Konsul 2 Manajemen
Konsul 2 Manajemen
Konsul 2 Manajemen
Di susun Oleh
Kelompok 3 :
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
Malang,................................
Kepala Ruangan
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu
mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu
keadaan dan situasi. Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan.
Keterampilan pertama adalah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan
pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis dikelas dan
mepunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
(Nursalam, 2011).
Sebagai profesi, keperwatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal kemampuan teknis, dan moral. Hal ini bisa ditempuh dengan
meningkatkan kualitas perawat melalaui pendidikan tinggi keperawatan tersebut
dilaksanakan degan memperhatikan perkembangan pelayanan dan program
pengembangan kesehatan sering dengan perkembangan iptek bidang kesehatan.
Selain itu diperlukan juga proses pembelajaran, baik di institusi pendidikan maupun
pengalaman belajar klinik dirumah sakit dan komunitas. (Nursalam, 2011).
Proses registrasi dan legislasi keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya
keperawatan (D3 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya undang-undang
No.23 Tahun 1992 dan Permenkes No.1239/2001. Dengan demikian, UU praktik
keperawatan di masa depan diharapkan adalah bentuk pengakuan adanya
kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional.
Pelaksanaan Permenkes No.1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan
persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Hal ini disebabkan
adanya beberapa kendala yang dihadapi, meliputi: belum ada pemahaman tentanng
wujid dan batasan dari praktik keperawatan sebagai praktik keperawatan profesional
dan jenis serta sifat praktik keperawatan profesional yang harus dikembangkan
4
yang melibatkan masalah politis dan pribadi yang lebih terbuka, dan membantu para
perawat tersebut untuk lebih bertangung gugat secara provesional terhadap
tindakannya, maka kita telah mendapatkannya. (Salvage, 1985).
Model asuhan keperawatan profesional (MAKP) dimana dalam model
pemberian asuhan keperawatan profesional ini terjadi kerjasama antara Perawat
Primer (PP) dan Perawat Associate (PA) serta tenaga kesehatan lainnya. (Nursalam,
2011).
Konsep untuk model asuhan keperawatan profesional (MAKP) yaitu Perawat
Primer sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontuinitas rencana
keperawatan terjamin. Perawat associate harus menghargai kepemimpinan
supervisor atau perawat primer. Peran kepala ruangan penting dalam model
modifikasi MAKP Primer akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik
tentang manajemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan dapat
ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan tingkat
kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan
palikasisinya dilapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh mahasiswa sebagai
calon-calon perawat profesional. Dasar dan penerapan manajemen keoerawatan ini
adalah data-data yang diperoleh dari tatanan ruangan yang kemudian dianalisa,
dirumuskan masalah, dan selanjutnya melanjtkan rencana strategi yang cocok untuk
menumbuhkan Model Asuhan Keperawatan MAKP Primer, yang meliputi (Timbang
Terima, Penerimaan Pasien Baru, Sentralisai Obat, Supervisi, Discharge Planning,
dan Ronde Keperawatan).
Berdasarkan data yang ada dan dengan pertimbangan waktu dan tenaga,
maka dalam praktik manajemen keperawatn ini, kami mahasiswa/i Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang Program Ners periode tahun 2020/2021
kelompok 3 akan memfokuskan pada pengaplikasian model asuhan keperawatan
MAKP Primer di Ruangan instalasi Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Stage manajemen keperawatan dilaksanakan sejak tanggal 18 Januari 20120 s/d
29 Januari 2021.
2. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan
dilaksanakan di Ruang instalasi Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik stage manajemen keperawatan
diharapkan mampu lebih memahami konsep dan penerapan Metode Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) di tatanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data M1-M5 di ruangan di
Ruang Tulip 3 Timur
b. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT
c. Menentukan prioritas masalah
d. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian dan masalah yang ditemukan pada pelaksanaan manajemen
keperawatan meliputi:
1. Menyusun rencana strategis operasional untuk ketenagaan (M1)
2. Menyusun rencana strategis operasional untuk sarana prasarana (M2)
3. Menyusun rencana strategis operasional untuk metode (M3) yang terdiri
dari:
a. Menyusun rencana operasional strategis untuk menyelesaikan
masalah yang ditemukan pada pelaksanaan MAKP.
b. Menyusun rencana operasional strategis pada timbang terima.
c. Menyusun rencana operasional strategis pada penerimaan pasien
baru.
d. Menyusun rencana operasional strategis pada sentralisasi obat.
e. Menyusun rencana operasional strategis pada ronde keperawatan.
f. Menyusun rencana operasional strategis pada supervise
keperawatan.
g. Menyusun rencana operasional strategis pada discharge planning.
h. Menyusun rencana operasional strategis pada dokumentasi
keperawatan.
4. Menyusun rencana strategis operasional untuk keuangan (M4).
5. Menyusun rencana strategis operasional untuk mutu (M5).
3. Manfaat
a. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan pasien secara optimal selama perawatan di ruang
Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
b. Bagi rumah sakit
7
BAB II
PENGKAJIA
N
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa profesi manajemen STIKES
Widyagama Husada Malang pada tanggal 18-20 Januari 2021
Wakildirekturpelayanan
Kepalainstalasi
Kepalaperawatinstalasi
Bagan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional (Model Tim primer) IrnaTulip
KA. PERAWAT INSTALASI
MPP
Aries Pudji A S.Kep Ners
V
PerawatPrimer I PerawatPrimerII
Amalia S.Kep. Ners Puri Handayani Amd. Kep
Tingkat Pendidikan
Masakerja Status Jabatan Saat Ini
No Nama
Kepala
1. Aries Pudji A S.kep.Ners 14 tahun PNS
Tim
Non
2. Amalia S.kep.Ners 7 tahun Perawat
PN
S Primer
3. PuriHandayani DIII Non Perawat
8 tahun PNS Primer
DIII Perawat
4. Indah Kurniawati Non
10 tahun penanggung
PNS jawab
DIII Perawat
5. Netta Kusumastuty 10 tahun Non penanggung
PNS
jawab
Non Perawat
6. Dian Maretna DII 8 tahun PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
7. Lita Eryani 2 tahun
PNS Pelaksana
8. Erinda DIII 1 tahun Non Perawat
11
PNS Pelaksana
Non Perawat
9. Dodik S DII 7 Tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
10. Angeline ApriliaAmd.kep 6 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
11. Enny Setianingsih 9 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
12. Vicky Wijanarko 4 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
13. Arlinda 8 tahun
PNS Pelaksana
DIII Perawat
14. Suroso 14 tahun PNS
Pelaksana
DIII Non Perawat
15. Khusnul Mei H 1 tahun
PNS Pelaksana
DIII Non Perawat
16. Bima 1 tahun
PNS Pelaksana
Non Manajer
17. Zahrotul Lathifa DIII 6 tahun
PNS pelayanan
Non Perawat
18. Dita Rochim DIII 9 tahun
PNS Pelaksana
Berdasarkan tabel diatas di ruang Tulip III Timur terdapat tenaga
keperawatan PNS 2 orang dan 16 tenaga keperawatan non PNS.
