LAPORAN PENDAHULUAN ANC Echa FIX
LAPORAN PENDAHULUAN ANC Echa FIX
LAPORAN PENDAHULUAN ANC Echa FIX
OLEH :
A. DEFINISI
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada
akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga
masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Ante natal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Sukmawati, 2012).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen
kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG,
dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
B. ETIOLOGI
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui pasti/benar, yang ada
hanyalah teori-teori yang kompleks saja. Teori-teori yang dikemukakkan antara lain faktor-
faktor humoral, struktur rahim, siruklasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormone : 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar
hormone esterogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim. Karena itu akan terjadi kekejangan pembuluh darah yang meninbulkan his
jika kadar progesterone menurun.
2. Teori plasenta menjadi tua : penuaan plasenta akan menyebabkan utrunya kadar
esterogen dan progesterone sehingga terjadi kekejagan pembuluh darah. Hal tersebut
akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori disetensi rahim : rahim menjadi besar dan meregangan menyebabkan iskemia
otot-otot rahim sehingga menggangu sirkulasi uteroplasenta.
4. Teori iritasi mekanik : dibelakang serviks tergeletak gangalion servikale (pleksus
Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala
janin maka akan timbul kontraksi janin.
5. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditumbulkan dengan :
a. Gangan laminaria : beberapa laminaria dimasukkan kedalam kanalis servisis dengan
tujuan merangsang fleksus Frankenhauser.
b. Amniotomi : pecahnya ketuban.
c. Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan per infuse (Sofian, 2011).
C. MANIFESTASI KLINIK
Berikut ini adalah tanda-tanda kehamilan menurut Sofian (2011) :
1. Tanda-tanda Presumptif
a) Amenorea (Tidak Mendapat Haid)
Wanita harus mengetahui tanggal jari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat
ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung
dengan menggunakan rumus dari Naegele :
TTP = (hari HT + 7) dan (bulan HT – 3) dan (tahun HT + 1)
b) Mual dan Muntah (Nausea and Vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi).
Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis
gravidarum.
c) Mengidam (Ingin Makanan Khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertntu terutama pada bulan-
bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu buah-buahan.
d) Pingsan
Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang
sedang hamil dapat pingsan.
e) Tidak Ada Selera Makan (Anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan
timbul kembali.
f) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh eksogren dan
3egative33ne yang merangsang duktud dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery
terlihat lebih membesar.
g) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu
akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebu
muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh 4egativ
steroid.
i) Pigmentasi kulit oleh pengaruh 4egativ kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra =
grisea).
j) Epulis: hipertrofi papilla gingivalis.
k) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda Kemungkinan Hamil
a) Perut membesar, serta uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi rahim.
b) Tanda hegar: ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan
bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu. Tanda Chadwick : perubahan
warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsi, vagina dan labia. Tanda tersebut
timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen. Tanda piskacek:
pembesaran dan pelunakan rahimke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan
tuba 4egativ. Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.
c) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang = Braxton-Hicks.
d) Teraba ballottement.
e) Reaksi kehamilan positif.
3. Tanda Pasti (Tanda Positif)
a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin didengar dengan stetosko-monoaural Laennec, kemudian
dicatat dan didengar dengan alat Doppler dapat juga dicatat dengan feto-
elektrokardiogram, dan dapat ilihat pada uktrasonografi.
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
4. Diagnosis Banding Kehamilan
Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang
menimbulkan keraguan dalam pemeriksaan :
a) Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan spuria), pada pemeriksaan, uterus tidak
membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan 5egative.
b) Mioma uteri. Perut dan rahim membesar, tetapi pada perabaan, rahim terasa padat,
kadang kala benjol-benjol.
c) Kista ovarium. Perut membesar, bahkan makin bertambah besar, tetapi pada
pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa.
d) Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin. Pada pemasangan kateter, keluar
banyak urin.
e) Hematometra. Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan 5egat
imperforate, stenosis vagina atau serviks.
