Laporan Journal Bearing

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga Laporan praktikum yang berjudul “ Perakitan dan Pelepasan
Journal Bearing” dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


dalam melakukan praktikum atau dalam pembuatan laporan praktikum ini. Terkhusus
kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Bapak M. Munir Fahmi, MT.
3. Orang tua.
Demikianlah Laporan Praktikum Perakitan dan Pelepasan Journal Bearing ini
kami buat, tidak lupa kritik dan saran agar kami dapat menyelesaikan laporan lebih baik
lagi.

Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan terkhususnya bagi
penulis.

Bandung, 24 April 2018

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1
1.1. Latar Belakang

Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai


tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Di dalam
praktek-praktek maintenance masa lalu dan saat ini di baik sektor swasta
dan pemerintahan mengartikan maintenance itu adalah suatu tindakan
pemeliharaan mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui usia
pakai dan kegagalan/kerusakan mesin.

Pada praktikum kali ini, kami melakukan pemeliharaan ( pelepasan


dan perakitan Journal Bearing) yang bertujuan untuk mengetahui standar
bantalan luncur berdasarkan kode bantalan dan aktual, mengetahui standar
bearing housing , mengetahui cara pemasangan dan pelepasan bantalan
pada shaft.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan Pembuatan Laporan yaitu untuk syarat dan tanda


mahasiswa telah melakukan praktikum yang telah dijelaskan di latar
belakang.

1.3. Perolehan Data


Perolehan data didapat dari hasil praktikum teknik
perawatan mekanik pada tanggal 19 April 2018. Adapun data pendukung
lainnya dalam penyusunan laporan didapat dari Internet dan Buku.

BAB 2
Dasar Teori

2
2.1. Definisi Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros


berbeban, sehingga gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara
halus, aman dan panjang usia pemakaiannya. Bantalan harus cukup kokoh
untuk memungkinkan poros suatu mesin bekerja dengan baik. ( Sularso,
2002 )
Setiap mesin memiliki bantalan yang bertujuan untuk pendukung
poros, pengarah gerakan dan penerus daya. Bantalan mempunya kode
yang bertujuan untuk mengetahui jenis bantalan, pembebanan bantalan,
diameter dan lain-lain.
Para ahli teknik mesin dalam memilih bantalan diharapkan mampu
membaca dan menganalisis kodefikasi bantalan tanpa mengetahui bahan
yang dibuatnya (kecuali ahli mesin yang bekerja di perusahaan bantalan).
Pembacaan kodefikasi bantalan sangatlah penting. Karena jika poros yang
ditumpu oleh bantalan mengalami aus atas gaya geseknya, maka sesegera
mungkin harus cepat ditangani. Keterampilan membaca dan memilih
bantalan yang sesuai dengan yang tertera pada bantalan tersebut sangatlah
menunjang bagi keberlangsungan mekanisme mesin/engine.

2.2. Klasifikasi Bantalan

1. Atas dasar arah beban terhadap poros maka bantalan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a) Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, yaitu arah beban bantalan
yang adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.

b) Bantalan Aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban bantalan
yang sejajar dengan sumbu poros.

3
c) Bantalan Gelinding Khusus, yaitu bantalan yang dapat menumpu
beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu dan poros yang
bisa bergerak vertikal dan horizontal.

2. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros adalah sebagai berikut :


a) Bantalan Luncur, bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan
dengan perantaraan lapisan pelumas, dan

b) Bantalan Gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara


bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

2.3. Bantalan Luncur

Bantalan luncur adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk


menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya
dapat berlangsung dengan halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka
prestasi seluruh system akan menurun atau tak dapat bekerja secara
semestinya. Jadi, bantalan dalam pemesinan dapat disamakan peranannya
dengan pondasi pada gedung. (Sularso,2013:103)
Kelebihan bantalan luncur :
 Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
 Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah.
 Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara.
 Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih murah
Kekurangan bantalan luncur :
 Gesekan besar pada awal putaran.
 Memerlukan momen awal yang besar.
 Pelumasannya tidak begitu sederhana.
 Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan
khusus.