PNS
1. S.Kep.,Ners 2 0 2
BLUD
BLUD
BLUD
PNS
DII.
2. 16 BLUD 4 12
Keperawatan
BLUD
BLUD
BLUD
12
No Nama Pelatihan
1. Aries Pudji S.kep.,Ners LUKA, K3RS, BLS, MANAGE KEPERAWATAN
2. Amalia BLS,APAR,EKG, PLEBOTOMI
3. PuriHandayaniAmd.kep BLS, APAR.
4. Indah Kurniawati BCLS, ECG, PLEBOTOMI, PPGD
5. Netta Kusumastuty K3RS, MUTU, BLS, ASKEP
6. Dian Maretna BLS
7. Lita Eryani BLS, APAR, PLEBOTOMI
8. Erinda BLS, APAR, PLEBOTOMI
9. Dodik BLS, APAR,PLEBOTOMI, BENCANA.
10. Angeline ApriliaAmd.kep BLS, APAR, K3RS
11. Enny Setianingsih BLS
12. Vicky Wijanarko APAR, BLS
13. Arlinda BLS, APAR, PLEBOTOMI
14. Suroso APAR, BLS
15. Khusnul Mei H BLS, APAR
16. Bima BLS, APAR
17. Zahrotul Lathifa BLS
18. Dita Rochim BLS, APAR, SER
Tanggal
Tindakan Keperawatan Langsung 18-20 Januari 2021
Pagi Sore Malam
(menit)
Merapikan tempat tidur 15 10 10
Persiapan dan pemberian obat kepada
25 25 25
pasien (injeksi)
Penggantian cairan infus 5 5 5
Evaluasi kepatenan infus 3 3 3
Mengikuti visite dokter 10 - -
Menerima pasien baru 30 30 30
Pemberian transfusi 45 - -
Pemberian nutrisi melalui NGT - - -
Pemberian nebul 10 10 -
Mengambil darah 10 - -
TOTAL 153 83 63
Tabel 2.11 Tingkat Non Produktif Keperawatan Per Shif diruang Tulip 3
TimurRSUDKabupaten Sidoarjo 18 Januari-20 Januari 2020
Tanggal
Tindakan Keperawatan Tidak Langsung
Pagi Sore Malam
Timbang terima ke pasien 30 30 30
Pembuatandokumentasitindakan di RM 30 30 30
MelengkapiRM 20 20 20
Operan dinas 60 60 60
TOTAL 140 140 140
Keterangan :
a. Total waktu diatas merupakan waktu yang dibutuhkan 1 perawat untuk
merawat 1 orang pasien.
b. Kegiatan tidak produktif yang dilakukan perawat yaitu makan dan sholat
yang membutuhkan waktu 40 menit.
c. Jumlah waktu kerja per shift yaitu (153+140+40) x 8 = 2,664
5. Mahasiswa Praktik
Mahasiswa yang berpraktik di Ruang Tulip 3 Timur biasanya di ikuti
oleh beberapa institusi yang ada di jawa timur. Adapun institusi yang
berpraktik sekarang diantaranya:
1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Malang (Program Profesi
Ners). Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Tulip 3
14
Jumlah
No. JenisPenyakit Peringkat
Kasus
1. GEA 10 1
2. Vomitting 9 2
3. PJK (Penyakit jantung koroner) 6 3
4. Chronic Kidney Disease (CKD) 5 4
5. Cerebrovascular accident infark (CVA Infark) 4 5
6 CHF (Congestive Heart Failure) 4 4
7 Stroke Haemoragic (SH) 3 4
8 Diabetes Mellitus (DM) 2 2
Sumber: Primer (2021)
Gambar 2.2 Grafik Penyakit terbanyak di Ruang Tulip 3 Timur dari tanggal 18-20
Januari 2021
12
10
8
6
4
2
0
PJK
(Penya Chronic
Stroke Diabet
Vomitti kit Kidney
GEA CVACHFHemor es
ng jantung Disease
aic Melitus
korone (CKD) r)
JUMLAH KASUS10 9 6 5 4 4 3 2
pemakaian alat penghisap (suction) dan kadang klien dalam kondisi gelisah/
disoriented.
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) menetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien,
dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar pershift.
