Laporan Praktikum 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Hari, tanggal : Rabu, 16 September

Dosen : Ir. Fahrizal Hazra,


M.Sc Asisten Praktikum :
1. Silvia Elysaputri (A14170020)
2. Dimas Syahiddin (A14170066)
3. Desty Rahmadhany (A14170067)
4. Kholis Tanuwijaya (A14170084)

Perlakuan Nodul dan Pengambilan Sampel Tanah

Nama : Muhamad Taufiq Ibrahim


NIM : X10042011056
Kelompok : II
Hari Praktikum : Rabu

DIVISI BIOTEKNOLOGI TANAH


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
IPB UNIVERSITY
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan tempat hidup dari
berbagai macam mikroorganisme, tempat berjangkarnya akar tanaman, penyedia
hara dan air bagi tanaman. Tanah juga dapat didefinisikan sebagai tubuh alam
bebas dipermukaan bumi yang terdiri dari bahan mineral, organik, air, dan udara
yang tersusun dalam horison tanah akibat kerja gaya-gaya alam. Pembentukan
tanah berasal dari hasil batu-batuan yang melapuk. Batuan ini kemudian
bercampur dengan jasad hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup lain yang
tumbuh dan berkembang didalam maupun diatasnya. Tumbuhan dapat hidup
dengan baik jika tanah memiliki sifat fisika, kimia, dan biologi yang baik.
Pengambilan contoh tanah yang tepat merupakan hal terpenting dalam
menentukan populasi mikrob agar mewakili kondisi alaminya. Teknik
pengambilan contoh tanah, yang tepat perlu dipahami agar waktu, tenaga dan
biaya yang dibutuhkan lebih efisien. Metode pengambilan contoh tanah dilakukan
secara komposit dengan luas sampai 1x1 m dan kedalaman 10-20 cm dengan
mengambil 5 titik berdasarkan luasan tertentu sehingga dapat mewakili keadan
tanah di lokasi tersebut (Didje dan Sartini 2008). Pengambilan contoh tanah
secara komposit bertujuan untuk memperkecil keragaman-keragaman dari lokasi
yang mewakili.

Ada banyak mikrob yang ada didalam tanah, mikrob tersebut mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda tergantung jenis mikob yang mendiami tanah
tersebut. Salah satu nya adalah Tanah sampah digunakan untuk sumber mikrob
pelarut fosfat (MPF), sedangkan tanah rumput untuk sumber bakteri penambat
nitrogen bebas Azosprilium. Sumber Rhizobium berasal dari nodul atau bintil akar
tanaman legum yang telah diseleksi. Bakteri tersebut yang menyebabkan bendolan
pada akar tanaman tersebut sehingga bakteri ini dikelompokkan dalam genus
Rhizobium. Agar bakteri bakteri ini dapat tumbuh dengan baik dan optimum
maka kali ini kita akan melakukan percobaan praktkum perlakuan nodul dan
pengambilan sampel tanah.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menyeleksi nodul (bintil akar) tanaman legum dan
menghitung KAKU (Kadar Air tanah pada keadaan Kering Udara) dan KAKL
(Kadar Air tanah pada keadaan Kapasitas Lapang) tanah sampah dan tanah
rumput.
Tinjauan Pustaka

Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan tempat hidup dari
berbagai macam mikroorganisme, tempat berjangkarnya akar tanaman, penyedia
hara dan air bagi tanaman. Tanah juga dapat didefinisikan sebagai tubuh alam
bebas dipermukaan bumi yang terdiri dari bahan mineral, organik, air, dan udara
yang tersusun dalam horison tanah akibat kerja gaya-gaya alam. Pembentukan
tanah berasal dari hasil batu-batuan yang melapuk. Batuan ini kemudian
bercampur dengan jasad hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup lain yang
tumbuh dan berkembang didalam maupun diatasnya. Tumbuhan dapat hidup
dengan baik jika tanah memiliki sifat fisika, kimia, dan biologi yang baik.
Pada prinsipnya pengambilan contoh tanah adalah suatu aktivitas
pengumpulan sebagian volume tanah yang mewakili suatu wilayah tertentu secara
tepat untuk menghasilkan suatu data atau nilai yang bisa memberi gambaran
kondisi tanah di wilayah tersebut secara keseluruhan. Pengambilan contoh harus
didahului dengan perencanaan sesuaidengan tujuan pengambilan contoh dan
tingkat ketelitian data yang diinginkan. Strategi pengambilan contoh tanah
Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan cara: (i) sistematis; (ii)
random/acak; (iii) komposit; dan (iv) bebas, tergantung pada tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai (Wollum, 1994). Pengambilan contoh tanah cara sistematis
ataupun cara radom/acak ditujukan untuk mendapatkan nilai maksimum,
minimum, dan rata-rata berbagai atribut mikroba pada suatu areal tertentu
berdasarkan analisis.
Kedalaman pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan jenis
penggunaan tanah. Pengambilan contoh pada tanah-tanah pertanian dilakukan
pada lapisan olah atau pada kedalaman 20 cm. Untuk tanah tanah padang rumput
dan semak/belukar contoh tanah diambil pada lapisan tanah padat akar atau pada
kedalaman 10 cm. Pengambilan contoh dari suatu penampang tanah (profil tanah)
dilakukan di setiap lapisan horizon tanah. Ukuran (berat) tiap contoh tanah yang
diperlukan tergantung pada banyaknya jenis analisis. Secara umum, 100 g tanah
per contoh sudah cukup untuk analisis mikrob (Saraswati Rati,DKK. 2007).
Nodul atau bintil jaringan pada sistem kacang-kacangan sebagai tempat
hidup rizobia. Nodul mengeluarkan sinyal dalam bentuk molekul organik, yang
disebut dengan flavonoid, dari tanaman berkomunikasi dengan rizobia tersebut.
EPS (eksopolisakarida) berperan dalam invasi dan perkembangan nodul,
pelepasan bakteri dari benang infeksi, perkembangan bakteroid, dan penekanan
terhadap respons pertahanan tanaman dan perlindungan terhadap senyawa anti
microbial tanaman (Hidayat, 2013).
METODOLOGI

Alat dan Bahan :


Alat :
1. Tabung film
2. Kuas
3. Pinset
Bahan :
1. Nodul tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai dan puti malu
2. Silica gel
3. Kapas
Hasil Pengamatan

Tabel 1 Kadar air kering udara


Jenis Tanah BC (g) BKU (g) BKM (g) % KAKU
Sampah 1 5,533 10,010 8,415
Sampah 2 5,465 10,063 8,285
Rumput 4,630 10,010 8,370

Tabel 2 Kadar air kapasitas lapang


Jenis Tanah BC (g) BKU (g) BKM (g) % KAKU
Sampah 1 5,533 10,018 6,895
Sampah 2 5,465 10,008 7,003
Rumput 4,630 10,023 6,150

Tabel 3 ml air yang ditambahkan


ml air yang ditambahkan (pada 1 kg
Jenis Tanah
tanah)
Sampah 1
Sampah 2
Rumput

Anda mungkin juga menyukai