Bab 2
Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
bulan. Proses ini pada akhirnya menghasilkan penurunan produksi urin dan
gagal ginjal, dengan penumpukan produk limbah dalam darah dan jaringan
(PGK) merupakan abnormalitas struktur atau fungsi ginjal selama > 3 bulan
tanpa kerusakan ginjal dan ditemukannya satu atau lebih gejala seperti
Jadi, kesimpulannya penyakit ginjal bisa dikatakan gagal ginjal kronik bila
7
8
normal untuk orang dewasa normal berkisar antara 0,5-1 cc/kgBB/jam atau
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Klasifikasi
AER ACR
(Albumin (Albumin creatinine Penjelasan
Kategori
excretion rate) ratio) Albuminuria
mg/24 jam mg/mmol mg/g
Normal dengan sedikit
1 <30 <3 <30
peningkatan
2 30-300 3-30 30-300 Peningkatan sedang
3 >300 >30 >300 Peningkatan berat
Sumber : KDIGO 2012 clinical practice guideline for the evaluation and
management ofchronic kidney disease
2.1.4 Patofisiologi
fibrosis adalah cirri khas CKD dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Seluruh unit nefron secara betahap hancur. Pada awal, saat nefron hilang,
10
glomerulus dan tekanan meningkatkan dalam nefron ini dan lebih banyak
partikel zat terlarut disaring untuk mengkompensasi massa ginjal yang hilang.
menjadi penyebab cedera tubulus. Proses hilangnya nefron yan kontinu ini
dapat terus berlangsung meskipun setelah proses penyakit awal telah teratasi
(LeMone, 2016).
nefron yang tidak terkena mengkompensasi nefron yang hilang. GFR sedikit
turun dan pada pasien asimtomatik disertai bun dan kadar kreatinin serum
normal. Ketika penyakit berkembang dan GFR turun lebih lanjut, hipertensi
pada ginjal ditahap ini (misalnya infeksi, dehidrasi, atau obstruksi saluran
kemih) dapat menurunkan fungsi dan memicu awitan gagal ginjal atau BUN
naik secara tajam, pasien menjadi oliguria, dan manifestasi uremia muncul.
Pada ERSD, tahap akhir CKD, GFR kurang dari 10% normal dan terapi
2.1.5 Pathway
Arterio
skerosis Retensi urin
Suplai darah
ginjal turun
GFR turun
Resiko
perdarahan
12
Resiko infeksi
gastitris hematemesei
melena
COP turun bendungan atrium
mual, muntah kiri naik
anemia
tekanan vena
keletihan
pulmonalis
Defisit nutrisi
intoleransi
aktivitas
kapiler paru naik
edema paru
syncope (kehilangan suplai O2
kesadaran) keotak turun
Gangguan pertukaran
retensi Na RAA aliran darah gas
dan H2O turun ginjal turun
Hipervolemia
metabolism suplai O2
anaerob jaringan turun
asam laktat
naik
Nyeri
3. Hipertensi
dalam tubuh
10. Perdarahan
2.1.7 Komplikasi
gagal ginjal kronis adalah (Prabowo & Pranata 2014, Baughman 2000):
1. Biokimiawi
2. Urinalisis
3. Ultrasonografi ginjal
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Pembedahan
2009).
15
dan diabetes. Kontrol tekanan darah dan kadar glukosa darah akan
3. Diet
dan asupan protein. Selain itu asupan vitamin, mineral, dan kadar kalium
normal harus dibatasi sampai 1-1,5 g/kgBB ideal, sedangkan diet rendah
protein 0.6–0.8 g/kg/hari dan diet sangat rendah protein 0.3–0.4 g/kg/hari.
4. Medikamentosa
5. Dialisis
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan
1. Overweight
2. Obesitas
17
menurut Depkes RI, seseorang dikategorikan obesitas jika BMI > 27.
3. Underweight
sampai 20% di bawah berat badan standar. Ini terjadi jika intake kurang
Status nutrisi pada penderita gagal ginjal kronik dapat dikaji dengan
pada penurunan berat badan. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body
18
Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk
MAC)
1) Keadaan umum
2) Rambut
3) Mata
4) Mulut
Stomatitis, bibir kering dan pecah pecah, lidah kering dan berselaput
5) Gigi
6) Leher
Pembesaran tiroid
7) Sistem gastrointestinal
8) Sistem kardiovaskuler
9) Ekstermitas
10) Integumen
11) Kuku
4. Dietary (D)
Pada status dietary dapat ditanyakan pada klien atau keluarga klien sebagai
memperoleh makanan,
makanan etnik
makanan
21
(susu/kelemahan, daging/kekuatan)
gula)
2016).
