Analisa Jembatan Beton Prategang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Konstruksi Bangunan Sipil dengan
judul Analisis Kelayakan dan Kelayanan Jembatan Beton Prategang Prategang Perumahan Grand
Depok City, Depok, Jawa Barat. Laporan ini merupakan pertanggung jawaban dari pembelajaran
yang telah kami laksanakan, sekaligus sebagai salah satu bukti tertulis dalam tugas yang telah
kami lakukan.

Pada makalah ini kami menganalisa masalah kerusakan pada jembatan beton prategang.
Kami senantiasa menghaturkan terima kasih berkat adanya dukungan dan bimbingan dari semua
pihak. Oleh karena itu kami sebagai penyusun laporan banyak mengucapkan terima kasih sebesar
- besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya.


2. Orang tua atas dukungan moril, spiritual, dan materil.
3. Drs. Andi Indianto, ST, MT selaku Dosen Konstruksi Bangunan Sipil.
4. Rekan kelompok yang telah bekerja sama dengan baik.
5. Teman teman yang telah memberikan supportnya terhadap kami.

Dengan tersusunnya laporan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi semua pihak
pembaca, khususnya bagi kami selaku penyusun laporan dan umumnya bagi semua kalangan
masyarakat. Maka dari itu kami sangat mengharapkan sekali saran dan kritik dari pihak pembaca
yang sifatnya membangun jika laporan kami jauh dari kesempurnaan demi untuk kesempurnaan
lebih lanjut laporan kami.

Depok, 19 Desember 2016

Penyusun

1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Jembatan Beton prategang adalah jembatan yang mengalami tegangan internal
dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas
tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal. Dalam merencanakan sebuah
jembatan beton pratekan bentang panjang harus memperhatikan karakteristik, sifat dan
fungsi. Salah satu fungsi dari jembatan beton pratekan adalah untuk jalur kereta api dan
jalan raya.
Pada dasarnya jembatan yang kami tinjau ini dibangun untuk menghubungkan
antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh aliran sungai ciliwung. Jembatan ini dibangun
untuk menyatukan antara jalan perkotaan dengan sebuah komplek perumahan yang cukup
luas.
Jembatan yang kami tinjau ini jarang mendapatkan perawatan yang intensif jadi
kerusakan yang terjadi diakibatkan karena umur jembatan yang lumayan tua. Kerusakan
yang terjadi biasanya retak-retak pada sisi jembatan.

1.2 Masalah dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui struktur jembatan
danbagian-bagian dari jembatan beton prategang serta permasalahan penyebab terjadinya
kerusakan jembatan beton prategang dikawasan Depok tepatnya berada di depan
Peruamahan Grand Depok City, lalu mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari
kerusakan rangka baja tersebut. Dan langkah-langkah serta tindakan yang harus dilakukan
untuk perbaikan jembatan beton prategang tersebut.

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam penulisan makalah ini, dibatasi konsep dan strategi analisa perbaikan
jembatan beton prategang dengan metode umum perbaikan yang dikeluarkan oleh Dinas
Pekerjaan Umum. Dan makalah ini hanya membahas tentang kerusakan fisik pada
jembatan.

2
Bab II
Dasar Teori

2.1 Pengertian Beton Prategang


Beton prategang pada dasarnya adalah beton dimana tegangan-tegangan internal
dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga tegangan-
tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu tingkat yang
dinginkan. Pada batang beton bertulang, prategang pada umumnya diberikan dengan
menarik baja tulangannya.
Contoh-contoh yang paling dini tentang pembuatan tong kayu yang diperkuat
dengan sabuk logam serta pemasangan sabuk logam di sekeliling roda kayu menunjukan
bahwa seni prategang telah dipraktekan sejak zaman dahulu. Kekuatan tarik beton polos
hanyalah merupakan suatu fraksi saja dari kekuatan tekannya dan masalah kurang
sempurnanya kekuatan tarik ini ternyata menjadi faktor pendorong dalam pengembangan
material komposit yang dikenal sebagai beton bertulang.
Timbulnya retak-retak awal pada beton bertulang yang disebabkan oleh
ketidakcocokan (non compatibility) dalam regangan-regangan baja dan beton barangkali
merupakan titik awal dikembangkannya suatu material baru seperti beton prategang.
Penerapan tegangan tekan permanen suatu material baru beton, yang kuat menahan
tekanan tetapi lemah dalam menahan tarikan, akan meningkatkan kekuatan tarik yang
nyata dari material tersebut. Sebab penerapan tegangan tarik yang berikutnya pertama-
tama harus meniadakan prategang tekanan. Dalam tahun 1904, Freyssinet1 mencoba
memasukkan gaya-gaya yang bekarja secara permanen pada beton untuk melawan gaya-
gaya elastis yang ditimbulkan oleh beban dan gagasan ini kemudian telah dikembangkan
dengan sebutan prategang.

