Makalah Konsep Struktur Bangunan Tahan Gempa Diki

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TUGAS 1

TEKNIK INVESTIGASI STUKTUR TAHAN GEMPA


“KonsepStruktur Tahan Gempa”

NAMA : DIKI DARMAWAN


NIM : 4042022064

TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK BOMBANA
2024
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bentuk yang sangat sederhana.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Teknik


Investigasi Kontruksi Bangunan juga karena ingin berbagi kepada pembaca
tentang“.KonsepStruktur Tahan Gempa”.

Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak
kesalahan baik pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan
isi atau data yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa yang akan datang.

Semoga tugas sederhana ini bias bermanfaat khususnya bagi kami,


umumnya bagi pembaca dan khalayak semoga Allah SWT memberkahi pekerjaan
kami. Amien.

Poea, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. ii


Daftar isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2 RumusanMasalah………….............................................. 2

1.3 Tujuan ………………………………………………...... 2


BAB II PEMBAHASAN .................... .................................................. 4
2.1 Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa ……..........……. 4
2.2 Konsep dan Persyaratan Bangunan Tahan Gempa ….....
7
2.3 Struktur dan Kontruksi Bangunan Tahan Gempa
………
12
2.4 Contoh Bangunan Tahan Gempa ….........................……
14
BAB III PENUTUP ................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ...................................................................... 18
Daftar Pustaka .............................................................................................. 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan


aktivitas kegempaan dan gunung berapi yang tinggi. Sepanjang pulau Jawa
terdapat deretan gunung berapi yang masih aktif. Keadaan geografi Indonesia
yang rawan gempa, mengharuskan perlakuan khusus untuk bangunan yang
akan dibangun. Bangunan harus bisa memberikan respon atas keadaan geografi
di Indonesia. Ada ketentuan yang harus diperhatikan untuk faktor keamanan.
Stuktur dan Konstruksi yang benar menentukan kekuatan bangunan.

Zaman nenek moyang kita dahulu, sudah memperhatikan keadaan


Indonesia yang rawan gempa. Rumah-rumah tradisional dirancang sedemikian
rupa agar tetap kokoh walaupun terkena gempa. Bencana gempa yang
menyebabkan rusaknya fasilitas umum dan bangunan pribadi, menimbulkan

iii
desain-desain bangunan baru yang tahan gempa. Desain-desain ini lahir dari
hasil mempelajari kembali rumah tradisional. Bangunan yang dibangun harus
bisa melindungi penghuninya.

1.1.1 Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi


di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-
tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi bisa
disebabkan karena bergesernya lempengan bumi atau meletusnya
gunung berapi. Gempa bumi dibedakan menjadi dua, yaitu gempa
tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik adalah gempa yang
disebabkan karena bergesernya lempengan-lempengan tektonik
secara mendadak yang mempunyai kekuatan. Lempengan yang
bergerak menghasilkan tekanan. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan
tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itulah gempa bumi akan terjadi.Gempa vulkanik akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api
tersebut.

1.1.2 Pengertian Bangunan Tahan Gempa

Membangun bangunan yang dapat menahan beban


gempa adalah tidak ekonomis. Oleh karena itu prioritas utama
dalam membangun bangunan tahan gempa adalah terciptanya
suatu bangunan yang dapat mencegah terjadinya korban, serta
memperkecil kerugian harta benda.

Dari hal tersebut pengertian bangunan tahan gempa


adalah:

iv
 Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami
kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun
pada komponen strukturalnya.

 Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami


kerusakan pada komponen non-strukturalnya akan tetapi
komponen struktural tidak boleh rusak.

 Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami


kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun
komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni
bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh
Sumber
masih : (In'am,
cukup 2011)
waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa prinsip dasar bangunan tahan gempa?


2. Apa konsep dan persyaratan bangunan tahan gempa?
3. Apa saja struktur dan konstruksi bangunan tahan gempa?
4. Apa saja contoh bangunan tahan gempa?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui prinsip dasar bangunan tahan gempa.


