LP Hematemesis
LP Hematemesis
LP Hematemesis
HEMATEMESIS
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran tinja yang
berwarna hitam seperti teh yang mengandung darah dari pencernaan. Warna
hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antar darah dengan
asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti
(bekuan/gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim
dan asam lambung, menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi.
Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran
nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran
pencernaan atas yang signifikan. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan
hitam seperti aspal, dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan
perdarahan saluran pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus (Davey,
2005).
2. Etiologi
dan lain-lain.
e. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
alkohol, dan lai-lain. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal
4. Patofisiologi
varises.
yang berat disertai adanya bekuan dan pengobatan syok refrakter meningkatkan
riwayat perdarahan saluran cerna bagian atas singkat berulang (sering disertai
2005).
darah (coagulopathy) seperti pada hemophilia, sirosis hati dan lain-lain. Malahan
hati.
Khusus pada pecahnya varises esophagus ada 2 teori, yaitu teori erosi yaitu
pecahnya pembuluh darah karena erosi dari makanan yang kasar (berserat tinngi
dan kasar), atau minum OAINS (NSAID), dan teori erupsi karena tekanan vena
porta yang terlalu tinggi, yang dapat pula dicetuskan oleh peningkatan tekanan
intra abdomen yang tiba-tiba seperti pada mengejan, mengangkat barang berat, dan
lain-lain.
Dapat pula secara sekunder, seperti pada kegagalan hati, uremia, DIC, dan
iatrigenic seperti penderita dengan terapi antikoagulan, terapi fibrinolitik, drug-
(Davey, 2015).
5. Patoflow
Kelainan esofagus : varises Kelainan lambung & duodenum : Penyakit darah : leukimia, Penyakit sistemik : Obat – obatan
esofagus, esofagitis, keganasan tukak lambung , keganasan DIC, Purpura serosis hati ulserogenik, golongan
esofagus trombositopenia, hemophilia salisiat, kortikosteroid,
Obstruksi aliran alkohol
Iritasi mukosa lambung
darah lewat hati
Tekanan portal meningkat Pecahnya pembuluh darah
Erosi dan ulserasi O2 mukosa
terhambat
Pembuluh darah pecah Perdarahan Pembentukan
kolateral
Kerusakan vaskuler pada mukosa Asam lambung
Pembesaran limfe dan asites lambung Masuk saluran cerna
Distensi pembuluh meningkat
darah abdomen
Penurunan Inflamasi mukosa
ekspansi paru lambung
Varises
MK:
Ketidakefektifan HEMATEMESIS MELENA MK :Nyeri
pola nafas akut
MK: Pemasangan NGT
Feses hitam yang
Gangguan menelan
mengandung darah
Nutrisi parenteral Mual, Muntah darah
a. Gelisah
f. Rasa kembung
(Davey, 2015).
7. Komplikasi
c. Aspirasi pneumoni (infeksi paru yang terjadi akibat cairan yang masuk saluran
napas)
(Mubin, 2016)
8. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
gula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi
2) Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na,K,Ca
3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
b. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan fisik
Anemia
Demam
2) Pemeriksaan khusus
Colon rektal
Rektosigmoideskopi
Barium enema
Barium meal
3) Pemeriksaan laboratorium
LED
Hipokalsemia
Avitaminosis D
4) Radiologis
5) Kolonoskopi
(Sylvia, 2009)
9. Penatalaksanaan medis
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin
dan sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang teliti
dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan
3) Infus cairan langsung dipasang & diberilan larutan garam fisiologis slama
8) Dilakukan klisma atau lavemen dgn air biasa disertai pemberian antibiotika
yg tidak diserap oleh usus, sebagai tindadakan sterilisasi usus. Tindakan ini
Tujuan pemasangan pipa naso gastrik adalah untuk aspirasi cairan lambung,
perdarahan akan berhenti. Kumbah lambung ini akan dilakukan berulang kali
memakai air sebanyak 100- 150 ml sampai cairan aspirasi berwarna jernih dan
bila perlu tindakan ini dapat diulang setiap 1-2 jam. Pemeriksaan endoskopi
Pitresin mempunyai efek vasokoktriksi, pada pemberian pitresin per infus akan
varises dapat berhenti. Perlu diingat bahwa pitresin dapat menrangsang otot
polos sehingga dapat terjadi vasokontriksi koroner, karena itu harus berhati-hati
ikutan yang dapat timbul pada waktu dan selama pemasangan.Beberapa peneliti
tidak memerlukan narkose umum dan dapat diulang beberapa kali. Cara
pengobatan ini sudah mulai populer dan merupakan salah satu pengobatan yang
f. Tindakan operasi
perdarahan berhenti dan fungsi hari membaik. Selain cara-cara diatas, adapula
sebagai berikut :
b) Diathermy coagulation
c) Adrenalin injection
(Mansjoer, 2010).
