UAS - D3-13MD - Struktur Jembatan - Syahrul Satria Wibawa
UAS - D3-13MD - Struktur Jembatan - Syahrul Satria Wibawa
UAS - D3-13MD - Struktur Jembatan - Syahrul Satria Wibawa
Oleh
OFF : D3-13MD
b. Jembatan Rangka
Pada jembatan ini penyusunan tiang yang berupa rangka dilakukan dengan
membentuk sebuah bangun segitiga. Adapun struktur-struktur truss diharuskan
untuk terhubung dan ditekankan kepada beban dinamis yang diterima oleh
jembatan. Portal Truss adalah sistem struktur portal yang bagian struktur
horizontalnya merupakan susunan rangka batang pada satu bidang tunggal.
c. Jembatan Gantung
Merupakan jembatan yang memiliki fungsi sebagai pemikul langsung dari
beban lalu lintas yang melewati si jembatan. Beban yang lewat di atas jembatan
akan di tahan oleh kabel penahan yang menjadikan 2 pasang menara serta dua
pasang blok angkur menjadi sebuah penumpu. Menara yang digunakan harus
didesain untuk mampu menahan aksial tekan dan lentur serta memiliki
stabilitas terhadap tekuk dan beban gempa statik ekuivalen.
Menara pada system jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama.
Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang
kemudian disebarkan ketanah melalui pondasi. Dengan demikian agar dapat
menyalurkan beban dengan baik, perlu diketahui pula bentuk atau macam
menara yang akan digunakan. Bentuk menara dapat berupa portal, multistory,
atau diagonally braced frame sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar
.konstruksi menara tersebut dapat juga berupa konstruksi cellular yang terbuat
dari pelat baja lembaran, baja berrongga, atau beton bertulang. Tumpuan
menara baja biasanya dapat diasumsikan jepit atau sendi, sedangkan tumpuan
kabel di bagian atas menara, sering digunakan tumpuan rol untuk mengurangi
pengaruh ketidakseimbangan menara akibat lendutan kabel.
Dimensi dari blok angkur harus didesain sedemikian rupa sehingga memiliki
kapasitas yang lebih besar dari gaya pada kabel backstay menahan minimum
120 gaya tarik kabel backstay. Garis kerja gaya kabel, tanah dan gaya gravitasi
blok angkur harus bertemu pada satu titik tangkap agar tidak terguling. Blok
angkur harus tertanam dalam tanah asli.
d. Jembatan Kabel
Jembatan dengan struktur terbuat dari kabel baja yang kuat. Struktur utama dari
jembatan Cable stayed terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yaitu : bagian
angker (anchored section), bagian bebas (freedom section) dan bagian antara
(transition section).
Struktur yang membentuk sebuah jembatan memiliki beragam komponen atau
bagian secara struktur. Diantaranya kabel, dek jembatan dan pilar. Penempatan
dek dilakukan dengan menggantungkan dengan memakai kabel prategang dan
diangkur pada tiang pilar.
Keseluruhan gaya gravitasi pada jembatan pada bagian dek jembatan dialihkan
pada tanah dengan menyalurkannya melalui kabel maupun tiang. Kabel
jembatan akan menerima gaya berupa tarikan sedangkan tiang harus
menanggung beban gaya tekan dengan kekuatan besar. Selain itu, harus
menerima efek kelenturan lain. Sebenarnya, komponen penting pada cable
stayed bridge meliputi, gelagar, menara dan sistem kabel
2.
Data Jembatan :
Data dimensi jembatan secara ringkas adalah sebagai
berikut :
= 25 . 0,3 . 2
= 15 kN/m
b. Berat Gelagar Baja (𝑄 MS2 )
𝑄MS2 = 𝛾s . 𝐴s. Jumlah gelagar memanjang + 5 Diafragma
= 77 . 0,8032 . 6 + 5. 6,72
= 70,703 kN/m
Besarnya beban mati total (𝑄 MS) yaitu sebesar :
𝑄 MS = 𝑄 MS1 + 𝑄 MS2
= 15 + 70,703
= 85,703 kN/m
Gaya geser yang terjadi (𝑉 MS)
𝑉 MS = 1⁄2 × 𝑄 MS × 𝐿
= 0,5 × 85,703 × 20
= 857,03 kN
Momen yang terjadi (𝑀 MS)
𝑀 MS = 1⁄8 × 𝑄 MS × 𝐿2
= 0,125 × 85,703 × 202
= 4285,15 kN/m
= 22 . 0,05 . 2
= 2,2 kN/m
b. Genangan Air (𝑄 MA2)
𝑄 MA = 𝛾v . 𝑡 a . 𝑏 E
= 9,81. 50 . 2
= 0,98 kN/m
c. Beban Mati Tambahan Lainnya
(𝑄MA2) (Contoh : Railing)
Ditetapkan :
𝑄 MA3 = 0,48 kN/m
3. Beban lajur D
Besarnya beban terbagi rata yang diterima satu buah gelagar adalah:
𝑞 TD = 9 karena L < 30 m.
= 35,636 + 40% . 49
= 49,891 kN
𝑉 TD = 116,582 kN.m
4. Gaya Rem
FTB = 5% (q’TDL + P’ TD)
= 5% (6,545 𝑥 25 + 35,636)
= 8,327 𝑘𝑁
𝑒 = 1,8 + 0,05 + 0,25 + 0,572
= 2,672 𝑚
𝑀 TB = 𝐹 TB 𝑥 𝑒
= 8,327 𝑥 2,672
= 22,25 𝑘𝑁. 𝑚
5. Beban Angin
Perhitungan beban angin pada jembatan dilakukan pada dua keadaan, yaitu
keadaan ultimit dan batas daya layan. Beban ini juga memperhitungkan apabila
terdapat kendaraan yang berada pada jembatan, sehingga mengakibatkan
tambahan beban.
𝑑 = 1822 𝑚𝑚
𝑏 = 12000 𝑚𝑚
Untuk b/d = 12000/1822 = 6,586
1,25 − 1,5
𝐶w = 1,5+ (3,253 − 2) = 1,25
6−2
Luas bagian samping jembatan adalah:
𝐴b =𝑑𝑥𝐿
= 1822 𝑥 20
= 36,44
6. Beban Gempa
Koefisien Beban Gempa Horizontal:
𝐾n =𝐶𝑥𝑆
= 0.21 𝑥 3 = 0.63
= 4468,15 𝑘𝑁. 𝑚
Momen yang terjadi akibat beban gempa adalah:
𝑙 = 1,2
𝑀 EQ = 𝐾h 𝑥 𝑙 𝑥 𝑀 T
𝑀EQ = 3283,457 𝑘𝑁. 𝑚
= 857,03 + 36,61
= 893,64 𝑘𝑁
= 656,691 𝑘𝑁
Ra = Rb = P = 0,5 x qu x bE
= 0,5 𝑥 98,76 𝑥 5
= 246,9 𝑘𝑁
Beban P = 246,9 kN
Beban 2P = 2 𝑥 246,9
= 493,8 𝑘𝑁