LAPORAN PENDAHULUAN Revisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL GINJAL KRONIS

Disusun oleh

Ayuni tria wardani

17631598

Prodi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

2020
A. Definisi
Gaga Ginjal Kronis
National Kidney fondation ( Amerika Serikat ) mendifinisikan gagal ginjal
kronis sebaga adanya kerusakan ginjal atau penurunan laju filtrasi glomelurus
kurang dari 60mL/min/1,73 m2 selama lebih dari 3 bulan (Lewis & Dirksen,
2014).
Penyakit Gagal Ginjal kronik adalah kerusakn ginjal yang menyebabkan
ginjal tidak dapat membuang racun dan produk sisa darah, ditandai adanya
protein dalam urin serta penurunan laju filtasi glomerulus , berlangsung lebih
dari 3 bulan (Black & Hawks, 2009).
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Uremia
adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ,
akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik (Suwitra, 2014).
Adapun kriteria ginjal kronik sebagai berikut (Suwitra, 2014).

Tabel 1. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Berdasarkan Derajat Penyakit

Derajat Penjelasan LFG (m/mnt/1,73 m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG ≥ 90


normal atau meningkat

2 Kerusakan ginjal dengan LFG 60 – 89


melaju ringan

3 Kerusakn ginjal dengan LFG 30 – 59


melaju sedang

4 Kerusakan ginjal denga LFG 15 – 59


melaju berat

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis


B. Etiologi
Penyebab Gagal Ginjal Kronis adalah glomerulonefritis, gagal ginjal akut
hipertensi esensial, dan pielonefritis merupakan penyebab paling dari gagal
ginjal kronik.
Penyakit sistemik seperti diabetes melitus,hipertensi, lupus eritematosus,
poliatritis, dan dan amyloidosis juga dapat menyebabkan gagal ginjal kronik.
Diabetes melitus merupakan penyebab utama daln lebih dari 30%klien
mengalami dialisis. Hipertensi merupakan penyebabkedua gagal ginjal
kronik.
C. Manisfestasi Klinis
Manisfestasi klinis GGk tidak spesifik dari biasanya ditemukan pada tahap
akhir penyakit. Pada stadium awal, GGK biasanya asimtomatik (Tanto,
2014). Tanda dan gejala GGK melibatkan berbagai sytem organ di antaranya
(Tanto, 2014) :
a. Gangguan keseimbangan cairan : oedema perifer, efusi pleura, hipertensi,
asites
b. Gangguan elektrolit dan asam basa : tanda dan gejala hyperkalemia,
asidosis metabilic (nafas kussmaul), hiperfosfatemia
c. Gangguan gastrointenstinal dan nutrisi : metalic taste, mual, muntah,
gastritis, ulkus peptikum, malnutrisi
d. Kelainan kulit : kulit terlihat pucat, kring, pruritus, ekimosis
e. Gangguan metabolik endokrin :dislipidemia, gangguan metabolik glukosa,
gangguan hormon seks
f. Gangguan hematologi : anemia ( dapat mikrositik hipokrom maupun
normositik,normokrom)
D. Patofisiologis
Patogenesis GGK melibatkan kerusakan danmenurunnya nefron dengan
kehilangan fungsi ginjal yang progresif.ketika laju filtrasi glomelurus
menurun dan bersihan menurun , nitogen ureum meningkat dan kreatini
meningkat . nefron tersisa masih berfungsi mengalami hipertofi ketika
menyaring zat terlarut yang besar . akibatnya , ginjal kehilangan kemampuan
untuk mengonsentrasi urin secara adekuat. Untuk mengeksresi zat terlarut
,volume haluaran urine akan meningkat sehingga klien rentan mengalami
kehilangan cairan.tubulus kehilangan kemampuan untuk mereabsorbsi
elektrolit secara bertahap. Terkadang , hasilnya adalah pembuangan garam
sehingga urinemengandung banyak natrium dan memicu terjadinya poliuria
berat.Ketika kerusakan ginjal berlanjut dan terjadi penurunan jumlah nefron
yang masih berfungsi, laju filtrasi glomelurus total menurun lebih jauh
sehingga tubuh tidak mampumengekuarkan kelebihan air,garam,dan produk
limbah lainya melalui ginjal. Ketika laju filtrasi glomelurus kurang dari 10-20
mL/min, tubuh akan mengalami keracunan ureum. Jika penyakit tidak diatasi
dengan dialisi atau transpalasi ginjal, hasil dari gagal ginjal stadium akhir
adalah kematian.(Yasmara, 2016)
E. Pathway