Diet ini diberikan kepada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal.
Terapi diet rendah protein pada penderita gagal ginjal kronik dapat
protein yang terlalu ketat akan berdampak pada risiko malnutrisi (Kresnawan,
2012).
1. Tujuan
22
1) Diet digunakan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi agar status gizi
ureum darah.
4) Diet dapat menjaga agar pasien dapat beraktivitas seperti orang normal
2. Prinsip Diet
Syarat atau prinsip diet berdasarkan Penuntun Diet yang disarankan oleh
normal, maka dari itu terapi diet ini disebut Diet Rendah Protein.
edema
2) Makanan dapat diberikan dengan porsi kecil, padat kalori dan sering
3) Pilihlah makanan dari sumber protein hewani dan protein nabati sesuai
6) Bila harus membatasi garam, gunakan lebih banyak bumbu seperti gula,
4. Pengaturan Makanan
Tabel 2.5 : Jenis Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Sesuai
Masalah pada Pasien
Berdasarkan Penuntun Diet yang disarankan oleh Instalasi Gizi RSUD Dr.
Berikut adalah contoh menu diet pada penderita gagal ginjal kronik :
Makan siang : Nasi tim, telur ceplok air, capcay goreng, nanas
Makan malam : Nasi tim, daging cincang rolade, sayur kare, papaya
2.3.1 Definisi
melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu (Smeltzer & Bare dalam
penyebar luasan informasi tentang gizi tentang apa yang baik untuk
dikonsumsi dan apa yang tidak baik untuk dikonsumsi (Sukraniti, 2018).
Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati (2016)
derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien
selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah
adalah konseling dan konsultasi. Dengan cara ini akan terjadi kontak
yang lebih intensif antara petugas gizi (konselor) dengan sasaran (klien).
masyarakat luas. Pendidikan gizi semacam ini bersifat umum yaitu tidak
Semakin banyak media yang dipakai akan semakin baik. Biasanya konselor
menggunakan media leaflet dan food model. Leaflet selain digunakan untuk
(Sukraniti, 2018).
Pengkajian pada klien gagal ginjal kronik sebenarnya hampir sama dengan
klien gagal ginjal akut, namun untuk gagal ginjal kronis pengkajian lebih
2014).
2.4.1 Biodata
Tidak ada spesifikasi khusu untuk kejadian gagal ginjal, namun laki-laki
lebih memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup
menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria) sampai
urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan zat sisa
1. P (Provoking Incidente)
Pada klien gagal ginjal kronik biasanya terjadi penurunan urine output,
pada napas. Selain itu, karena ada dampak pada proses metabolism
2. Q (Quality of Point)
klien. Sifat keluhan atau karakter, perlu ditanyakan maksud dari keluhan-
keluhannya.
3. R (Region)
penjalaran keluhannya.
29
4. T (Time)
Berapa lama perasaan mual berlangsung, diwaktu kapan dan apakah mual
Gagal ginjal kronik berasal dari periode gagal ginjal akut dengan berbagai
fungsi kerja ginjal. Selain itu, ada beberapa penyakit yang langsung
Kondisi ini tidak akan terjadi masalah bila mampu memiliki mekanisme
koping yang baik. Pada pasien gagal ginjal kronik, biasanya perubahan
tubuh dan mejalani proses dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih
banyak berdiam diri. Selain itu, kondisi ini disebabkan pula karena biaya
pola kesehatan keluarga yang diterapkan jika ada anggota keluarga yang sakit
Berikut adalah pola fungsional yang mungkin muncul pada pasien gagal
ginjal kronik :
1. Pola Nutrisi
badan pasien. Makanan yang disukai klien dan makanan yang mungkin
Kebiasaan asupan makanan dan cairan seperti pilihan, alergi, masalah, dan
2. Pola Eliminasi
Penurunan output urin < 400 ml/hari bahkan sampai pada anuria (tidak
adanya urin output) (Prabowo & Pranata, 2014). Perubahan warna urine
4. Pola Aktivitas
2011).
1. Keadaan Umum
1) Kesadaran
Pranata, 2014).
2) Tanda-tanda vital
Tinggi badan dan berat badan akan mempengaruhi Indeks Masa Tubuh
orang dewasa. IMT tidak dalam kondisi normal 18,5 – 25,0 , pada
pasien gagal ginjal kronik pre dialisis akan terjadi peningkatan berat
badan karena ada cairan berlebih dalam tubuh. Peningkatan berat badan
rutin berat badan pasien diukur sebelum dan sesudah dialisis untuk
2013).
