Laporan Perawatan Bantalan Luncur-462
Laporan Perawatan Bantalan Luncur-462
Laporan Perawatan Bantalan Luncur-462
Dosen Pengampu :
Ig. Gunawan W., S.T, M.T.
Oleh Kelompok 5:
Ghozi Naufal R (3.21.17.5.09)
Muhammad Imdad U (3.21.17.5.14)
ME – 3F
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya bisa
menyelesaikan laporan Praktikum Perawatan dan Perbaikan Mesin 1 tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pengampu yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga Laporan Praktikum Perawatan dan Perbaikan Mesin
1 ini dapat disusun dengan baik.
Semoga Laporan Praktikum Perawatan dan Perbaikan Mesin 1 yang telah kami susun ini
turut memperkaya khazanah ilmu biologi serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman
para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga
menyadari bahwa Laporan Praktikum Perawatan dan Perbaikan Mesin 1 ini juga masih
memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari
para pembaca sekalian demi penyusunan Laporan Praktikum Perawatan dan Perbaikan Mesin
1 dengan tema serupa yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga
gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang usia
pemakianya. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros suatu mesin
bekerja dengan baik. ( Sularso, 2002 ).
Gambar 2. Bagian-bagian
bantalan
2.2 Klasifikasi Bantalan
Bantalan luncur, bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan
dengan perantaraan lapisan pelumas.
bantalan gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
Bantalan Radial, arah bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros
Bantalan radial, bantalan ini sejajar dengan sumbu poros
Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpi beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Bearing yang beredar sekarang terdiri dari berbagai macam bentuk dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal yang perlu diketahui dalam pemilihan
bearing antara lain :
Mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan dan akibatnya. Bearing
yang telah rusak akan menimbulkan bunyi yang berisik. Dengan mengetahui dan
memahami penyebab kesalahan dan kesalahannya dapat digunakan sebagai dasar
untuk mengatasi masalah selanjutnya.
Mengetahui standar bearing, hal ini untuk memudahkan pemesanan/pembeliannya
jika ada penggantian bearing.
Jenis-jenis bearing antara lain :
1. Single row groove ball bearings
2. Double row self aligning ball bearingss
3. Single row angular contact ball bearings
4. Double row angular contact ball bearings
5. Double row barrel roller bearings
6. Single row cylindrical bearings
7. Tapered roller bearings
8. Single direction thrust ball bearings
9. Double direction thrust ball bearings
10.Ball and socket bearings
Secara umum jenis bearing dibagi berdasarkan jenis diatas, namun pada
kenyataannya bentuk dan ukurannya pun bervariasi. Keadaan ini biasanya disebutkan
dalam katalog yang dibuat oleh pabrik yang bersangkutan. Variasi-variasi itu biasanya
adalah :
Diameter poros
Lubang bearing cincin dalam
Lebar bearing
Seal
Cara pasang
1. Single row groove ball bearings Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua
cincinnya. Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan
beban secara ideal pada arah radial dan aksial. Maksud dari beban radial adalah beban
yang tegak lurus terhadap sumbu poros, sedangkan beban aksial adalah beban yang
searah sumbu poros.
2. Double row self aligning ball bearings Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-
masing baris mempunyai alur sendiri-sendiri pada cincin bagian dalamnya. Pada
umumnya terdapat alur bola pada cincin luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu
bergerak sendiri untuk menyesuaikan posisinya. Inilah kelebihan dari jenis ini, yaitu
dapat mengatasi masalah poros yang kurang sebaris.
3. Single row angular contact ball bearings Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal
untuk beban radial. Bearing ini biasanya dipasangkan dengan bearing lain, baik itu
dipasang secara pararel maupun bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk
menahan beban aksial.
4. Double row angular contact ball bearings Disamping dapat menahan beban radial,
jenis ini jgua dapat menahan beban aksial dalam dua arah. Karena konstruksinya juga,
jenis ini dapat menahan beban torsi. Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua
buah bearing jika ruangan yang tersedia tidak mencukupi.