4
2.4. Klasifikasi Bantalan Luncur

Bantalan luncur dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara :


1. Menurut bentuk dan letak bagian poros :
 Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang
ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros,
 Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang ditumpu
bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros, dan
 Bantalan luncur khusus adalah kombinasi dari bantalan radial dan
bantalan aksial.
2. Menurut pemakaiannya :
 Bantalan untuk penggunaan umum
 Bantalan poros engkol
 Bantalan utama mesin perkakas
 Bantalan roda kereta api
3. Dalam teknik otomobil bantalan luncur dapat berupa :
 Bantalan bus
 Bantalan logam sinter
 Bantalan plastic

Journal Bearing

Bearing Housing

Gambar Journal Bearing dan Housing

2.5. Perbandingan Antara Bantalan Luncur dan Bantalan


Gelinding

Bantalan Luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan


beban besar. Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta

5
dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai
jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Karena
gesekannya yang besar pada saat mulai jalan, maka bantalan luncur
memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak
begitu sederhana, karena gesekan yang besar akan menimbulkan panas
pada bantalan, sehingga memerlukan pendinginan khusus.

2.6. Pelumasan

Karena gesekannya yang besar pada saat mulai jalan, maka


bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada
bantalan ini tidak begitu sederhana, karena gesekan yang besar akan
menimbulkan panas pada bantalan, sehingga memerlukan pendinginan
khusus.

Cara-cara pelumasan pada bantalan luncur :

 Pelumasan tangan
Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja yang
tidak terus-menerus. Kekurangannya bahwa aliran pelumas tidak
selalu tetap atau pelumasan menjadi tidak teratur.
 Pelumasan tetes
Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan
teratur melalui sebuah katup jarum. Cara ini adalah untuk beban
ringan dan sedang.
 Pelumasan sumbu
Cara ini menggunakan sumbu yang dicelupkan dalam mangkok
minyak sehingga minyak terisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini
dipakai seperti dalam hal pelumasan tetes.

6
 Pelumasan percik
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini
dipergunakan untuk melumasi torak dan silinder motor bakar torak
yang berputaran tinggi. Cara ini dipakai untuk beban sedang.
 Pelumasan cincin.
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros
sehingga akan berputar bersamaan dengan poros sambil mengangkat
minyak dari bawah.
 Pelumasan pompa.
Di sini pompa digunakan untuk mengalirkan minyak ke dalam
bantalan. Pelumasan pompa sesuai untuk keadaan kerja dengan
kecepatan tinggi dan besar.
 Pelumasan gravitasi.
Dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan, minyak dialirkan
oleh gaya beratnya. Cari ini dipakai untuk kecepatan sedang dan
tinggi pada kecepatan keliling sebesar 10 – 15.
 Pelumasan celup
Sebagian dari bantalan dicelupkan ke dalam minyak pelumas. Cara ini
cocok untuk bantalan dengan poros tegak, seperti pada turbin air.
Disini perlu diberikan perhatian pada besarnya gaya gesekan karena
ketahanan minyak, kenaikan temperature, dan kemungkinan
masuknya kotoran atau benda asing.

7
BAB III

PRAKTIKUM

3.1 Alat yang digunakan


1. Kunci Ring 19 5. Meteran
2. V-Blok 6. Jangka Sorong
3. Cat Air 7. Feeler Gauge
4. Kuas 8. Pitch Gauge

3.2. Komponen Poros 1


No Nama Komponen Ukuran
1 Shaf
Shaft Diameter (mm) 50
Shaft Length (mm) 240
2 Bearing Housing 1.1
Bearing Housing Code 505L
Bearing Housing High ( Bottom to
60
centre) (mm)

8
Hole Diameter (mm) 50
Bearing Housing thickness (mm) 49
Diameter Baut pada bearing housing
M12
(mm)

Pitch ulir baut pada bearing housing 1,75


(mm)
Kode bahan baut pada bearing housing Z 4.6
Kekuatan tarik maksimum baut pada
390
bearing housing (N/mm²)

Standard kekencangan baut pada


38,2
bearing housing (Nm)