Glumelurunefritis Kelainan kongenital dan


Nepholithiasis
(penyakit peradangan) herediter
ISK Penyakit metabolik :
Penyakit vaskuler SLE Obat nefrotoksik
hipertenai , DM

Gagal Ginjal Kronis

BUN,kreatini Kerusakan glomelurus Sekresi eritropoitis

Produksi sampah di aliran Filtrasi glomelurus Produksi Hb


darah Retensi Na, H2O

Proroduksi urin turun


Oedema eksihemoglobin
Pruritus
Dalam saluran GI Proyein/albumin
Oliguria,anuria
Lesi pd kulit Kelebihan volume dapatmelewati Suplai O2
Mual/muntah cairan glomelurus kejaringan
turun
Kerusakan Gangguan
intergritas kulit eliminasi urine fatique/malaise

Ketidakseimbangan Protein/albumin melewati


nutrisi kurang dari membran glomelurus Intoleransi
Bakteri masuk kebutuhan aktivitas
hipoalmuminemia proteinuria

infeksi Katabolisme protein dalam sel


Sel kekurangan
Ureum meningkat protein

Masuk ke kulit sytem imun merurun


Asidosis
Kulit kering dan pruritus metabolikmetabolik
Asam lambung Resiko infeksi
naik
Kompensasi
Kerusakan integritas respiratorik
kulit
Mual muntah
hiperventilasi