32
1) Inspeksi
Lihat apakah kulit kepala dan wajah terdapat lesi atau tidak, apakah ada
2) Palpasi
Raba dan tentukan ada benjolan di kepala, tekstur kulit kasar/halus, ada
nyeri tekan atau tidak dan raba juga apakah rambut halus/kasar.
3. Mata
1) Inspeksi
Lihat bentuk mata simetris/tidak, apakah ada lesi dikelopak mata. Pada
ikterus/tidak
2) Palpasi
Raba apakah ada tekanan intra okuler dengan cara ditekan ringa jika
ada peningkatan akan teraba keras, kaji apakah ada nyeri tekan pada
mata.
4. Hidung
1) Inspeksi
kotor, apakah terdapat lesi/tidak, adanya secret atau tidak, adanya polip
2) Palpasi
5. Telinga
1) Inspeksi
2) Palpasi
6. Mulut
1) Inspeksi
Adanya bau urea pada bau napas, stomatitis, bibir kering dan pecah-
perdarahan gusi.
2) Palpasi
1) Inspeksi
2) Palpasi
8. Pernapasan (paru)
1) Inspeksi
Pranata, 2014).
2) Palpasi
napas, palpasi vokal fremitus (taktil) apakah getaran suara sama pada
paru kanan dan kiri lalu bandingkan dengan paru lainnya (Audrey J,
2010).
3) Perkusi
4) Auskultasi
9. Sirkulasi
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
Pada pasien gagal ginjal kronik terdapat adanya suara tmabahan bunyi
kualitas berderik atau mencicit pada kondisi uremia berat dan gangguan
irama jantung. Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak mampu membuang
10. Abdomen
1) Inspeksi
2) Auskultasi
3) Palpasi
4) Perkusi
1) Inspeksi
edema karena pada pasien gagal ginjal kronik bisa terjadi edema pada
kaki. Selain itu, biasanya nyeri sendi, akral dingin, CRT > 3 detik,
2) Palpasi
4 4
yang berarti pada genetalia, lihat apakah penyebaran rambut pubis merata
Pada penurunan laju filtrasi glomerulus penderita gagal ginjal kronik akan
dikatakan sebagai anemia dan salah satu tanda komplikasi pada gagal ginjal
darah lengkap pada pasien GGK ureum dan kreatinin naik, klirens kreatinin
urine untuk melihat apakah ada sel darah merah, sel darah putih, dan protein.
tubuh
luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
makan) laboratorium
Gejala dan Tanda
Mayor Terapeutik
Subjektif 1. Lakukan oral hygiene
(tidak tersedia) sebelum makan, jika
Objektif perlu
1. Berat badan menurun 2. Fasilitasi menentukan
minimal 10% pedoman diet (mis.
dibawah rentang ideal piramida makanan)
Gejala dan Tanda 3. Sajikan makanan
Mayor secara menarik dan
Subjektif suhu yang sesuai
1. Cepet kenyang setelah 4. Berikan makanan
makan tinggi kalori dan
2. Kram/nyeri abdomen tinggi protein
3. Nafsu makan Edukasi
menurun 1. Anjurkan posisi
Objektif duduk, jika mampu
1. Bising usus hiperaktif 2. Ajarkan diet yang
2. Otot pengunyah terpogramkan
lemah Kolaborasi
3. Otot menelah lemah 1. Kolaborasi pemberian
4. Membran mukosa medikasi sebelum
pucat makan (mis. pereda
5. Sariawan nyeri, antiemetik)
6. Serum albumin turun 2. Kolaborasi dengan
7. Ramut rontok ahli gizi untuk
berlebihan menentukan
8. Diare
Edukasi atau mengajarkan diet yang terpogram adalah salah satu elemen
yang sangat penting dalam pengobatan pasien gagal ginjal kronik dan
diet asupan protein. Penelitian Torrez (2017) juga mengatakan bahwa edukasi
maupun rohani seperti makan makanan yang bergizi sebagai berikut Allah
makanan. Allah membekali ilmu dan akal pada manusia, supaya manusia
mampu berfikir dan bertindak dengan benar sesuai dengan hukum yang Allah
tetapkan. Berfikir dengan keadaan yang ada yang didasarkan atas ilmu
orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud
makan-makanan yang baik menurut tabiatnya adalah baik, sehat dan fitrah,
2.3.11 Implementasi
keperawatan
yang digunakan.
43
2.3.12 Evaluasi
dikemukakan.
O : Data obyektif
lainnya.
A : Analisis
P : Perencanaan
melanjutkan perencanaan
belum teratasi.