Tabel 2.6 Nilai Standar Jumlah Perawat Per Shift Berdasarkan Klasifikasi
Klien
Klasifikasi Pasien
Jumlah Minimal Parsial Total
Pasien Mala
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore
m
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Sumber:DataPrimer(2021)
Berdasarkan hasil diatas yang telah dihitung menurut Douglas, jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan rata-rata dalam 1 hari yaitu 12 orang dengan rincian sebagai
berikut:
a. Shift pagi
Dibutuhkan 4 orang perawat yang terdiri dari 1 Perawat primer dan 3 orang
perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur, jumlah perawat yang bertugas pada
dinas pagi adalah 4 orang yaitu 1 orang Perawat Primer dan 3 orang perawat
19
ruangan
14 Tempat sampah 4 4/ ruangan Baik Ditambah
medis 1
15 Tempat sampah non 19 19/ Baik -
medis ruangan
16 Tensi erka 1 1/ ruangan Baik -
17 Penlight 1 2/ ruangan Baik Ditambah
1
18 Retrain 2 2/ ruangan Baik -
19 SPO2 Portable 1 2/ ruangan Baik Ditambah
1
20 Jam dinding pasien 16 1:1 Baik -
21 Meja pasien 48 1:1 Baik -
22 Almari status 1 1 Baik -
23 Lemari es obat 1 1 Baik -
24 Kursi perawat 10 10/ Baik -
ruangan
25 Lemari barang 1 1 Baik -
inventaris
26 Televisi 16 1:1 Baik -
27 Troli visik 1 1/ ruangan Baik -
28 Troli obat 1 1/ ruangan Baik -
29 Lemari es ASI 1 1/ ruangan Baik -
30 AC 17 1:1 Baik -
Peralatan perawat
Peralatan perawat
TIDA
NO PERTANYAAN YA K
1. Model Asuhan Keperawatan
a. Apakah model asuhan keperawatan yang 6 0
digunakan perawat saat ini adalah MAKP ? (100 (0%)
Moduler Tim %)
%)
c. apakah anda sering mendapat teguran dari ketua 6 0
tim? (100 (0%)
%)
d. apakah anda menjalankan kegiatan sesuai 6 0
tupoksi? (100 (0%)
%)
4. Tanggung Jawab Dan Pembagian Tugas
a. apakah job decription untuk anda selama ini 6 0
sudah jelas? (100 (0%)
%)
b. apakah tugas anda sesuai dengan model asuhan 6 0
keperawatan yang saat ini digunakan ruangan ? (100 (0%)
%)
c. apakah anda mengenal atau mengetahui kondisi 6 0
pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan? (100 (0%)
%)
Sumber : Data Primer (2021)
2) Timbang terima
Penyampaian dan peneriamaan suatu laporan yang berkaitan dengan
pasien harus dilakukan seefektif mungkin secara jelas, singkat, dan
lengkap mengenai tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Dari hasil wawancara dan
observasi keseluruhan perawat telah mengetahui cara penyampaian dan
persiapan untuk timbang terima yang dipimpin langsung oleh ketua tim
ruang tulip II, kemudian dilanjutkan dengan melaporkan kondisi pasien
pada perawat.
Pelaporan : Situation meliputi nama pasien, usia, diagnose medis,
masalah keperawatan, dokter penanggung jawab. Background meliputi
perkembangan pasien saat ini, seperti kemampuan pasien atau aktivitas.
Assesment meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil
laboratorium, informasi klinik yang mendukung, serta informasi
perkembangan klien. Recommendation meliputi intervensi yang perlu
dilakukan seperti terapi dan pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan. Setelah proses timbang terima dilakukan di ruang perawat
kemudian perawat bersama-sama melakukan validasi ke pasien dengan
menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien, memperkenalkan
perawat yang akan bertugas selanjutnya dan menyampaikan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah dilakukan validasi ke pasien,
perawat tidak mendiskusikan kondisi pasien kepada anggota tim dan
langsung melakukan tindakan. Pendokumentasian SBAR dilakukan di
27
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah timbang terima dilakukan setiap shift ? 6 0
(100%) (0%)
2. Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat 0 6
waktu? (0%) (100%)
3. Apakah timbang terima dihadiri oleh semua 6 0
perawat yang berkepentingan? (100%) (0%)
4. Apakah timbang terima dipimpin oleh kepala 2 4
ruangan ? (57,1%) (42,9%)
5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam 6 0
pelaksanaan timbang terima? (100%) (0%)
6. Apakah anda mengetahui apa saja yang harus 6 0
disampaikan dalam pelaporan timbang terima? (100%) (0%)
7. Adakah buku khusus untuk mencatat hasil 6 0
laporan timbang terima? (100%) (0%)
8. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan 6 0
laporan timbang terima? (14,2%) (0%)
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat 6 0
timbang terima berlangsung? (92,9%) (0%)
10. Apakah anda mengetahui bagaimana teknik 6 0
pelaporan timbang terima ketika berada di (100%) (0%)
depan pasien?
11. Apakah waktu untuk mengunjungi masing- 6 0
masing pasien antara 5-10 menit? (71,4%) (0%)
12. Apakah terdapat persetujuan atas penerimaan 6 0
timbang terima? (100%) (0%)
13. Apakah terdapat evaluasi mengenai kesiapan 6 0
perawat pengganti sif selanjutnya oleh kepala (92,9%) (0%)
ruangan?
Sumber Kuisioner: Nursalam 2015; Sumber Data: Data Primer 2021.
baru. Berdasarkan hasil wawancara kepada ketua tim ruang Tulip III
penerimaan pasien baru dimulai sejak pasien datang, perawat akan
menyiapkan kamar, menyiapkan lembar pasien baru dibantu pekarya
ruangan, memperkenalkan perawat dan ruangan, memperkenalkan
aturan rumah sakit di ruangan, memperkenalkan nama, dokter
penangguang jawab, menjalaskan terkait hak dan kewajiban pasien.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah anda mengerti bagaimana 6 0
penerimaan pasien baru? (100%) (0%)
2. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang 6 0
penerimaan pasien baru? (100%) (0%)
3. Apakah setelah selesai melakukan 6 0
penerimaan pasien baru anda melakukan (100%) (0%)
pendokumentasian?
4. Apakah kepala ruangan atau penanggung 6 0
jawab sif memberitahu bahwa akan ada (85,8%) (0%)
pasien baru?
5. Apakah sudah ada media seperti leaflet, 6 0
booklet, dll yang digunakan atau diberikan (100%) (0%)
kepada pasien atau keluarga saat melakukan
penerimaan pasien baru?