Defisit volume
ciran
pola napas tidak
efektif
F. Penatalaksanaan
1. Pengaturan minum/ciran
Pengaturan minum dasarnya adalah memberikan cairan sedemikian rupa
sehingga dicapai diurusi maksimal. Bila cairan tidak dapat diberikan per
oral maka diberikan perparenteral. Pemberian yang berlebihan dapat
menimbulkan penumpukan di dalam rongga badan dan dapat
membahyakan seperti vipervolemia yang sangat sulit diatasi
(Aspiani,2015).
2. Pengurangan protein dalam makanan
Protein dalam makanan harus diatur . pada dasarnya jumlah dalam
maknan dikurangi, tetapi tindakan ini lebih jauh menolong juga bila
protein tersebut dipilih. Diet denganrendah protein yang mengandung
asam amno esensial , sangat menolong bahkan dapat dipergunakan pada
pasien gagal ginjal kronis terminal untuk mengurangi jumlah dialisi
( Aspiani,2015).
3. Dialisi
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang
serius seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisi memperbaiki
abnormalitas biokimiawi menyebabkan cairan, protein,dan natrium dapat
dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecenderungan perdarahan , dan
membantu penyembuhan luka ( Mutaqin,2011)
4. Hemodialisis
Hemodialisis merupakan proses pembersihan darah dari zat zat sampah
melalui proses penyaringan diluar tubuh. Hemodialisis menggunakan
ginjal buatan berupa mesin dialisis. ( Yasmara , 2016)
5. Koreksi hiperkalemia
Mengendalikan kalium darah sangatlah penting karena hiperkalemia dapat
menimbulakan kematian mendadak. Hal pertama yang harus di ingat
adlah jangan menimbulkan hiperkalemia. Selain dengan pemeriksaan
darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan EKG atau EEG. Bila
terjadi hiperkalemia , maka pengobatanya adalah dengan mengurangi
intake kalium, peberian natrium bikarbonat dan pemberian infus glukosa.
(Mutaqin,2011)
6. Koreksi anemia
Usaha pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi faktor dfisiensi,
kemudian mencari apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi.
Pengendalian pada gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan
Hb. Transfusi darah hanya dpat diberikan bila ada indikasi yang kuat,
misalnya ada insufisiensi koroner (Muttaqin,2011).
7. Koreksi asidosis
Pemberian asam melalui makanan dan obat obatan harus dihindari.
Natriumbikarbonat dapat diberikan peroral atauparenteral. Pada
permulaan 100 mEq natrium bikarbonat di beri intravena perlahan lahan.,
jika diperlukan dapat di ulang. Hemodialisis dan dialisis peritoneal dapat
juga mengatasi asidosis (Muttaqin, 2011).
8. Pengendalian hipertensi
Pemberian obat beta bloker , alpa metildopa dan vasodilator dilakukan.
Mengurangi intake garam dan mengendalikan hipertensi harus berhati hati
karena tidak semua gagal ginjal disertai retensi natrium. ( muttaqin ,2011)
9. Transplantasi ginjal
Dengan pencangkokan ginjal yang sehat kepasien GGK, maka seluruh fial
ginjal diganti oleh ginjal yang baru( Muttain, 2011).
G. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
a. Kadar BUN, kreatinin serum, natriumdan kalium meningkat
b. Analisis gas darah arteri menunjukan penurunan pH arteri dan kadar
bikarbonat
c. Kadar hematokrit dan hemoglobin rendah, masa hidup sel darah
merah pendek.
d. Muncul defek trombositopenia dan trombosit ringan
e. Sekeresi aldosteron meningkat
f. Terjadi hiperglikemia dan hipertrigliseridemia.
g. Penurunan kadar high density lipoprotein (HDL)
h. Analisi gas darah (AGD) menunjukan asidosis metabolik
i. Pasien mengalami proteinuria, glikosuria, dan pada uriene ditemukan
sedimentasi, leukosit, sel darah merah , dan kristal.
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Identitas
Jenis kelamin : laki laki sering memiliki resiko tinggi terkait dengan
pola hidup sehat dan pekerjaan. Gagal ginjal kronis merupakan periode
lanjut dari insiden gagal ginjal akut sehingga tidak berdiri sendiri.
b. Keluhan utama
Psien gagal ginjal kronis mengalami keluhan utama biasanya di dapat
bervariasi, mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK,
gelisah, sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksia),
mual , muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum)
dan pada kulit. (Muttaqin,2011)
c. Riwayat penyakit sekarang
pasien gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunan urine
output,edema (edema ekstremitas, periobital, pitting edema),
penurunan kesadaran , perubahan pola napas karena komplikasi dari
gangguan ventilasi, fategue, perubahan fisiologis kulit, bau urea pada
nafas, selain itu karena berdapak pada proses metabolisme , maka
akan terjadianorexsia ,aneusea dan vomit sehingga berisiko terjadinya
gangguan nutrisi (Prabowo, 2014)
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat adanya penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih,
payah jantung, penggunaan obat obatan nefrostoksik, benign prostatic
