Analisis Kualitatif Kation Dan Anion

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Analisis Kualitatif Kation dan Anion( pertemuan ke 8)

a. Metoda Konvensional
Dengan metoda konvensional, kimia analisis dilakukan secara kualitatif dan secara
kuantitatif.
Secara kualitatif, analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen baik unsur-
unsur maupun gugus yang terkandung dalam suatu zat yang dapat dilakukan dengan
analisis secara basah dan secara kering
Secara kuantitatif, analisis untuk menghitung dan / menentukan jumlah/berat
komponen yang terkandung dalam suatu zat yang dapat dilakukan dengan metoda
volumetri dan gravimetri
b. Metoda Instrumental
Dengan metoda instrumental, kimia analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
dengan menggunakan instrumen-instrumen (alat-alat ) tertentu, seperti
spektrofotometer UV-Vis, SSA (Spektrometer Serapan Atom), HPLC, Kromatografi
Gas, Konduktometer, Elektroanaliser dll.
c. Kimia Analitik Kualitatif
Analisis secara basah yaitu suatu zat/ campuran dianalisis dalam bentuk larutan. Suatu
zat dalam larutan terionisasi menjadi ion positip dan ion negative
Penyelidikan secara kualitatif dilakukan dengan cara mengubah zat yang diselidiki
dengan pereaksi (reagensia) tertentu menjadi zat/ persenyawaan baru yang bersifat
Karaktersitik. Berdasarkan sifat karakteristik / spesifik ini dapat ditentukan macam/
jenis penyusun zat yang diselidiki. Perubahan ini disebut reaksi kimia.
d. Perubahan kimia yang dapat diamati adalah sbb:
1. Terbentuknya endapan
-
Cl + AgNO3  endapan putih
2. Terbentuknya gas
CO3 2- + HCl  gas
3. Terjadinya perubahan warna dan reaksi reduksi dan oksidasi
Larutan Kalium Permanganat + larutan asam sulfat encer + laritan Natrium Nitrit
 warna ungu dari Kalium Permanganat dilunturkan
e. Macam-macam pereaksi / reagen:
1. Reagen selektif
Reagen yang memberikan positif terhadap beberapa ion
Suatu zat + HCl  gas
Zat tsb kemungkinan anion karbonat, bikarbonat, nitrit, sulfit
2. Reagen spesifik
Reagen yang memberikan positif terhadap terhadap satu ion saja
Suatu zat + reagen griess  merah muda
Zat tsb adalah anion nitrit
• Analisis kualitatif  didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi ion yang sejenis
• Kesetimbangan asam-basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks, dan
kestimbangan ion kompleks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang sering
digunakan dalam analisis kualitatif anion
Analisis Kualitatif Kation dan Anion
• Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup lama.
Berkat kajian Karl Remegius Fresnesius (1840), dalam bentuk buku (1897)
• Langkah-langkah analisis kation dan anion  secara sistematis dalam diagram alir,
 standar untuk kajian analisis kualitatif
bahan anorganik

A. Uji pendahuluan anion


untuk memisahkan anion pengoksidasi dan anion pereduksi  4 golongan, yang
didasarkan pada reaksinya terhadap larutan asam Klorida (HCl) encer dan ion
perak (Ag+)
1.Dengan HCl encer:
- Terjadi perubahan warna : CrO42-,Cr2O7 2-
- Gas tak berwarna tak berbau : CO32-
- Gas tak berwarna bau menyengat: SO32-,S2-, Cl-
- Gas berwarna : NO2-, Br-, I-
2.Deteksi Adanya Ion Pengoksidasi Larutan sampel + larutan MnCl2 dalam larutan
HCl pekat  warna merah-coklat - hitam  adanya anion pengoksidasi: NO2-, NO3-,
CrO42-
3.Deteksi Adanya Ion Pereduksi
Larutan sampel + larutan FeCl 3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer  endapan biru
gelap  adanya anion pereduksi: S2-, SO32-, I- atau NO2- (kons. Tinggi)
Golongan I
Anion yang terurai dalam larutan asam kuat (HCl encer) gas bila larutannya
dipanaskan.
Gas-gas yang dibebaskan :
CO32-  CO2 (gas tak berwarna dan tak berbau)
SO32-  SO2 (gas tak berwarna, bau belerang bakar)
S2-  H2S (gas tak berwarna, berbau telur busuk)
NO2-  NO2 + NO (gas warna coklat, bau menyengat)
Golongan II
Anion stabil dalam HCl encer dan mengendap sebagai garam perak
S2-  Ag2S (hitam)
I-  AgI (kuning pucat)
Br-  AgBr (kuning-coklat)
Cl-  AgCl (putih)
Golongan III
Anion yang stabil dalam HCl, tetapi mengendap
sebagai garam perak bila larutannya dinetralkan
[CO32-  Ag2CO3 (kuning pucat)]
[NO2 -  AgNO2 (kuning pucat; [NO2-] relatif tinggi)
PO43-  Ag3PO4 (kuning)
CrO42- Ag2 CrO4 (coklat kemerahan)
SO42-  Ag2 SO4 (putih; konsentrasi SO42- - tinggi)

Golongan IV
Anion yang stabil dalam HCl encer, tetapi menghasilkan
garam perak yang larut dalam suasana asam atau netral :
NO3- , AgSO4
A.Reaksi-reaksi identifikasi anion
1.Menurut Treadwel, pembagian anion berdasarkan atas perbedaan kelarutan dari
garam-garam barium dan argentumnya
2.Menurut Arthur I Vogel, pembagian anion berdasarkan atas anion-anion yang
mengeluarkan gas jika ditambah asam-asam dan anion-anion yang memberikan
reaksi-reaksi tertentu di dalam larutannya.
3.Menurut Faigl, pembagian anion berdasarkan sifatnya setelah ditambah
Zn(NO3)2
Pembagian anion menurut Arthur I Vogel, Anion dibagi menjadi 2 kelas :
Kelas A
Dengan + asam  produk-produk yang mudah menguap
Kelas A dibagi menjadi :
1. Gas-gas yang dilepaskan bila direaksikan dengan asam klorida encer atau
asam sulfat encer :
CO32-, HCO3-, SO32- , S2O32-, S2-, NO2-, CN-
2. Gas atau uap yang dilepaskan bila direaksikan dengan asam sulfat pekat,
yaitu anion (1) dan
F-, Cl-, Br-, NO3-, MnO4-, Borat, Tiosianat, dan asetat
Kelas B
Anion Kelas B dibagi mejadi :
1. Reaksi Pengendapan:
Zat dengan AgNO3 /Pb 2+ /Ba 2+ /Hg 2+  timbul endapan:
sulfat, sulfit, sulfida, klorida, Iodida, bromida,
fosfat, kromat, dikromat, klorida, karbonat
2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi dalam larutan: manganat, permanganat,
kromat dan dikromat, I2
Beberapa Tes Khusus dari Anion
• CO2
Batang pengaduk yang dibasahi BaCl2  endapan putih
• Deteksi H2S
dengan kertas Pb-asetat  warna hitam Pb(CH3COO)2 + H2S  PbS(s) (hitam)
• Deteksi SO2
Alirkan gas SO2 ke dalam kertas saring yang telah dibasahi K2Cr2O7 dan H2SO4
encer  warna orange akan berubah jadi hijau
• Tiosulfat
Dengan Feriklorida terjadi larutan ungu
• Sulfat
Dengan larutan Barium klorida terjadi endapan putih yang tak larut dalam
asam-asam dan aqua regia/ air raja (HClp:HNO3= 1:3)
• Sulfida
Dengan Mangan Klorida terjadi endapan merah jambu, dengan Cd asetat
terjadi endapan kuning,
dengan AgNO3  endapan hitam
• Nitrit
Dengan asam asetat encer dan asam sulfanil naftilamin (Reagen Griess) terjadi
warna merah
• Nitrat
Dengan larutan Ferro sulfat dan asam sulfat pekat  cincin coklat
• Klorida
Dengan larutan AgNO3 LP membentuk endapan putih, larut dalam ammonia
encer P, tetapi tidak larut dalam HNO3 P
• Bromida
Diasamkan dengan asam sulfat P  timbul warna merah. Jika dikocok dalam
kloroform, lapisan kloroform berwarna kemerahan
• Yodida
Diasamkan dengan asam sulfat P  timbul warna ungu. Jika dikocok dalam
kloroform, lapisan kloroform berwarna lembayung / ungu.
• Rodanida/ tiosianat (CNS-)
Dengan Feriklorida berwarna larutan merah darah
• Borat  Reaksi nyala
Dengan asam sulfat P dan metanol P dibakar, memberikan nyala hijau
• Fosfat
a. + AgNO3 terjadi endapan kuning.
b. + amonium molibdat + asam pikrat encer dipanaskan terjadi endapan kuning
• Kromat/Dikromat
– Dengan larutan Pb(NO3) 2  endapan kuning.
– Dengan larutan AgNO3  endapan merah coklat
• Permanganat
Jika diasamkan dengan asam sulfat p + H 2O2 p dalam keadaan dingin atau
dengan asam oksalat dalam keadaan panas, warna ungu akan hilang
• Asetat
Dengan asam sulfat P dan etanol 70% terjadi bau etil asetat
Reaksi Pendahuluan Identifikasi Anion dalam sampel
1. Sampel + AgNO 3  endapan
Putih: Karbonat, sulfit, thiosulfat, klorida,
thiosianat
Kuning: Phospat, Bromida, Iodida
Merah: Kromat, dikromat
Hitam : Sulfida
2. Sampel + HCl encer  gas
a. Gas tidak berwarna dan tidak berbau
gas CO2  Bukti: batang pengaduk + BaCl2 
endapan putih (karbonat)
Gas SO2 (tidak berwarna dan berbau)
Bukti: Kertas saring + Kalium dikromat + asam
sulfat encer  warna orange jadi hijau (sulfit/thiosulfat)
3. Bila dg HCl encer tidak menghasilkan gas maka perlu HCl pekat Gas
a. tidak berwarna  Gas Cl2
Bukti : Kertas lakmus biru  merah
b. Berwarna (nitrit, nitrat, bromida, iodida)
4. Sampel + FeCl3  merah darah (CNS-)
5. Sampel + BaCl2  endapan putih (Sulfat)
5. Reaksi nyala : Hijau (borax)
. Analisis Kation
• Langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam 3 tahapan
sbb :
1. Pemisahan Kation-kation ke dalam golongan
- Kation tiap golongan diendapkan sebagai senyawa
dengan pereaksi pengendap golongan tertentu.
- Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation
dalam satu golongan.
- Pemisahan endapan dan larutan  teknik sentrifugasi
 dekantasi.
Tahap kedua pemisahan kation-kation dari tiap golongan
- Serangkaian reaksi  memisahkan satu kation
dalam satu kelompok dari kation lainnya
- Reaksi yang dipilih  keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat- sifat kimia
Tahap ketiga : Identifikasi tiap Kation
Keberadaan suatu kation diidentifikasi  satu atau lebih reaksi kimia yang
karakteristik atau spesifik untuk suatu kation
Kation Golongan I : Hg2 2+, Ag+, Pb 2+
Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan I adalah asam klorida (HCl)
 ENDAPAN
Golongan I disebut golongan asam klorida / golongan klorida / golongan
perak
Dalam suasana asam klorida  kation dari golongan II-V larut
a. + NH3  endapan hitam (Hg2 2+)
b. + NH3  larut (Ag+)
c. + K2CrO4  endapan kuning (Pb 2+)
 merah (Ag +)

Kation Golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb2+, Sn2+, Sn4+,As3+, Bi3+)


• Dengan penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer (0,25 – 0,30 M) 
endapan Sulfida
a. Endapan hitam  Hg2+, Cu2+ , Pb2+
b. Endapan jingga  Sb2+
c. Endapan kuning  Sn 2+
• Golongan II  disebut hidrogen sulfida atau golongan tembaga-timah
• Sulfida golongan II memiliki nilai Ksp yang sangat kecil  konsentrasi ion sulfida
herus dijaga relatif rendah
• Sulfida Golongan III atau IV diharapkan tetap larut
Kation Golongan III (Zn2+ Mn2+, Fe2+ atau Fe3+,Co 2+, Ni 2+, Al3+ ,Cr3+)
• Dengan hidrogen sulfida dalam buffer amoniak - amonium klorida Ion-Ion dari kation
golongan III semuanya mengendap
• Golongan ini  gol. hidrogen sulfida basa atau golongan aluminium-besi
• Sulfida logam yang tak dapat diendapkan pada golongan II akan terlihat pada
golongan III
• Sulfida golongan III memiliki Ksp lebih besar dibandingkan golongan II  sehingga
dibutuhkan konsentrasi S 2- > yang dipenuhi oleh larutan hidrogen sulfida dalam
suasana basa (pH = 9).
• Terbentuknya warna-warna yang spesifik dari ion golongan III  terutama ion
kompleksnya, sehingga pengamatan warna  sebagai deteksi awal dari keberadaan
ion golongan III dalam larutan
Larutan hijau  Cr,Fe(II) Merah  Co, Biru  Ni, kuning  Fe(III)
• Sampel + NaS Endapan
a. Pink (Mn)
b. Hitam (Fe(II), Co , Ni
Kation Golongan IV (Ca2+dan Ba 2+)
• Kalsium dan barium terletak dalam satu golongan  memiliki sifat-sifat kimia yang
mirip dan sulit untuk saling dipisahkan
• Klorida, sulfida dan hidroksida dari barium dan kalsium bersifat larut
• Dengan karbonat dalam suasana buffer amonium klorida - amoniak  endapan putih
• Ion kalsium dan barium hanya ditemukan dalam muatan 2+, keduanya berikatan
secara lonik dengan anion
• Garamnya yang larut dalam air mencakup asetat, bromida, klorida, lodida, nitrat, dan
perklorat
• Dengan karbonat, fluorida, oksalat dan sulfat  timbul endapan
Konsentrasi kesetimbangan dari Ca dan Ba dalam larutan jenuh menurun
menurut urutan
• CaCrO4 > Ca(OH)2(s) > CaSO4(s) > CaF2(s) > CaCO3(s) > CaC2O4(s) > Ba(OH)2(s) >
BaF2(s) > BaC2O4 (s) > BaCO3(s) > BaSO4(s) > BaCrO4(s)
• Dalam proses analisis, perbedaan kelarutan di antara kedua kromatnya sangat
berguna barium kromat endapan kuning, kalsium kromat tidak mengendap
• Tes nyala :
• Ca 2+ adalah merah terang
• Ba 2+ adalah hijau-kuning
Analisis Kation Golongan V (Mg2+, Na+, K+, NH4+)
• Senyawa kation golongan V  memilki derajat kelarutan yang sangat tinggi,
sehingga disebut golongan larut
• Untuk identifikasi kation golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu pereaksi
spesifik
• Ion amonium diidentifikasi dari sampel melalui gas yang dibebaskannya
• Untuk kation lainnya tidak ada pereaksi pengendap yang spesifik
• Tambahan identifikasinya dilakukan dengan menggunakan tes nyala
Ion Magnesium, Mg 2+
• Unsur magnesium  salah satu anggota golongan alkali tanah sifat ion Mg 2+ tidak
berwarna dan memiliki kemiripan dengan Ca 2+, Ba 2+
• Magnesium sulfat dan magnesium kromat  larut baik dalam air, tetapi
hidroksidanya sedikit larut, kecuali adanya ion amonium dan magnesium karbonat
Ion Natrium dan Kalium
• anggota golongan alkali (IA)  sehingga keduanya memiliki kemiripan sifat
• Uji nyala yang memberikan warna kuning terang untuk Na+, dan violet untuk K+