6. Apakah saat penerimaan pasien baru sudah 6 0
dilakukan penjelasan tentang 3P (pengenalan (100%) (0%)
kepada pasien tentang tenaga kesehatan lain,
peraturan rumah sakit, penyakit serta
sentralisasi obat)
Sumber Kuisioner: Nursalam (2015); Sumber Data: Data Primer 2021
Pasien
Perawat melakukan
datang dari
Kontak DPJP identifikasi (biodata
IGD atau
dan status),
anamnesa dan
Dilakukan perawatan
terhadap pasienmeliputi:
- Konsul/
tindakan
dokter
- Pemberian terapi
Gambar 2.4 Skema Alur Penerimaan Pasien Baru - Pemberian diet
4) Discharge planning
Penting bagi pasien dan keluarga untuk mengetahui perawatan yang
telah diterima dan bagimana perawat yang dapat dilanjutkan saat pasien
kembali kerumah, sehingga status kesehatan pasien dipertahankan atau
meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua tim ruang Tulipp
III discharge planning dilakukan saat pasien pertama kali masuk, selama
dilakukan perawatan dan saat pasien akan keluar rumah sakit. Discharge
planning sudah terdokumentasikan di rekam medis pasien. Discharge
planning yang didokumentasikan saat pasien akan masuk dan keluar
31
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang Discharge 6 0
Planning? (100%) (0%)
2. Apakah bapak/ibu berikan saat melakukan 6 0
Discharge Planning? jelaskan (100%) (0%)
3. Apakah bapak atau ibu bersedia melakukan 6 0
Discharge Planning? Jelaskan (100%) (0%)
4. Apakah Discharge Planning dilakukan saat pasien 6 0
pulang? (100%) (0%)
5. Kapan pelaksanaan Discharge Planning dilakukan 6 0
pada pasien? (100%) (0%)
a. Mulai pasien masuk rumah sakit sampai
pasien keluar rumah sakit
b. Saat pasien masuk rumah sakit
c. Saat pasien akan keluar ruamh sakit
6. Apakah sudah ada pembagian tugas Discharge 6 0
Planning? (71,4%) (0%)
7. Apakah PJ unit telah menginformasikan tentang 6 0
operasional Discharge Planning? Jelaskan (92,9%) (0%)
8. Apakah sudah ada pemberian browser/leaflet saat 4 2
melakukan Discharge Planning? (71,4%) (28,6%)
9. Apakah Discharge Planning sudah dilakukan 6 0
dengan SOP yang ada? (100%) (0%)
10. Apakah Discharge Planning disampaikan dengan 6 0
menggunakan bahasa yang dimengerti oleh (100%) (0%)
pasien dan keluarga pasien?
11. Apakah bahasa yang bapak/ibu gunakan dalam 6 0
melakukan Discharge Planning, mengalami (35,8%) (0%)
kesulitan untuk dipahami?
12. Apakah setiap selesai melakukan Discharge 6 0
Planning bapak/ibu melakukan (100%) (0%)
pendokumentasian dari Discharge Planning yang
telah bapak atau ibu lakukan?
Sumber Kuisioner: Nursalam (2015); Sumber Data: Data Primer (2021)
5) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ketua tim ruang tulip III
mengatakan bahwa ronde keperawatan dilaksanakan setiap satu periode
sekali dengan metode studi kasus. Dalam studi kasus pada pasien
dengan masalah yang tak kunjung mengarah pada perbaikan.
Pelaksanaan ronde keperawatan menemui beberapa hambatan jumlah
tenaga keperawatan terbatas dengan jumlah beban kerja yang tinggi.
Perawat saling bekerja sama untuk mengelola ruangan tersebut. Dalam
pelaksanaan ronde keperawatan perawat juga akan melaksanakan
diskusi dengan profesi lain seperti dokter, ahli gizi tanpa melibatkan
keluarga.
33
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya ronde 6 0
keperawatan? (78,6%) (0%)
2. Apakah sebagaian besar perawat diruangan ini 4 2
mengerti adanya ronde keperawatan? (78,6%) (21,4%)
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan 4 2
diruangan ini telah optimal? (71,4%) (28,6%)
4. Apakah setiap bulan dilakukan ronde 6 0
keperawatan? (42,9%) (0%)
5. Apakah keluarga pasien mengerti tentang adanya 0 6
ronde keperawatan? (0%) (57,1%)
6. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde 6 0
keperawatan sudah dibentuk? (100%) (0%)
7. Apakah yang dibentuk telah mampu 3 3
melaksanakan kegiatan ronde keperawatan (50%) (50%)
secara optimal?
Sumber: Data Primer (2021)
6) Sentralisasi obat
Data dikumpulkan melalui hasil observasi dan wawancara sarana dan
prasarana pengelolaan sentralisasi obat mencakup pasien umum dan
BPJS. Untuk pasien BPJS ada 2 alur yaitu obat yang tercover dan tidak
tercover. Obat yang tercover sama dengan pasien lainnya, obat yang
tidak tercover alurnya yaitu dari dokter kemudian ke perawat kemudian ke
penanggung jawab pasien untuk di tebus di farmasi selanjutnya obat di
berikan ke perawat dan perawat memberikan obat sesuai dengan jadwal
dan dosis advice dokter. Berdasarkan hasil wawancara di ruangan di
peroleh hasil yaitu obat yang sudah ada di perawat akan di buatkan
jadwal sesuai dengan dosis dan waktu pemberian, di dokumentasikan di
dalam buku obat namun tidak terdapat pemisahan cara pemberian obat
oral maupun injeksi. Persetujuan antara perawat dan pasien dalam
proses sentralisasi obat dilakukan secara lisan dan tertulis (informed
consent). Pada pasien umum jika pasien sudah dinyatakan pulang atau
meninggal obat yang tersisa akan dikembalikan ke farmasi untuk
digantikan dengan uang, jika pasien BPJS maka obat yang tersisa akan
di kembalikan ke farmasi. Mengenai cara penyimpanan obat di ruangan
jasmin terdapat tempat khusus untuk sentralisasi obat. Perawat
34
Gambar
Sif (pagi,Skema 2.5 Aluruntuk
sore, malam) Sentralisasi Obat
- Pasien pulang
setiap sif pagi ruangan anak di Retur
- meninggal
oplos oleh bagian farmasi
Berdasarkan hasil wawancara di ruang Tulip 3 Timur diperoleh hasil
yaitu obat yang sudah ada pada perawat akan dibuatkan jadwal sesuai
dengan dosis dan waktu pemberian, dan didokumentasikan dalam buku
obat mengenai cara pemberian obat oral maupun injeksi.