Tabel 3.1 Kebutuhan Makan Wanita Tidak Hamil, Wanita Hamil dan Wanita
Menyusui
Kalori & Zat Makanan Tidak Hamil Hamil Menyusui
Kalori 2000 kkal 2300 kkal 3000 kkal
Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium (Ca) 0,5 g 1g 1g
Zat Besi (Fe) 12 g 17 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboplavin 1,2 mg 1 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 15 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg
(Sumber : Sofian, 2011)
Adapun kebutuhan gizi ibu hamil menurut informasi Vanderbite Maternal Nutrion
Tabel 3.2 Informasi Vanserbite Maternal Nutrion Study tentang Kebutuhan Gizi Bagi Ibu
Hamil
Kebutuhan
Bahan Gizi
Trimester I Trimester II Trimester III
Kalori (Karbohidrat & Lemak) 2140 kkal 2200 kkal 2020 kkal
Protein 75 g 75 g 70 g
Kalsium 1,1 g 1,1 g 1,0 g
Besi 1,3 g 14 g 13 g
(Sumber : Sukmawati, 2012)
E. PATOFISIOLOGI
Saat ovulasi seorang wanita melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dari indung telur
(ovarium), yang ditangkap oleh fimbriae dan masuk ke dalam saluran telur. Sewaktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sperma bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasannya terjadi di bagian tuba uterin yang menggembung. Di sekitar sel telur, banyak
berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat melindungi ovum.
Kemudian, pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani untuk
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi disebut pembuahan (konspesi = fertilisasi)
yang dapat dilihat pada Gambar 5.1 dibawah ini :
Gambar 5.1 Proses Terjadinya Kehamilan
(Sumber : Sofian, 2011)
Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim.
Ovum yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarang di ruang rahim; peristiwa tersebut disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi, diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat
makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi, dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum, spermatozoa, pembuahan (konsepsi), nidasi, dan
plasenti. Adapun penjelasannya ialah sebagai berikut :
1. Sel Telur (Ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital
ridge. Adapun urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) adalah sebagai berikut: dari
Oogonium kemydia menjadi oosit pertama (primary oocyte) kemudian mejadi primary
ovarian follicle lalu menjadi likuor folikularis yang kemudian mengalami dua kali
pematangan yakni pematangan pertama ovum, dan pematangan kedua ovum pada saat
sperma membuahi ovum (Sofian, 2011).
2. Sel Mani (Spermatozoon)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas: kepala, yang berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (11egativ); leher, yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah; dan ekor, yang dapat bergerak dengan cepat. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel 11egative11 tubulus testis. Setelah bayi laki-laki
lahir, jumlah spermatogonium yang ada baliq. Pada masa pubertas, di bawah pengaruh
sel-sel interstisial Leydig, sel-sel spermatogonium tadi mulai aktif mengadakan mitosis
dan terjadilah spermatogenesis. Adapun urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesi)
ialah sebagai berikut : Spermatogonium, membelah dua, kemudian spermatosit pertama,
membelah dua; spermatosit kedua,membelah dua; spermatid, kemudian tumbuh menjadi
spermatozoon (sperma) (Sofian, 2011).
3. Pembuahan (Konsepsi = Fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dengan sel telur di tuba
uterin. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi
zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusadi mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses tersebut diikuti oleh
penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan 12egativ dari
wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan Zigot-XX (menurunkan bayi
perempuan) atau Zigot-XY (menurunkan bayi laki-laki). Dalam beberapa jam setelah
pembuahan, mulailah pembelahan zigot yang terjadi selama 3 hari sampain stadium
morula. Hasil konsepsi tadi tetap digerakan 12egativ rongga rahim oleh arus dan
getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri
pada tingkat blastula (Sofian, 2011).
4. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu mengahancurkan
dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium tersebut banyak
mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak glikogen
serta muda dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel
dalam (inner-cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil
yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya, kadang-kadang pada saat
nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya, nidasi
terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus), dekat fundus uteri.
