Asuhan Keperawatan TOF
Asuhan Keperawatan TOF
Asuhan Keperawatan TOF
CHD (Congenital Heart Disease) /PJB (Penyakit Jantung Bawaan) Definisi: Kelainan jantung yg sudah ada sejak bayi lahir, kelainan tsb terjadi sebelum bayi lahir. Tetapi kelainan tidak selalu memberi gejala segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan tsb baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun (Ngastiah)
Adalah suatu penyakit jantung congenital dengan sianosis yang merupakan kombinasi dari 4 gejala utama yaitu: (1) obstruksi aliran ke luar dari bilik kanan (stenosis pulmonalis), (2) cacat septum ventrikel, (3) posisi sebelah kanan dari aorta dan (4) hipertrofi ventrikel kanan bersama sama membentuk tetralogi fallot.
2. PJB non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada penggolongan ini termasuk stenosis aorta(SA) dan stenosis pulmonal (SP)
3. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada penggolongan ini yang paling banyak adalah tetralogi fallot (TF)
4. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya transposisi arteri besar (TAB)
PATOFISIOLOGI
Pengembalian vena sistemis
Atrium kanan
Etiologies of CHD
-Faktor prenatal: infeksi ibu selama trimester pertama Ibu dg DM dg ketergantungan insulin -Agen penyebab: rubella, influenza atau chicken fox -Faktor genetic -Faktor lingkungan: radiasi, gizi ibu yang jelek, kecanduan obatobatan dan alcohol
DIAGNOSIS Foto rontgen ECG Kateterisasi jantung dan angiokardiografi. Ventrikulografi kanan selektif. Ventrikulografi kiri. PENGOBATAN Oksigenasi Prostaglandin E1 relaksan kuat untuk melebarkan duktus arteriosus aliran darah pulmonal memadai. Pencegahan hipotermia, dehidrasi Pintasan Blalock-Taussig menyambung arteri subklavia ke cabang arteri pulmonalis homolateral.
Proses Keperawatan
Pengkajian Riwayat keperawatan: 1 Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox. 2 Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan ketergantungan pada insulin. 3 Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok. 4 Proses kelahiran atau secara alami atau adanya factor-faktor memperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti vakum untuk membantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC. 5 Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluarga lain yang juga mengalami kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran ECG yang menunjukan adanya hipertropi ventrikel kiri,kateterisasi jantung yang menunjukan striktura. Diagnosa ditegakkan dengan cartography, Cardiac iso enzim (CPK & CKMB) meningkat Roentgen thorax untuk melihat atau evaluasi adanya cardiomegali dan infiltrate paru
Data yang umum ditemukan pada pasien dengan tetralogi fallot adalah: Cyanosis menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada saat menangis, makan, tegang, berendam dalam air dapat perifer atau sentral. Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan, menangis atau tegang/stress. Kelemahan, umum pada kaki. Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia. Digital clubbing Sakit kepala Epistaksis
Tanda&Gejala
INFANTS: 1 Dyspnea 2 Difficulty breathing 3 Pulse rate over 200 beats/mnt 4 Recurrent respiratory infections 5 Failure to gain weight 6 Heart murmur 7 Cyanosis 8 Cerebrovasculer accident 9 Stridor and choking spells
CHILDREN: 1 Dyspnea 2 Poor physical development 3 Decrease exercise tolerance 4 Recurrent respiratory infections 5 Heart murmur and thrill 6 Cyanosis 7 Squatting 8 Clubbing of fingers and toes 9 Elevated blood pressure Gambar Clubbing Fingers
MANIFESTASI KLINIS Sianosis Obstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan hipertropi infundibulum meningkat obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat sianosis. Dispnea Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik. Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia biru) Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat umum pada pagi hari. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan Gangguan pada pertambahan tinggi badan terutama pada anak, keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat. Denyut pembuluh darah normal Jantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis dapat dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4. Bising sistolik Terdengar keras dan kasar, dapat menyebar luas, intensitas terbesar pada tepi kiri tulang dada.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
RENCANA INTERVENSI
1. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung. Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi. Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 2 ml/kgBB. Rencana intervensi dan rasional:
INTERVENSI Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam. Catat bunyi jantung. Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat. Pantau intake dan output setiap 24 jam. Batasi aktifitas secara adekuat. Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang. RASIONAL Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin. Mengetahui adanya perubahan irama jantung. Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel. Ginjal berespon untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium. Istirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan. Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yangmeningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.
2. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh. Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat. Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi. Rencana intervensi dan rasional: INTERVENSI Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian intervensi pada saat istirahat. Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien. Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak melelahkan. Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak. Kurangi kecemasan pasien dengan memberi penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarga. Respon perubahan keadaan psikologis pasien (menangis, murung dll) dengan baik. RASIONAL Menghindari gangguan pada istirahat tidur pasien sehingga kebutuhan energi dapat dibatasi untuk aktifitas lain yang lebih penting. Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dan menghemat energi paisen. Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung. Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang meningkat. Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan meningkatkan suplai O2. Stres dan kecemasan berpengaruh terhadap kebutuhan O2 jaringan.
3.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social. Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan dapat mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan usia. Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social. Rencana intervensi dan rasional: INTERVENSI Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat. Monitor BB/TB, buat catatan khusus sebagai monitor. Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi. RASIONAL Sebagai monitor terhadap keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi pasien selama dirawat. Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin sebagi akibat penurunan kardiak output. Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat. Tujuan: Infeksi tidak terjadi. Kriteria hasil: Bebas dari tanda tanda infeksi. Rencana intervensi dan rasional: INTERVENSI
Kaji tanda vital dan tanda tanda infeksi umum lainnya. Hindari kontak dengan sumber infeksi. Sediakan waktu istirahat yang adekuat. Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.
RASIONAL
Memonitor gejala dan tanda infeksi sedini mungkin. Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena infeksi dari sumber yang dapat dihindari. Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien. Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal.
3 Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi. Rasional:meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord untuk melawan efek hipoksia/iskemia Tujuan : pasien dapat mentoleransi gejala-gejala yang 4 Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis ditimbulkan akibat penurunan curah jantung, dan Rasional: pucat menunjukan adanya penurunan Perfusi setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadi sekunder terhadap ketidakadekuatan curah jantung, peningkatan curah jantung sehingga kekeadaan vasokonstriksi dan anemi. normal. 5 Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung Intervensi: disorientasi cemas 1 Monitor tanda-tanda vital Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi Rasional: permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung. ada perubahan pada tanda-tanda vital seperti 6 Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadi digitalis; digoxin meningkat, peningkatan tekanan darah, semuanya Rasional: digitalis mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, cepat dideteksi untuk penangan lebijh lanjut. dan digoksin meningkatkan kekuatan kontraksi miokard 2 Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat dan memperlambat frekuensi jantung dengan yang adekuat menurunkan konduksi dan memperlama periode Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja refraktori pada hubungan AV untuk meningkatkan dari jantung dan dapat mempertahankan energi yang efisiensi curah jantung ada.
Penurunan Cardiac Output b.d (berhubungan dengan) penurunan kontraktilftas jantung, perubahan tekanan jantung
Intervensi: 1. Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat keseimbangan cairan, timbang berat badan anak setiap hari Rasiona!: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dan keefektifan terapi diuretic. Keseimbangan cairan berlanjut dan berat badan meningkat menujukan makin buruknya gagal jantung.
2. Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali, rales, ronchi, penambahan berat badan Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh. 3. Secara kolaborasi berikan diuretic contoh furosemid sesuai indikasi Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang menigkatkan eksresi cairan dan menurukan kelebihan cairan total tubuh 4. Berikan batasan diet natrium sesuai indikasi Rasional: menurunkan retensi natrium.