, dan moral. Hal ini bisa ditempuh dengan
meningkatkan kualitas perawat melalaui pendidikan tinggi keperawatan tersebut
dilaksanakan degan memperhatikan perkembangan pelayanan dan program
pengembangan kesehatan sering dengan perkembangan iptek bidang kesehatan.
Selain itu diperlukan juga proses pembelajaran, baik di institusi pendidikan maupun
pengalaman belajar klinik dirumah sakit dan komunitas. (Nursalam, 2011).
Proses registrasi dan legislasi keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya
keperawatan (D3 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya undang-undang
No.23 Tahun 1992 dan Permenkes No.1239/2001. Dengan demikian, UU praktik
keperawatan di masa depan diharapkan adalah bentuk pengakuan adanya
kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional.
Pelaksanaan Permenkes No.1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan
persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Hal ini disebabkan
adanya beberapa kendala yang dihadapi, meliputi: belum ada pemahaman tentanng
wujid dan batasan dari praktik keperawatan sebagai praktik keperawatan profesional
dan jenis serta sifat praktik keperawatan profesional yang harus dikembangkan
Untuk itu manajemen keperawatan dimasa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di indonesisa. Lerawat sebagai profesi yang paling itens
berinteraksi dengan pasien (24 jam sehari) memiliki potensi untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat d engan memenuhi berbagai macam kebutuhan pasien.
Manajemen didefinisan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan untuk
memberikan asuhannkeperawatan secara profesional. Disini manajer keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisisr, memimpin, mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk memeberikan asuhan keperawatan secara efektif dan
efisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2011).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode pelaksana asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan
dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan
memepunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seprang
pegawai,maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan
proses keperawatan.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan pada
saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dan praktisi, pasien,
kaluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan
nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara mengorganisirkan asuhan
keperawatan yang berorientasi teknik. Latar belakang dalam pemberian tugas mutu
asuhan keperawatan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup
berbeda dengan keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik interpersonal
dan konteksual yang berkaitan dengan mutu asuhan.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sudah menjadi trend
dalam keperawatan indonesia adalah asuhan keperawatan profesional dengan
metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer yang merupakan
modifikasi Primary Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai odel
keperawatan ini teralau kompleks dan toritis, akan tetapi bila seluruh pembicaraan
mengenai model ini dapat mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan
pekerjaannya, meningkatkan kemmapuanya dalam mendiskusikan masalah tersebut
yang melibatkan masalah politis dan pribadi yang lebih terbuka, dan membantu para
perawat tersebut untuk lebih bertangung gugat secara provesional terhadap
tindakannya, maka kita telah mendapatkannya. (Salvage, 1985).
Model asuhan keperawatan profesional (MAKP) dimana dalam model
pemberian asuhan keperawatan profesional ini terjadi kerjasama antara Perawat
Primer (PP) dan Perawat Associate (PA) serta tenaga kesehatan lainnya. (Nursalam,
2011).
Konsep untuk model asuhan keperawatan profesional (MAKP) yaitu Perawat
Primer sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontuinitas rencana
keperawatan terjamin. Perawat associate harus menghargai kepemimpinan
supervisor atau perawat primer. Peran kepala ruangan penting dalam model
modifikasi MAKP Primer akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik
tentang manajemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan dapat
ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan tingkat
kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan
palikasisinya dilapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh mahasiswa sebagai
calon-calon perawat profesional. Dasar dan penerapan manajemen keoerawatan ini
adalah data-data yang diperoleh dari tatanan ruangan yang kemudian dianalisa,
dirumuskan masalah, dan selanjutnya melanjtkan rencana strategi yang cocok untuk
menumbuhkan Model Asuhan Keperawatan MAKP Primer, yang meliputi (Timbang
Terima, Penerimaan Pasien Baru, Sentralisai Obat, Supervisi, Discharge Planning,
dan Ronde Keperawatan).
Berdasarkan data yang ada dan dengan pertimbangan waktu dan tenaga,
maka dalam praktik manajemen keperawatn ini, kami mahasiswa/i Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang Program Ners periode tahun 2020/2021
kelompok 3 akan memfokuskan pada pengaplikasian model asuhan keperawatan
MAKP Primer di Ruangan instalasi Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Stage manajemen keperawatan dilaksanakan sejak tanggal 18 Januari 20120 s/d
29 Januari 2021.
2. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan
dilaksanakan di Ruang instalasi Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik stage manajemen keperawatan
diharapkan mampu lebih memahami konsep dan penerapan Metode Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) di tatanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data M1-M5 di ruangan di
Ruang Tulip 3 Timur
b. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT
c. Menentukan prioritas masalah
d. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian dan masalah yang ditemukan pada pelaksanaan manajemen
keperawatan meliputi:
1. Menyusun rencana strategis operasional untuk ketenagaan (M1)
2. Menyusun rencana strategis operasional untuk sarana prasarana (M2)
3. Menyusun rencana strategis operasional untuk metode (M3) yang terdiri
dari:
a. Menyusun rencana operasional strategis untuk menyelesaikan
masalah yang ditemukan pada pelaksanaan MAKP.
b. Menyusun rencana operasional strategis pada timbang terima.
c. Menyusun rencana operasional strategis pada penerimaan pasien
baru.
d. Menyusun rencana operasional strategis pada sentralisasi obat.
e. Menyusun rencana operasional strategis pada ronde keperawatan.
f. Menyusun rencana operasional strategis pada supervise
keperawatan.
g. Menyusun rencana operasional strategis pada discharge planning.
h. Menyusun rencana operasional strategis pada dokumentasi
keperawatan.
4. Menyusun rencana strategis operasional untuk keuangan (M4).
5. Menyusun rencana strategis operasional untuk mutu (M5).
3. Manfaat
a. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan pasien secara optimal selama perawatan di ruang
Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
b. Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara
menyeluruh
b. Menurunkan hari perawatan
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan manajemen,
khususnya manajemen keperawatan yang berimplikasi pada
pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkait dengan
perencanaan pulang di rumah sakit.
c. Bagi perawat
a. Terjalin hubungan antar perawat, perawat dengan tim kesehatan lain,
dan perawat dengan pasien serta keluarga pasien.
b. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri dari perawat
c. Meningkatkan profesionalisme dalam menerapkan asuhan keperawatan
profesional.
4. Praktikan
Pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan
dilaksanakan di Ruang instalasi Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo oleh
mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang.
Program Ners periode tahun 2020/2021 kelompok 3 yang terdiri dari 9 orang
anggota yaitu:
1. Candra A Kartika, S.Kep
2. Machmud Jamaluddin, S.Kep
3. Erna Yasin, S.Kep
4. Krispina Melsadalim, S.Kep
5. Luchy Lospalos Bily, S.kep
6. Miriam Baersady, S.Kep
7. Sarciani Suhartini Kase,S.Kep
8. Umi Kulsum, S.Kep
9. Yustina Mete, S.Kep
BAB II
PENGKAJIAN
Wakildirekturpelayanan
Kepalainstalasi
Kepalaperawatinstalasi
Kepala
1. Aries Pudji A S.kep.Ners 14 tahun PNS
Tim
Non Perawat
2. Amalia S.kep.Ners 7 tahun
PNS Primer
3. PuriHandayani DIII 8 tahun
Non Perawat
PNS Primer
DIII Perawat
Non
4. Indah Kurniawati 10 tahun penanggung
PNS
jawab
DIII Perawat
Non
5. Netta Kusumastuty 10 tahun penanggung
PNS jawab
Non Perawat
6. Dian Maretna DII 8 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
7. Lita Eryani 2 tahun
PNS Pelaksana
8. Erinda DIII 1 tahun Non Perawat
PNS Pelaksana
Non Perawat
9. Dodik S DII 7 Tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
10. Angeline ApriliaAmd.kep 6 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
11. Enny Setianingsih 9 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
12. Vicky Wijanarko 4 tahun PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
13. Arlinda 8 tahun
PNS Pelaksana
DIII Perawat
14. Suroso 14 tahun PNS
Pelaksana
DIII Non Perawat
15. Khusnul Mei H 1 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
16. Bima 1 tahun PNS Pelaksana
Non Perawat
17. Zahrotul Lathifa DIII 6 tahun
PNS Pelaksana
Non Perawat
18. Dita Rochim DIII 9 tahun PNS Pelaksana
Berdasarkan tabel diatas di ruang Tulip III Timur terdapat tenaga
keperawatan PNS 2 orang dan 16 tenaga keperawatan non PNS.
PNS
1. S.Kep.,Ners 2 0 2
BLUD
BLUD
BLUD
PNS
DII.
2. 16 BLUD 4 12
Keperawatan
BLUD
BLUD
BLUD
No Nama Pelatihan
1. Aries Pudji LUKA, K3RS, BLS, PPGD, MANAGE
2. Amalia BLS,APAR,PPGD, PLEBOTOMI
3. PuriHandayani BLS, APAR.
4. Indah Kurniawati BCLS, ECG, PLEBOTOMI, PPGD
5. Netta Kusumastuty K3RS, MUTU, BLS, ASKEP
6. Dian Maretna BLS,APAR
7. Lita Eryani BLS, APAR, PLEBOTOMI,SER,CUST
8. Erinda BLS, APAR,
9. Dodik BLS, APAR,PLEBOTOMI, BENCANA.
10. Angeline Aprilia BLS, APAR, K3RS, GAWAT
DARURAT,LIMBAH,B4B
11. Enny Setianingsih BLS,APAR
12. Vicky Wijanarko APAR, BLS
13. Arlinda BLS, APAR, PLEBOTOMI,SER
14. Suroso APAR, BLS
15. Khusnul Mei H BLS, APAR
16. Bima BLS, APAR
17. Zahrotul Lathifa BLS
18. Dita Rochim BLS, APAR, SER
BLS : Basic Life Support
HIV : Human Immunodeficiency Virus
BCLS : Basic Cardiac Life Support
K3RS : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit
EKG : Elektrokardiogram
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
BENCANA : Bencana
PPGD : Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat.
Tanggal
Tindakan Keperawatan Langsung 18-20 Januari 2021
Pagi Sore Malam
(menit)
Merapikan tempat tidur 15” 10 10”
”
Persiapan dan pemberian obat kepada
25” 25 25”
pasien (injeksi)
”
Penggantian cairan infus 5” 5” 5”
Evaluasi kepatenan infus 3” 3” 3”
Mengikuti visite dokter 10” - -
Menerima pasien baru 30” 30 30”
”
Pemberian transfuse 45” - -
Pemberian nutrisi melalui NGT - - -
Pemberian nebul 10” 10 -
”
Mengambil darah 10” - -
TOTAL 153” 83” 63”
Tabel 2.5 Tingkat Non Produktif Keperawatan Per Shif diruang Tulip 3
TimurRSUDKabupaten Sidoarjo 18 Januari-20 Januari 2020
Tanggal
Tindakan Keperawatan Tidak Langsung
Pagi Sore Malam
Timbang terima ke pasien 30 30 30
Pembuatandokumentasitindakan di RM 30 30 30
MelengkapiRM 20 20 20
Operan dinas 60 60 60
TOTAL 140 140 140
Keterangan :
a. Total waktu diatas merupakan waktu yang dibutuhkan 1 perawat untuk
merawat 1 orang pasien.
b. Kegiatan tidak produktif yang dilakukan perawat yaitu makan dan sholat
yang membutuhkan waktu 40 menit.
c. Jumlah waktu kerja per shift yaitu (153+140+40) x 8 = 2,664
5. Mahasiswa Praktik
Mahasiswa yang berpraktik di Ruang Tulip 3 Timur di ikuti oleh
beberapa institusi yang ada di jawa timur. Adapun institusi yang berpraktik
sekarang diantaranya:
1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Malang (Program Profesi
Ners). Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Tulip 3
Timur sebanyak 9 Orang dengan lama praktik 2 Minggu mulai dari
tanggal 18 januari s/d tanggal 29 Januari 2021.