3
Gambar 2.1 Ilustrasi beton prategang
Gambar ilustrasi terebut mengilustrasikan dengan cara mendasar, aksi pemberian
prategang pada kedua jenis sistem struktural dan respons tegangan yang dihasilkan. Pada
bagian atas, blok-blok beton bekerja bersama sebagai sebuah balok akibat pemberian gaya
prategang tekan P yang besar. Meskipun mungkin blok-blok tersebut tergelincir dan
dalam arah vertikal mensimulasikan kegagalan gelincir geser. Pada kenyataannya tidak
demikian karena adanya gaya longitudinal P. Dengan cara sama, papan-papan kayu
didalam bagian bawah kelihatannya dapat terpisah satu sama lain sebagai akibat dari
adanya tekanan radial internal yang bekerja padanya. Akan tetapi, sekali lagi karena
adanya prategang tekanan yang diberikan oleh pita logam sebagai bentuk dari pemberian
prategang melingkar. Papan-papan tersebut tetap menyatu.
Dari pembahasan sebelum ini, jelaslah bahwa tegangan permanen dikomponen
struktur prategang diberikan sebelum seluruh beban mati dan beban hidup bekerja, agar
tegangan tari netto yang ditimbulkan oleh beban-beban tersebut dapat dieliminasi atau
sangat dikurangi. Pada beton bertulang, diasumsikan bahwa kuat tarik beton dapat
diabaikan. Hal ini disebabkan gaya tarik yang berasan dari momon lentur yang ditahan
4
oleh lekatan yang terjadi antara tulangan dan beton. Dengan demikian, retak dan defleksi
pada dasarnya tidak dapat kemabil didalam beton bertulang apabila komponen struktur
tersebut telah mencapai kondisi batas pada saat mengalami beban kerja.
Tulangan didalam komponen struktur beton bertulang tidak memberikan gaya dari
dirinya pada komponen struktur tersebut, suatu hal yang berlawanan dengan aksi baja
prategang. Baja yang dibutuhkan untuk menghasilkan gaya prategang didalam komponen
struktur prategang secara aktif memberi beban awal pada komponen struktur prategang
secara aktif memberi beban awal pada komponen struktur, sehingga memungkinkan
terjadinya pemulihan retak dan defleksi. Apabila kuat tarik lentur beton dilampaui,
komponen struktur prategang mulai beraksi seperti elemen beton bertulang.
Dengan mengontrol bersarnya prategang, suatu sistem struktur dapat dibuat
fleksibel atau kaku tanpa mempengaruhi kekuatannya. Pada beton bertulang, perilaku
yang fleksibel seperti ini sangat sulit dicapai apabila pertimbangan ekonomi perlu
dimasukkan dalam desain. Struktur fleksibel seperti tiang fender didermaga harus mampu
menyerap banyak energi, dan beton prategang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Struktur yang didesain untuk menahan getaran besar, seperti pondasi mesin, dapat dengan
mudah dibuat kaku dengan memberikan konstribusi gaya prategang pada pengurangan
deformasi.

2.2 Spesifikasi Tendon

Tabel 2.1 Dimensi Tendon

5
Gambar 2.2 Dongkrak Hidrolik

6
(a) (b)
Gambar 2.3 Angkur

2.3 Peraturan Tentang Beton Prategang

2.3.1 SNI 2002 Tentang Beton Prategang


Kuat tarik langsung dari beton, fct, bisa diambil dari ketentuan:
0,33 fc MPa pada umur 28 hari, dengan perawatan standar; atau dihitung
secara probabilitas statistik dari hasil pengujian.
Kuat tarik lentur beton, fcf, bisa diambil sebesar 0,6 fc MPa pada umur 28 hari,
dengan perawatan standar. atau dihitung secara probabilitas statistik dari hasil
pengujian.

2.3.2 Tegangan Tekan Ijin


Tegangan ijin tekan dalam keadaan batas daya layan:
a) Tegangan tekan dalam penampang beton, akibat semua kombinasi beban
tetap pada kondisi batas layan lentur dan/atau aksial tekan, tidak boleh
melampaui nilai 0,45 fc. (Mpa) 28 (hari).
b) Tegangan ijin tekan pada kondisi beban sementara atau kondisi transfer gaya
prategang untuk komponen beton prategang untuk kondisi beban sementara,
atau untuk komponen beton prategang pada saat transfer gaya prategang,
tegangan tekan dalam penampang beton tidak boleh melampaui nilai 0,60
fci.

