Laporan Journal Bearing
Laporan Journal Bearing
Laporan Journal Bearing
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga Laporan praktikum yang berjudul “ Perakitan dan Pelepasan
Journal Bearing” dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan terkhususnya bagi
penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
BAB 2
Dasar Teori
2
2.1. Definisi Bantalan
1. Atas dasar arah beban terhadap poros maka bantalan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a) Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, yaitu arah beban bantalan
yang adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
b) Bantalan Aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban bantalan
yang sejajar dengan sumbu poros.
3
c) Bantalan Gelinding Khusus, yaitu bantalan yang dapat menumpu
beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu dan poros yang
bisa bergerak vertikal dan horizontal.
4
2.4. Klasifikasi Bantalan Luncur
Journal Bearing
Bearing Housing
5
dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai
jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Karena
gesekannya yang besar pada saat mulai jalan, maka bantalan luncur
memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak
begitu sederhana, karena gesekan yang besar akan menimbulkan panas
pada bantalan, sehingga memerlukan pendinginan khusus.
2.6. Pelumasan
Pelumasan tangan
Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja yang
tidak terus-menerus. Kekurangannya bahwa aliran pelumas tidak
selalu tetap atau pelumasan menjadi tidak teratur.
Pelumasan tetes
Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan
teratur melalui sebuah katup jarum. Cara ini adalah untuk beban
ringan dan sedang.
Pelumasan sumbu
Cara ini menggunakan sumbu yang dicelupkan dalam mangkok
minyak sehingga minyak terisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini
dipakai seperti dalam hal pelumasan tetes.
6
Pelumasan percik
Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini
dipergunakan untuk melumasi torak dan silinder motor bakar torak
yang berputaran tinggi. Cara ini dipakai untuk beban sedang.
Pelumasan cincin.
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros
sehingga akan berputar bersamaan dengan poros sambil mengangkat
minyak dari bawah.
Pelumasan pompa.
Di sini pompa digunakan untuk mengalirkan minyak ke dalam
bantalan. Pelumasan pompa sesuai untuk keadaan kerja dengan
kecepatan tinggi dan besar.
Pelumasan gravitasi.
Dari sebuah tangki yang diletakkan di atas bantalan, minyak dialirkan
oleh gaya beratnya. Cari ini dipakai untuk kecepatan sedang dan
tinggi pada kecepatan keliling sebesar 10 – 15.
Pelumasan celup
Sebagian dari bantalan dicelupkan ke dalam minyak pelumas. Cara ini
cocok untuk bantalan dengan poros tegak, seperti pada turbin air.
Disini perlu diberikan perhatian pada besarnya gaya gesekan karena
ketahanan minyak, kenaikan temperature, dan kemungkinan
masuknya kotoran atau benda asing.
7
BAB III
PRAKTIKUM
8
Hole Diameter (mm) 50
Bearing Housing thickness (mm) 49
Diameter Baut pada bearing housing
M12
(mm)
3 Bearing 1.1
Bearing Code 50
Bearing type Bantalan luncur belah
Bearing outer diameter (mm) 69
Bearing hole diameter (mm) 50
Bearing minimum thickness (mm) 4
Bearing flange thickness (mm) 5
Bearing Length (mm) 55
Standard radial clearance (µm) 0.762 s/d 0.127
Aktual radial clearance (µm) 0,05
4 Bearing Housing 1.2
Bearing Housing Code 505L
Bearing Housing High ( Bottom to
60
centre) (mm)
Hole Diameter (mm) 50
Bearing Housing thickness (mm) 49
Diameter Baut pada bearing housing
M12
(mm)
Pitch ulir baut pada bearing housing 1,75
(mm)
Kode bahan baut pada bearing housing Z 4.6
Kekuatan tarik maksimum baut pada
390
bearing housing (N/mm²)
Standard kekencangan baut pada
38,2
bearing housing (Nm)
5 Bearing 1.2
Bearing Code 50
Bearing type Bantalan luncur belah
Bearing outer diameter (mm) 69
9
Bearing hole diameter (mm) 50
Bearing minimum thickness (mm) 4
Bearing flange thickness (mm) 5
Bearing Length (mm) 55
10
Diameter Baut pada bearing housing
M12
(mm)
Pitch ulir baut pada bearing housing 1,75
(mm)
Kode bahan baut pada bearing housing Z 4.6
Kekuatan tarik maksimum baut pada
390
bearing housing (N/mm²)
Standard kekencangan baut pada
38,2
bearing housing (Nm)
5 Bearing 2.2
Bearing Code 50
Bearing type Bantalan luncur belah
Bearing outer diameter (mm) 69
Bearing hole diameter (mm) 50
Bearing minimum thickness (mm) 4
Bearing flange thickness (mm) 5
Bearing Length (mm) 55
11
Poros dengan permukaan bantalan *yang diolesi blue prussion pada
permukaan
Rumah bantalan dan bearing bagian belakang * yang diolesi blue prussion
permukaan
12
Nama Komponen : Bearing 2.1
Aktual :
Rumah bantalan dan bearing bagian belakang * yang diolesi blue prussion
permukaan
13
Nama Komponen : Bearing 2.2
Aktual :
Rumah bantalan dan bearing bagian belakang * yang diolesi blue prussion
permukaan
4.Instalasi
No Nama Komponen Standard Aktual
1 Levelling poros 1 0.06 mm/m (center) Center
2 Levelling poros 2 0.06 mm/m (center) Center
3 Ketidaksejajaran poros 0.50 mm 0.5
14
LEMBAR PENGESAHAN
Instruktur :
15
(.............................................................)
NIP
16