B. Pasien
Tabel 2.6 Daftar 8 Penyakit terbanyak di Ruang Tulip 3 Timur mulai 18-20 Januari 2021
Jumlah
No. JenisPenyakit Peringkat
Kasus
1. GEA 10 1
2. Vomitting 9 2
3. PJK (Penyakit jantung koroner) 6 3
4. Chronic Kidney Disease (CKD) 5 4
5. Cerebrovascular accident infark (CVA Infark) 4 5
6 CHF (Congestive Heart Failure) 4 4
7 Stroke Haemoragic (SH) 3 4
8 Diabetes Mellitus (DM) 2 2
Sumber: Primer (2021)
Gambar 2.7 Grafik Penyakit terbanyak di Ruang Tulip 3 Timur dari tanggal 18-20
Januari 2021
12
10
8
6
4
2
0
PJK
(Penya Chronic
Stroke Diabet
Vomitti kit Kidney
GEA CVA CHF Hemor es
ng jantung Disease
aic Melitus
korone (CKD)
r)
JUMLAHKASUS 10 9 6 5 4 4 3 2
Tabel 2.9 Nilai Standar Jumlah Perawat Per Shift Berdasarkan Klasifikasi
Klien
Klasifikasi Pasien
Jumlah Minimal Parsial Total
Pasien Mala
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore
m
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Sumber:DataPrimer(2021)
a. Shift pagi
Dibutuhkan 4 orang perawat yang terdiri dari 1 Perawat primer dan 3 orang
perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur, jumlah perawat yang bertugas pada
dinas pagi adalah 4 orang yaitu 1 orang Perawat Primer dan 3 orang perawat
pelaksana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga
perawat.
b. Shift siang
Dibutuhkan 4 orang perawat yang terdiri dari 1 orang perawat penanggung
jawab sift dan 3 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur, jumlah
perawat yang bertugas pada dinas siang adalah 4 orang yaitu 1 orang perawat
penanggung jawab sift, dan 3 orang perawat pelaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
c. Shift malam
Dibutuhkan 3 orang perawat yang terdiri dari 1 orang pearwat penanggung
jawab dan 2 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur, jumlah perawat
yang bertugas pada dinas malam adalah 4 orang yaitu 1 orang perawat
penanggung jawab dan 3 perawat pelaksana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat kesesuaian tenaga perawat.
d. Libur
Jumlah perawat yang libur pada hari efektif (senin-sabtu) yaitu 6 orang
perawat, sedangkan pada hari minggu dan hari besar terdapat 4 orang perawat (1
orang kepala ruangan, 1 orang perawat primer dan 2 orang perawat pelaksana).
e. Luaran
Luaran merupakan hari lepas dinas perawat sebelum dinas perawat setelah
melakukan dinas malam.
f. Cuti
Terdapat 2 orang perawat yang cuti saat dilakukan pengkajian (18-20Januari
2021) yaitu 1 perawat penanggung jawab dan 1 perawat pelaksana.
Perhitungan menurut Gillies (1989) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan
yang dibutuhkann klien per hari, yaitu
o Keperawatan langsung : 18-01-2021
Keperawatan mandiri 6 orang klien; 6 x 2 jam = 12 jam
Keperawatan sebagian 7 orang klien; 7 x 3 jam = 21 jam
Keperawatan total 4 orang klien; 4 x 6 jam = 24 jam
57 jam
o Keperawatan tidak langsung :17 orang klien x 1 jam = 17 jam
o Penyuluhan kesehatan : 17 orang klien x 0,25 jam = 4,25 jam
- Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per klien per hari (total point a di
atas) adalah = 4,69 jam
- Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung
dengan menggunakan rumus (Gillies, 1989) di atas, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut
:
4,69jam/klien/hr X 17 org/hr X 365 hr 29.101,45 jam/thn
=
365 – 128 hr/thn X 8 jam 1896 jam/thn
= 15,34 org (15 org)
- Menentukkan jumlah kebutuhan tenaga kepeawatan yang dibutuhkan per hari, yaitu :
Rata-rata klien/hari X Rata-rata jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja/hari
= 17 orang X 4,69 jam
= 9,96 orang (10 orang)/hari
8 jam
Menentukkan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan ketentuan
menurut Warstler (dalam Swansburg, 1990 hal 71) Proporsi dinas Pagi: 47%, Sore:36% dan
Malam: 17%. Maka pada kondisi di atas jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift
adalah:
Shift Pagi = 4,7 (5 orang)
Shift Sore = 3,6 (3 orang)
Shift malam = 1,7 (2 orang)
E. Kepuasan Kerja
Tabel 2.13 Presentase Kepuasaan Perawat terhadap Jobdisk di Ruang Tulip 3
Timur RSUD Sidoarjo
No Kategori Jumlah Presentase
1 Sangat Puas 2 33,4%
2 Puas 4 66,6%
3 Cukup Puas 0 0%
4 Tidak Puas 0 0%
Keterangan : 66,6% perawat menyatakan puas dengan Jobdisk yang ada
Berdasarkan data dari tabel di atas didapatkan 66,6% 6 sampel dari 18
perawat puas dengan jobdisk yang ada.
Peralatan perawat
TIDA
NO PERTANYAAN YA
K
1. Model Asuhan Keperawatan
a. Apakah model asuhan keperawatan yang 10 0
digunakan perawat saat ini adalah MAKP ? (100 (0%)
Primer %)
2) Timbang terima
Penyampaian dan peneriamaan suatu laporan yang berkaitan dengan
pasien harus dilakukan seefektif mungkin secara jelas, singkat, dan
lengkap mengenai tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Dari hasil wawancara dan
observasi keseluruhan perawat telah mengetahui cara penyampaian dan
persiapan untuk timbang terima yang dipimpin langsung oleh ketua tim
ruang tulip III, kemudian dilanjutkan dengan melaporkan kondisi pasien
pada perawat.
Pelaporan : Situation meliputi nama pasien, usia, diagnose medis,
masalah keperawatan, dokter penanggung jawab. Background meliputi
perkembangan pasien saat ini, seperti kemampuan pasien atau aktivitas.
Assesment meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil
laboratorium, informasi klinik yang mendukung, serta informasi
perkembangan klien. Recommendation meliputi intervensi yang perlu
dilakukan seperti terapi dan pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan. Setelah proses timbang terima dilakukan di ruang perawat
kemudian perawat bersama-sama melakukan validasi ke pasien dengan
menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien, memperkenalkan
perawat yang akan bertugas selanjutnya dan menyampaikan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah dilakukan validasi ke pasien,
perawat tidak mendiskusikan kondisi pasien kepada anggota tim dan
langsung melakukan tindakan. Pendokumentasian SBAR dilakukan di
buku Laporan timbang terima yang sudah disediakan di ruang untuk
dibacakan pada saat timbang terima dan tanda tangan yang tercantum
dalam buku laporan adalah tanda tangan perawat yang bertugas saat itu
sementara pendokumentasian SOAPI dicatat pada rekam medis pasien.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah timbang terima dilakukan setiap shift ? 10 0
(100%) (0%)
2. Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat 10 0
waktu? (100%) (0%)
3. Apakah timbang terima dihadiri oleh semua 10 0
perawat yang berkepentingan? (100%) (0%)
4. Apakah timbang terima dipimpin oleh kepala 10 0
Ruangan/Perawat Primer ? (100%) (0%)
5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam 10 0
pelaksanaan timbang terima? (100%) (0%)
6. Apakah anda mengetahui apa saja yang harus 10 0
disampaikan dalam pelaporan timbang terima? (100%) (0%)
7. Adakah buku khusus untuk mencatat hasil 10 0
laporan timbang terima? (100%) (0%)
8. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan 10 0
laporan timbang terima? (100%) (0%)
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat 10 0
timbang terima berlangsung? (100%) (0%)
10. Apakah anda mengetahui bagaimana teknik 10 0
pelaporan timbang terima ketika berada di (100%) (0%)
depan pasien?
11. Apakah waktu untuk mengunjungi masing- 10 0
masing pasien antara 5-10 menit? (100%) (0%)
12. Apakah terdapat persetujuan atas penerimaan 10 0
timbang terima? (100%) (0%)
13. Apakah terdapat evaluasi mengenai kesiapan 10 0
perawat pengganti sif selanjutnya oleh kepala (100%) (0%)
ruangan?
Sumber Kuisioner: Nursalam 2015; Sumber Data: Data Primer 2021.
Kesimpulan dari hasil pengumpulan data melalui kuesioner yang dilakukan tanggal
18 – 20 Januari 2021 kepada perawat Ruang Tulip 3 RSUD Sidoarjo timbang terima
dilaksanakan 3 kali sehari yaitu pada pergantian Shift pagi ke shift sore (pukul
14.00), shift sore ke shift malam (pukul 21.00), dan shift malam ke shift pagi (pukul
07.00). Timbang terima dilakukan di Ruang Perawat Tulip 3 yang dihadiri leh seluruh
perawat yang dinas setelah shift, dan perawat yang akan dinas shift selanjutnya,
bersama dengan kepala ruang.
Perawat 100% menyatakan timbang terima dilaksanakan tidak tepat
waktu. Seluruh perawat 100% menyatakan bahwa ada yang harus
dipersiapkan sebelum pelaksanaan timbang terima. Keseluruhan 100%
menyatakan telah mengetahui hal-hal yang harus disampaikan saat
timbang terima. Semua perawat 100% menyatakan sudah terdapat buku
khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima dan 100% tidak
mengalami kesulitan dalam mendkumetasikan laporan timbang terima.
Seluruh perawat (100%) menyatakan ada interaksi dengan pasien saat
timbang terima berlangsung, dari hasil observasi, selama pengkajian
berlangsung tanggal 18 – 20 Januari 2021 dilakukan dari shift pagi ke shift
sore, dari shift sore ke shift malam, dan dari shift malam ke shift pagi.
Proses pelaksaanaan bersama pasien sebagian perawat menyatakan
waktu yang dibutuhkan hanya 2-3 menit.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah anda mengerti bagaimana 10 0
penerimaan pasien baru? (100%) (0%)
2. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang 10 0
penerimaan pasien baru? (100%) (0%)
3. Apakah setelah selesai melakukan 10 0
penerimaan pasien baru anda melakukan (100%) (0%)
pendokumentasian?
4. Apakah kepala ruangan atau penanggung 10 0
jawab sif memberitahu bahwa akan ada (100%) (0%)
pasien baru?
5. Apakah sudah ada media seperti leaflet, 10 0
booklet, dll yang digunakan atau diberikan (100%) (0%)
kepada pasien atau keluarga saat melakukan
penerimaan pasien baru?