Pendokumentasian dilakukan oleh perawat kemudian ditandatangani
setelah pemberian obat di medikasi pasien.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Pengadaan Sentralisasi Obat
Apakah bapak/ibu mengetahui tentang 6 0
a.
sentralisasi obat? (100%) (0%)
Apakah diruangan bapak atau ibu ini terdapat 6 0
b sentralisasi obat? (100%) (0%)
Jika Ya, apakah sentralisasi obat yang sudah 6 0
c.
dilaksanakan secara optimal? (100%) (0%)
Jika tidak, menurut bapak/ibu apakah diruangan 6 0
d ini perlu diadakan sentralisasi obat? (100%) (0%)
Apakah selama ini bapak/ibu perna diberi 6 0
e. (100%) (0%)
wewenang dalam sentralisasi obat?
Apakah format daftar pengadaan tiap-tiap macam
6 0
f. obat? (oral-injeksi-supotoria-infus-insulin-obat
(100%) (0%)
gawat darurat)
2. Alur Penerimaan Obat
Apakah selama ini ada format persetujuan 6 0
a.
sentralisasi obat dari pasien/keluarga pasien? (85,8%) (14,2%)
Apakah proses penerimaan obat langsung dari 6 0
b. pasien/keluarga pasien? (64,2%) (35,8%)
3. Cara Penyimpanan Obat
Apakah diruangan ini terdapat ruangan khusus 6 0
a.
untuk sentralisasi obat? (92,9%) (0%)
Apakah kelengkapan sarana dan prasarana 6 0
b.
pendukung sentralisasi obat sudah terpenuhi? (92,9%) (0%)
35
7) Supervisi keperawatan
Supervise keperawatan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang
berperan untuk mempertahankan agar kegiatan yang telah diprogramkan
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervise secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai macam
hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
di ruangan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara supervise di
ruangan dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Supervsi secara
tidak langsung dilakukan oleh kepala ruangan dengan cara melakukan
supervisi mengenai kelengkapan rekam medis pasien. Supervise secara
langsung dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat secara rutin
setiap minggu 1 kali, dan supervise besar dilakukan setiap 1 bulan sekali
dengan tata cara diberitahu terlebih dahulu jika akan di supervise saat
akan melakukan tindakan keperawatan.
36
NO PERTANYAAN YA TIDAK
6 0
1. Apakah bapak/ibu mengerti tentang supervise? (100%) (0%)
6 0
2. Apakah supervisi telah dilakukan diruangan ? (100%) (0%)
Apakah supervisi dilakukan minimal satu kali 6 0
3. setiap bulan? (100%) (0%)
6 0
4. Apakah PJ unit melakukan supervise? (100%) (0%)
Apakah supervisi diruangan sudah sesuai dengan 6 0
5. alur yang ada? (100%) (0%)
6 0
6. Adakah format buku supervisi setiap tindakan? (100%) (0%)
Apakah format untuk supervise sudah sesuai 6 0
7. dengan standar keperawatan? (100%) (0%)
Apakah alat (instrument) untuk supervisi tersedia 6 0
8. secara lengkap? (100%) (0%)
Apakah hasil dari supervisor disampaikan kepada 6 0
9. perawat? (100%) (0%)
Apakah selalu ada feed back dari supervisor untuk 6 0
10. setiap tindakan? (100%) (0%)
Apakah bapak/ibu puas dengan hasil dari feed 6 0
11. back tersebut? (100%) (0%)
6 0
12. Apakah follow up setiap hasil dari supervisi? (100%) (0%)
Apakah bapak/ibu menginginkan perubahan untuk
6 0
13. setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari
(100%) (0%)
supervise?
Apakah bapak/ibu perna mendapatkan pelatihan 3 3
14. dan sosialisasi tentang supervise? (50%) (50%)
Sumber: Data Primer (2021)
8) Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari media komunikasi
antara perawat yang melakukan asuhan keperawatan dengan perawat
lain atau dengan tenaga kesehatan lain dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan dan ketidaklengkapan informasi keperawatan. Dari hasil
wawancara dan observasi kelompok tentang model asuhan keperawatan
yang digunakan di Ruang Tulip III adalah Tim, sebagian besar perawat
menyatakan cocok dengan model yang ada serta model yang digunakan
sudah sesuai dengan visi dan misi ruangan. Adapun saran dari kami yaitu
pertahankan model yang digunakan apabila ada kecocokan dan
kesesuaian dengan visi dan misi ruangan hanya saja diperlukan
pemahaman yang menyeluruh tentang model yang digunakan. Hasil
wawancara yang dilakukan sudah terjalin komunikasi yang baik dan
adekuat antara perawat dan unit kesehatan lainnya salah satunya adalah
37
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang
digunakan di ruangan ini, apakah sudah ada 6 0
format pendokumentasien yang baku yang (100%) (0%)
digunakan?
2. Apakah bapak/ibu sudah mengerti cara pengisian
6 0
format dokuntasi tersebut dengan benar dan
(100%) (0%)
tepat?
3. Apakah menurut bapak/ibu format yang
digunakan ini bisa membantu (memudahkan) 6 0
perawat dalam melakukan pengkajian pada (0%) (0%)
pasien?
4. Apakah bapak/ibu sudah melaksanakan
4 2
pendokumentasian dengan tepat waktu (segera
(92,9%) (14,1%)
setelah melakukan tindakan)?
5. Apakah menurut bapak/ibu model dokumentasi
5 1
yang digunakan ini menambah beban kerja
(35,8%) (64,2%)
perawat?