Jika nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil
yang teletak dekat ruang eksoselom membentuk entoderm dan kantong kuning telur,
sedangnkan sel-sel yang lebih besar menjadi 12egative dan membentuk ruang amnion
(kavitas amniotika). Dengan demikian, tebentuklah suatu lempeng embrional
(embryonal plate) di antara amnion dan yolk sac (sakus vitelinus-kantong kuning telur).
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh di sekitar mudigah (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuklah sekat korionik (chorionic
membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan
yakni Sitotrofoblas, di sebelah dalam, dan Sinsitiotrofoblas, di sebelah luar. Vili
koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang dan
disebut korion frondosum. Vili koriales yang berhubungan dengan desidua kapsularis
kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang, disebut choirion leave.
Dalam perangkat nidasi trofoblas, dihasilkan 13egativ human chorionic gonadotropin
(HCG) (Sofian, 2011).
5. Plasentasi dan Mukosa Rahim
Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas startum kompaktum dan
startum spongiosum (Sofian, 2011).
F. PATHWAYS
Gambar 6.1 Pathway Kehamilan Trimester I
(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)
G. ADAPTASI PSIKOLOGIS
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan status
emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya
kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin
muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak
keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah,
diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu
perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga
menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa
darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella dan
lainnya yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Normal Diagnosis Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/17egative Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam urin Warna hijau Kuning, orange, coklat Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk ova/telur Negatif Positif Anemia akibat cacing
cacing dan parasit
(Sumber : Sukmawati, 2012)
2. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka
janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi :
a. Diperlukan tanda pasti hamil.
b. Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
c. Mencari sebab dari hidraamnion.
d. Untuk menentukan kelainan anak.
3. Pemeriksaan USG
Kegunaannya :
a. Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan.
b. Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal.
c. Mengetahui posisi plasenta.
d. Mengetahui adanya IUFD.
e. Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin (Sukmawati, 2012).
I. PENATALAKSANAAN
1. Asupan Gizi atau Nutrisi
Gizi yang baik selama kehamilan akan membantu ibu dan bayi untuk tetap sehat.
Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat meningkat pada
masa kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan energi. Berikut ini adalah
kebutuhan nutisi wanita tidak hamil, hamil dan menyusui yang dapat dilihat pada Tabel
9.1 dibawah ini :
Tabel 9.1 Informasi Vanserbite Maternal Nutrion Study tentang Kebutuhan Gizi Bagi Ibu Hamil
Kebutuhan
Bahan Gizi
Trimester I Trimester II Trimester III
Kalori (Karbohidrat & Lemak) 2140 kkal 2200 kkal 2020 kkal
Protein 75 g 75 g 70 g
Kalsium 1,1 g 1,1 g 1,0 g
Besi 1,3 g 14 g 13 g
(Sumber : Sukmawati, 2012)
2. Personal Hygiene
a) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan/hiegene terutama untuk perawatan kulit, karena
fungsi eksresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabut lembut atau
ringan. Jangan sampai tergelincir. Douching dan mandi berendam tidak dianjurkan
(Sofian, 2011).
b) Perawatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan timester III. Penjadualan untuk trimeseter I terkait dengan hiperemis
dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut
harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester III, terkait dengan adanya
kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah
terdapat pengaruh yang merugikan pada ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat
gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan
gingivitis (Prawirohardjo, 2014).
c) Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi
bayi. Karena itu jauh sebelumnya sudah harus dirawat.
1) Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran payudara, yang sifatnya
adalah menyokong buah dada dari bawah suspension bukan menekan dari depan.
2) Dua bulan terakhir sebelum partus, dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah peyumbatan. Selain itu untuk mencegah puting susu dan areola
payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan sabun dan
biocream, dengan mengoleskan air susu itu ke puting dan areola sesudah selesai
menyusui. Tindakan ini efektif untuk mencegah puting dan areola menjadi retak
dan lecet (Sofian, 2011).
d) Pakaian
1) Pakian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
2) Dianjurkan untuk memakai kutang yang menyokong payudara.
