Makalah Konsep Struktur Bangunan Tahan Gempa Diki
Makalah Konsep Struktur Bangunan Tahan Gempa Diki
Makalah Konsep Struktur Bangunan Tahan Gempa Diki
POLITEKNIK BOMBANA
2024
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bentuk yang sangat sederhana.
Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak
kesalahan baik pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan
isi atau data yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
iii
desain-desain bangunan baru yang tahan gempa. Desain-desain ini lahir dari
hasil mempelajari kembali rumah tradisional. Bangunan yang dibangun harus
bisa melindungi penghuninya.
iv
Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami
kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun
pada komponen strukturalnya.
1.3 Tujuan
v
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pondasi :
6
2. Desain Kolom
Kolom harus menggunakan kolom menerus (ukuran yang mengerucut/ semakin mengecil
dari lantai ke lantai). Dan untuk meningkatkan kemampuan bangunan terhadap gaya lateral
akibat gempa, pada bangunan tinggi (high rise building) acapkali unsur vertikal struktur
menggunakan gabungan antara kolom dengan dinding geser (shear wall).
3. Denah Bangunan
7
Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan dipisahkan (pemisahan
struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi (perputaran atau pergerakan) bangunan saat
gempa. Namun dilatasi ini pun menimbulkan masalah pada bangunan yaitu :
Dua atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami yang
berbeda, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,
Ketidak efektifan dalam pemasangan interior, seperti : plafond, keramik, dll
Perlunya konstruksi khusus (balok korbel).
8
Berat bahan bangunan adalah sebanding dengan beban inersia gempa. Sebagai contoh
penutup atap genteng menghasilkan beban gempa horisontal sebesar tiga kali beban
gempa yang dihasilkan oleh penutup atap seng. Sama halnya dengan pasangan dinding
bata menghasiIkan beban gempa sebesar 15 kali beban gempa yang dihasilkan oleh
dinding kayu.
5. Struktur Atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan beban
gempa dalam arah horizontal, maka keruntuhan akan terjadi seperti, diperlihatkan pada
gambar berikut:
9
Gambar 7. Konstruksi Bangunan dengan Capasity Design
Tiap Negara mempunyai desain sendiri dalam merencanakan tingkat daktilitas untuk
keamanan bangunan yang mereka bangun, hal ini tergantung dari letak geologi negara
masing- masing. Misalnya Jepang yang menerapkan tingkat daktilitas 1. Dengan desain ini,
bangunan di desain benar- benar kaku (full elastic).
Sumber: (Riza, 2011)
Konsep dan Persyaratan agar bangunan termasuk dalam kategori bangunan tahan
gempa, menurut Kementrian PU-Badan Penelitian dan Pengembangan Permukiman
adalah sebagai berikut:
1. Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil (kering, padat dan merata kekerasannya).
Karena getaran akibat yang bersumber dari pusat gempa akan diteruskan ke permukaan tanah
oleh partikel-partikel tanah tersebut. Semakin keras dan padat, partikel tanah akan mengalami
gerak yang semakin kecil, sehingga getaran pada permukaan tanah juga akan semakin kecil.
2. Denah bangunan sebaiknya sederhana , simetris, atau seragam.
Apabila terpaksa harus membuat bangunan dengan bentuk denah U, T, L, dll yang tidak
simetris, maka bisa dilakukan pemisahan struktur (dilatasi) seperti pada gambar berikut:
10
Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang-lubang pintu/jendela diusahakan
sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah bangunan, seperti contoh:
11
Atap sedapat mungkin dibuat yang ringan:
3. Pondasi:
Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik maka harus
dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi terletak lebih dari 45 cm dari
tanah asli:
12
Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding-
dinding penyekat juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat perlu diikat kuat satu
sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof) sepanjang pondasi tersebut.
Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu dengan yang
lainnya.
4. Pada setiap luasan dinding 12 m2 , harus dipasang kolom, bisa menggunakan bahan kayu,
beton bertulang, baja, plester ataupun bambu.
13
5. Harus dipasang balok keliling yang diikat kaku dengan kolom
6. Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat dengan kokoh dan kaku
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap yang seringan
mungkin, dan ikat kaku dengan konstruksi kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin, papan, papan berserat, papan lapis, bilik, ikat
bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata/batako, bahan tidak patah dan berbunyi
nyaring jika diadukan. Pada setiap jarak vertikal 30 cm, pasangan diberi angker yang
dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50 cm, diameter 6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen, mempunyai sifat
khusus. Sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar yang ada.
11. Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu dengan
yang lainnya, baik antara komponen struktural maupun non struktural.
14
2.3 Struktur dan Konstruksi Bangunan Tahan Gempa
KSLL atau Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah suatu teknologi inovasi pondasi ramah
gempa yang bentuknya menyerupai sarang laba-laba dan telah teruji menyelamatkan ratusan
bangunan dibeberapa daerah Indonesia. Konstruksi Sarang Laba-Laba sendiri dibuat dengan
perhitungan dan ketelitian yang berarti, dimana tentunya selalu ada antisipasi-antisipasi pada
saat membangun konstruksi ini. Dan dengan konsep KSLL ini terbukti ampuh menahan beban
ketika diterjang gempa bumi yang berskala cukup besar yang seperti terjadi di Aceh beberapa
tahun silam.
KSLL merupakan suatu substruktur yang termasuk kedalam jenis pondasi dangkal namun
mampu menahan beban vertikal yang cukup besar. Hal ini dikarenakan pondasi KSLL terdiri
dari pelat tipis yang diperkaku dengan rib-rib tipis dan tinggi yang saling berhubungan
membentuk segitiga-segitiga yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu
kesatuan komposit konstruksi beton bertulang dan tanah yang kokoh atau kuat, kaku dan
mampu menyebarkan semua gaya secara merata ke tanah pemikul sehingga mampu
mengantisipasi adanya resiko terjadinya Settlement (penurunan), serta mampu menerima gaya
lateral akibat gempa.
Selain itu, KSLL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang
hemat dibandingkan dengan pondasi rakit, mampu memperkecil penurunan bangunan karena
dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi
bagian dari struktur pondasi. Tanah yang digunakan pada KSLL ini dapat diambil dari berbagai
jenis tanah, asalkan tanah tersebut dapat dipadatkan. KSLL terdiri dari 85% tanah dan 15%
beton bertulang, sehingga KSLL dikatakan ekonomis dalam pembuatannya.
Pengisian tanah pada ruang-ruang KSLL sendiri terinspirasi oleh kerang yang tetap utuh
setelah dilindas oleh ban mobil karena kerang tersebut terisi oleh tanah. Sementara itu, bagian
dari KSLL yang menyerupai sarang laba-laba adalah susunan tulang KSLL. Tulangan-tulang
tersebut disusun melingkar dengan kolom sebagai pusatnya sehingga saat dilihat dari atas
seperti sebuah sarang laba-laba.
Berikut penerapan struktur dan pondasi sarang laba-laba pada sebuah bangunan gedung:
Tahap Perencanaan : struktur gedung didesain hingga diketahui gaya kolom yang harus
dipikul pondasi. Selanjutnya dilakukan perhitungan settlement sebagai kinerja struktur
agar dapat diantisipasi. Dengan gaya yang bekerja, pondasi KSLL didesain supaya
didapat dimensi pelat, jarak dan tebal rib, serta detail penulangannya.
Tahap Pelaksanaan : dilakukan pekerjaan persiapan yang bertujuan menghasilkan
permukaan tanah dengan elevasi yang sudah direncanakan. Kemudian dilakukan
pembetonan rib yang dapat dilaksanakan dengan metode cor di tempat (in situ) atau
pracetak.
Tahap Finishing : setelah rib terpasang, rongga antara rib diisi dengan tanah timbunan
dan pasir, lalu dipadatkan dan pelat beton dicor di atasnya, sehingga dihasilkan pondasi
KSLL.
15
Urutan Pelaksanaan KSLL pondasi ramah gempa.
16
Untuk melihat bangunan atau konstruksi mana dan apa saja yang telah dibuat dengan
menggunakan KSLL di daerah rawan gempa dan daerah yang memiliki tanah lunak,
baik insfrastuktur pemerintah maupun swasta di seluruh wilayah indonesia. anda bisa
cek secara lengkap di katama.co.id, Oh iya KSLL sendiri juga telah lolos uji weight
deflectometer (HWD) dan falling weight deflectometer (FWD) lokasi di Bandara Juwata
Tarakan, oleh Scott Wilson Sdn Bhd, perusahaan publik yang bergerak dibidang teknik
dan konstruksi asal Malaysia. dan mereka sangat kagum dengan inovasi KSLL.