6. Apakah menurut bapak/ibu model dokumentasian 5 1
digunakan ini menyita banyak waktu? (71,4%) (28,6%)
a. Sumber dana
Sebagian besar pembiayaan ruangan dan pelatihan petugas
ruangan berasal dari anggaran yang sudah diajukan di awal tahun di
Rumah sakit. Sedangkan untuk biaya pasien sebagian besar dari BPJS
baik PBI maupun Non PBI serta biaya sendiri (umum). Biaya yang
berlaku saat ini adalah sesuai kelas perawatan. Sumber dana sarana dan
prasarana, listrik, air dan telepon dan lainya sudah terpusat.
b. Jenis pembiayaan pasien
Jenis pembiayaan yang digunakan di ruang tulip 3 adalah BPJS
mandiri dan umum
38
1. Umum
Pasien
IGD POLI
Pasien Pasien
Pengurusan Pengurusan
2. BPJS
pasien baru pasien baru di
Pasien GDC Bidang
IGD POLI
Persyaratan
surat
SEP (surat
IGD elegibilitas peserta)
IKPK untuk
mendapatkan SIM
39
6. Tarif Hemodialisa
No Uraian Tarif (Rp)
1. Hemodialisa 900.000
2. Hemodialisa emergency 1.100.000
42
NOUraianTarif (Rp)
1 Paket dasar I : 190.000
a. Paket pemeriksaan fisik
b. Radiologi
1. Foto thoraks
2. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah lengkap
2. Urine lengkap
2 Paket dasar II : 485.000
a. Pemeriksaan fisik
b. Radiologi
1. Foto thoraks
c. Pemeriksaan Jantung
1. EKG
d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah lengkap
2. Urine lengkap
3. Fungsi hati (SGOT, SGPT)
4. Fungsi ginjal (BUN, serum creatinin,
asam urat)
5. Lemak darah (Kolestrol total,
Trigliseriga, HDL,LDL)
6. Gula darah (gula darah puasa, gula
darah jam PP)
3 Paket Eksekutif I : 871.000
a. Pemeriksaan fisik
b. Radiologi
1. Foto thoraks
c. Pemeriksaan Jantung
2. EKG
d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah lengkap
2. Urine lengkap
3. Fungsi hati (SGOT, SGPT)
4. Fungsi ginjal (BUN, serum creatinin,
asam urat)
5. Lemak darah (Kolestrol total,
Trigliseriga, HDL,LDL)
6. Gula darah (gula darah puasa, gula
darah jam PP, HbAtC)
7. Hepatitis (HbsAg, Anti HBs, Anti HCV)
2. Billing system
Pelaksanaan billing pasien di Ruang Tulip 3 RSUD Sidoarjo
dilakukan oleh perawat ruangan. Untuk pembayaran, pasien umum
dilakukan di kasir, sedangkan untuk pembayaran BPJS dilakukan di Tim
Pengendali.
Kesimpulan
Sebangian besar pasien di ruang tulip 3 kelas ( 1 ) mengunakan BPJS
sebesar 85%, untuk pasien umum sebear 45% sedangkan pasien yang
mengunakan KSO itu berada di kelas ( 3 )
5. Mutu (M5)
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata serta penyelenggaraannya sesuai dengan standart kode
etik profesi (Nursalam, 2015).
44
Tabel 2.47 Kepatuhan Cuci Tangan Oleh Keluarga pasien pada tanggal
24-18-20 Januari 2021
NoPeriodeCuci tanganProsentase
N %
1 18-20 Januari 2021 10 50%
Sumber : Data Primer (2021)
setiap status pasien dan sudah diisi secara rutin setiap hari.
Berdasarkan hasil data pada tanggal 18 Januari – 20 Januari 2020
didapatkan data insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di
Rumah Sakit mencapai target 0%.
Tabel Insiden pasien jatuh selama perawatan di Ruang Tulip 3 Timur pada
tanggal 18 – 20 januari 2021
No Periode D Presentase
18-20 Januari 2021 0 0%
Sumber : Data primer (2021)
anda
9 Perawat perhatian dan
memberi dukungan
0 (0%) 2 (20%) 7 (70%) 1 (10%)
terhadap kebutuhan
pelayanan anda
10 Perawat ramah dan
sopan dalam 0 (0%) 0 (0%) 7 (70%) 3 (30%)
pelayanan
11 Perawat bersedia
menawarkan bantuan
0 (0%) 0 (0%) 7 (70%) 3 (30%)
kepada anda ketika
mengalami kesulitan
12 Perawat memberi
0 (0%) 0 (0%) 6 (60%) 4 (40%)
pelayanan tepat waktu
13 Perawat segera
menangani anda ketika 0 (0%) 0 (0%) 8 (80%) 2 (20%)
sampai di rumah sakit
14 Kenyamanan dan
keamanan fasilitas 0 (0%) 0 (0%) 7 (70%) 3 (30%)
gedung RS
15 Ketersediaan sarana
dan prasarana yang
0 (0%) 0 (0%) 9 (90%) 1 (10%)
dperlukan dalam
pelayanan
16 Kebersihan dan
kesiapan alatalat
0 (0%) 0 (0%) 7 (70%) 3 (30%)
kesehatan yang
digunakan
17 Ketersediaan petunjuk
10
informasi ruangan dan 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
(10%)
lokasi
18 Kebersihan fasilitas
umum: toilet, tempat
0 (0%) 1 (10%) 6 (60%) 3 (30%)
ibadah dan ruang
tunggu
19 Menu makanan RS :
rasa, penyajian, 0 (0%) 1 (10%) 7 (70%) 2 (20%)
ketepatan
Sumber : Data Primer (2021)
Berdasarkan dari hasil survei mengenai kepuasan klien dalam
pelayanan perawat didapatkan bahwa sebesar 80% perawat
memberikan perhatian terhadap keluhan yang pasien rasakan, 70%
perawat mudah dihubungi dan ditemui bila pasien membutuhkan,
sebanyak 70% perawat ramah dan sopan dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Sebanyak 30% keluarga menyatakan kurang
puas terhadap kebersihan dan kesiapan alat-alat kesehatan yang
diharapkan. Sebanyak 10% keluarga pasien menyatakan tidak puas
terhadap kebersihan fasilitas umum dan 20% tidak puas dengan menu
makanan yang disajikan rumah sakit.