3 Bearing 1.1
Bearing Code 50
Bearing type Bantalan luncur belah
Bearing outer diameter (mm) 69
Bearing hole diameter (mm) 50
Bearing minimum thickness (mm) 4
Bearing flange thickness (mm) 5
Bearing Length (mm) 55
Standard radial clearance (µm) 0.762 s/d 0.127
Aktual radial clearance (µm) 0,05
4 Bearing Housing 1.2
Bearing Housing Code 505L
Bearing Housing High ( Bottom to
60
centre) (mm)
Hole Diameter (mm) 50
Bearing Housing thickness (mm) 49
Diameter Baut pada bearing housing
M12
(mm)
Pitch ulir baut pada bearing housing 1,75
(mm)
Kode bahan baut pada bearing housing Z 4.6
Kekuatan tarik maksimum baut pada
390
bearing housing (N/mm²)
Standard kekencangan baut pada
38,2
bearing housing (Nm)
5 Bearing 1.2
Bearing Code 50
Bearing type Bantalan luncur belah
Bearing outer diameter (mm) 69

9
Bearing hole diameter (mm) 50
Bearing minimum thickness (mm) 4
Bearing flange thickness (mm) 5
Bearing Length (mm) 55

3.3. Komponen Poros 2


No Nama Komponen Ukuran
1 Shaf
Shaft Diameter (mm) 50
Shaft Length (mm) 240
2 Bearing Housing 2.1
Bearing Housing Code 505L
Bearing Housing High ( Bottom to
60
centre) (mm)
Hole Diameter (mm) 50
Bearing Housing thickness (mm) 49
Diameter Baut pada bearing housing
M12
(mm)
Pitch ulir baut pada bearing housing 1,75
(mm)
Kode bahan baut pada bearing housing Z 4.6
Kekuatan tarik maksimum baut pada
390
bearing housing (N/mm²)
Standard kekencangan baut pada
38,2
bearing housing (Nm)
3 Bearing 2.1
Bearing Code 50
Bearing type Bantalan luncur belah
Bearing outer diameter (mm) 69
Bearing hole diameter (mm) 50
Bearing minimum thickness (mm) 4
Bearing flange thickness (mm) 5
Bearing Length (mm) 55
4 Bearing Housing 2.2
Bearing Housing Code 505L
Bearing Housing High ( Bottom to
60
centre) (mm)
Hole Diameter (mm) 50
Bearing Housing thickness (mm) 49

10
Diameter Baut pada bearing housing
M12
(mm)
Pitch ulir baut pada bearing housing 1,75
(mm)
Kode bahan baut pada bearing housing Z 4.6
Kekuatan tarik maksimum baut pada
390
bearing housing (N/mm²)
Standard kekencangan baut pada
38,2
bearing housing (Nm)
5 Bearing 2.2
Bearing Code 50
Bearing type Bantalan luncur belah
Bearing outer diameter (mm) 69
Bearing hole diameter (mm) 50
Bearing minimum thickness (mm) 4
Bearing flange thickness (mm) 5
Bearing Length (mm) 55

3.4 Contach Image


Nama Komponen : Bearing 1.1
Aktual :
 Rumah bantalan dan bearing bagian belakang * yang diolesi blue prussion
permukaan

11
 Poros dengan permukaan bantalan *yang diolesi blue prussion pada
permukaan

Nama Komponen : Bearing 1.2


Aktual :

 Rumah bantalan dan bearing bagian belakang * yang diolesi blue prussion
permukaan

 Poros dengan permukaan bantalan *yang diolesi blue prussion pada


permukaan

12
Nama Komponen : Bearing 2.1
Aktual :

 Rumah bantalan dan bearing bagian belakang * yang diolesi blue prussion
permukaan

 Poros dengan permukaan bantalan *yang diolesi blue prussion


padapermukaan

13
Nama Komponen : Bearing 2.2
Aktual :

 Rumah bantalan dan bearing bagian belakang * yang diolesi blue prussion
permukaan

 Poros dengan permukaan bantalan


*yang diolesi blue prussion pada permukaan

4.Instalasi
No Nama Komponen Standard Aktual
1 Levelling poros 1 0.06 mm/m (center) Center
2 Levelling poros 2 0.06 mm/m (center) Center
3 Ketidaksejajaran poros 0.50 mm 0.5

14
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa NIM Tanda Tangan


Syarifatul Hidayah 161211064
Samuel 161211063

Hari/Tanggal : 19 April 2018

Instruktur :

15
(.............................................................)
NIP

16

Anda mungkin juga menyukai