2. Mengetahui konsep dan syarat-syarat bangunan tahan gempa
3. Mengetahui struktur dan konstruksi bangunan tahan gempa
4. Mengetahui contoh-contoh bangunan tahan gempa

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa

Prinsip- prinsip yang dipakai dalam perencanaan bangunan tahan gempa :

1. Pondasi :

Gambar 1. Desain Pondasi yang Digabungkan

Membangun pondasi memang sederhana, tapi pondasi yang kuat memerlukan


pengetahuan yang cukup. Sehingga fondasi bangunan yang baik haruslah kokoh dalam
menyokong beban dan tahan terhadap perubahan termasuk getaran. Penempatan fondasi
juga perlu diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya fondasi yang baik adalah
seimbang atau simetris. Dan untuk pondasi yang berdekatan harus dipisah, untuk
mencegah terjadinya keruntuhan local (Local Shear).

6
2. Desain Kolom

Gambar 2. Desain Gedung dengan Kolom Menerus

Kolom harus menggunakan kolom menerus (ukuran yang mengerucut/ semakin mengecil
dari lantai ke lantai). Dan untuk meningkatkan kemampuan bangunan terhadap gaya lateral
akibat gempa, pada bangunan tinggi (high rise building) acapkali unsur vertikal struktur
menggunakan gabungan antara kolom dengan dinding geser (shear wall).

3. Denah Bangunan

Gambar 3. Denah Bangunan yang Dibuat Terpisah

7
Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan dipisahkan (pemisahan
struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi (perputaran atau pergerakan) bangunan saat
gempa. Namun dilatasi ini pun menimbulkan masalah pada bangunan yaitu :
 Dua atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami yang
berbeda, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,
 Ketidak efektifan dalam pemasangan interior, seperti : plafond, keramik, dll
 Perlunya konstruksi khusus (balok korbel).

Konstruksi Balok Korbel untuk dilatasi struktur adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Konstruksi Balok Korbel

4. Bahan bangunan harus seringan mungkin

Gambar 5. Konstruksi Bangunan dengan Kayu

8
Berat bahan bangunan adalah sebanding dengan beban inersia gempa. Sebagai contoh
penutup atap genteng menghasilkan beban gempa horisontal sebesar tiga kali beban
gempa yang dihasilkan oleh penutup atap seng. Sama halnya dengan pasangan dinding
bata menghasiIkan beban gempa sebesar 15 kali beban gempa yang dihasilkan oleh
dinding kayu.

5. Struktur Atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan beban
gempa dalam arah horizontal, maka keruntuhan akan terjadi seperti, diperlihatkan pada
gambar berikut:

Gambar 6. Konstruksi Bangunan dengan Pengaku (Bracing)

6. Konsep Desain Kapasitas (Capasity Design)


Konsep Desain Kapasitas adalah dengan meningkatkan daktalitas elemen- elemen struktur
dan perlindungan elemen- elemen struktur lain yang diharapkan dapat berperilaku elastik.
Salah satunya adalah dengan konsep “strong column weak beam”. Dengan metode ini, bila
suatu saat terjadi goncangan yang besar akibat gempa, kolom bangunan di desain akan
tetap bertahan, sehingga orang- orang yang berada dalam Gedung masing mempunyai
waktu untuk menyelamatka diri sebelum Bangunan roboh seketika. Banyak cara yang bisa
dilakukan untuk mendesain kolom yang kuat antara lain :
 Pengaturan jarak antar sengkang,
 Peningkatan mutu beton, dan
 Perbesaran penampang.
 Serta untuk struktur bangunan dengan baja, bisa dimodifkasi sambungan hubungan
antara balok dengan kolom. Berikut ini adalah ilustrasi pembentukan sendi plastis dalam
perencanaan bangunan tahan gempa.