Kenyamanan
Penilaian nyeri dilakukan dengan menggunakan instrumen, FLACC
Pain Scale instrument. Penilaian nyeri umumnya ada pada setiap
status pasien tetapi belum diisi secara rutin setiap hari. Dari hasil
51
C. Analisa Masalah
BOBOT
TOTAL
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING X
S-W
RATING
1 Sumber Daya Manusia (M1)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya sistem S–W
perkembangan staf 0,3 4 1,2 3 – 3,5
berupa pelatihan dan = - 0,5
sebanyak 98% perawat
telah mengikuti
pelatihan(misalnya
BLS,APAR, PPI, BCLS,
COST CRV, COST SRV,
PLEBOTOMI)
2. Jenis Keterangan
S1 Keperawatan Ners : 2
orang 0,3 4 1,2
D3 Keperawatan:16
Pekarya Kesehatan :4
Pekarya Rumah
Tangga:0
Administrasi:1 orang
Masa kerja > 10 tahun
sebanyak 2 orang, 5-10
tahun sebanyak 11
orang, < 5 tahun
sebanyak 5 orang
3. Adanya pelatihan
perawat 0,2 3 0,6
Weakness
1. Jumlah tenaga sarjana
masih kurang untuk
dapat menerapkan 0,2 3 0,6
MAKP Primary Nursing
2. BOR selama dilakukan
pengkajian 3 hari lebih
dari 80% 0,5 4 2
b. Eksternal Faktor
(EFAS) Opportunity
1. Adanya kebijakan
Rumah sakit untuk 0,2 4 0,8 O–T
54
Treathened
1. Tuntutan masyarakat
tentang perawatan
professional
2. Persaingan RS yang
semakin tinggi 0,3 3 0,9
3. Terbatasnya kuota
perawat yang dapat
melanjutkan pendidikan 0,5 4 2
0,4 3 1,2
2 Sarana dan Prasarana (M2)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Tersedia sarana dan 0,50 4 2 S-W
prasana bagi pasien dan 3,5 –
tenaga kesehatan yang 2,24 =
masih berfungsi dengan 1,26
baik dan memenuhi
standart
2. Terdapat peralatan yang
mendukung dalam 0,35 3 1,05
melakukan tindakan
asuhan keperawatan
3. kalibrasi alat telah 0,15 3 0,45
berjalan
Weakness
1. Jumlah alat kesehatan
terbatas 0,30 3 0,9
2. Bed pasien ( bed 2
rusak) 0,30 3 0,9
3. Satuan Operasional
Prosedur (depo 0,20 2 0,4
pengadaan obat,
pengadaan barang, alur
pengadaan alat
keseahatan tidak ditampil
dinding perawat)
4. Denah Ruangan tidak di
tempel di ruangan 0,20 2 0,04
55
Treathened
1. Adanya perkembangan
teknologi dalam bidang 0,50 3 1,5
kesehatan yang semakin
pesat 2
2. Adanya peningkatan harga – 0,30 0,9
harga alat medis
3. Adanya tuntutan tinggi dari 0,20 0,4
masyarakat untuk
melengkapi sarana dan
prasarana.
3 METHODE (M3)
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Rs memiliki visi, misi dan 0,2 4 0,8 S–W
motto sebagai acuan 3,7 – 2
= 1,7
melaksanakan kegiatan
pelayanan 0,1 4 0,4
2. Sudah ada model MAKP
yang digunakan acuan
yaitu MAKP tim primer
(moduler) 0,1 3 0,3
3. Supervisi sudah
dilakukan kepala 0,1 3 0,3
ruangan
0,1 3 0,3
4. Mempunyai standart
asuhan keperawatan 0,1 4 0,4
5. Mempunyai protap setiap
tindakan
6. Terlaksana komunikasi 0,1 4 0,4
yang adekuat, perawat
56
Weakness
1. Dalam pelaksanaan
model asuhan 0,4 2 0,8
keperawatan masih ada
perawat yang medapat
teguran dari ketua tim
2. Dalam efektifitas dan
efisiensi model asuhan
keperawatan ada
perawat yang merasa
model yang digunakan
saat ini menyulitkan dan
memberikan beban berat
kerja
Treathened
1. Persaingan dengan rumah
sakit swasta yang semakin 0,2 3 0,6
ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
professional
3. Makin tinggi kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan hukum
0,2 3 0,6
57
Weakness
b. Eksternal Faktor
(EFAS) Opprtunity
1. Adanya mahasiswa S-1 0,3 3 0,9
keperawatan praktik O-T :
manajemen 3,6-
keperawatan 1,8=
2. Kerja sama yang baik 0,3 3 0,9 1,8
antara perawat dan
mahasiswa S-1
Keperawatan
Threatened
1. Adanya tuntutan
pasien untuk
mendapatkan
pelayanan
profesional
2. Makin tinggi
kesadaran
masyarakat akan
hukum
Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength 3 0,3
1. Supervise telah dilakukan oleh 0,1
PJ ruangan 3 0,3 S-W
58
Weakness 0,1 2 2
1. Masih ada 28,6% perawat
belum perna mendapatkan
pelatihan dan sosialisasi 0,1
tentang supervisi
Threatened
1. Adanya tuntutan pasien sebagai 1,3
konsumen untuk mendapatkan 3
pelayanan yang professional
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum 3
0,4
O-T
3,6-
0,6 3,1=0,
5
0,6
59
0,4
1,0
Weakness
1. 78,6% perawat menjawab
timbang terima tidak 3 0,9
dilaksanakan tepat waktu
Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
60
Weakness
1. 28,6% perawat menjawab
belum ada pembagian
tugas Discharge Planning 0,3 2 0,6
2. 28,6% perawat menjawab
belum ada pemberian
browser/leaflet saat 0,3 2 0,6
melakukan Discharge
Planning
3. 35,8% perawat menjawab
bahwa bahasa yang
gunakan dalam melakukan
Discharge Planning,
mengalami kesulitan untuk 0,6 2 1,2
dipahami.
