BAB 3 SPESIFIKASI TEKNIS DAN ADMINISTRASI PROYEK Edit
BAB 3 SPESIFIKASI TEKNIS DAN ADMINISTRASI PROYEK Edit
BAB 3 SPESIFIKASI TEKNIS DAN ADMINISTRASI PROYEK Edit
BAB 3
SPESIFIKASI TEKNIS DAN ADMINISTRASI PROYEK
kontrak diantara mereka seperti yang telah ditetapkan oleh semua dokumen-
dokumen diatas.
Dokumen kontrak diatas secara menyeluruh berada dalam satu kesatuan yang
utuh dan mempunyai 3 (tiga) fungsi yang penting didalam pelaksanaan dari pada
proyek;
1. Sebagai keterangan terhadap pekerjaan yang akan diborongkan sifatnya
sedemikian sehingga penawaran dapat dimasukkan oleh para kontraktor, jadi
berfungsi sebagai dokumen pelelangan atau tender.
2. Dokumen-dokumen tersebut menjadi pegangan / petunjuk dan pedoman atau
buku undang-undang selama periode pelaksanaan proyek/kontrak.
3. Sebagai dokumen kontrak, yang dapat dipakai sebagai bukti kebenaran dalam
kasus proses perselisihan atau arbitrase atau bahkan dalam proses yang terpaksa
lewat saluran hukum di Pengadilan.
Karena itu dokumen tersebut sangatlah penting terutama gambar-gambar dan
spesifikasi harus benar-benar diteliti oleh kontraktor dalam membuat penawarannya
untuk setiap proyek.
Tahapan penyusuan rencana anggaran biaya dapat di lihat seperti pada gambar 1.1
berikut ini:
DAFTAR HARGA
SATUAN UPAH &
BAHAN
REKAPITULASI
3.3 Bestek
Bestek berasal dari Bahasa Belanda yang berarti Peraturan dan syarat –
syarat pelaksanaan suatu pekerjaan Bangunan atau Proyek.Jadi Bebstek adalah suatu
peraturan yang mengikat,yang diuraikan sedemikian rupa,terinci Cukup jelas dan
mudah di pahami.pada umumnya bestek dibagi tiga bagian antara lain :
a. Peraturan Umum.
b. Peraturan Administrasi.
c. Peraturan dan Teknis.
Dari ketiga peraturan tersebut di atas, hanya sebagian peraturan teknis yang akan
diuraikan guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas, bagaimana hubungan antara
bestek dan gambar bestek.
Di bawah ini diberikan beberapa contoh Bastek di antaranya peraturan dan
syarat – syarat teknis sebagai berikut:
Pasal 5. Penutup.
a. Hal – hal yang belum jelas baik dalam gambar maupun dalm berita acara
aanwijzing,pelaksanaan harus menanyakan pada Direksi , hingga pelaksana
mengetahui dan memahami ruang lingkup(scope) pekerjaan sebelum
pekerjaan di mulai.
60
b. Walaupun dalam bestek ini tidak lengkap tercantum satu persatu baik
mengenai keur bahan – bahan dan lain sebagainya tetapi tercantumdalam AV,
(Algemeene Voor de aannmingbij openbare werken in Indonesian)tanggal 28
Mei 1941 Nomor 9 bijlad Nomor 14571,maupun dalam Building Code
(Peraturan Bangunan) yang disusun oleh Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen pekerjaan Umum
maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan
tambahan.
Dari pasal 2 sub b dijelaskan bahwa campuran spesi pondasi batu kali 1 Pc : 4
Ps,dan pasal 3 sub b dan c campuran spesi pasangan batu bata untuk terasraam 1Pc :
2 Ps,sedang untuk pasangan batu bata yang lain memakai campuran 1 Pc : 4 Ps.
Contoh dan kutipan pasal demi pasal dari peraturan dan syarat – syarat teknis
tersebut diatas , dapat disimpulkan bahwa bestek dan gambar bestek merupakan
kunci pokok (tolok ukur) dalam menentukan kualitas, kuantitas dan ruang lingkup
(scoope)pekerjaan.Pasal 1 sampai dengan pasal 5 di atas,bukan merupakan urutan
sebenarnya dari syarat – syarat teknis tapi hanyalah sekedar untuk memberikan
gambaran dalam hubungannya dengan tiap pekerjaan.
Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar Pra Rencana,dan
gambar detail dasar dengan skala (PU = Perbandingan ukuran) yang lebih
besar.Gambar bestek merupakan lampiran dari uraian dan syarat – syarat (bestek)
Pekerjaan.
Gambar bestek dan bestek merupakan kunci pokok(tolok ukur)baik dalam
menentukan kualitas dan skop pekrjaan,maupun dalam menyusun rencana Anggaran
Biaya.
Gambar Bestek terdiri dari:
1. Gambar situasi, PU 1 : 200 atau 1 : 500 terdiri dari :
Rencana letak bangunan.
61
Rencana halaman.
Rencana jalan dan pagar.
Rencana saluran pembuangan air hujan.
Rencana garis batas tanah dan roylen.
2. Gambar denah PU 1 : 100
Gambar denah melukiskan gambar tapak (tampang) setinggi 1,00 m dari
lantai,hingga gambar pintu dan jendela terlihat dengan jelas ,sedangkan gambar
penerangan atas (bovenlich)digambarkan dengan garis putus. Pada denah juga
digambar garis atap dengan garis putus – putus lebih tebal dan jelas sesuai
dengan bentuk atap.
Lantai rumah induk dengan duga (pell)di tandai dengan 0,00.Gambar kolom
(tiang)dari beton di bedakan dari pasangan tembok. Semua ukuran arah Vertikal
dari lantai diberi tanda ( + )dan ukuran di bawah lantai diberi tanda ( - ).
3. Gambar potongan PU 1 : 100.
Gambar potongan terdiri dari potongan melintang dan membujur menurut
keperluannya. Untuk menjelaskan letak atau kedudukan sesuatu konstruksi,pada
gambar potongan harus tercantum juga (peil) dari lantai,misalnya :dasar
pondasi,letak tinggi jendela dan pintu,tinggi langit – langit,nok reng
balok/muurplat.
4. Gambar Pandangan PU 1 : 100
Pada gambar pandangan tidak dicantumkan ukuran – ukuran lebar maupun tinggi
bangunan.Gambar pandangan lengkap dengan dekorasi yang disesuaikan dengan
perencanaan.
5. Gambar Rencana Atap PU 1 : 100
Gambar rencana atap menggambarkan bentuk konstruksi rencana atap lengkap
dengan kuda – kuda,nok gording,muurplaat/reng balok,hookeper,keilkeper,talang
air,usuk/kasau dan konstruksi penahan,dengan jelas.
6. Gambar konstruksi PU : 50.
Gambar konstruksi terdiri dari:
Gambar konstruksi beton bertulang
Gambar konstruksi kayu.
Gambar konstruksi baja.
Lengkap dengan ukuran – ukuran dan perhitungan konstruksinya.
7. Gambar pelengkap.
Gambar pelengkap terdiri dari:
62
Di bawah ini di berikan daftar gambar bestek yang telah diberi nomor seri A
sampai N dengan perincian sebagai berikut:
1. DENAH =A 8. POTONGAN - =H
2. TAMPAK DEPAN =B 9. POTONGAN - =
3. TAMPAK BELAKANG =C 10. RENCANA KAP =J
4. TAMPAK SAMPING KANAN =D 11. RENCANA PLAFOND =K
5. TAMPAK SAMPING KIRI =E 12. DENAH KUSEN =L
6. DENAH PONDASI =F 13. INSTALASI LISTRIK =M
7. POTONGAN - =G 14. RENCANA SANITASI =N
63
64