9
Gambar 7. Konstruksi Bangunan dengan Capasity Design

Tiap Negara mempunyai desain sendiri dalam merencanakan tingkat daktilitas untuk
keamanan bangunan yang mereka bangun, hal ini tergantung dari letak geologi negara
masing- masing. Misalnya Jepang yang menerapkan tingkat daktilitas 1. Dengan desain ini,
bangunan di desain benar- benar kaku (full elastic).
Sumber: (Riza, 2011)

2.2 Konsep dan Persyaratan Bangunan Tahan Gempa

Konsep dan Persyaratan agar bangunan termasuk dalam kategori bangunan tahan
gempa, menurut Kementrian PU-Badan Penelitian dan Pengembangan Permukiman
adalah sebagai berikut:
1. Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil (kering, padat dan merata kekerasannya).
Karena getaran akibat yang bersumber dari pusat gempa akan diteruskan ke permukaan tanah
oleh partikel-partikel tanah tersebut. Semakin keras dan padat, partikel tanah akan mengalami
gerak yang semakin kecil, sehingga getaran pada permukaan tanah juga akan semakin kecil.
2. Denah bangunan sebaiknya sederhana , simetris, atau seragam.
 Apabila terpaksa harus membuat bangunan dengan bentuk denah U, T, L, dll yang tidak
simetris, maka bisa dilakukan pemisahan struktur (dilatasi) seperti pada gambar berikut:

10
 Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang-lubang pintu/jendela diusahakan
sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah bangunan, seperti contoh:

 Bidang-bidang dinding sebaiknya membentuk kotak-kotak tertutup, seperti contoh:

11
 Atap sedapat mungkin dibuat yang ringan:

3. Pondasi:
 Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik maka harus
dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi terletak lebih dari 45 cm dari
tanah asli:

12
 Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding-
dinding penyekat juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat perlu diikat kuat satu
sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof) sepanjang pondasi tersebut.

 Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu dengan yang
lainnya.

4. Pada setiap luasan dinding 12 m2 , harus dipasang kolom, bisa menggunakan bahan kayu,
beton bertulang, baja, plester ataupun bambu.

13
5. Harus dipasang balok keliling yang diikat kaku dengan kolom
6. Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat dengan kokoh dan kaku
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap yang seringan
mungkin, dan ikat kaku dengan konstruksi kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin, papan, papan berserat, papan lapis, bilik, ikat
bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata/batako, bahan tidak patah dan berbunyi
nyaring jika diadukan. Pada setiap jarak vertikal 30 cm, pasangan diberi angker yang
dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50 cm, diameter 6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen, mempunyai sifat
khusus. Sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar yang ada.
11. Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu dengan
yang lainnya, baik antara komponen struktural maupun non struktural.

Sumber: (FAIZAH, 2010)