3) Disarankan memakai sepatu dengan tumit yng tidak terlalu tinggi.
4) Pakian dalam selalu bersih (Sofian, 2011).
e) Gerak Badan dan Kerja
Gerak badan perlu dilakukan oleh ibu hamil yang bermanfaat untuk melancarkan
sirkulasi darah, membuat nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur
nyeyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang serta dianjurkan berjalan-jalan pada
pagi hari dalam udara yang masih segar, selain ibu hamil perlau melakukan gerakan
ditempat seperti berdiri-jongkok, telentang-kaki diangkat, telentang-perut diangkat
dan melatih pernapasan. Ibu hamil boleh bekerja seperti biasa, tetapi harus dimbangi
dengan istirahat yang cukup (Prawirohardjo, 2014).
f) Wanita Pekerja Diluar Rumah
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari, dikantor ataupun di pabrik asal
bersifat ringan. Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamil selam 3 bulan yaitu
1,5bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudahnya, tetapi ibu hamil harus selalu
menjaga kehamilannya selama melakukan aktifitas (Sofian, 2011).
g) Hubungan Seksual (Koitus)
Hubungan seksual (koitus) tidak dihalangi kecuali :
1) Adanya riwayat sering mengalami abortus/partus prematur.
2) Terdapat perdarahan per vaginaan.
3) Pada minggu terakhir kehamilan, jika koitus harus dilakukan dengan hati-hati.
4) Apabila ketuban sudah pecah, koitus dilarang. Orgasme pada kehamilan tua
dikatakan dapat menyebabkan kontraksi uterus-partus prematurus (Sofian,
2011).
h) Berpergian (Traveling)
1) Jangan terlalu lama dan melelahkan.
2) Duduk lama menyebabkan terjadinya statis vena (stagnasi vena), yang dapat
mengakibatkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
3) Berpergian dengan pesawat udara boleh dilakukan, tidak ada bahaya hipoksia,
dan tekanan oksigen cukup dalam pesawat udara.
4) Tidak dianjurkan berpergian pada usia kehamilan diatas 32 minggu karena
dikhawatirkan terjadi kontraksi dan masuk ke fase persalinan selama
diperjalanan (Sofian, 2011).
i) Kunjungan Ulang
Pelayanan antenatal pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilannya berlangsung. Pelayanan antenatal untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai program kebijakan pelayanan asuhan antenatal harus sesuai
standar “14 T” yang meliputi :
1) Timbang berat badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Ukur tinggi fundus uteri.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.
5) Pemberian imunisasi TT.
6) Pemeriksaan Hb.
7) Pemeriksaan VDRL.
8) Perawatan payudara.
9) Senam payudara dan pijat tekan payudara.
10) Pemeliharaan kebugaran/senam ibu hamil.
11) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
12) Pemeriksaan protein urine atas indikasi.
13) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi.
14) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan pemberian
terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Apabila suatu daearah tidak bisa melaksanakan “14 T” sesuai kebijakan, dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu “7 T” yang meliputi :
1) Timbang berat badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Ukur tinggi fundus uteri.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.
5) Pemberian imunisasi TT.
6) Pemeriksaan Hb.
Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal yaitu :
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14–28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28–36 dan sesudah
minggu ke 36).
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila
janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.
Perawatan payudara (Saifuddin, 2015).
j) Olahraga Saat Hamil
Yang dianjurkan adalah jalan-jalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan
mendapatkan udara segar (Sofian, 2011).
k) Istirahat dan Tidur
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur
secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin. Istirahat yang cukup bagi ibu hamil minimal
8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari (Prawirohardjo, 2014).
l) Imunisasi
Pada masa kehamilan, ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Imunisasi TT dilakukan untuk melindungi serta mencegah risiko
kematian bayi khususnya neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus
neonatorum serta mencegah risiko terjadinya kematian ibu karena penyakit tetanus.