7
2.3.3 Tegangan Ijin Tarik
Tegangan tarik yang diijinkan terjadi pada penampang beton, boleh
diambil untuk:
a) Beton tanpa tulangan : 0,15 fc
b) Beton prategang penuh : 0,5 fc
Tegangan tarik yang diijinkan terjadi pada penampang beton untuk
kondisi transfer gaya prategang, diambil dari nilai-nilai:
a) Serat terluar mengalami tegangan tarik, tidak boleh melebihi nilai 0,25 fci,
kecuali untuk kondisi di bawah ini.
b) Serat terluar pada ujung komponen struktur yang didukung sederhana dan
mengalami tegangan tarik,tidak boleh melebihi nilai 0,5 fci.

2.4 Jembatan Beton Prategang


Jembatan beton prategang adalah jembatan yang struktur atasnya
menggunakan material beton prategang. Jembatan partegang ada dua tipe, yaitu
girder beton prategang dan box girder beton prategang. Bentang ekonomis yang dapat
dicapai girder prategang adalah berkisar 30 m. Hal tersebut didasarkan pada apabila
untuk bentang yang lebih dari 30 m hanya menggunakan jembatan bertulang biasa,
maka akan butuh dimensi gelagar memanjang yang berpenampang besar untuk
menahan momen inersia yang terjadi. Untuk box girder prategang bentang
ekonomisnya dapat mencapai 60 m.
Jembatan box girder dapat dibuat berbagai macam tipe tergantung kondisi
lapangan tempat pekerjaan dimana jembatan itu dilaksanakan dan metode konstruksi
yang akan diterapkan. Tipe-tipe tersebut adalah box girder diatas dua perletakan, box
girder menerus diatas beberapa perletakan, dan box girder segmental.

8
Gambar 2.4 Contoh jembatan girder beton prategang

(a)

9
(b)

Gambar 2.4 Contoh jembatan box girder prategang

10
BAB III
DATA HASIL SURVEY

3.1 Data Hasil Survey

Gambar 3.1 Foto hasil survey


Data jembatan :
a. Profil balok utama : profil I : 0.64 x 0,25 x 0,1 x 0,075 (beton)
b. Panjang jembatan : 30 meter
c. Clearance : 5 meter
d. Lebar jembatan : 16 meter
e. Lebar jalan : 14 meter
f. Lebar trotoar : 0.1 meter
g. Tebal trotoar : 0,2 meter
h. Tinggi pagar jalan : 0,50 meter
11
i. Jumlah balok utama : 7 buah
j. Jarak antar balok utama : 1,50 meter

3.2 Lampiran Bukti Survei Jembatan Beton Prategang di depan Perumahan Grand
Depok City

(a)

(b)

12
(c)
Gambar 3.2 Foto bukti survey
Pengambilan foto dilakukan pada tanggal 30 Desember 2016 pukul 13.20 WIB di Grand
Depok City.

3.3 Analisa dan Permasalahan-permasalahan

Analisa yang akan dilakukan ini berdasarkan atas kriteria perencanaan jembatan.

1. Jarak clearance sudah sesuai dengan standar kriteria perencanaan.

13
Gambar 3.3 Foto bawah jembatan

Jarak Clearance sudah sesuai dengan kriteria yaitu sebesar 5 m, hal ini sudah dianggap
cukup dikarenakan tidak akan mengganggu struktur jembatan dari benda hanyutan yang
dibawa sungai sungai.

2. Tidak adanya dinding penahan tanah disekitar jembatan


Tidak adanya dinding penahan tanah atau turap disekitar sungai, mengakibatkan
terjadinya erosi pada tanah dan lama kelamaan terjadi longsor disekitar jembatan.

3. Bidang permukaan jalan harus sejajar terhadap permukaan jalan jembatan.


Setelah kami melakukan pengukuran terhadap penjangnya bidang datar yang sejajar
dengan permukaan Jembatan kami mendapatkan nilai sebesar 6.5meter. Hal ini
merupakan jarak yang sangat aman untuk ukuran sebuah Jembatan, dimana batas
minimal bidang datar yang sejajar dengan jembatan sebesar 5 meter. Kami menarik
kesimpulan bahwa energi yang diberikan kejembatan akan teredam sempurna melalui
bidang datar yang sejajar dengan jembatan.

14
Energi kejut yang diberikan pada strukur akan meruntuhkan strukutur atas, berupa
girder dan juga lantai kendaraan. Untuk menguranginya maka diberikan spasi berupa
jalan yang datar mulai dari tumpuan sejauh 5 meter menuju jalan.
4. Kerusakan Beton pada girder jembatan
Setelah kami melakukan pengamatan, ternyata girder jembatan tersebut memiliki
beberapa kerusakan beton sperti, retak atau hancurnya permukaan girder hal ini jika
dibiarkan mungkin akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan lain yang lebih serius.
Maka dari itu girder jembatan tersebut harus segera diperbaiki.