14
2.3 Struktur dan Konstruksi Bangunan Tahan Gempa

KSLL atau Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah suatu teknologi inovasi pondasi ramah
gempa yang bentuknya menyerupai sarang laba-laba dan telah teruji menyelamatkan ratusan
bangunan dibeberapa daerah Indonesia. Konstruksi Sarang Laba-Laba sendiri dibuat dengan
perhitungan dan ketelitian yang berarti, dimana tentunya selalu ada antisipasi-antisipasi pada
saat membangun konstruksi ini. Dan dengan konsep KSLL ini terbukti ampuh menahan beban
ketika diterjang gempa bumi yang berskala cukup besar yang seperti terjadi di Aceh beberapa
tahun silam.
KSLL merupakan suatu substruktur yang termasuk kedalam jenis pondasi dangkal namun
mampu menahan beban vertikal yang cukup besar. Hal ini dikarenakan pondasi KSLL terdiri
dari pelat tipis yang diperkaku dengan rib-rib tipis dan tinggi yang saling berhubungan
membentuk segitiga-segitiga yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu
kesatuan komposit konstruksi beton bertulang dan tanah yang kokoh atau kuat, kaku dan
mampu menyebarkan semua gaya secara merata ke tanah pemikul sehingga mampu
mengantisipasi adanya resiko terjadinya Settlement (penurunan), serta mampu menerima gaya
lateral akibat gempa.
Selain itu, KSLL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang
hemat dibandingkan dengan pondasi rakit, mampu memperkecil penurunan bangunan karena
dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi
bagian dari struktur pondasi. Tanah yang digunakan pada KSLL ini dapat diambil dari berbagai
jenis tanah, asalkan tanah tersebut dapat dipadatkan. KSLL terdiri dari 85% tanah dan 15%
beton bertulang, sehingga KSLL dikatakan ekonomis dalam pembuatannya.
Pengisian tanah pada ruang-ruang KSLL sendiri terinspirasi oleh kerang yang tetap utuh
setelah dilindas oleh ban mobil karena kerang tersebut terisi oleh tanah. Sementara itu, bagian
dari KSLL yang menyerupai sarang laba-laba adalah susunan tulang KSLL. Tulangan-tulang
tersebut disusun melingkar dengan kolom sebagai pusatnya sehingga saat dilihat dari atas
seperti sebuah sarang laba-laba.
Berikut penerapan struktur dan pondasi sarang laba-laba pada sebuah bangunan gedung:
 Tahap Perencanaan : struktur gedung didesain hingga diketahui gaya kolom yang harus
dipikul pondasi. Selanjutnya dilakukan perhitungan settlement sebagai kinerja struktur
agar dapat diantisipasi. Dengan gaya yang bekerja, pondasi KSLL didesain supaya
didapat dimensi pelat, jarak dan tebal rib, serta detail penulangannya.
 Tahap Pelaksanaan : dilakukan pekerjaan persiapan yang bertujuan menghasilkan
permukaan tanah dengan elevasi yang sudah direncanakan. Kemudian dilakukan
pembetonan rib yang dapat dilaksanakan dengan metode cor di tempat (in situ) atau
pracetak.
 Tahap Finishing : setelah rib terpasang, rongga antara rib diisi dengan tanah timbunan
dan pasir, lalu dipadatkan dan pelat beton dicor di atasnya, sehingga dihasilkan pondasi
KSLL.

15
Urutan Pelaksanaan KSLL pondasi ramah gempa.

(Sumber Gambar: KSLL, diedit oleh achsanbjn.blogspot.com)


Sistem KSLL kini dapat dan telah diimplementasikan dengan berbagai jenis fungsi dan
kondisi bangunan sebagai berikut:
 Konstruksi pondasi bangunan bertingkat 2-10 lantai
 Konstruksi landasan pesawat udara/runway, apron, taxyway dan Hanggar
 Konstruksi pondasi Gudang kelas I
 Konstruksi pondasi Container yard/terminal peti kemas
 Konstruksi pondasi menara transmisi tegangan tinggi
 Konstruksi pondasi menara/tugu, menara air
 Konstruksi pondasi kolam renang
 Konstruksi pondasi tangki-tangki minyak
 Konstruksi Jalan Raya Kelas I
 Konstruksi pondasi jembatan
 Konstruksi lantai/pondasi open storage.

16
Untuk melihat bangunan atau konstruksi mana dan apa saja yang telah dibuat dengan
menggunakan KSLL di daerah rawan gempa dan daerah yang memiliki tanah lunak,
baik insfrastuktur pemerintah maupun swasta di seluruh wilayah indonesia. anda bisa
cek secara lengkap di katama.co.id, Oh iya KSLL sendiri juga telah lolos uji weight
deflectometer (HWD) dan falling weight deflectometer (FWD) lokasi di Bandara Juwata
Tarakan, oleh Scott Wilson Sdn Bhd, perusahaan publik yang bergerak dibidang teknik
dan konstruksi asal Malaysia. dan mereka sangat kagum dengan inovasi KSLL.