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Nama, Umur (biasanya bisa usia muda maupun tua), Jenis kelamin (bisa laki-
b. Keluhan utama
biasanya keluhan utama kx adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba.
c. Riwayat kesehatan
keluhan utama pasien adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba
ulserogenik
kembung, dan nafsu makan menurun, dan intake nutrisi harus daam bentuk
4) Pola eliminasi
terjadi konstipasi atau diare. Perubahan warna feses menjadi hitam seperti
petis, konsistensi pekat. Sedangkan pada BAK, warna gelap dan konsistensi
pekat.
perut membesar karena ascites dan kulit mengering, bersisik agak kehitaman.
Dengan adanya perawatan yang lama makan akan terjadi hambatan dalam
libido dan impoten, bila terjadi pada wanita (istri) menyebabkan gangguan
pada siklus haid atau dapat terjadi aminore dan hal ini tentu saja
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Sistem respirasi
hipoksia, ascites.
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem gastrointestinal.
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
5) Sistem persyarafan
Penurunan kesadaran, perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara
penurunan / tak adanya bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap
Rencana keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Batasan karakteristik
Masalah perilaku makan
Gangguan dengan hipotonia
signifikan
Riwayat makan dengan slang
Gangguan pernafasan
Anomali saluran nafas atas
3. Nyeri akut NOC : Pain Level NIC : Pain Management
Definition : pengalaman sensori dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, klien 1. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
emosional yang tidak menyenangkan
menunjukkan perbaikan level nyeri dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas, dan faktor pencetus nyeri
yang muncul akibat kerusakan jaringan
secara komfrehensif
yang aktual atau potensial atau No Indikator Awal Tujuan
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
digambarkan dalam hal kerusakan 1 Melaporkan nyeri berkurang 5
2 Ekspresi wajah saat nyeri 5 nyeri
sedemikian rupa ( international 3 Gelisah 5
3. Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam
Association for study of pain ) : awitan 4 Mengerang / merintih 5
5 TTV 5 4. Ajarkan prinsip dari manajemen nyeri
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
5. Monitor TTV
ringan hingga berat dengan akhir yang Indikator
1. Gangguan ekstrem 6. Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum nyeri
dapat diantisipasi atau diprediksi dan
2. Berat menjadi berat
berlangsung < 6 bulan 3. Sedang 7. Pastikan klien menerima pemberian analgetik
Batasan karakteristik : 4. Ringan
5. Tidak ada gangguan 8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
Perubahan selera makan
obat golongan analgetik
Perubahan tekanan darah
Perubahan frekuensi jantung
Perubahan frekuensi pernafasan
Laporan isyarat
Diaforesis
Mengekspresikan perilaku ( mis :
gelisah, merengek, menangis,
waspada, iritabilitas, mendesah )
Masker wajah ( mis : mata kurang
bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu
fokus, meringis )
Sikap melindungi area nyeri
Fokus menyempit ( miss : gangguan
persepsi nyeri, hambatan proses
berfikir, penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan )
Indikasi nyeri yang dapat diamati
Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri
Melaporkan nyeri secara verbal
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan :
Agens cedera ( mis : biologis, zat kimia,
fisik, psikologis )
4. Mual NOC : NIC : Nausea Management
Definitoin : sensasi seperti gelombang di
belakang tenggorok, epigastrium, atau Nausea & Vomiting Control : Disruptive effects 1. Dorong pasien memantau mual
abdomen yang bersifat subjektif dan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, klien 2. Dorong pasien untuk belajar cara mengatasi mual
tidak menyenangkan yang dapat menunjukkan rasa mual hilang, dengan kriteria hasil :
3. Kurangi faktor yang dapat memicu mual
menyebabkan dorongan atau keinginan
untuk muntah No Indikator Awal Tujuan 4. Kolaborasi dengan pasien untuk cara mengatasi
Batasan karakterisik : 1 Mengakui timbulnya mual 5 mual
Keengganan terhadap makanan 2 Penurunan berat badan 5
3 Rasa tidak enak 5 5. Dorong pasien untuk menjaga kebersihan mulut
Sensasi muntah 4 Lesu / lemah 5 6. Monitor asupan gizi dan kalori
Peningkatan salivasi 5 Gangguan tidur 5