6. Apakah saat penerimaan pasien baru sudah 10 0
dilakukan penjelasan tentang 3P (pengenalan (100%) (0%)
kepada pasien tentang tenaga kesehatan lain,
peraturan rumah sakit, penyakit serta
sentralisasi obat)
Sumber Kuisioner: Nursalam (2015); Sumber Data: Data Primer 2021
Pasien
Perawat melakukan
datang dari identifikasi (biodata
IGD atau Kontak
DPJP dan status),
anamnesa dan
Dilakukan perawatan
terhadap pasienmeliputi:
- Konsul/tindakan
dokter
- Pemberian terapi
- Pemberian diet
- Konsul penunjang
4) Discharge planning
Penting bagi pasien dan keluarga untuk mengetahui perawatan yang
telah diterima dan bagimana perawat yang dapat dilanjutkan saat pasien
kembali kerumah, sehingga status kesehatan pasien dipertahankan atau
meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua tim ruang Tulipp
III discharge planning dilakukan saat pasien pertama kali masuk, selama
dilakukan perawatan dan saat pasien akan keluar rumah sakit. Discharge
planning sudah terdokumentasikan di rekam medis pasien. Discharge
planning yang didokumentasikan saat pasien akan masuk dan keluar
rumah sakit meliputi pemasangan dan pelepasan NGT, pemasangan dan
pelepasan urine kateter, IV kanul, balutan luka dan gelang identitas.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang Discharge 10 0
Planning? (100%) (0%)
2. Apakah bapak/ibu berikan saat melakukan 10 0
Discharge Planning? Jelaskan (100%) (0%)
3. Apakah bapak atau ibu bersedia melakukan 10 0
Discharge Planning? Jelaskan (100%) (0%)
4. Apakah Discharge Planning dilakukan saat pasien 10 0
pulang? (100%) (0%)
5. Kapan pelaksanaan Discharge Planning dilakukan 10 0
pada pasien? (100%) (0%)
a. Mulai pasien masuk rumah sakit sampai
pasien keluar rumah sakit
b. Saat pasien masuk rumah sakit
c. Saat pasien akan keluar ruamh sakit
6. Apakah sudah ada pembagian tugas Discharge 10 0
Planning? (100%) (0%)
7. Apakah PJ unit telah menginformasikan tentang 10 0
operasional Discharge Planning? Jelaskan (100%) (0%)
8. Apakah sudah ada pemberian browser/leaflet saat 6 4
melakukan Discharge Planning? (60%) (40%)
9. Apakah Discharge Planning sudah dilakukan 10 0
dengan SOP yang ada? (100%) (0%)
10. Apakah Discharge Planning disampaikan dengan 10 0
menggunakan bahasa yang dimengerti oleh (100%) (0%)
pasien dan keluarga pasien?
11. Apakah bahasa yang bapak/ibu gunakan dalam 0 10
melakukan Discharge Planning, mengalami (0%) (100%)
kesulitan untuk dipahami?
12. Apakah setiap selesai melakukan Discharge 10 0
Planning bapak/ibu melakukan (100%) (0%)
pendokumentasian dari Discharge Planning yang
telah bapak atau ibu lakukan?
Sumber Kuisioner: Nursalam (2015); Sumber Data: Data Primer (2021)
5) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ketua tim ruang tulip III
mengatakan bahwa ronde keperawatan dilaksanakan setiap satu periode
sekali dengan metode studi kasus. Dalam studi kasus pada pasien
dengan masalah yang tak kunjung mengarah pada perbaikan.
Pelaksanaan ronde keperawatan menemui beberapa hambatan jumlah
tenaga keperawatan terbatas dengan jumlah beban kerja yang tinggi.
Perawat saling bekerja sama untuk mengelola ruangan tersebut. Dalam
pelaksanaan ronde keperawatan perawat juga akan melaksanakan
diskusi dengan profesi lain seperti dokter, ahli gizi tanpa melibatkan
keluarga.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya ronde 10 0
keperawatan? (100%) (0%)
2. Apakah sebagaian besar perawat diruangan ini 10 0
mengerti adanya ronde keperawatan? (100%) (0%)
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan 5 5
diruangan ini telah optimal? (50%) (50%)
4. Apakah setiap bulan dilakukan ronde 10 0
keperawatan? (100%) (0%)
5. Apakah keluarga pasien mengerti tentang adanya 0 10
ronde keperawatan? (0%) (100%)
6. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde 10 0
keperawatan sudah dibentuk? (100%) (0%)
7. Apakah yang dibentuk telah mampu 6 4
melaksanakan kegiatan ronde keperawatan (60%) (40%)
secara optimal?
Sumber: Data Primer (2021)
6) Sentralisasi obat
Data dikumpulkan melalui hasil observasi dan wawancara sarana dan
prasarana pengelolaan sentralisasi obat mencakup pasien umum dan
BPJS. Untuk pasien BPJS ada 2 alur yaitu obat yang tercover dan tidak
tercover. Obat yang tercover sama dengan pasien lainnya, obat yang
tidak tercover alurnya yaitu dari dokter kemudian ke perawat kemudian ke
penanggung jawab pasien untuk di tebus di farmasi selanjutnya obat di
berikan ke perawat dan perawat memberikan obat sesuai dengan jadwal
dan dosis advice dokter. Berdasarkan hasil wawancara di ruangan di
peroleh hasil yaitu obat yang sudah ada di perawat akan di buatkan
jadwal sesuai dengan dosis dan waktu pemberian, di dokumentasikan di
dalam buku obat namun tidak terdapat pemisahan cara pemberian obat
oral maupun injeksi. Persetujuan antara perawat dan pasien dalam
proses sentralisasi obat dilakukan secara lisan dan tertulis (informed
consent). Pada pasien umum jika pasien sudah dinyatakan pulang atau
meninggal obat yang tersisa akan dikembalikan ke farmasi untuk
digantikan dengan uang, jika pasien BPJS maka obat yang tersisa akan
di kembalikan ke farmasi. Mengenai cara penyimpanan obat di ruangan
jasmin terdapat tempat khusus untuk sentralisasi obat. Perawat
memisahkan kepemilikan obat pasien dan diberikan etiket tiap masing-
masing obat.
Kroscek apoteker
Farmasi kirim
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Pengadaan Sentralisasi Obat
Apakah bapak/ibu mengetahui tentang 10 0
a
sentralisasi obat? (100%) (0%)
Apakah diruangan bapak atau ibu ini terdapat 10 0
b
sentralisasi obat? (100%) (0%)
Jika Ya, apakah sentralisasi obat yang sudah 10 0
c
dilaksanakan secara optimal? (100%) (0%)
Jika tidak, menurut bapak/ibu apakah diruangan 10 0
d
ini perlu diadakan sentralisasi obat? (100%) (0%)
Apakah selama ini bapak/ibu perna diberi 10 0
e
wewenang dalam sentralisasi obat? (100%) (0%)
Apakah format daftar pengadaan tiap-tiap macam
10 0
f. obat? (oral-injeksi-supotoria-infus-insulin-obat
(100%) (0%)
gawat darurat)
2. Alur Penerimaan Obat
Apakah selama ini ada format persetujuan 10 0
a.
sentralisasi obat dari pasien/keluarga pasien? (100%) (0%)
Apakah proses penerimaan obat langsung dari 10 0
b.
pasien/keluarga pasien? (100%) (0%)
3. Cara Penyimpanan Obat
Apakah diruangan ini terdapat ruangan khusus 10 0
a.
untuk sentralisasi obat? (100%) (0%)
Apakah kelengkapan sarana dan prasarana 10 0
b.
pendukung sentralisasi obat sudah terpenuhi? (100%) (0%)
Apakah selama ini bapak/ibu memisahkan 10 0
c.
kepemilikan antar obat-obatan pasien? (100%) (0%)
Apakah selama ini bapak/ibu memberi etiket dan 10 0
d.
alamat pada obat-obat pasien? (100%) (0%)
4. Cara Penyimpanan Obat
Apakah selama ini sebelum memberikan obat
kepada pasien bapak/ibu selalu 10 0
a.
menginformasikan jumlah kepemilikan obat yang (100%) (0%)
telah dipergunakan?
Apakah ada format tiap jenis obat sebelum 10 0
b.
bapak/ibu memberikan obat ke pasien? (100%) (0%)
Sumber: Data Primer (2021)
7) Supervisi keperawatan
Supervise keperawatan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang
berperan untuk mempertahankan agar kegiatan yang telah diprogramkan
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervise secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai macam
hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
di ruangan.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
10 0
1. Apakah bapak/ibu mengerti tentang supervise?
(100%) (0%)
10 0
2. Apakah supervisi telah dilakukan diruangan ? (100%) (0%)
Apakah supervisi dilakukan minimal satu kali 10 0
3.
setiap bulan? (100%) (0%)
10 0
4. Apakah PJ unit melakukan supervise? (100%) (0%)
Apakah supervisi diruangan sudah sesuai dengan 10 0
5.
alur yang ada? (100%) (0%)
10 0
6. Adakah format buku supervisi setiap tindakan?
(100%) (0%)
Apakah format untuk supervise sudah sesuai 10 0
7.
dengan standar keperawatan? (100%) (0%)
Apakah alat (instrument) untuk supervisi tersedia 10 0
8.
secara lengkap? (100%) (0%)
Apakah hasil dari supervisor disampaikan kepada 10 0
9.
perawat? (100%) (0%)
Apakah selalu ada feed back dari supervisor untuk 10 0
10.
setiap tindakan? (100%) (0%)
Apakah bapak/ibu puas dengan hasil dari feed 10 0
11.
back tersebut? (100%) (0%)
10 0
12. Apakah follow up setiap hasil dari supervisi? (100%) (0%)
Apakah bapak/ibu menginginkan perubahan untuk
10 0
13. setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari
(100%) (0%)
supervise?
Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan pelatihan 5 5
14.
dan sosialisasi tentang supervisi? (50%) (50%)
Sumber: Data Primer (2021)
8) Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari media komunikasi
antara perawat yang melakukan asuhan keperawatan dengan perawat
lain hatau dengan tenaga kesehatan lain dengan tujuan untuk
menghindari kesalahan dan ketidaklengkapan informasi keperawatan.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang
digunakan di ruangan ini, apakah sudah ada 10 0
format pendokumentasien yang baku yang (100%) (0%)
digunakan?
2. Apakah bapak/ibu sudah mengerti cara pengisian
10 0
format dokuntasi tersebut dengan benar dan
(100%) (0%)
tepat?
3. Apakah menurut bapak/ibu format yang
digunakan ini bisa membantu (memudahkan) 10 0
perawat dalam melakukan pengkajian pada (0%) (0%)
pasien?
4. Apakah bapak/ibu sudah melaksanakan
10 0
pendokumentasian dengan tepat waktu (segera
setelah melakukan tindakan)? (100%) (0%)
5. Apakah menurut bapak/ibu model dokumentasi
5 5
yang digunakan ini menambah beban kerja
(50%) (50%)
perawat?
6. Apakah menurut bapak/ibu model dokumentasian 7 3
digunakan ini menyita banyak waktu? (70%) (30%)
a. Sumber dana
Sebagian besar pembiayaan ruangan dan pelatihan petugas
ruangan berasal dari anggaran yang sudah diajukan di awal tahun di
Rumah sakit. Sedangkan untuk biaya pasien sebagian besar dari BPJS
baik PBI maupun Non PBI serta biaya sendiri (umum). Biaya yang
berlaku saat ini adalah sesuai kelas perawatan. Sumber dana sarana dan
prasarana, listrik, air dan telepon dan lainya sudah terpusat.
b. Jenis pembiayaan pasien
Jenis pembiayaan yang digunakan di ruang tulip 3 adalah BPJS
mandiri dan umum
c. Alur pelayanan pasien
1. Umum
Pasien
IG PO
Pengurusan Pengurusan
pasien baru pasien baru di
GDC Bidang
Pasien
Pasien
2. BPJS
Pasien
IGD PO
IGD Pengurusan
rekam medis
pasien baru
Pengurusan
rekam
medis pasien SEP (surat
elegibilitas
IKPK untuk
mendapatkan
Alur penerimaan klien di rawat jalan menggunakan BPJS yaitu klien
melakukan proses transaksi di loket BPJS. Mekanisme pembayaran di loket
BPJS terdiri dari dua jenis yaitu transaksi program SIM dan SEP. Syarat
penerbitan SEP adalah meyerahkan fotokopi kartu BPJS dan menunjukkan yang
asli serta fotokopi surat rujukan sebanyak 2 lembar dan surat rujukan yang asli.