Sumber: (In'am, 2011)

2.4 Contoh Bangunan Tahan Gempa

Tahun 2006 terjadi gempa di Yogyakarta yang menghancurkan kota dan daerah
sekitarnya. Salah satu daerah di Kabupaten Sleman terdapat semua pemukiman dengan rumah
anti gempa. Rumah ini berbentuk seperti Iglo, rumah khas suku Eskimo. Pembangunan
permukiman ini dibantu oleh LSM WANGO (World Association of Non-Governmental
Organization) dan DFTW (Domes for the World Foundation).

Sumber Gambar : (Anonim, konsep rumah tahan gempa, 2011)


17
Sumber Gambar : (Rurin, 2014)

Sistem Steel Braced-Frame mampu mendisipasi atau menyalurkan energi melalui jalur-
jalur bingkai baja yang menempel pada kerangka atau dinding eksterior bangunan. Rengka baja
ini dirancang untuk bisa bergoyang ke atas dan ke bawah saat serangan gempa terjadi. Sistem
struktur tahan gempa Steel Braced-Frame ini, terdiri dari beberapa bagian dan komponen:
pondasi baja pada bagian bawah struktur, ‘sekering’ baja, dan tendon (urat baja) yang terdiri
dari kawat-kawat baja pilihan. Urat baja ini, terletak di bagian tengah bingkai baja, dan didesain
untuk bisa berlaku elastic ketika gedung sedang bergyang akibat gempa. Namun, ketika
guncangan gempa berakhir, urat baja yang terbuat dari material baja berkekuatan tinggi ini
akan menyesuaikan kepada panjangnya semula, dan menarik gedung untuk kembali pada
posisi awal.

Di bagian bawah struktur Steel Braced-


Frame, terdapat sekering (fuses) baja yang
akan menjaga gedung dari kerusakan akibat
guncangan gempa. Sekering ini berfungsi untuk
melenturkan, membuang induksi energy sari
gempa, dan memperkecil kerusakan, serta
membatasi kerusakan bangunan hanya pada
area tertentu. Sekring ini, dari segi fungsi
seperti sekering listrik dan bisa diganti dnegan
mudah jika terjadi kerusakan. Ide dari struktur
ini adalah untuk mengkonsentrasikan
kerusakan pada sekering yang dapat diganti.

Sumber Gambar : (Anonim, konsep rumah tahan gempa, 2011)

18
Bangunan Apple Towers di Sendai, Jepang juga salah satu bangunan tahan gempa.
Struktur bangunannya menggunakan Seismic Bearing (bantalan karet). Bantalan karet
digunakan untuk menopang struktur. Jika terjadi gempa, bantalan karet akan bergerak ke kiri
dan ke kanan. Aplikasi bantalan ini digunakan untuk melindungi gempa bumi dibuat dari
kombinasi lempengan karet alam dan lempeng baja yang dapat mengurangi daya reaksi hingga
70%, karena secara alami karet alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap energi. Bantalan
tersebut dipasang disetiap kolom yaitu diantara pondasi dan bangunan. Karet alam berfungsi
untuk mengurangi getaran akibat gempa bumi sedangkan lempeng baja digunakan untuk
menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat bertumpu diatas
bantalan karet tidak besar. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh bantalan karet
tahan gempa dicapai melalui pengurangan getaran gempa bumi kearah horizontal dan
memungkinkan bangunan untuk begerak bebas saat berlangusung gempa bumi tanpa tertahan
oleh pondasi.
Sumber : (Anonim, Japanese Earthquake Resistance and Seismic Isolation
Technologies, Save Structures from Damage, 2011)