Gambar 3.4 Kerusakan pada girder jembatan

15
BAB IV
ANALISA JEMBATAN BETON PRATEGANG

4.1 Kelayakan Jembatan


Menurut analisa kami, jembatan tersebut masih sangat layak digunakan mengingat
jembatan tersebut hanya mengalami sedikit kerusakan karena umur jembatan yang sudah
tua. Perawatan dari Pemerintah setempat juga menjaga kelayakan jembatan karena jalanan
tersebut menghubungkan antara Perumahan Grand Depok City dengan Jalan Raya
Citayam. Jadi jembatan masih layak digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

4.2 Kelayanan Jembatan


Menurut analisa kami, jembatan tersebut masih melayani pengguna jalan dengan
baik karena jembatan tersebut merupakan akses yang menghubungkan Perumahan Grand
Depok City dengan Jalan Raya Citayam. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
kendaraan yang melintas diatas jembatan tersebut baik yang menuju arah perumahan atau
menuju arah Jalan Raya Citayam pada saat kami melakukan suvey lapangan.

16
BAB V
ANALISA PENGAMANAN

5.1 Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan pada jembatan ini adalah pengecekan terhadap
sambugannya, diberi railing lalu dirawat setiap tahun serta perawatan terhadap lampu
jalan dan aspalnya agar bisa menjaga kelayakan jembatan. Selain itu dilakukan perawatan
terhadap girder serta kolom jembatan meminimalisir kerusakan berat yang terjadi akibat
umur jembatan dan agar jembatan bisa digunakan untuk kepentingan umum.

5.2 Perbaikan kerusakan pada jembatan


1. Tidak adanya dinding penahan tanah
Solusi untuk mencegah terjadi longsor lebih parah lagi,sebaiknya segera dibuat
dinding penahan tanah atau turap. Agar tanah disekitar jembatan tidak lagi longsor
saat terjadi banjir.
2. Kerusakan beton pada girder jembatan
Solusi untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara Expoxy Injection.
Metode perbaikan ini di laksanakan pada retak yang bersifat structural (retak tembus)
bertujuan untuk merekatkan kembali beton yang mengalami pemisahan.
Cara Pelaksanaan ;

1. Ciping pada jalur yang retak.

2. Bersihkan permukaan beton pada bagian yang retak dari semua kotoran dan debu

dengan mengunakan angin compressor/sikat kawat.

17
(a)

3. Bor pada bagian atas atau bawah pada lokasi retak untuk penempatan nepel dengan

jarak 10cm.

4. Pasang nepel dan lem pada tempat-tempat yang telah dibor dengan mengunakan

bahan expoxy.

(b)

5. Tutup semua bagian retak dengan mengunakan expoxy

18
(c)

(d)

19
(e)

Gambar 5.1 Expoxy Injection

6. Pekerjaan injeksi dilakukan dari lebar retak yang besar kebagian lebar retak yg kecil

Tabungsuntik

a) Isi tabung suntik dengan material injeksi sesuai dengan prosedur/brosur

b) Tepatkan lubang tabung suntik pada lubang nepel 1

Gambar 5.2 Tabung suntik


c) Gunakan tali atau karet untuk mendesak secara perlahan-lahan bahan expoxy

yang terdapat ditabung suntik. Setelah isi dalam tabung nepel 1 habis, segera

tepatkan lubang suntik pada lubang nepel.

20
BAB IV

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil yang kami dapat pada jembatan beton prategang menurut kriteria fisik dan

desain. Jembatan beton prategang yang kami analisa ternyata memiliki beberapa kerusakan yang

dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan lain yang mungkin lebih fatal. Pada umumnya

perawatan pada jembatan sangatlah penting hal ini dikarenakan dengan adanya perawatan

kualitas atau umur rencana dari jembatan tersebut akan tercapai sesuai yang direncanakan.

Keikutsertaan pihak pemerintah terkait perihal perawatan jembatan juga sangat besar

pengaruhnya, dimana pemerintahlah yang berperan dalam merawat jembatan, namun terkadang

hal ini tidak menjadi suatu prioritas bagi pemerintah yang mengakibatkan banyak jembatan yang

memiliki kerusakan menjadi terbengkalai tanpa adanya perhatian dari pemerintah terkait.

Meskipun banyak terdapat kekurangan, tapi jembatan ini masih bisa digunakan sesuai

dengan fungsinya, yaitu menghubungkan dua daerah yang terpisah sungai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Indianto,Andi,Ir.Drs.MT.2005.Buku Ajar Konstruksi Bangunan Sipil, Jurusan Teknik Sipil

PNJ.Depok : Politeknik Negeri Jakarta.

Indianto,Andi,Ir.Drs.MT. Buku Ajar Beton Prategang, Jurusan Teknik Sipil PNJ.Depok :

Politeknik Negeri Jakarta.

www.ilmusipil.blogspot.com

22

Anda mungkin juga menyukai