Hyperplasyian dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu
saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang berulang, penyakit
diabetesmelitus, dan penyakit hipertensi, pada masa yang sebelumnya
yg menjadi predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji mengenai
riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat kemudian dokumentasikan (muttqin,2011)
e. Riwayat penyakit keluarga
Gagal ginjal kronik bukan penyakit menular dan menurun tetapi
penyakit keturunan pencetus sekunder DM dan hipertensi memiliki
pengaruh terhadap penyakit gagal ginjal kronis ,karenapenyakit
herediter . kaji pola ke
Sehatan keluarga yang diterapkan jika ada anggota keluarga yang
menderita sakit , minum jamu saat sakit ( prabowo 2014)
f. Riwayat psikososial
Pada pasien gagal ginjal kronik mengalami perubahan psikologis,
fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisi akan menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya
perawatan , banyaknya biaya peraatan dan pengobatan, menyebabkan
pasien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri),
dan gangguan peran pada keluarga (self esteen).(muttqin,2011)
g. Pola-pola fungsi kesehtan
1. Pola presepsi dan tatalaksana kesehatan (Aspiani,2015)
Pada pasien gagal ginjal kronik terjadi perubahan presepsi dan
tatalaksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang
dampak gagal ginjal kronik sehingga menimbulkan prsepsi yang
negatif terhadap dirinya dan kecenderungan tidak mematuhi
prosedur pengobatan dan perawtan yang lama , oleh karena itu
perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada pasien gagal gagal ginjal kronis terjadi adanya peningkatan
berat badan (edema), anoreksia, mual dan muntah, dan rasa pahit
pada organ mulut, intake minum yang kurang dan dan mudah lelah.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi
dan metabolisme yang dpat mempengaruhi status kesehtan pasien.
3. Pola tidur dan aktivitas
Pasien gagal ginjal kronis mengalami kecemasan dan gelisah yang
akan mempengaruhi pola tidur terganggu dan aktivitas pasien juga
terganggu.
4. Pola aktifitas dan latihan
Pasien gagal ginjal kronis mengalami kelelahan ekstemitas ,
penurunan rentang gerak dan malise yang menyebabkan pasien
tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari hari secara maksimal.
5. Pola eleminasi
Pasien gagal ginjal kronis pada pola eliminasi mengalami
penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut ).
Pada urine pasien gagal ginjal kronis terjadi perubahan warna urine
(seperti pekat, merah, coklat, berawan)
6. Pola sensori dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi
pengetahuan. Pasien dengan gagal ginjal kronis cenderung
mengalami neuropati/mati rasa pada luka sehingga tidak trauma
terhadap adanya trauma. Pasien mampu melihat dan mendengar
dengan baik/tidak , pasien mengalami disorientasi/tidak.
7. Pola hubungan dan konsep dirsi
8. Adanya perubahan dan struktur tubuh yang menyebabkan
penderita gagal ginjal kronis mengalami gangguan pada gambaran
diri. Lamanya perawatan ,banyaknya biaya perawatan dan
pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan
gangguan peran pada keluarga.
9. Pola reproduksi dan seksual
Adanya pola reproduksi dan seksual yang terganggu pada pasien
gagal ginjal kronis , angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh
darahdi organ reproduksisehingga menyebabkan gangguan potensi
seksual (impotensi). Gangguan kuliatas maupun ereksi, serta
memberi dampak pada rjakulasi serta orgasme.
h. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Para pasien gagal ginjal kronis keadaan umum pasien biasaanya
mengalami lemah, tingkat kesadran bergantung pada toksisitas, dan
terdapat bengkak di daerah tangan kaki dan wajah.
2. Tanda-tanda vital
Pada pasien gagal ginjal kronis pada pemeriksaan tanda tanda vital
didapatkan adanya perubahan RR meningkat (nafas cepat dan
dalam(kussmaul)), tekanan darah mengalami perubahan dari
hipertensi ringan sampai berat sesuai dengan kondisi fluktuatif.
(Prabowo,2014)
3. Pemeriksaan head to toe
Data fokus :
a) Wajah : adanya edema pada daerah wajah.
b) Mulut : pada pasien gagal ginjal kronis adanya bau mulut
(amonia), stomatitis, dan sianosis
c) Integumen : kulit pucat, kekuning kuningan, kecoklatan, kering
dan ada sclap, penurunsn turgor kulit. Selain itu biasanya juga
menunjukan purpura, ekimosis, dan timbunan urea dalam kulit.
d) Paru : biasanya mengalami sesak napas
e) Jantung : pada pasien gagal ginjal kronis biasanya mengalami
hipertensi, aritmia, kadiomyopato, uremic percaditis, efusi
perikardinal, gagal jantung, edema periobital, edema perifer.
f) Moskuloskeletal : adanya edema pitting
g) Neurologis : adanya neuropaty perifer, nyeri, gatal, pada lengan
kaki,selain itu juga danya kram otot dan reflek kedutan , daya
memori turun, rasa kantuk bera , pusing, koma, dan kejang.
Intervensi