Gambar : Apple Towers Sendai Gambar : Struktur Apple Towers

Gambar : Seismic Bearing


19
Tidak hanya bangunan modern atau
bangunan denga sistem struktur modern yang bisa
bertahan saat gempa. Bangunan tradisional yang
ada di Indonesia juga banyak yang bisa bertahan
dari gempa. Rumah tradisional suku Nias,
Sumatera Utara yaitu Omo Hada bisa bertahan dari
gempa tahun 2010 di Nias. Konstruksi rumah ini
didominasi kayu. Untuk menyatukan antarbagian,
dipakailah pasak dan bukan paku. Rumah Omo
Hada tidak ada jendelanya. Atapnya oval dan
pengganti jendela hanya dibuat model teralis.
Sumber Gambar : (choirul, 2012)

BAB III

20
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia yang terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktivitas


kegempaan dan gunung berapi yang tinggi memerlukan desain bangunan yang berbeda
dengan negara lain. Bangunan di Indonesia didesain dengan mempertimbangkan keadaan
tersebut. Nenek moyang kita dahulu sudah mengantisipasi keadaan Indonesia ini. Rumah
tradisional yang dibuat dari kayu dan bambu. Bahan ini dipilih karena ringan. Sesuai dengan
prinsip dasar bangunan tahan gempa. Struktur kayu atau bambu dibuat rigid. Saat ini, dimana
teknologi sudah canggih, bangunan tidak lagi memakai kayu dan bambu sebagai bahan
bangunan. Beton menjadi pilihan utama untuk pembangunan. Struktur dan konstruksi yang
digunakan tentu saja berbeda dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar bahan bangunan
tahan gempa. Bangunan dengan struktur dan pengerjaan konstruksi yang benar akan menjadi
tempat berlindung yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

21
Anonim. (2011, 7 31). Japanese Earthquake Resistance and Seismic Isolation Technologies, Save
Structures from Damage. Retrieved 4 13, 2015, from Kahimyang: http://kahimyang.info/kauswagan/sci-
tech/415/japanese-earthquake-resistance-and-seismic-isolation-technologies-save-structures-from-
damage

Anonim. (2011, 3 17). konsep rumah tahan gempa. Retrieved 4 12, 2015, from carirumah:
http://carirumah.net/artikel/detil/24/konsep-rumah-tahan-gempa

Anonim. (2011, 3 6). struktur tahan gempa steel braced-frame. Retrieved 4 12, 2015, from blogspot:
http://iptekims.blogspot.com/2011/03/struktur-tahan-gempa-steel-braced-frame.html

Anonim. (2011, 5 27). TEKNOLOGI RUMAH ANTI GEMPA. Retrieved 4 13, 2015, from wordpress:
https://hiasanrumah.wordpress.com/tag/rumah-tahan-gempa/

choirul, i. (2012, 11 1). Empat Rumah Adat Indonesia yang Tahan Gempa. Retrieved 4 12, 2015, from
sidomi: http://sidomi.com/139686/inilah-empat-rumah-adat-indonesia-yang-tahan-gempa/

FAIZAH, R. (2010). Persyaratan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015, from Natural Disaster
and Earthquake Engineering: http://blog.umy.ac.id/restufaizah/persyaratan-bangunan-tahan-gempa

In'am, M. A. (2011). Konstruksi "Ramah Gempa" Sarang Laba-laba (KSLL). Retrieved April 12, 2015, from
KONSTRUKSI RAMAH GEMPA, INOVASI PENYELAMAT JIWA:
http://achsanbjn.blogspot.com/2014/12/konstruksi-ramah-gempa-inovasi.html

Riza, M. M. (2011). Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015, from Jasa
Perencanaan Struktur: http://www.perencanaanstruktur.com/2010/07/perencanaan-bangunan-tahan-
gempa.html

Rurin. (2014, 8 11). urbanindo. Retrieved 4 12, 2015, from blog:


http://blog.urbanindo.com/2014/08/konstruksi-rumah-tahan-gempa/

zeniad. (2009, 2 2). Retrieved 4 12, 2015, from wordpress:


https://zeniad.wordpress.com/2009/02/02/bangunan-tahan-gempa/

22

Anda mungkin juga menyukai