Imunisasi TT dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan
interval minimal 4 minggu. Ibu hamil diberi suntikan secara IM (intramuscular)
dengan dosis 0,5 ml dengan jadwal pemberian imunisasi TT yang dapat dilihat pada
Tabel 9.2 dibawah ini :
Tabel 9.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Interval Lama %
Imunisasi
(Selang Waktu) Perlindungan Perlindungan
TT1 Pada kunjungan ante- - -
natal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 85
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/sampai 99
seumur hidup
(Sumber: Saifuddin, 2015)
m) Persiapan Persalinan dan Laktasi
Salah satu persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal dan segera
dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, perlu dilakukan persiapan
perawatan payudara untuk persiapan laktasi. Persiapan mental dan fisik yang cukup
membuat proses menyusui menjadi mudah dan menyenangkan (Saifuddin, 2015).
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Trimester I Trimester II Trimester III
1. Nausea b.d. Perubahan sistem 1. Gangguan citra tubuh 1. Nyeri akut b.d.
gastrointestinal. b.d. Perubahan bentuk Peningkatan
2. Konstipasi b.d. Kehamilan. tubuh. progesteron.
3. Inkontinensia urine stress b.d. 2. Pola nafas tidak efektif 2. Gangguan pola tidur
Kehamilan. b.d. Penekanan diafragma b.d. Perubahan
4. Kelelahan b.d. Kehamilan . karena pembesaran fisiologis kehamilan.
5. Ketidakseimbangan nutrisi: uterus. 3. Perubahan pola
Kurang dari kebutuhan tubuh 3. Inkontinensia urine stress seksualitas b.d.
b.d. Perubahan fisiologis b.d. Kehamilan. Perasaan takut karena
kehamilan. kehamilan.
6. Kurang pengetahuan: Perubahan 4. Kecemasan b.d.
fisiologis dan psikologis, Persiapan persalinan.
perawatan kehamilan b.d.
kurangnya informasi tentang
penatalaksanaan antenatal care.
7. Kecemasan b.d. Perubahan yang
menyertai kehamilan.
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Cemas b.d. Situasi krisis Klien menunjukkan kontrol 1. Reduksi kecemasan
kecemasan dengan kriteria: a. Kaji tingkat kecemasan dan respon fisiknya.
1. Dapat mengidentifikasi, b. Gunakan kehadiran, sentuhan (dengan ijin), verbalisasi
verbalisasi, dan untuk mengingatkan klien tidak sendiri.
mendemonstrasikan teknik c. Terima pasien dan keluarganya apa adanya.
menurunkan kecemasan. d. Gali reaksi personal dan ekspresi cemas.
2. Menunjukkan postur, e. Bantu mengidentifikasi penyebab.
ekspresi wajah, perilaku, f. Gunakan empati untuk mendukung orang tua.
tingkat aktivitas yang g. Anjurkan untuk berfikir positif.
menggambarkan h. Intervensi terhadap sumber cemas.
kecemasan menurun. i. Jelaskan aktivitas, prosedur.
3. Mampu mengidentifikasi j. Gali koping klien.
dan verbalisasi penyebab k. Ajarkan tanda-tanda kecemasan.
cemas. l. Bantu orang tua mendefinisikan tingkat kecemasan.
m. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
n. Ajarkan teknik manajemen cemas.
Bulechek, G. M., & Butcher, H. K. (2016). Nursing Intervention Clasification (NIC) 6th Edition.
In I. Nurjannah, & R. D. Tumanggor, Edisi Keensm Nursing Intervensioan (NIC)
Edisi Bahasa Indonesia (pp. 570-571). Singapore: CV. Mocomedia.
Heather, H., & Kamitshuru, S. (2018). Nanda I Diagnosis Keperawatan Denisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan; Edisi Keempat; Cetakan Keempat. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2015). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sofian, A. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obsterti; Obsterti Fisiologi , Obsterti Patologi,
Ed.3, Jilid 1. Jakarta: EGC.
Sukmawati. (2012). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dalam Memenuhi Kebutuhan
Nutrisi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Kassi-Kassi Makasar. Disertasi
tidak diterbitkan. Makasar: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN ALAUDDIN Makasar.