No Diagnosa Nic Noc


1. Pola napas tidak NOC: NIC:
- Respiratory status :  Posisikan pasien untuk
efektif memaksimalkan ventilasi
Ventilation
- Respiratory status :  Pasang mayo bila perlu
Airway patency  Lakukan fisioterapi dada
- Vital sign Status jika perlu
 Keluarkan sekret dengan
Setelah dilakukan tindakan batuk atau suction
keperawatan selama...... pasien  Auskultasi suara nafas,
menunjukkan keefektifan pola catat adanya suara
nafas, dibuktikan dengan tambahan
kriteria hasil:  Berikan bronkodilator :
-…………………..
- Mendemonstrasikan batuk …………………….
efektif dan suara nafas yang  Berikan pelembab udara
bersih, tidak ada sianosis Kassa basah NaCl
dan dyspneu (mampu Lembab
mengeluarkan sputum,  Atur intake untuk cairan
mampu bernafas dengan mengoptimalkan
mudah,tindak ada keseimbangan.
pursedlips)  Monitor respirasi dan
- Menunjukkan jalan nafas status O2
yang paten (klien tidak  Bersihkan mulut, hidung
merasa tercekik, irama dan secret trakea.
nafas, frekuensi
 Pertahankan jalan nafas
pernafasan dalam rentang
yang paten
normal, tidak ada suara
 Observasi adanya tanda
nafas abnormal)
tanda hipoventilasi
- Tanda Tanda vital dalam
 Monitor adanya
rentang normal (tekanan
kecemasan pasien
darah, nadi, pernafasan)
terhadap oksigenasi
 Monitor vital sign
 Informasikan pada pasien
dan keluarga tentang
tehnik relaksasi untuk
memperbaiki pola nafas.
 Ajarkan bagaimana batuk
efektif
 Monitor pola nafas

2. Ketidak seimbangan Nutritional status: - Kaji adanya alergi


nutrisi kurang dari Adequacy of nutrient makanan
kebutuhan tubuh. Nutritional Status : - Kolaborasi dengan ahli
food and Fluid Intake gizi untuk menentukan
Weight Control jumlah kalori dan nutrisi
Setelah dilakukan tindakan yang dibutuhkan pasien
keperawatan selama….nutrisi - Yakinkan diet yang
kurang teratasi dengan dimakan mengandung
indikator: tinggi serat untuk
- Albumin serum - Kaji adanya alergi
- Pre albumin serum makanan
- Hematokrit - Kolaborasi dengan ahli
- Hemoglobin gizi untuk menentukan
- Total iron binding jumlah kalori dan nutrisi
capacity yang dibutuhkan pasien
- Jumlah limfosit - Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
- Monitor adanya
penurunan BB dan gula
darah
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor intake nuntrisi
- Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen makanan
seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan
yang adekuat dapat
dipertahankan.
- Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
- Kelola pemberan anti
emetik:.....
- Anjurkan banyak minum
- Pertahankan terapi IV
line
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oval

Defisit volume NOC: - NIC :


- Fluid balance - Pertahankan catatan
cairan
- Hydration intake dan output yang
- Nutritional Status : akurat
- Food and Fluid Intake - Monitor status hidrasi
Setelah dilakukan tindakan ( kelembaban membran
keperawatan selama….. defisit mukosa, nadi adekuat,
volume cairan teratasi dengan tekanan darah
kriteria hasil: ortostatik ), jika
- Mempertahankan urine diperlukan
output sesuai dengan - Monitor hasil lab yang
usia dan BB, BJ urine sesuai dengan retensi
normal, cairan (BUN ,Hmt ,
- Tekanan darah, nadi, osmolalitas urin,albumin,
suhu tubuh dalam batas total protein )
normal - Monitor vital sign setiap
- Tidak ada tanda tanda 15menit – 1 jam
dehidrasi, Elastisitas - Kolaborasi pemberian
turgor kulit baik, cairan IV
membran mukosa - Monitor status nutrisi
lembab, tidak ada rasa - Berikan cairan oral
haus yang berlebihan - Berikan penggantian
- Orientasi terhadap nasogatrik sesuai output
waktu dan tempat baik (50 – 100cc/jam)
- Jumlah dan irama - Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
- Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
- Atur kemungkinan
tranfusi
Daftar pustaka

Muttaqin, K. S. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan .

Jakarta: Salemba Medika

Yasmara, R. a. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:


EGC

Wahyuni melianti . 2018 . Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronis Pada


Pasien Tn. S Dan Tn. N Dengan Masalah Keperawatan Kelebihan Volume
Cairan Di Ruang Melati Rsud Dr. Haryoto .Lumajang : Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

Dosen keprawatan medikal bedah . (2016) . rencana asuhan keperawatan


medikal bedah : diagnosis NANDA-I 2015-2017 intervensi NIC hasil NOC.
Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai