Teknik Gempa Kelompok 4
Teknik Gempa Kelompok 4
Teknik Gempa Kelompok 4
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK F4
SEMESTER/KELAS : 5F
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya
makalah ini. Makalah yang kami buat berisi materi tentang “SYARAT-SYARAT
BANGUNAN TINGGI / KONSTRUKSI GEDUNG TAHAN GEMPA”.
Demikian pula dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
Penyusun
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktivitas
kegempaan dan gunung berapi yang tinggi. Sepanjang pulau Jawa terdapat deretan
gunung berapi yang masih aktif. Keadaan geografi Indonesia yang rawan gempa,
mengharuskan perlakuan khusus untuk bangunan yang akan dibangun. Bangunan
harus bisa memberikan respon atas keadaan geografi di Indonesia. Ada ketentuan
yang harus diperhatikan untuk faktor keamanan. Stuktur dan Konstruksi yang benar
menentukan kekuatan bangunan.
Zaman nenek moyang kita dahulu, sudah memperhatikan keadaan Indonesia
yang rawan gempa. Rumah-rumah tradisional dirancang sedemikian rupa agar tetap
kokoh walaupun terkena gempa. Bencana gempa yang menyebabkan rusaknya
fasilitas umum dan bangunan pribadi, menimbulkan desain-desain bangunan baru
yang tahan gempa. Desain-desain ini lahir dari hasil mempelajari kembali rumah
tradisional. Bangunan yang dibangun harus bisa melindungi penghuninya.
1.1.1. Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi bisa disebabkan karena
bergesernya lempengan bumi atau meletusnya gunung berapi. Gempa bumi
dibedakan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa
tektonik adalah gempa yang disebabkan karena bergesernya lempengan-
lempengan tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan. Lempengan
yang bergerak menghasilkan tekanan. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi.Gempa vulkanik akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
1
1.1.2. Pengertian Bangunan Tahan Gempa
Membangun bangunan yang dapat menahan beban gempa adalah tidak
ekonomis. Oleh karena itu prioritas utama dalam membangun bangunan tahan
gempa adalah terciptanya suatu bangunan yang dapat mencegah terjadinya
korban, serta memperkecil kerugian harta benda.
Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik
pada komponen non-struktural maupun pada komponen strukturalnya.
Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa
penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih
cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar.
1.2.Perumusan Masalah
1. Apa prinsip dasar bangunan tahan gempa?
2. Apa persyaratan bangunan tahan gempa?
3. Apa saja struktur dan konstruksi bangunan tahan gempa?
4. Apa saja contoh bangunan tahan gempa?
1.3.Tujuan
1. Mengetahui prinsip dasar bangunan tahan gempa.
2. Mengetahui syarat-syarat bangunan tahan gempa
3. Mengetahui struktur dan konstruksi bangunan tahan gempa
4. Mengetahui contoh-contoh bangunan tahan gempa
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Desain Kolom
3. Denah Bangunan
4
Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan dipisahkan
(pemisahan struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi (perputaran atau
pergerakan) bangunan saat gempa. Namun dilatasi ini pun menimbulkan
masalah pada bangunan yaitu :
1. Dua atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami
yang berbeda, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,
2. Ketidak efektifan dalam pemasangan interior, seperti : plafond, keramik, dll
3. Perlunya konstruksi khusus (balok korbel).
Konstruksi Balok Korbel untuk dilatasi struktur adalah sebagai berikut.
5
Gambar 5. Konstruksi Bangunan dengan Kayu
6
Peningkatan mutu beton, dan
Perbesaran penampang.
Serta untuk struktur bangunan dengan baja, bisa dimodifkasi sambungan
hubungan antara balok dengan kolom. Berikut ini adalah ilustrasi
pembentukan sendi plastis dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
1. Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil (kering, padat dan merata
kekerasannya).
Karena getaran akibat yang bersumber dari pusat gempa akan diteruskan
ke permukaan tanah oleh partikel-partikel tanah tersebut. Semakin keras dan
padat, partikel tanah akan mengalami gerak yang semakin kecil, sehingga
getaran pada permukaan tanah juga akan semakin kecil.
7
Apabila terpaksa harus membuat bangunan dengan bentuk denah U, T, L, dll
yang tidak simetris, maka bisa dilakukan pemisahan struktur (dilatasi)
seperti pada gambar berikut:
8
Atap sedapat mungkin dibuat yang ringan:
3. Pondasi:
Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik
maka harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi
terletak lebih dari 45 cm dari tanah asli:
9
Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi
dinding-dinding penyekat juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat
perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof)
sepanjang pondasi tersebut.
10
Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu
dengan yang lainnya.
11
5. Harus dipasang balok keliling yang diikat kaku dengan kolom
6. Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat dengan kokoh dan kaku
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap yang
seringan mungkin, dan ikat kaku dengan konstruksi kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin, papan, papan berserat, papan lapis,
bilik, ikat bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata/batako, bahan tidak patah dan
berbunyi nyaring jika diadukan. Pada setiap jarak vertikal 30 cm, pasangan
diberi angker yang dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50 cm, diameter
6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen, mempunyai
sifat khusus. Sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar yang ada.
11. Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu
dengan yang lainnya, baik antara komponen struktural maupun non struktural.
12
2.3.Struktur dan Konstruksi Bangunan Tahan Gempa
KSLL atau Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah suatu teknologi inovasi pondasi
ramah gempa yang bentuknya menyerupai sarang laba-laba dan telah teruji
menyelamatkan ratusan bangunan dibeberapa daerah Indonesia. Konstruksi Sarang
Laba-Laba sendiri dibuat dengan perhitungan dan ketelitian yang berarti, dimana
tentunya selalu ada antisipasi-antisipasi pada saat membangun konstruksi ini. Dan
dengan konsep KSLL ini terbukti ampuh menahan beban ketika diterjang gempa
bumi yang berskala cukup besar yang seperti terjadi di Aceh beberapa tahun silam.
13
pada KSLL ini dapat diambil dari berbagai jenis tanah, asalkan tanah tersebut dapat
dipadatkan. KSLL terdiri dari 85% tanah dan 15% beton bertulang, sehingga KSLL
dikatakan ekonomis dalam pembuatannya.
Pengisian tanah pada ruang-ruang KSLL sendiri terinspirasi oleh kerang yang
tetap utuh setelah dilindas oleh ban mobil karena kerang tersebut terisi oleh tanah.
Sementara itu, bagian dari KSLL yang menyerupai sarang laba-laba adalah susunan
tulang KSLL. Tulangan-tulang tersebut disusun melingkar dengan kolom sebagai
pusatnya sehingga saat dilihat dari atas seperti sebuah sarang laba-laba.
Berikut penerapan struktur dan pondasi sarang laba-laba pada sebuah
bangunan gedung:
Tahap Perencanaan : struktur gedung didesain hingga diketahui gaya kolom
yang harus dipikul pondasi. Selanjutnya dilakukan perhitungan settlement
sebagai kinerja struktur agar dapat diantisipasi. Dengan gaya yang bekerja,
pondasi KSLL didesain supaya didapat dimensi pelat, jarak dan tebal rib, serta
detail penulangannya.
Tahap Pelaksanaan : dilakukan pekerjaan persiapan yang bertujuan
menghasilkan permukaan tanah dengan elevasi yang sudah direncanakan.
Kemudian dilakukan pembetonan rib yang dapat dilaksanakan dengan metode
cor di tempat (in situ) atau pracetak.
Tahap Finishing : setelah rib terpasang, rongga antara rib diisi dengan tanah
timbunan dan pasir, lalu dipadatkan dan pelat beton dicor di atasnya, sehingga
dihasilkan pondasi KSLL.
14
Urutan Pelaksanaan KSLL pondasi ramah gempa.
Sistem KSLL kini dapat dan telah diimplementasikan dengan berbagai jenis
fungsi dan kondisi bangunan sebagai berikut:
Konstruksi pondasi bangunan bertingkat 2-10 lantai
Konstruksi landasan pesawat udara/runway, apron, taxyway dan Hanggar
Konstruksi pondasi Gudang kelas I
Konstruksi pondasi Container yard/terminal peti kemas
Konstruksi pondasi menara transmisi tegangan tinggi
Konstruksi pondasi menara/tugu, menara air
Konstruksi pondasi kolam renang
Konstruksi pondasi tangki-tangki minyak
Konstruksi Jalan Raya Kelas I
Konstruksi pondasi jembatan
Konstruksi lantai/pondasi open storage.
15
Untuk melihat bangunan atau konstruksi mana dan apa saja yang telah dibuat
dengan menggunakan KSLL di daerah rawan gempa dan daerah yang memiliki
tanah lunak, baik insfrastuktur pemerintah maupun swasta di seluruh wilayah
indonesia. anda bisa cek secara lengkap di katama.co.id, Oh iya KSLL sendiri
juga telah lolos uji weight deflectometer (HWD) dan falling weight
deflectometer (FWD) lokasi di Bandara Juwata Tarakan, oleh Scott Wilson Sdn
Bhd, perusahaan publik yang bergerak dibidang teknik dan konstruksi asal
Malaysia. dan mereka sangat kagum dengan inovasi KSLL.
16
Sumber Gambar : (Anonim, konsep rumah tahan gempa, 2011)
17
tinggi ini akan menyesuaikan kepada panjangnya semula, dan menarik gedung
untuk kembali pada posisi awal.
Bangunan Apple Towers di Sendai, Jepang juga salah satu bangunan tahan
gempa. Struktur bangunannya menggunakan Seismic Bearing (bantalan karet).
Bantalan karet digunakan untuk menopang struktur. Jika terjadi gempa, bantalan
karet akan bergerak ke kiri dan ke kanan. Aplikasi bantalan ini digunakan untuk
melindungi gempa bumi dibuat dari kombinasi lempengan karet alam dan lempeng
baja yang dapat mengurangi daya reaksi hingga 70%, karena secara alami karet
alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap energi. Bantalan tersebut dipasang
disetiap kolom yaitu diantara pondasi dan bangunan. Karet alam berfungsi untuk
mengurangi getaran akibat gempa bumi sedangkan lempeng baja digunakan untuk
menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat bertumpu
diatas bantalan karet tidak besar. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh
bantalan karet tahan gempa dicapai melalui pengurangan getaran gempa bumi
kearah horizontal dan memungkinkan bangunan untuk begerak bebas saat
berlangusung gempa bumi tanpa tertahan oleh pondasi.
18
Gambar : Apple Towers Sendai Gambar : Struktur Apple Towers
19
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011, 3 17). konsep rumah tahan gempa. Retrieved 4 12, 2015, from
carirumah: http://carirumah.net/artikel/detil/24/konsep-rumah-tahan-gempa
Anonim. (2011, 3 6). struktur tahan gempa steel braced-frame. Retrieved 4 12, 2015,
from blogspot: http://iptekims.blogspot.com/2011/03/struktur-tahan-gempa-steel-
braced-frame.html
Anonim. (2011, 5 27). TEKNOLOGI RUMAH ANTI GEMPA. Retrieved 4 13, 2015,
from wordpress: https://hiasanrumah.wordpress.com/tag/rumah-tahan-gempa/
choirul, i. (2012, 11 1). Empat Rumah Adat Indonesia yang Tahan Gempa. Retrieved 4
12, 2015, from sidomi: http://sidomi.com/139686/inilah-empat-rumah-adat-indonesia-
yang-tahan-gempa/
FAIZAH, R. (2010). Persyaratan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015,
from Natural Disaster and Earthquake Engineering:
http://blog.umy.ac.id/restufaizah/persyaratan-bangunan-tahan-gempa
Riza, M. M. (2011). Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015,
from Jasa Perencanaan Struktur:
http://www.perencanaanstruktur.com/2010/07/perencanaan-bangunan-tahan-
gempa.html
Rurin. (2014, 8 11). urbanindo. Retrieved 4 12, 2015, from blog:
http://blog.urbanindo.com/2014/08/konstruksi-rumah-tahan-gempa/
https://dokumen.tips/documents/bangunan-tahan-gempa-5665c0b19ffe4.html