6 Intake cairan dan makanan 7. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam
Peningkatan menelan 5
menurun pemberian terapi farmakologi
Melaporkan mual
Indikator
Rasa asam di dalam mulut 1. Gangguan ekstrem
Faktor yang berhubungan : 2. Berat
Biofisik 3. Sedang
Gangguan biokimia ( mis : uremia, 4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
ketoasidosis diabetik )
Penyakit esofagus
Distensi lambung
Peningkatan tekanan intra-kranial )
Tumor intra abdomen
Labirinitis
Nyeri
Penyakit pankreas
Situasional
Ansietas
Takut
Nyeri
Faktor psikologis
Rasa makanan / minuman yang tidak
enak di lidah
Terapi
Distensi lambung
Iritasi lambung
Farmaseutikal ( ramuan obat )
5 Ketidakefektifan pola nafas NOC : NIC :
Definition : inspirasi atau ekspirasi yang Respiratory Status : Airway Patency Respiratory Monitoring
tidak memberi ventilasi adekuat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan usaha
diharapkan pasien menunjukkan jalan nafas patent, dengan untuk inspirasi
Batasan Karakteristik : kriteria hasil : 2. Monitor pola bernafas, bradypnea, tachypnea,
Perubahan kedalaman pernafasan dyspnea
Perubahan ekskursi dada 3. Monitor terjadinya dyspne, dan peristiwa yang
Mengambil posisi tiga titik No Kriteria Awal Tujuan dapat memperburuk keadaan
Bradipnea 4. Perhatikan lokasi trakea
1 Kecepatan pernafasan 5
Penurunan tekanan ekspirasi 5. Buka jalan nafas dengan tekhnik chinlift
Penurunan tekanan inspirasi 2 Irama pernafasan 5 6. Membaca mekanisme ventilator
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
Penurunan ventilasi semenit
3 Kedalaman inspirasi 5 terapi farmakologi
Penurunan kapasitas vital
Dispnea 4 Cemas / kegelisahan 5
Peningkatan diameter anterior –
5 Terengah – engah 5
posterior
Pernafasan cuping hidung Indikator :
Ortopnea 1. Gangguan ekstrem
Fase ekspirasi memanjang 2. Berat
Pernafasan bibir 3. Sedang
Takipnea 4. Ringan
Penggunaan otot aksesorius untuk 5. Tidak ada gangguan
bernafas
Faktor yang berhubungan
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Deformitas dinding dada
Keletihan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
Gangguan muskuloskeletal
Kerusakan neurologis
Disfungsi neuromuskular
Obesitas
Nyeri
Keletihan otot pernafsan
Cedera medula spinalis
6. Ansietas NOC : NIC :
Definition : perasaan tidak nyaman atau Anxiety Level Anxiety Reduction
kekhawatiran yang samar disertai respon Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Anjurkan keluarga untuk tetap berada disamping
autonom ( sumber sering sekali tidak diharapkan pasien menunjukkan derajat kecemasan, Dengan klien
sfesifik atau tidak diketahui oleh kriteria hasil : 2. Berusaha memahami perspektif pasien dari
individu ) perasaan takut yang kondisi stress
disebabkan oleh antisipasi terhadap 3. Memberikan informasi faktual mengenai
bahaya. Hal ini merupakan isyarat No Kriteria Awal Tujuan diagnosis, pengobatan, dan prognosis
kewaspadaan yang memperingatkan 4. Mendekati pasien untuk mempromosikan
1 Kegelisahan 5
individu untuk bertindak menghadapi keamanan dan mengurangi rasa takut
ancaman 2 Mermas – remas tangan 5 5. Mendengarkan dengan perhatian
6. Mengidentifikasi ketika tingkat kecemasan
Batasan karakteristik 3 Kesulitan 5 berubah
Dapat dilihat dari beberapa aspek, 7. Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang
4 Ketegangan wajah 5
meliputi : memicu kecemasan
Perilaku 5 Berkeringat 5
Afektif
Indikator :
Fisiologis
1. Gangguan ekstrem
Simpatik
2. Berat
Parasimpatik
3. Sedang
Kognitif
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
Faktor yang berhubungan
Perubahan dalam :
Status ekonomi
Lingkungan
Status kesehatan
Pola interaksi
Fungsi peran
Status peran
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi / kontaminan interpersonal
Penularan penyakit interpersonal
Krisis maturasi
Krisis situasional
Stress
Penyalahgunaan zat
Ancaman kematian
DAFTAR PUSTAKA
Grace, P. A. dan Borley, N.R. (2017). At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta. PenerbitErlangga.
Mansjoer, Arif (2010). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta: Media.
Aesculapius.
Nurari. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-
NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing.
Price, Sylvia A dan Wilson, Lorrain M, (2009). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit, edisi 6, Jakarta: EGC.
Sylvia, A Price. (2009). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Keperawatan.Edisi
6.Jakarta : EGC