Tahun 2006 terjadi gempa di Yogyakarta yang menghancurkan kota dan daerah
sekitarnya. Salah satu daerah di Kabupaten Sleman terdapat semua pemukiman dengan rumah
anti gempa. Rumah ini berbentuk seperti Iglo, rumah khas suku Eskimo. Pembangunan
permukiman ini dibantu oleh LSM WANGO (World Association of Non-Governmental
Organization) dan DFTW (Domes for the World Foundation).
Sistem Steel Braced-Frame mampu mendisipasi atau menyalurkan energi melalui jalur-
jalur bingkai baja yang menempel pada kerangka atau dinding eksterior bangunan. Rengka baja
ini dirancang untuk bisa bergoyang ke atas dan ke bawah saat serangan gempa terjadi. Sistem
struktur tahan gempa Steel Braced-Frame ini, terdiri dari beberapa bagian dan komponen:
pondasi baja pada bagian bawah struktur, ‘sekering’ baja, dan tendon (urat baja) yang terdiri
dari kawat-kawat baja pilihan. Urat baja ini, terletak di bagian tengah bingkai baja, dan didesain
untuk bisa berlaku elastic ketika gedung sedang bergyang akibat gempa. Namun, ketika
guncangan gempa berakhir, urat baja yang terbuat dari material baja berkekuatan tinggi ini
akan menyesuaikan kepada panjangnya semula, dan menarik gedung untuk kembali pada
posisi awal.
18
Bangunan Apple Towers di Sendai, Jepang juga salah satu bangunan tahan gempa.
Struktur bangunannya menggunakan Seismic Bearing (bantalan karet). Bantalan karet
digunakan untuk menopang struktur. Jika terjadi gempa, bantalan karet akan bergerak ke kiri
dan ke kanan. Aplikasi bantalan ini digunakan untuk melindungi gempa bumi dibuat dari
kombinasi lempengan karet alam dan lempeng baja yang dapat mengurangi daya reaksi hingga
70%, karena secara alami karet alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap energi. Bantalan
tersebut dipasang disetiap kolom yaitu diantara pondasi dan bangunan. Karet alam berfungsi
untuk mengurangi getaran akibat gempa bumi sedangkan lempeng baja digunakan untuk
menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat bertumpu diatas
bantalan karet tidak besar. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh bantalan karet
tahan gempa dicapai melalui pengurangan getaran gempa bumi kearah horizontal dan
memungkinkan bangunan untuk begerak bebas saat berlangusung gempa bumi tanpa tertahan
oleh pondasi.
Sumber : (Anonim, Japanese Earthquake Resistance and Seismic Isolation
Technologies, Save Structures from Damage, 2011)
BAB III
20
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
21
Anonim. (2011, 7 31). Japanese Earthquake Resistance and Seismic Isolation Technologies, Save
Structures from Damage. Retrieved 4 13, 2015, from Kahimyang: http://kahimyang.info/kauswagan/sci-
tech/415/japanese-earthquake-resistance-and-seismic-isolation-technologies-save-structures-from-
damage
Anonim. (2011, 3 17). konsep rumah tahan gempa. Retrieved 4 12, 2015, from carirumah:
http://carirumah.net/artikel/detil/24/konsep-rumah-tahan-gempa
Anonim. (2011, 3 6). struktur tahan gempa steel braced-frame. Retrieved 4 12, 2015, from blogspot:
http://iptekims.blogspot.com/2011/03/struktur-tahan-gempa-steel-braced-frame.html
Anonim. (2011, 5 27). TEKNOLOGI RUMAH ANTI GEMPA. Retrieved 4 13, 2015, from wordpress:
https://hiasanrumah.wordpress.com/tag/rumah-tahan-gempa/
choirul, i. (2012, 11 1). Empat Rumah Adat Indonesia yang Tahan Gempa. Retrieved 4 12, 2015, from
sidomi: http://sidomi.com/139686/inilah-empat-rumah-adat-indonesia-yang-tahan-gempa/
FAIZAH, R. (2010). Persyaratan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015, from Natural Disaster
and Earthquake Engineering: http://blog.umy.ac.id/restufaizah/persyaratan-bangunan-tahan-gempa
In'am, M. A. (2011). Konstruksi "Ramah Gempa" Sarang Laba-laba (KSLL). Retrieved April 12, 2015, from
KONSTRUKSI RAMAH GEMPA, INOVASI PENYELAMAT JIWA:
http://achsanbjn.blogspot.com/2014/12/konstruksi-ramah-gempa-inovasi.html
Riza, M. M. (2011). Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015, from Jasa
Perencanaan Struktur: http://www.perencanaanstruktur.com/2010/07/perencanaan-bangunan-tahan-
gempa.html
22