5. Double row barrel roller bearings Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller
yang pada umumnya mempunyai alur berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini
memiliki kapasitas beban radial yang besar sehingga ideal untuk menahan beban
kejut.
6. Single row cylindrical bearings Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang
biasanya terpisah. Eek dari pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial dengan
mengikuti cincin yang lain. Hal ini merupakan suatu keuntungan, karena apabila
bearing harus mengalami perubahan bentuk karena temperatur, maka cincinya akan
dengan mudah menyesuaikan posisinya. Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial
yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi.
7. Tapered roller bearings Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial
maupun radial. Jenis ini dapat dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama
dengan rollernya dan cincin luarnya terpisah.
8. Single direction thrust ball bearings Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan
beban aksila dalam satu arah saja. Elemenya dapat dipisahkan sehingga mudah
melakukan pemasangan. Beban aksial minimum yang dapat ditahan tergantung dari
kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif terhadap ketidaksebarisan (misalignment)
poros terhadap rumahnya.
9. Double direction thrust ball bearings Jenis ini sama seperti point 8, hanya saja bearing
jenis ini dapat diberi beban aksial dalam dua arah. Bagianbagiannya pun juga dapat
dipisahkan sehingga mudah bongkar dan pasangnya.
10. Ball and socket ball bearings Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk bola,
yang bisa membuat elemennya berdiri sendiri. Kapasitasnya sangat besar terhadap
beban aksial. Selain itu juga dapat menahan beban radial secara simultan dan cocok
untuk kecepatan yang tinggi.
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
3.1 Alat dan Bahan Praktikum
2. Feeler Gauge
3. Palu Besi
7. Minyak pelumas
3.2.1 Pembongkaran
1. Siapkan block siku tempat dudukan poros
2. Pasang poros bantalan pada block siku dengan posisi vertical atau horizontal
3. Bersihkan poros dengan kain halus dan beri / oleskan pelumas
4. Pasang bantalan gelinding pada poros menurut ukurannya yang sesuia
5. Kencangkan pemasangan bantalan pada poros dengan menggunakkan Silinder
perantara yang diarahkan pada cincin dalam(inner ring) bantalan dan pukul
perlahan menggunakkan palu besi, jika pemasangan bantalan dilakukan pada
lubang maka silinder perantara diarahkan ke badian luar cincin (Outer Ring)
lalu pukul perlahan. Seperti gambar di bawah ini
2. Kaitkan kaki – kaki puller pada Inner Ring Bantalan hal ini uga berlaku untuk
pelepasan bantalan pada lubang.
3. Putarlah batang puller kearah kanan (searah jarum jam ) secara perlahan –
lahan dengan menggunakkan kunci ring. Sehingga bantalan tertarik / tergeser
keluar sampai akhirnya lepas.
BAB IV
DATA HASIL PRAKTIKUM
Gambar Bearing tipe SKF 6206 zz
5.1 Pembahasan
Berdasarkan data haisl praktikum didapat kan data dimeter poros dan diameter Dalam
bantalan luncur masih dalam keadaan baik. Dalam pembongkaran dan perakitan bantalan
luncur, ketidakrataan ditemukan pada poros B saat dilakukan pengukuran menggunakan spirit
level. Setelah diukur dengan feeler gauge, harus ditambahkan shim sebesar 1,05 mm pda
poros B sisi 2.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum didapat kan data dimeter poros dan diameter Dalam bantalan luncur
masih dalam keadaan baik.Akan tetapi terdapat ketidakkerataan pada poros B sehingga perlu
penambahan shim.
Kesalahan yang umum terjadi antara lain : keslaahan karena kontaminasi, selongsong
bantalan yang cepat aus, dan kelelahan material bantalan yang akan menyebabkan robekan
bahkan potongan.
6.2 Saran
1. Proses pembongkaran dan perakitan dilkukan step by step sesuai dengan yang terdapat
pada jobsheet
2. Pengukuran dilkukan berulang untuk menunjukkan validitas data.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel Christianto Setyo Prihangkoso . Perbedaan Bantalan gelinding dan Bantalan luncur .
Universitas Gajah Mada . Yogyakarta
LAMPIRAN