Kemudian klien mendapatkan SEP. Apabila klien harus MRS pada hari itu maka
klien harus memperbarui SEP di loket BPJS dengan menyerahkan SEP lama
dan surat permintaan rawat inap.
Pada saat klien dengan status memakai BPJS rawat inap di rumah sakit
maka berkas yang harus disediakan dan diserahkan kepada petugas
administrasi adalah fotokopi kartu BPJS, fotokopi KTP 1 lembar, fotokopi surat
rujukan 1 lembar, billing pelayanan, SEP 1 lembar, fotokopi surat rujukan
(apabila masuk dari poli) sebanyak 2 lembar, resume medis, kelengkapan
severity level 3 seperti fotocopy hasil laboraturium pendukung diagnosis, bukti
transfer darah, laporan operasi dan tindakan besar. Bagi bayi baru lahir terdapat
syarat surat keterangan lahir, kartu keluarga, surat nikah, KTP orang tua. Syarat
untuk mengurus surat keterangan lahir adalah fotokopi KSK, fotokopi KTP suami
istri, fotokopi buku/akta nikah, fotokopi kartu BPJS masing-masing berkas
rangkap 3. Berkas tersebut kemudian diserahkan ke loket BPJS dalam jangka
waktu 2x24 jam setelah klien KRS. Kemudian berkas tersebut diverifikasi dan
akan diklaimkan ke pihak BPJS.
Peserta BPJS terdiri dari:
a. PBI (Penerima Bantuan Iuran)
Peserta PBI merupakan peserta yang iuran BPJSnya ditanggung oleh
pemerintah antara lain program jamkesmas, jamkesda, SKTM dan Kartu
Indoensia Sehat (KIS). Peserta PBI mendapatkan kelas perawatan kelas III
dan tidak diperbolehkan mengajukan kelas perawatan yang lebih tinggi.
b. Non PBI
Peserta Non PBI antara lain adalah pegawai swasta, PNS (guru, dosen, TNI,
POLRI dan PNS dengan profesi yang lain). Peserta BPJS Non PBI ini
mendapatkan kelas perawatan kelas II dan bisa mengajukan kelas perawatan
yang lebih tinggal.
c. Mandiri atau Umum
Peserta BPJS mandiri merupakan peserta yang pembayaran iuran BPJS
dilakukan secara mandiri atau pribadi bukan dari perusahaan. Peserta BPJS
mandiri ini mendapat pelayanan sesuai dengan kelas BPJS yang didaftarkan
dan dapat mengajukan kelas perawatan yang lebih.
6. Tarif Hemodialisa
No Uraian Tarif (Rp)
1. Hemodialisa 900.000
2. Hemodialisa emergency 1.100.000
7. Tarif Medical Cek- Up
2. Billing system
Pelaksanaan billing pasien di Ruang Tulip 3 RSUD Sidoarjo
dilakukan oleh perawat ruangan. Untuk pembayaran, pasien umum
dilakukan di kasir, sedangkan untuk pembayaran BPJS dilakukan di Tim
Pengendali.
Kesimpulan
Sebangian besar pasien di ruang tulip 3 kelas ( 1 ) mengunakan BPJS
sebesar 85%, untuk pasien umum sebear 45% sedangkan pasien yang
mengunakan KSO itu berada di kelas ( 3 )
5. Mutu (M5)
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata serta penyelenggaraannya sesuai dengan standart kode
etik profesi (Nursalam, 2015).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan dimata
masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi
dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan,
kesakitan, kesengsaraan yang di alami pasien dan keluarganya. Salah satu
indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan
keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang di dapat
dengan keinginan, kebutuhan dan harapan (Tjiptono,2014).
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses, dan outcome system pelayanan rumah sakit. Secara umum
aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumentasi, instrumen, dan audit (EDIA)
(Nursalam, 2015). Menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (2018)
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin
keselamatan pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke
seluruh unit kerja di rumah sakit.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 18-20
Januari 2021 Ruang Tulip 3 Timur RSUD Sidoarjo telah menerapkan upaya
penjaminan mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek
penilaian penting, diantaranya sebagai berikut :
1) Patient safety
Berdasarkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1/ SNARS
(2018) seluruh pejabat struktural dan pemebri layanan wajib mendorong
pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
(PMKP), berupaya mendorong pelaksanaan budaya mutu dan
keselamatan (quality and safety culture), secara proaktif melakukan
identifikasi dan menurunkan variasi, menggunakan data agar fokus
kepada prioritas isu dan berupaya menunjukkan perbaikan yang
berkelanjutan. Sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
SNARS, standar akreditasi rumah sakit edisi 1 (kemenkes, 2011) dan JCI
accreditation, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut :
a) Sasaran 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran ini memiliki 2 (dua) maksud dan tujuan yakni untuk
memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau
tindakan dan untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang
dibutuhkan oleh pasien. Identifikasi pasien dilakukan dengan
menggunakan gelang untuk identitas pasien dipasang saat pasien
dilakukan penilaian resiko mulai dari IGD atau di ruang perawatan.
Gelang terdiri dari 4 warna yang memilikidefinisi tersendiri pada
masing-masing warna.
Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan.
Gelang biru digunakan untuk pasien laki-laki
Gelang kuning digunakan untuk pasien resiko jatuh
Gelang merah digunakan untuk pasien alergi
Tabel 2.15 Kepatuhan Cuci Tangan Oleh Keluarga pasien pada tanggal
18-20 Januari 2021
Tabel 2.16 Kepatuhan Penggunaan Masker Oleh Keluarga pasien pada tanggal
18-20 Januari 2021
f). Phlebitis
g). Dekubitus
BOBOT
TOTAL
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING X
S-W
RATING
1 Sumber Daya Manusia (M1)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
M1 : Sumber Daya Manusia S–W
(M1) 0,3 4 1,2 3 – 3,5
a. Internal Faktor (IFAS) = - 0,5
Strength
1. Adanya sistem
pengembangan staf
berupa pelatihan
sebanyak 100%
perawat telah
mengikuti pelatihan
misalnya BLS,
APAR, K3RS 0,3 4 1,2
2. Jenis ketenagaan
S1 : 2
D3 : 16
Admin : 2
Verifikator : 1
Prima Bakti : 2
3. Masa kerja >10
tahun sebanyak 2
orang, masa kerja
5-10 tahun
sebanyak 11 orang,
sedangkan < 5
tahun sebanyak 5
orang.
4. Adanya pelatihan 0,2 3 0,6
perawat.
Weakness
1. Jumlah tenaga sarjana masih 0,2 3 0,6
kurang untuk dapat
menerapkan MAKP Primary
Nursing
2. BOR selama dilakukan 0,5 4 2
pengkajian 3 hari lebih dari
36,8%.
Weakness
1. belum ada ruang diskusi 0,30 3 0,9
khusus untuk dokter dan
perawat.
2. Terdapat Satuan Operasional 0,30 3 0,9
Prosedur (depo pengadaan
obat, pengadaan barang, alur
pengadaan alat keseahatan
tidak ditampil dinding perawat),
akan tetapi belum ditempel
didinding perawat.
Treathened
Weakness
1. Dalam efektifitas dan efisiensi 0,6 2 1,2
model asuhan keperawatan
ada perawat yang merasa
model yang digunakan saat ini
menyulitkan dan memberikan
beban berat kerja
Treathened
1. Persaingan dengan rumah sakit 0,2 4 0,8
swasta yang semakin ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan 0,2 3 0,6
keperawatan yang lebih
professional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,2 3 0,6 O–T
akan hukum 3,4 –
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,2 3 0,6 3,5
akan pentingnya kesehatan = - 0,1
5. Persaingan dengan masuknya 0,1 3 0,6
perawat asing
6. Bebasnya pers yang dapat 0,1 3 0,3
langsung menyebarkan informasi
dengan cepat
Weakness
1. resep obat ditulis oleh
0,3 3 0,9
perawat yang seharusnya
dilakukan oleh dokter.
Threatened
1. Adanya tuntutan
pasien untuk
mendapatkan
pelayanan profesional
2. Makin tinggi
kesadaran
masyarakat akan
hukum
Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Supervise telah dilakukan oleh PJ 3 0,3
ruangan S-W
2. Kepala ruangan mendukung dan 3 0,3 3,8-
melaksanakan supervise 2=1,8
3. Perawat mengerti tentang 4 0,4
supervise
4. Supervisi diruangan sudah sesuai 4 0,4
dengan alur yang ada
5. Format untuk supervise sudah 3 0,4
sesuai dengan standar
keperawatan
6. Hasil dari supervisor disampaikan 4 0,4
kepada perawat
7. Selalu ada feed back dari 4 0,4
supervisor untuk setiap tindakan
Weakness
1. Sudah dilaksanakannya supervisi 4 0,4
diruanan namaun belum terdapat
protab/SOP . 4 0,4
Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Adanya laporan jaga setiap sift 0,3 3 0,3
2. Timbang terima sudah merupakan
0,3
kegiatan rutin yang telah dilakukan 4 0,4
3. Adanya kemauan perawat untuk 3 0,6 S-W
melakukan timbang terima 3,5-
4. Adanya buku khusus untuk 4 0,8 0,75=
pelaporan timbang terima 2,75
5. ada interaksi dengan pasien saat 4 0,8
timbang terima berlangsung
6. tidak ada kesulitan dalam 3 0,6
mendokumentasikan laporan
timbang terima
Weakness
1. timbang terima belum berakhir tepat 3 0,75
waktu.
Treathened
Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght 4 0,8
1. Pelaksanaan Discharge 0,2 S-W
Planning dilakukan pada 2,8-
pasien mulai pasien masuk 0,9=
rumah sakit sampai pasien 3 0,3 1,9
keluar rumah sakit 3 0,6
2. Tersedianya sarana dan 0,1
prasarana discharge planning
diruangan untuk pasien pulang
(format/kartu DP)
3. Adanya kartu control berobat 0,2 4 0,8
4. Perawat memberikan 0,2
pendidikan kesehatan secara
informal kepada
pasien/keluarga selama
dirawat/pulang 3 0,6
5. Setiap selesai melakukan 0,2
Discharge Planning akan
melakukan pendokumentasian
dari Discharge Planning yang
telah dilakukan
6. PJ unit telah 0,1 3 0,3
menginformasikan tentang
operasional Discharge
Planning
Weakness 2 0,8
1. Belum terlaksananya secara 0,4
optimal dalam pembagian
leaflet saat pasien pulang 1 0,1
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,1
keperawatan yang praktik
manajeman keperawatan 2 0,6
2. Kerja sama yang baik antara 0,3
perawat dan mahasiswa S1 O-T
keperawatan 2 1,2 0,6-1,2
Threatened = 0,6
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih 03 2 0,6
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
professional
2. Persaingan antara ruang rawat 0,2 3 0,6
inap dalam memberikan
pelayanan
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
Weakness
Threatened
0,6 3 1,8
1. Tingkat kesadaran masyarakat
(pasien dan keluarga) akan O-T
tanggungawab dann tanggung 3-3= 0
gugat 0,4 3 1,2
2. Persaingan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan
keperawatan
4 MONEY (M4)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Biaya pembangunan dan 0,2 3 0,6
perawatan gedung didapat
dari APBD, RS dan
Pempov S-w:
2. Pendananan alat didapat 0,1 4 0,4 3,2-2 =
kan dari RS. 1,2
3. Pengajuan kebutuhan alat 0,2 4 0,8
ruangan oleh Karu
4. Sumber dana alkes 0,1 3 0,3
diruangan berasal dari RS
5. Anggaran khusus 0,1 2 0,2
pemeliharan alkes
diajukan kepihak RS
6. Gaji karyawan didapatkan 0,1 3 0,3
dari RS setiap bulan
7. Insentif dibagikan sesuai 0,2 3 0,6
dengan golongan.
Weakness
1. Billing pada pasien baru
dilakukan oleh perawat 1 2 2
sedangkan untuk
administrasi membilling
pasien pulang untuk
melengkapi data administrasi
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. Ada alokasi dana untuk 0,4 3 0,12
pengembangan pendidikan formal
bagi perawat
2. Adanya alokasi dana untuk 0,3 3 0,9
pelatihan bagi perawat
3. Adanya APBD 0,3 2 0,6
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan O-T:
kesehatan yang lebih professional 1,62-2
sehingga membutuhkan 1 2 2 = 0,38
pendanaan yang lebih besar untuk
memadai sarana prasarana.
5 MUTU (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Kepuasan pasien terhadap 0,3 4 1,2 S–W
pelayanan kesehatan di rumah 2,1 –
sakit 5,25
2. Sebagai tempat praktik 0,25 2 0,5 = 1,35
mahasiswa keperawatan D-3
maupun S-1
0,2 2 0,4
Weakness
1. Penerapan 5 momen cuci tangan
secara benar mengalami
penurunan pada bulan terakhir
didapatkan data sebanyak 50%
atau 10 orang dari 20 keluarga
pasien tidak menerapkan cuci 0,5 3 1,5
tangan yang baik dan benar.
2. Terdapat pasien dan keluarga
yang tidak mengetahui cara
mencuci tangan yang benar dan
fungsi dari handscrub karena
jarang dilakukan sosialisasi dan 0,25 3 2,25
demonstrasi
3. Kurangnya pasien dan keluarga O–T
pasien dalam menggunakan 0,6 –
masker secara baik dan benar 1,8
didapatkan data sebanyak 40% = - 1,2
atau 8 orang dari 20 keluarga
pasien tidak memakai masker.
keterangan :
= M1
= M2 1,0
= M3 0,9
= M4 0,8
= M5 0,7
0,1
-1,0-0,9-0,8-0,7-0,6-0,5 -0,4 -0,3-0,2-0,1 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
1,21,8
- 0,2
- 0,3
- 0,4
- 0,5
(M3, 1,7;-0,1)
- 0,8 (Discrharge
planing 1;-0,6)
- 0,9
(M5, 1,35;-1,2)
- 1, (Timbang Terima 1,5;-
1,4)
Identifikasi Masalah
3 M3-METHODE MAKP
Dalam efektifitas dan efisiensi model 1. Jumlah SDM yang
asuhan keperawatan ada perawat yang berlatar belakang
merasa model yang digunakan saat ini Pendidikan S1 masih 2
menyulitkan dan memberikan beban orang dan 16 orang D3
berat kerja
4 M4 – MONEY Billing pada pasien baru dilakukan oleh Data yang diterima dari
perawat sedangkan untuk administrasi perawat ke pasien harus
membilling pasien pulang untuk lengkap dan sesuai biling
melengkapi data administrasi administrasi. Dan apabila
pasien dinyatakan pulang
pasien harus mengurus
keadminnistrasi untuk
melunaskan pembiayaan
selama di rawat di ruang tulip
3 Timur
5 M5 – MUTU 1. Penerapan 5 momen cuci
tangan secara benar
mengalami penurunan pada
bulan terakhir didapatkan data
sebanyak 50% atau 10 orang
dari 20 keluarga pasien tidak
menerapkan cuci tangan yang
baik dan benar
2. Terdapat pasien dan keluarga
yang tidak mengetahui cara Pasien dan keluarga kurang
mencuci tangan yang benar termotivasi untuk cuci tangan
dan fungsi dari handscrub dan memakai masker.
karena jarang dilakukan
sosialisasi dan demonstrasi
3. Kurangnya pasien dan
keluarga pasien dalam
menggunakan masker secara
baik dan benar didapatkan
data sebanyak 40% atau 8
orang dari 20 keluarga pasien
tidak memakai masker.
Prioritas Masalah
Prioritas masalah ditentukan dengan salah satu metode CARL apabila data yang tersedia
kualitatif. Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
Kriteria CARL terdiri dari:
C= (Capability) ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A= (Accessibility) kemudahan masalah di atasi atau tidak. Kemudahan didasarkan pada
ketersediaan metode, cara, dan peraturan
R= (Readiness) kesiapan tenaga atau sasaran seperti keahlian, kemampuan dan motivasi
L = (Leverage) seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain.
C A R L
Skor
Masalah (Capabili (Accesib (Relev (Legali Rank
Nilai
ty) ility) ancy) ty)
M1 – MAN
Minimnya tenaga S1 Keperawatan
9 8 8 8 4608 2
dibandingkan dengan D3 keperawatan
yang lebih banyak
M2 – MATERIAL
1. belum ada ruang diskusi khusus
untuk dokter dan perawat.
2. Terdapat Satuan Operasional
Prosedur (depo pengadaan obat,
pengadaan barang, alur 8 8 7 8 3584 4
pengadaan alat keseahatan tidak
ditampil dinding perawat), akan
tetapi belum ditempel didinding
perawat.
M3 – METHODE
MAKP
Dalam efektifitas dan efisiensi model
asuhan keperawatan ada perawat yang
merasa model yang digunakan saat ini
menyulitkan dan memberikan beban berat
9 8 8 7 4032 3
kerja
Timbang terima
Pelaksanaan timbang terima yang belum
berakhir tepat waktu
Sentralisasi Obat
resep obat ditulis oleh perawat yang
seharusnya dilakukan oleh dokter
Ronde Keperawatan
Karakteristik tenaga yang memenuhi
kualifikasi belum merata
Supervisi
Sudah dilaksanakannya supervisi diruanan
namaun belum terdapat protab/SOP .
Disccharge planning
Belum terlaksananya secara optimal dalam
pembagian leaflet saat pasien pulang
Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan secara
manual menambah beban kerja perawat
dan menyita banyak waktu.
M4 – MONEY
1. Billing pada pasien baru
dilakukan oleh perawat
8 7 7 8 3136 5
sedangkan untuk administrasi
membilling pasien pulang untuk
melengkapi data administrasi
M5 – MUTU
1. Penerapan 5 momen cuci tangan
secara benar mengalami
penurunan pada bulan terakhir
didapatkan 50% atau 10 orang
dari 20 keluarga pasien tidak
menerapkan cuci tangan yang
baik dan benar
2. Terdapat pasien dan keluarga
9 9 8 8 5184 1
yang tidak mengetahui cara
mencuci tangan yang benar dan
fungsi dari handscrub karena
jarang dilakukan sosialisasi dan
demonstrasi
3. Kurangnya pasien dan keluarga
pasien dalam menggunakan
masker secara baik dan benar
didapatkan data sebanyak 40%
atau 8 orang dari 20 keluarga
pasien tidak memakai masker.
Plan Of Action
3 M3 – METHODE 1. Jumlah SDM yang 2. Pelaksanaan MAKP 1. Mengusulkan perawat dapat Sarciani
MAKP berlatar belakang berjalan efektif dan agar seluruh memahami tentang
Dalam efektifitas dan Pendidikan S1 masih 2 efisien. perawat dapat MAKP.
efisiensi model asuhan orang dan 16 orang D3 3. Efisiensi waktu saat mengikuti
keperawatan ada perawat 2. Jumlah pasien yang validasi ke pasien pelatiihan MAKP
yang merasa model yang terlalu banyak sehingga sehingga timbang
digunakan saat ini waktu validasi ke pasien terima dapat
menyulitkan dan yang lama berakhir tepat waktu
memberikan beban berat 3. Pelaksanaan ronde 4. Dokumentasi
kerja masih belum bisa keperawatan tidak
dilakukan dikarenakan menimbulkan beban
Timbang terima keterbatasan waktu. kerja
Pelaksanaan timbang 4. Banyak dokumentasi
terima yang belum yang harus di isi
berakhir tepat waktu
Sentralisasi Obat
resep obat ditulis oleh
perawat yang seharusnya
dilakukan oleh dokter
Ronde Keperawatan
Karakteristik tenaga yang
memenuhi kualifikasi
belum merata
Supervisi
Sudah dilaksanakannya
supervisi diruanan
namaun belum terdapat
protab/SOP .
Disccharge planning
Belum terlaksananya
secara optimal dalam
pembagian leaflet saat
pasien pulang
Dokumentasi
Pendokumentasian yang
dilakukan secara manual
menambah beban kerja
perawat dan menyita
banyak waktu.
4 M4 (MONEY) Data yang diterima dari Agar sistem billing pada Bekerja sama dengan Kelengkapan Lucky
Billing pada pasien baru perawat ke pasien harus ruangan lebih sistematis bagian administrasi data pasien saat
dilakukan oleh perawat lengkap dan sesuai biling untuk melengkapi data pulang dan
sedangkan untuk administrasi. Dan apabila pasien saat pulang pelunasan biaya
administrasi membilling pasien dinyatakan pulang perawatan
pasien pulang untuk pasien harus mengurus pasien di
melengkapi data keadminnistrasi untuk ruangan
administrasi melunaskan pembiayaan
selama di rawat di ruang
tulip 3 Timur
5 M5 – MUTU
Motivasi dari individu dan Pasien dan keluarga Melakukan penyuluhan Pasien dan keluarga Erna yasin
1. Penerapan 5
keluarga pasien pada setiap pasien dan dapat melakukan cuci
momen cuci
keluarga tangan dan masker
tangan secara
dengan benar.
benar
mengalami
penurunan pada
bulan terakhir.
2. Terdapat pasien
dan keluarga
yang tidak
mengetahui cara
mencuci tangan
yang benar dan
fungsi dari
handscrub
karena jarang
dilakukan
sosialisasi dan
demonstrasi
3. Kurangnya
pasien dan
keluarga pasien
dalam
menggunakan
masker
BAB III
PERENCANAAN
B. Timbang Terima
Timbang terima pasien (Operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (Laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ke perawat
penanggung jawab secara tulisan dan lisan. Timbang terima di ruangan mawar merah
barat telah dilakukan setiap pergantiaan shift.
Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya. Hal ini
dilakukan untuk perbaikan pada masa yang akan datang sehingga timbang terima
menjadi bagian penting dalam menggali permasalahan pasien sehari-hari
1. Masalah
Timbang terima sudah dilakukan tetapi belum optimal.
a). Materi timbang terima tidak berfokus pada masalah keperawatan hanya
menyebutkan nama, tanggal lahir, nomor RM, diagnose medis, tindakan yang telah
dan akan dilakukan.
b). Alur dan proses timbang terima belum sesuai dengan prosedur SAP.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat Ruang Tulip 3
Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan klien dengan baik sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.
b. Tujuan khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Target
Menentukan penanggung jawab timbang terima untuk tiap-tiap shift.
1. Melibatkan PJ Unit, Ners Primer dan Ners Associate Ruang Tulip 3 Timur
RSUD Kabupaten Sidoarjo dalam pelaksanaan timbang terima
2. Mendokumentasikan kegiatan timbang terima masing – masing shift
4. Pengorganisasian
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan roleplay timbang terima mulai dilaksanakan pada tanggal 25-30
Januari 2021 oleh mahasiswa praktik profesi manajemen keperawatan di Ruang
Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
b. Rencana strategi
1) Menyusun materi timbang terima
2) Membuat format timbang terima dan juknis
3) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan
4) Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
Situation
Riwayat keperawatan
Rekomendation:
tindakan yang sudah,
dilanjutkan, stop,
modifikasi, startegi baru
Gambar Alur timbang terima yang diterapkan dalam praktik profesi manajemen keperawatan Ruang Tulip 3
Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
c. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
Rencana kegiatan timbang terima sebelum pelaksanaan dibawah tanggung jawab
masing-masing
2) Evaluasi proses
Kegiatan timbang terima berjalan sesuai dengan rencana
3) Evaluasi hasil
Perawat ruangan melakukan timbang terima dengan benar.
b. Hambatan
Keterbatasan pengetahuan mahasiswa yang sedang praktik stage manajemen tentang
pelaksanaan timbang yang baik dan benar.
c. Dukungan
1) Pembimbing lahan memberikan pengarahan dalam pelaksanaan roleplay dan
memberi masukan-masukan.
2) Adanya kerjasama dari pasien dan keluarga dalam pelaksanaan timbang terima
terutama dalam kegiatan validasi ke pasien
C. Supervisi
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan roleplay supervisi dilakukan pada tanggal 25-30 Januari 2021
b. Tujuan
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan di Ruang Tulip 3
Timur mampu menerapkan supervisi injeksi intra vena secara optimal.
c. Materi supervisi
Pemberian obat melalui selang intravena (IV bolus).
d. Hambatan
Kurangnya koordinasi dan persiapan anggota roleplay, tidak tersediannya media
penilaian tindakan.
e. Dukungan
Adanya kerjasama antar anggota dalam pelaksanaan roleplay supervisi.
D. Discharge planning
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada tanggal 25-30 Januari
2021 dilaksanakan pada pasien yang berencana diperbolehkan untuk pulang.
Dokter melakukan visite pada pasien untuk memastikan keadaan pasien dan
memberikan advis pasien untuk pulang, perawat primer melakukan persiapan
berkas untuk pasien pulang dan memberikan form persetujuan untuk
ditandatangani oleh keluarga pasien. Pasien dan keluarga dipanggil untuk
mengurus persyarat pulang di ners station. Keluarga pasien diberikan KIE
tentang penyakit yang diderita anggota keluarga.
b. Evaluasi
Terdapat kekurangan yaitu tertukar urutan SOP saat pelaksanaan discharge
planning.
c. Hambatan
Kurangnya media leaflet yang akan diberikan pada keluarga dan pasien disaat
diberikan KIE.
d. Dukungan
Team harus lebih bekerja sama dan kooperatif saat role play dilakukan.
Perencanaan Pulang
Lain-Lain
Penyelesaian administrasi
KIE
Pencegahan DHF
E. Dokumentasi
Dokumentasi juga dapat menjadi media koordinasi perawatan untuk menilai
kedisiplinan antar tim. Pada taraf klien maka standar dokumentasi dapat menyampaikan
secara jelas tentang riwayat klien. Dokumentasi keperawatan juga dapat sebagai
tanggung gugat perawat (nursing accountability) untuk melindungi klien Hannah, et al,
(2015). Perawat memiliki kontribusi penting terhadap catatan klinis dan keperawatan
klien. Dokumentasi keperawatan harus objektif dan dapat memastikan kondisi klien serta
apa yang terjadi pada klien secara akurat. Apabila terdapat tuntutan legal, maka catatan
keperawatan dapat menunjukkan alasan yang bijaksana serta dapat dipetakan kenapa
melakukan tindakan tersebut (Moyet, 2009).
Secara keseluruhan dokumentasi di ruang Tulip 3 Timur telah berjalan dengan
baik, dan ada form pendokumentasian yang baku yang digunakan diruangan, namun
pendokumentasian yang dilakukan belum secara lengkap. Hal ini sering terjadi jika BOR
ruangan meningkat yang mempengaruhi waktu perawat untuk melakukan dokumentasi.
Setiap perawat yang sedang bertugas dapat mengatur waktu pemberian asuhan kepada
pasien dan melakukan dokumentasi hasil pemberian asuhan. Peran kepala ruangan
juga diperlukan untuk mengingatkan perawat tentang pentingnya dokumentasi
keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN DAN EVALUASI
A. MAN (M1)
1. Persiapan
Tabel 1.1. Persiapan Kegiatan M1
No Kegiatan Tanggal
1 Melakukan pembuatan jadwal sift 25 januari 2021
harian
2 Pembuatan struktur organisasi 26 januari 2021
mahasiswa ners
3 Melakukan pembuatan jadwal peran 27 januari 2021
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan implementasi dilaksanakan mulai tanggal 30 Januari 2021. Berikut
merupakan struktur ruangan, jumlah ketenagaan, BOR, tingkat ketergantungan pasien
dan kebutuhan tenaga perawat serta ALOS, antara lain :
1) Struktur organisasi ruangan
Dari hasil observasi kelompok tentang model asuhan keperawatan professional
(MAKP) yang digunakan di ruang Tulip 3 Timur adalah MAKP jenis modular, yang
dipimpinoleh kepala ruangan dibantu oleh perawat primer dan perawat pelaksana.
Kepala Ruangan
b. Tenaga/SDM
KETUA
MAHMUD JAMALUDDIN
SEKRETARIS I
MIRIAM BAERSADY
SEKRETARIS II
Erna Yasin
Yustina Mete
Lucky Lospalos Candra Aprilia Umi kulsum Sarciani S kase
c. BOR ( Bed Occupacy Rate)
Perhitungan BOR (Bed Occupacy Rate) pada kasus kelolaan di kamar G dan H dimulai
pada tanggal 25 Januari s/d 30 Januari 2021 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.13 BOR di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo bulan Januari 2021
tanggal 25 – 30 Januari 2021
No. Hari ke- Perhitungan BOR
1. 25 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 1)
2. 26 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 2)
3. 27 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 3)
4 28 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 4)
5 29 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 5)
6 30 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 6)
Sumber: Data Primer (2021)
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri kebutuhan
sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh perawat, penampilan klien sakit
berat, klien memerlukan observasi tanda vital setiap dua jam, menggunakan selang
nasogastric (NGT), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap
(suction) dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disoriented.
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) menetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana
masing-masing kategori mempunyai nilai standar per shift.
Tabel 2.6 Nilai Standar Jumlah Perawat Per Shift Berdasarkan Klasifikasi
Klien
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Sumber: Data Primer (2021)
Tabel 2.1 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 januari 2021 (hari ke-1)
Tabel 2.2 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 januari 2021 (hari ke-
2)
Tabel 2.3 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 Januari 2020 (hari ke-3)
Tabel 2.4 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 4 januari 2020 hari ke-4)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 3x0,17=0,51 3x0,14=0,42 3x0,07=0,21
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,41 1,02 0,61
Sumber: Data Primer (2021)
Tabel 2.5 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 5 Januari 2020 (hari ke-5)
Berdasarkan hasil diatas yang telah dihitung menurut Douglas, jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan rata-rata dalam 1 hari yaitu 13 orang dengan rincian
sebagai berikut:
a. Shift pagi
Dibutuhkan 5 orang perawat yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan 1
orang Perawat primer dan 3 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur,
jumlah perawat yang bertugas pada dinas pagi adalah 5 orang yaitu 1 orang
kepala ruangan 1 orang PP dan 3 orang perawat pelaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
b. Shift siang
Dibutuhkan 4 orang perawat yang terdiri dari 1 orang perawat
penanggung jawab sift dan 3 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3
timur, jumlah perawat yang bertugas pada dinas siang adalah 4 orang yaitu 1
orang perawat penanggung jawab sift, dan 3 orang perawat pelaksana.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
c. Shift malam
Dibutuhkan 3 orang perawat yang terdiri dari 1 orang pearwat
penanggung jawab dan 2 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur,
jumlah perawat yang bertugas pada dinas malam adalah 4 orang yaitu 1 orang
perawat penanggung jawab dan 3 perawat pelaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
d. Libur
Jumlah perawat yang libur pada hari efektif (senin-sabtu) yaitu 6 orang
perawat, sedangkan pada hari minggu dan hari besar terdapat 4 orang perawat
(1 orang kepala ruangan, 1 orang perawat primer dan 2 orang perawat
pelaksana)
e. Luaran
Luaran merupakan hari lepas dinas perawat sebelum dinas perawat
setelah melakukan dinas malam.
f. Cuti
Terdapat 2 orang perawat yang cuti saat dilakukan pengkajian (24-26
desember 2019) yaitu 1 kepala ruangan dan 1 perawat primer.
3. Average Length Of Stay (ALOS)
Berdasarkan data LOS selama 3 hari yaitu pada tanggal 25-30 Januari 2021
didapatkan bahwa hampir setengah pasien yang di Tulip 3 Timur RSUD Sidoarjo
memiliki Length of Stay kurang dari sampai dengan 3 hari.
No LOS 25 Januari – 28 Januari 2021
1 < 3 hari 55%
2 4-6 hari 35%
3 7-9 Hari 6%
4 10 hari 3%
5 >10 hari 3%
Total 100%
Sumber : Data primer (2021)
a. Hambatan
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan kami tentang manajemen keperawatan,
menyebabkan pelaksanaan roleplay penerpan MAKP berjalan kurang maksimal
dikarenakan sebagian kurang mengenai metodek yang kelompok terapkan.
b. Dukungan
Perawat dalam ruangan Tulip 3 Timur memberikan kepercayaan pada mahasiswa
profesi Ners dalam mengelolah wilayah kelolaan yaitu di ruangan A, B dan C.
B. MATERIAL (M2)
1. Permasalahan
Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana atau alat-alat medis
yang rusak dan kurang seperti kursi roda dan fasilitas pasien yaitu 3 bed rusak.
2. Perencanaan
Koordinasi dengan petugas terkait untuk perbaikan barang yang rusak.
3. Evaluasi
Sudah terperincinya daftar sarana dan prasarana yang akan dibeli sesuai kebutuhan
untuk satu tahun yang akan datang.
4. Dukungan dan hambatan
a. Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari BLUD, APBN dan APBD
b. Kegiatan ini dilakukan di ruangan sehingga mahasiswa hanya mengobservasi
C. METHODE (M3)
1. Persiapan
a. Menggunakan MAKP primer
b. Pembentukan Organisasi
c. Pembuatan jadwal sift
2. Pelaksanaan
a. Melakukan Role Play
2) Timbang Terima : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Machmud Jamalludin
3) Supervisi : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Crispina Melsadalim
4) Discharge Planning : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Lucky Lospalos
b. Hambatan
a. Keterbatasan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen keperawatan
membuat roleplay masih kurang sempurna.
b. Beberapa lembar dokumentasi yang belum lengkap.
c. Beberapa roleplay yang belum sesuai dengan SOP.
d. Kurangnya koordinasi antar anggota roleplay sehingga miss komunikasi.
b. Dukungan
1. Tersedianya ruangan khusus untuk mahasiswa keperawatan sehingga
roleplay dapat dilakukan secara maksimal.
2. Perawat ruangan membantu memberikan masukan dan saran yang
membantu pelaksanaan roleplay keperawatan.
3. Rekan sejawat membantu mengingatkan data yang kurang lengkap.
A. MONEY (M4)
Mahasiswa hanya melakukan pengkajian tidak melakukan implementasi karena m4
merupakan kebijakan rumah sakit.
B. MUTU (M5)
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standart kode etik profesi (Nursalam, 2015).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi
salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan dimata masyarakat. Hal ini
terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling
depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, kesengsaraan yang di alami pasien
dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah
pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang di dapat dengan keinginan,
kebutuhan dan harapan (Tjiptono,2004).
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses,
dan outcome system pelayanan rumah sakit. Secara umum aspek penilaian meliputi
evaluasi, dokumentasi, instrumen, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2015). Menurut Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (2018) dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
pasien dan menjamin keselamatan pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja
di rumah sakit.
a. Pelaksanaan
a. Phlebitis
Penilaian phlebitis dilakukan pada periode 25-30 Januari 2021 di kamar kelolaan
yaitu A, B dan C dengan instrumen VIS (Visual Infussion Score). Berdasarkan hasil
penilaian tersebut didapatkan rata-rata dari jumlah pasien selama pengkajian tidak
mengalami phlebitis dengan hasil sebagai berikut :
PHLEBITIS TANGGAL 25 - 30 JANUARI 2021
15% 15%
15% Hari ke 1
25%
Hari ke 2
Hari ke 3
25% Hari ke 4
Hari ke 5
25%
Hari ke 6
b. Dekubitus
Penilaian dekubitus dilakukan pada tanggal 25-30 januari 2021. Berdasarkan
hasil penilaian tersebut didapatkan bahwa selama pasien dirawat tidak ada yang
mengalami dekubitus.
15% 15%
25% 25%
Hari ke 1
15% Hari ke 2
25%
Hari ke 3
Hari ke 4
25%
25% Hari ke 5
Hari ke 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ketenagaan (M1)
Untuk Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo Disarankan agar dapat dilakukan
penambahan tenaga kerja disesuaikan dengan jumlah pasien kelolaan dan beban kerja
perawat.
3. Methode (M3)
1. Penerimaan Pasien Baru
Mempertahankan penggunaan metode Penerimaan pasien baru yang sudah ada.
2. Sentralisasi Obat
Mempertahankan pemberian obat (oral, injeksi, topical) yang diberikan etiket pada
masing-masing obatnya dan tanda tangan pada lembar medikasi.
3. Timbang Terima
Mempertahankan penggunaan metode timbang terima yaitu melakukan validasi ke
pasien dengan membawa buku operan antar shift dan serta dilanjutkan diskusi di
ruang perawat.
4. Supervisi
Mahasiswa praktik manajemen keperawatan periode selanjutnya dapat
bekerjasama dengan perawat ruangan dalam pembuatan jadwal supervisi.
5. Ronde Keperawatan
Menentukan tim ronde keperawatan secara bergantian agar seluruh perawat
ruangan berkontribusi dalam pelaksanaan ronde keperawatan guna
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.
6. Discharge planning
Discharge planning sebaiknya dilakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan berupa media booklet yang bersifat general (umum) sesuai masalah
pasien untuk digunakan pada saat penerimaan pasien baru dan selama
perawatan. DP sebaiknya dilakukan dengan memberikan leaflet pada pasien
yang pulang.
7. Dokumentasi
Peningkatkan supervisi terhadap kegiatan pendokumentasian asuhan
keperawatan di rekam medis.
4. Mutu (M5)
a. Mutu pelayanan diruang mawar merah barat sudah terlaksana dengan baik dan
sudah sesuai Standart Operasional Prosedur.
b. Meningkatkan edukasi terkait cuci tangan dan meningkatkan jadwal supervisi
terhdap komponen mutu , dokumentasi, dan ketepatan pemberian obat
B. Saran
1. Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Dapat meningkatkan dalam upaya pembaharuan data dan
pengadaan barang yang digunakan oleh tenaga keperawatan untuk
meningkatkan pelayanan rumah sakit yang lebih baik.
2. Institusi STIKes Widyagama Husada Malang
Kerjasama dan dukungan yang diberikan kepada perawat RSUD
maupun mahasiswa yang melalakukan studi profesi ners khusunya stase
manajemen lebih di tingkatkan dan diperbaiki agar tidak menimbulkan
kesimpangsiuran. Kinerja pembimmbing institusi harus di pantau secara
maksimal sehingga komunikasi antara pembimbing institusi dan
pembimbing lahan tidak miskomunikasi perihal perkembangan
mahasiswa.
3. Perawat Tulip 3
Meningkatkan hubungan antar perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga pasien dapat
terjalin dengan baik, tumbuh dan terbinanya akuntasitas dan disiplin diri
perawat, serta meningkatkan profesionalisme dalam menerapkan asuhan.
4. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan kerjasama dan
tanggung jawab dalam pembagian dan mengerjakan tugas yang telah di
berikan upaya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 1, Edisi
4, EGC, Jakarta
TIMBANG TERIMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL No. Dokumen No.Revisi
Tanggal Terbit
3 oktober 2019
Narasi : timbang terima dilakukan setiap pergantian sift pagi, siang dan malam
1. Pre Konferen
Nurse Station
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita
melakukan operan, marilah kita ucapkan puji
syukur atas kehadirat Allah swt. karena rahmat
serta karunianya lah kita dapat berkumpul disini.
Pada siang hari ini hari sabtu tanggal 30 januari
2021 pukul 14 : 00 akan dilakukan kegiatan operan
yang rutin kita lakukan setiap pergantian shift.
Kepada perawat pelaksana yang dinas pagi
dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas
sore. Dan untuk masing-masing ketua tim saya
persilahkan memvalidasi data yang sudah ada
untuk merencanakan tindakan keperawatan
selanjutnya.
Dan begitu juga pada perawat pelaksana tim 2 melaporkan keadaan pasien saat
ini
PP Tim 2(Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk kesempatan
yang diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien
Saat Ini, Jumlah Pasien Dari Tim 1 Saat Ini Adalah 3
orang Dengan Tingkat Ketergantungan Parsial care 2 orang dan
Total care 1 orang. Identitas Pasien Yang Pertama Nama Tn.R,
umur 50 tahun, Tingkat Ketergantungan partial care. Diagnosa
Medis Fraktur Femur 1/3 distal. Keadaan Umum Pasien
lemah TTV
Terakhir Pukul 13.00. Tensi 130/70 mmHg, S: 37,50c. Nadi
64x/mnt. Rr : 22x/mnt. Gcs 15. Pasien Mengeluhkan tidak bisa
beraktivitas seperti biasa.
Masalah keperawatan yang ditemukan adalah hambatan
mobilitas fisik b/d terpasangx gips/traksi.
Implementasi yang sudah dilakukan
1. Mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
2. Mengkaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas
3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan
penggunaan, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan
sebagainya ditempat tidur.
Intervensi Yang Belum Terlaksana
1. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode
aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap
kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan).
2. Jelaskan pada pasien pentingnya melakukan aktivitas
sesuai kemampuan.
Evaluasi (Soap)
S : pasien mengatakan sebagian aktivitasnya bisa dilakukan
di tempat tidur.
O : pasien nampak terbaring lemah
A : masalah belum teratasi
P : ulangi intervensi
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang keadaan pasien
saat ini
Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan
kondisi dari semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu
ditambahkan dari masing-masing ketua tim untuk memvalidasi
data. Kalau tidak ada tambahan mari kita langsung saja menuju
ke ruangan pasien
3.Konferen saat Berada di Ruangan Pasien
Kepala Ruangan :”Assalamu’alaikum wr wb, bagaimana
keadaannya ibu saat ini? seperti biasa , ibu, kita
disini akan melakukan kegiatan timbang terima
yang rutin setiap pergantian shift, tujuan dari
timbang terima ini adalah mengkomunikasikan
keadaan ibu sekarang dan menyampaikan
informasi yang penting antar shift jaga. Perkenalkan
kepada perawat pelaksana sore dari tim satu ada
Ns. Risna Dan Ns Erna. yang akan bertugas
menggantikan perawat pelaksana pagi ini.
Masing-masing perawat pelaksana dari tim 1 dan tim 2 yang dinas
sore melakukan validasi langsung ke pasien.
Perawat pelaksana (Sore) : Apa yang dirasakan bu Santi Saat ini
apakah sudah ada perkembangan yang lebih
baik dari sebelumnya?
Pasien Iya suster saya masih lemas dan sakit pada bagian
dada terutama pada payudara dan kepala saya
jd pusing.
Perawat pelaksana (Sore): Iya ibu, lemas dan sakit pada bagian
kepala yang dirasakan merupakan efek dari
proses penyakit, namun ibu jangan terlalu cemas
karena sudah ada perawatan yang a k a n
m e m berikan terapi obat yang di berikan
dokter untuk mengatasi masalah yang diderita
ibu saat ini, (perawat memberikan posisi
senyaman mungkin pada pasien dan
mengajarkan teknik distraksi, relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri) baik ya ibu, tidak
perlu sungkan bila memerlukan bantuan
(sory ma kalo ini kan tindakan keperawatan ya
dikerjakannya saja 15 menit kaya gak usa ya
saat kita operan) kecuali kalo kita evaluasi aja
buat tindakan tersebut kalo sudah diajarkan
atau bahasanya nanti kami akan ajarkan ibu
melakukan teknik relaksasi napas dalam
setelah operan nie, kami akan akan selalu
siap memberikan pelayanan yang terbaik.
PRA SUPERVISI
Karu menyampaikan kepada PP terkait jadwal supervisi yang akan dilakukan
kepada PA. Karu selanjutnya mendelegasikan kepada PP untuk mensupervisi
PA.
Sesuai jadwal yang ada, pada pagi ini Hari sabtu 30 januari 2021 pukul
08.00 akan dilakukan supervisi dari PP (risna) kepada PA (erna) mengenai
proses pengambilan darah vena kepada Tn. X
SUPERVISI
Sebelum melakukan tindakan pengambilan darah vena, perawat pelaksana
menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk tindakan. PP pengawasi PA dalam
proses persiapan alat, dan mengecek kembali peralatan yang sudah
dipersiapkan oleh PA. Karu menyaksikan jalannya supervisi yang sudah
didelegasikan kepada PP dari kejauhan.
Persiapan Alat :
1. Baki
2. Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
3. Kapas steril dan alkohol swab
4. Karet pembendung
5. Perlak untuk pengalas
6. Wadah untuk tempat pemeriksaan
7. Tempat sampah medis
8. Bengkok
9. Sarung tangan
10. Label
PA : Selamat pagi Pak, saya Ners erna yang bertugas pada hari ini,
dengan bapak siapa namanya? (sambil melihat gelang pasien
untuk memastikan identitas pasien)
Px : Saya Tn X Ners.
PA : Selamat pagi Tn X. bagaimana kabarnya hari ini??
Px : Keadaan saya hari ini baik Ners.
PA : Alhamdulillah kalau begitu Pak, sesuai dengan jadwal, hari ini
bapak akan diperiksa darahnya, hal ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perkembangan klinis bapak, Bagaimana
Pak, apakah Bapak bersedia untuk diambil darahnya?
Px : Iya Ners saya mau, silahkan Ners
PA : (Mendekatkan peralatan ke samping pasien).
Beberapa saat kemudian PA melakukan proses pengambilan
darah vena
PA : Pak, apabila terasa sakit, bapak tarik nafas dalam ya..
Px : Iya Ners
No
Tindakan yang harus dilakukan perawat
2 Mengidentifikasi pasien
3 Menjelaskan tujuan pengambilan darah vena
4 Menjelaskan prosedur pengambilan darah vena
5 Menyatakan kesiapan pasien
6 Melakukan cuci tangan, lalu pakai handschon
7 Meraba vena yang akan di tusuk
19 Dokumentasi
Saat pengambilan darah PP menilai kinerja PA, baik dari segi komunikasi
(dengan identifikasi pasien) sampai dengan tindakan yang dilakukan serta alat-
alat yang digunakan serta dokumentasi
Setelah tindakan pengambilan darah :
PA : Bagaimana Pak perasaannya setelah diambil darah?, apakah
Bapak merasa sakit? (sambil mengamati ekspresi pasien)
Px : Tidak Ners.
PA : Baiklah Bapak, pengambilan darahnya sudah selesai. Jika ada
keperluan, bapak bisa memanggil saya ya pak.
Px : Baik Ners, terima kasih ya
PA : Iya sama-sama Pak, kalau begitu saya permisi dulu ya Pak,
Selamat pagi.
Px : Iya Ners, selamat pagi
POST SUPERVISI
Saat semua tindakan telah dilakukan, PP memanggil PA untuk dilakukan
evaluasi proses pengambilan darah vena kepada Tn.X.
PP : Selamat pagi Ners erna. Kita akan melakukan evaluasi tindakan
pagi hari ini. Saya akan menjabarkan hasil supervisi atau
penilaian yang telah saya buat tentang proses tindakan
pengambilan darah vena oleh ners erna. Bagaimana Ners erna
pada saat tindakan pengambilan darah vena tadi, apakah ada
yang kurang atau belum dilakukan? Mulai dari identifikasi pasien
hingga pendokumentasian pengambilan darah vena?
PA : Saya rasa tidak ada Ners risna
PP : Saya boleh memberikan pendapat ataupun pertanyaan, Ners
erna?
PA : Iya silahkan Ners risna
PP : Bagaimana untuk prinsip pengambilan darah vena tadi ? Saat
sebelum ke pasien apakah telah melakukan proses
identifikasi pasien dan menyampaikan maksud dari tindakan?
PA : Menurut saya sudah benar prinsip yang saya gunakan tadi,
dengan sebelumnya mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
baru menyentuh pasien untuk pengambilan darah vena.
Saya juga telah memastikan bahwa pasien ini benar yang akan
dilakukan pengambilan darah vena dengan melakukan proses
identifikasi pasien terlebih dahulu dan sudah menyampaikan
maksud dilakukan pengambilan darah vena.
PP : Baiklah Ners, semua tindakan yang Ners erna lakukan
tadi sudah baik dan benar, mulai dari awal mempersiapkan alat,
identifikasi pasien serta obat, komunikasi yang baik, saat proses
tindakan sudah benar sesuai SOP, serta mendokumentasikannya
dalam catatan integrasi keperawatan (RM) sudah dilakukan
dengan baik dan lengkap, anda juga sudah menuliskan semua
tindakan dalam form SOAP. Selamat, semoga Ners erna dapat
mempertahankan kinerja baiknya ini kedepannya
PA : Iya, baik Ners risna, terimaksih atas penilaiannya hari ini dan
pujiannya.
PP : Baiklah, kegiatan supervisi ini nantinya akan dilakukan secara
berkala kepada perawat-perawat diruangan ini. Agar perawat
lainnya juga bisa menyiapkan dan melaksanaakan dengan baik.
PA : Iya Ners
PP : Baiklah, sekarang Ners erna bisa kembali ke ruangan untuk
bertugas. Selamat pagi.
PA : Baik, sama-sama Ners. selamat pagi.
Perawat Primer dan Kepala Ruangan sedang berdiskusi perihal hasil evalusi
pagi.
IV KONTRAINDIKASI -
V PERSIAPAN 1.
Perawat harus tahu penyakit apa yang
PERAWAT diderita pasien, dan bagaimana melakukan
perawatan di rumah, dan pencegahannya.
2. Perawat harus percaya diri dalam
menyampaikan discharge planning.
VI PERSIAPAN ALAT 1. Lembar telah dilakukan discharge planning.
2. Lingkungan yang nyaman.
VII PERSIAPAN PASIEN 1. Beri penjelasan pada keluarga dan pasien
tentang cara perawatan di rumah dan
pencegahannya.
VIII CARA KERJA 1. Memberikan salam.
2. Mengenalkan nama perawat.
3. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan
cara diskusi, tanya jawab, demonstrasi.
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan.
5. Mengadakan evaluasi.
6. Memberikan umpan balik.
7. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan
salam.
8. Mencatat hasil penyuluhan.
IX HASIL Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
2. Waktu dan Tanggal Tindakan.
3. Nama Pasien, Usia, Nomor Rekam Medik.
4. Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat.
DISCHARGE PLANNING PASIEN PULANG
Nama :
Jenis Kelamin :
Bagian : Bagian :
A. Kontrol
a. Waktu :
b. Tempat :
B. Lanjutan keperawatan di rumah
(..................................)
(..................................)
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN DISCHARGE PLANNING
9. Tanggal atau tempat kontrol ( diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien
kontrol)
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya ( diisi sesuai obat yang dibawa
pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya).
13. Aktivitas dan istirahat ( diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya dan
istirahatnya dirumah).
15. Lain-lain (diisi hal diluar ketentuan diatas misalnya obat-obat yang distop
atau dihentikan).
Skenario Discharge Planning
Peran
Dokter :Candra
Kepala Ruangan : Mahmud Jamaluddin
Perawat Primer : Yustina Mete
Crispina Melsadalim
Perawat Pelaksana : Mia, Lucky, Erna.
Pasien : Umi Kulsum
Keluarga Pasien :Sarciany
Tugas
Dokter : Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk
mendiagnosa penyakit pasien secara tepat dan
memberikan terapi secara tepat dan cepat.
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan
bagi pasiennya.Membina keluarga pasien untuk
berpartisipasi dalam upaya peningkatan tarah
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
dan rehabilitasi.
Kepala Ruangan : Membuka acara discharge planning kepada
pasien. Menyetujui dan menandatangani format
discharge planning.
Perawat Primer : Membuat rencana discharge planning, membuat
leaflet dan kartu discharge planning, memberikan
konseling, memberikan pendidikan kesehatan,
menyediakan format discharge planning,
mendokumentasikan discharge planning,
melakukan agenda discharge planning (pada
awal perawatan sampai akhir perawatan).
Perawat pelaksana : Ikut membantu dalam melaksanakan discharge
planning yang sudah direncanakan.
Pasien : Pasien menderita DHF (Dengue High Fever) dan
sudah menjalani hospitalisasi rumah sakit selama
seminggu. Dari hasil pemeriksaan, pasien
dikatakan boleh menjalani pengobatan di rumah
dan direncanakan menerima discharge planning
dari perawat ruangan.
Keluarga Pasien : Menjaga, merawat dan mendampingi pasien
selama perawatan dirumah sakit. Ikut
berpartisipasi dalam discharge planning yang
diberikan perawat.
(Ruang Perawat)
Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, wakil kepala ruangan, perawat primer
dan perawat pelaksana berdiskusi mengenai keadaan pasien Kresna dan
rencana pemberian terapi selanjutnya.
Kepala Ruangan : “Dok, mengenai pasien umi, apa sebaiknya bisa
direncanakan untuk pulang saja, dari hasil
observasi yang dilakukan perawat, kondisi pasien
semakin hari semakin membaik dan dari hasil lab
juga sudah menunjukkan peningkatan. Trombosit
dan hematokritnya juga sudah normal.Sebaiknya
apa tidak direncanakan pulang saja?”
Dokter : “Tadi juga saya sudah melihat hasil labnya
memang menunjukkan peningkatan dan bisa
dikatakan normal, tapi menurut saya sebaiknya
jangan dipulangkan dulu untuk lebih memastikan
keadaannya.”
Kepala Ruangan : “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien
sudah bisa membaik, intervensi keperawatan
yang diberikan juga sudah tercapai, dan hanya
perlu untuk lebih banyak istirahat dan pemulihan
saja di rumah.”
Dokter : “Tapi bagaimana nanti dengan keadaan pasien
jika muncul demam lagi? Menurut saya pasien ini
masih sedikit lemas dan masih perlu menjalani
hospitalisasi, kita tunggu sampai besok saja.”
Perawat Primer : “Maaf Dok, sebelumnya pada intinya pasien
hanya memerlukan isitrahat saja yang cukup
untuk memulihkan kembali kondisi kesehatannya,
dan menurut kami itu bisa dilakukan dirumah,
mengingat pasien juga seorang mahasiswa yang
pastinya juga dia merasa tidak betah di rumah
sakit lama-lama.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, mengenai penanganan demam yang
nantinya jika muncul lagi, kita sudah
merencanakan discharge planning. Discharge
planning ini nantinya akan diberikan edukasi
kepada pasien mengenai yang perlu diperhatikan
di rumah nantinya. Jika nanti, demam pasien
muncul lagi, akan diajarkan dengan teknik
kompres hangat dan pemberian terapi obat. Minta
bantuan keluarga untuk selalu memperhatikan
keadaan pasien.”
Perawat Primer : “Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan
diberikan oleh perawat-perawat yang bertugas
hari ini.”
Dokter : “Iya kalau begitu, saya harapkan nantinya
discharge planning ini nantinya benar-benar
dilaksanakan kepada pasien dan pastikan jika
pasien juga sudah memahami apa yang harus
dilakukan di rumah.”
Perawat Primer : “Iya nanti akan diberikan leaflet yang berisikan
informasi penting bagi kelurga pasien.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, jadi bagaimana bisa dipulangkan pasien
Kresna hari ini?”
Dokter : “Bisa. Pasien Kresna bisa pulang hari ini, saya
akan membuat surat ijin pulangnya dan resep
obat yang harus diberikan ke pasien.”
Kepala Ruangan : “Bu Padma, ini format discharge planning yang
sudah saya setujui dan bisa dilakukan pada
pasien Kresna ya. Bisa disiapkan untuk discharge
planningnyaa sekarang.”
Perawat Primer : “Baik bu, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu.
Bu Okta, tolong panggilkan keluarga Bapak
Kresna agar datang ke ruangan perawat
sekarang.”
Perawat pelaksana : “Baik, Bu.”
(Ruang tulip)
Perawat pelaksana : “Selamat Pagi, ibu. Bagaimana sarapannya?
Habis makannya bu?”
Pasien : “Habis suster. Pagi ini sudah makan banyak.”
Perawat pelaksana : “Bagus ya ibu. Berarti ibu sudah sembuh ya
sekarang dan tadi setelah dibicarakan dengan
Dokter, kata Dokter, ibu hari ini boleh pulang,
karena keadaan ibu sudah membaik dan semua
hasil pemeriksaan juga menunjukkan
peningkatan normal.Keluarga pasien bisa ikut
saya sebentar ke ruang perawat, karena ada
beberapa penjelasan terkait perencanaan pulang
ibu umi hari ini.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster.”
(Nurse Station)
Perawat primer :“Selamat pagi, Bu. Keluarganya ibu umi ya?”
Keluarga pasien : “Iya, suster.”
Perawat primer : “Begini Ibu, setelah dokter tadi melakukan
pemeriksaan terhadap ibu umi, dan dari hasil
tindakan keperawatan, kondisi ibu umi sudah
membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan
dirumah.”
Keluarga Pasien : “Apa benar suster adik saya boleh pulang?”
Perawat primer : “Iya Ibu. Pasien sudah bisa pulang hari ini dan ini
resep obat yang harus ditebus dulu sebelum
pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik suster.”
Perawat primer : “Begini Ibu sebelum nanti ibu umi pulang kami
akan memberikan penyuluhan. Jadi penyuluhan
ini penting nantinya untuk bapak jalani selama
pemulihan di rumah.Apa Ibu bersedia untuk
diberikan penyuluhan ini?”
Keluarga Pasien : “Saya setuju suster, jadi saya nantinya tahu yang
benar mengenai perawatan keluarga saya
dirumah.”
Perawat Primer : “Baiklah Ibu, nanti kami minta waktunya sebelum
pulang ya, untuk memberikan penjelasan cara
pemulihan kondisi ibu umi dirumah. Sekarang,
saya minta Ibu untuk memberikan form ini kepada
ibu umi agar ditandatangan ya, Bu. Form ini berisi
persetujuan Bapak Kresna untuk dilakukan
penyuluhan sebelum pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster. Nanti akan saya berikan.Terima
kasih, sus.”
1. Cuci Tangan
2. Timbang Terima
3. Supervisi
4. Discharge Planing