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1
keperawatan yang praktik
manajeman keperawatan 3
2. Kerja sama yang baik 0,6
antara perawat dan
mahasiswa S1 keperawatan 3 1,8
Threatened 0,4
0,3
1,2
0,4
1,2
O-T
3-3,6=
-0,6
Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
3
1. Adanya pelatihan dan
seminar mengenai
manajemen keperawatan 3
2. Adanya kesempatan bagi
kepala ruangan untuk 0,6 1,8
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik 0,4 1,2
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih 4 O-T
tinggi dari masyarakat untuk 3-3,6=
mendapatkan pelayanan -0,6
yang professional
2. Persaingan antara 2,4
ruang rawat inap dalam 3
memberikan pelayanan 0,6
1,2
0,4
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
0,2 3 0,6
1. Sudah ada format S-W
pendokumentasien yang baku 3,4-
yang digunakan 0,3 4 1,2 2=1,4
2. Telah mengerti cara pengisian
format dokuntasi tersebut 0,3 3 0,9
dengan benar dan tepat
3. Format yang digunakan ini bisa
membantu (memudahkan)
perawat dalam melakukan
pengkajian pada pasien 0,1 3 0,3
4. Format asuhan keperawatan
sudah ada 0,1 4 0,4
5. Adannya kesadaran perawat
tentang tanggung awab dan
tanggung gugat
Weakness
Opportunity
0,6 3
1. Peluang perawat untuk 1,8
meningkatkan pendidikan 0,4 3
2. Kerja sama yang baik antara 1,2
perawat dan mahasiswa
O-T
3-3= 0
3
Threatened
4 MONEY (M4)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Biaya pembangunan 0,2 3 0,6
dan perawatan gedung
didapat dari APBD, RS
dan Pempov S-w:
2. Pendananan alat 3,2-2 =
didapat kan dari RS. 0,1 4 0,4 1,2
3. Pengajuan kebutuhan
alat ruangan oleh Karu 0,2 4 0,8
4. Sumber dana alkes
diruangan berasal dari 0,1 3 0,3
RS
5. Anggaran khusus
pemeliharan alkes 0,1 2 0,2
diajukan kepihak RS
6. Gaji karyawan
didapatkan dari RS 0,1 3 0,3
setiap bulan
7. Insentif dibagikan
sesuai dengan 0,2 3 0,6
golongan.
Weakness
1. Billing pada pasien
baru dilakukan 1 2 2
oleh perawat
sedangkan untuk
administrasi
membilling pasien
pulang untuk
melengkapi data
administrasi.
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. Ada alokasi dana untuk
pengembangan pendidikan 0,4 3 0,12
formal bagi perawat
64
5 MUTU (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Kepuasan pasien terhadap 0,3 4 1,2 S–W
pelayanan kesehatandi rumah 2,1 –
sakit 0,25 2 0,5 0,75
2. Rata – rata BOR cukup baik 0,2 2 0,4 = 1,35
3. Sebagai tempat praktik
mahasiswa keperawatan D-3
maupun S-1
Weakness
1. Penerapan 5 momen cuci 0,5 3 1,5
tangan secara benar
mengalami penurunan pada
bulan terakhir.
2. Terdapat pasien dan keluarga 0,25 3 2,25
yang tidak mengetahui cara
mencuci tangan yang benar
dan fungsi dari handscrub
karena jarang dilakukan
sosialisasi dan demonstrasi.
D. Identifikasi Masalah
7. Dokumentasi
Didapatkan bahwa 71,4% 7. Banyak dokumentasi
perawat memilih jawaban ya yang harus di isi
mengenai model dokumentasi
yang digunakan menyita banyak
waktu
E. Prioritas Masalah
Prioritas masalah ditentukan dengan salah satu metode CARL apabila data yang
tersedia kualitatif. Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus
diberi skor 0-10. Kriteria CARL terdiri dari:
C= (Capability) ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A= (Accessibility) kemudahan masalah di atasi atau tidak. Kemudahan didasarkan
pada ketersediaan metode, cara, dan peraturan
R= (Readiness) kesiapan tenaga atau sasaran seperti keahlian, kemampuan dan
motivasi
L = (Leverage) seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain.
C A R L
Skor
Masalah (Capabili (Accesi (Relev (Legal Rank
Nilai
ty) bility) ancy) ity)
M1 – MAN
Minimnya tenaga S1 Keperawatan
dibandingkan dengan D3
8 7 7 8 3136 4
keperawatan yang lebih banyak
80% perawat masih berlatar
pendidikan D3 Keperawatan
M2 – MATERIAL
8 8 7 9 4032 2
3 bed pasien rusak
M3 – METHODE
1. Waktu pelaksanaan timbang
terima yang berakhir belum
tepat waktu
9 8 8 8 4608 1
2. 71,4% perawat menjawab ya
saat diberikan kuisioner
tentang model dokumentasi
menyita banyak waktu
M5 – MUTU
Keamanan pasien (patient
7 8 8 8 3584 3
Safety) Pelaksanaan cuci
tangan belum optimal dan
69
4 M4 – Money Lucky
Tidak ada
masalah
5 M5 – Mutu Motivasi dari Pasien dan Melakukan penyuluhan Pasien dan keluarga Erna
Kemampuan individu pasien keluarga pada setiap pasien dan dapat melakukan cuci
pasien (Patient dan keluarga termotivasi untuk keluarga tentang cuci tangan sesuai prosedur
Safety) yang masih melakukan cuci tangan dan 5 moment yang sudah ada di setiap
pelaksanaan cuci kurang tentang tangan dan cuci tangan. Kemudian wastafel kamar
tangan belum cuci tangan menerapkan 5 memberikan edukasi
optimal, moment cuci tentang reminder cuci
pengetahuan tangan tangan melalui alarm
pasien dan ponsel masing-masing
keluarga masih pasien.
kurang mengenai
langkah cuci
tangan yang
benar, saat dikaji
20 dari 35
keluarga psien
(58%) salah
dalam melakukan
langkah cuci
tangan yang
benar.
A. Diagram Layang
keterangan :
= M1
= M2 1,0
= M3 0,9
= M4 0,8
= M5 0,7
= Dokumentasi 0,3
0,1
-1,0-0,9-0,8-0,7-0,6-0,5 -0,4 -0,3-0,2-0,1 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
1,21,8
- 0,2
- 0,3
- 0,4
- 0,5
(M1, 0,5-0,6)
- 0,6
(M3, 3,7-1,2)
- 0,8 (Discrharge
planing 1;-1,8)
- 0,9 (M5, 1,35;-1,2)