• Kontaminasi Na+  menyebabkan masalah pengamatan pada uji nyala K+
• Warna natrium akan menghalangi warna kalium
Warna kalium dapat terlihat dengan jelas bila digunakan filter cobalt untuk menyerap
warna kuning
Analisis kualitatif secara kering
1. Pemanasan
2. Uji pipa tiup
3. Uji nyala
4. Uji spektroskopi
5. Uji manik boraks
6. Uji manik Phosphat
7. Uji manik Karbonat
1. Pemanasan
 Zat diletakkan dalam tabung reaksi kecil
 Dipanasi dengan nyala bunsen
 Hasil : sublimasi, pelelehan, penguraian disertai perubahan warna, terjadi
gas
2. Uji pipa tiup
• Prinsip : reaksi reduksi-oksidasi
• Tempat zat : arang yang berlubang + zat yang diselidiki misal Na2CO3 / K2CO3
kemudian dipanaskandg api bunsen dan tereduksi menjadi logam Na / K
• Khusus Oksida Al, Ca, Sr tidak dapat direduksi oleh arang. Residu putih + Cobalt
nitrat dan dipanasi  warna biru terang.
3. Uji Nyala
 Senyawa loganm tertentu diuapkan dalam nyala bunsentak terang dan
memberikan warna yang karakteristik.
 Prosedur :
Kawat Platina panjang 5 cm, diameter 0,03 – 0,05 cm dicelupkan dalam HCl pekat
kemudian dan tempelkan zat yang akan diuji agar menempel pada kawat Platina
dipanaskan dalam dalam zone mengoksid bawah ( C ) dari nyala bunsen dan diamati
warna nyala yang terjadi.
4. Uji Spektroskopi  Spektroskop
Tujuan : untuk memisahkan cahaya atas komponen-komponennya dan
mengidentifikasi kation-kation yang ada oleh perangkat rona yang khas
5. Uji Manik boraks
a. Prosedur :
Ujung kawat Platinum dibengkokkan menjadi lingkaran kecil dan dipanaskan di
atas api bunsen sampai membara kemudian dengan cepat dibenamkan di bubuk
Na2 B4O7 10 H2O dan dipanaskan pada bagian nyala yang terpanas, maka garam
membengkak ketika melepas air kristalnya dan menyusut sebesar lingkaran
membentuk manik mirip kaca tembus cahaya yang tidak berwarna dari natrium
tetra borat dan anhidrida borat.
b. Uji manik boraks :
• Manik dan zat (CuO) yang menempel mula-mula dipanasi dalam nyala reduksi
bawah,dan warnanya diamati pada waktu panas dan dingin  Panas : tak berwarna,
dingin : merah
• Kemudian manik dan zat (CuO) dipanasi dalam nyala oksidasi bawah, dan warnanya
diamati lagi waktu panas dan dingin  Panas : hijau, dingin: biru.
• Logam tersebut : Cu
Reaksi Kimia :
• Na2 B4O7 10 H2O  Na2 B4O7 + 10 H2O
• Na2 B4O7 2NaBO2 + B2O3
• CuO + NaBO2  NaCuBO3
• CuO + B2O3  Cu(BO2 )2
• Cu(BO2 )2 +NaBO2 +C  CuBO2 + Na2 B4O7 +CO
• Cu(BO2 )2 +NaBO2 +C  2Cu + 2Na2 B4O7+2CO
6. Uji Manik fosfat
 dibuat serupa dengan manik boraks, tetapi boraks diganti dengan dengan
garam mikrokosmik : Na(NH4)HPO4 4H2O
 Na(NH4)HPO4 4H2O  NaPO3 + H2O (g) + NH3 (g)
 NaPO3 + CoO  NaCoPO4 (manik fosfat biru)

7. Uji Manik Karbonat


 Dilelehkan natrium carbonat pada lingkaran kawat Platina dalam nyala
bunsen pentulan putih tak tembus cahaya. Kemudian pentulan putih +
KNO3 + MnO dipanasi dalam nyala oksida
 MnO+ Na2CO3  Na2MnO4 + CO2
 2Cr2O3 + 4Na2CO3 + 3O2  4Na2CrO4 + 4CO2
Tabel uji manik fosfat
Nyala oksida Nyala reduksi Logam
Panas Dingin Panas Dingin
_______________________________________________
Hijau Biru tak berwarna merah Cu
Coklat Kn Coklat merah kuning t berwarna Fe
Hujau hijau hijau hijau Cr
Biru biru biru biru Co
Ungu ungu t berwarna t berwarna Mn
t berwarna t berwarna kuning ungu Ti

Anda mungkin juga menyukai