Modul Rekayasa Hidrologi (TM11)
Modul Rekayasa Hidrologi (TM11)
Modul Rekayasa Hidrologi (TM11)
Rekayasa
Hidrologi
Perhitungan Debit Banjir
Rencana (1)
11
Abstract Kompetensi
1 PENDAHULUAN..............................................................................................................................3
5 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15
1. Metode Empiris
Metode ini biasanya digunakan sebagai alat terakhir, yakni jika tidak terdapat data
yang cukup atau digunakan untuk memeriksa hasil yang didapat dengan metode
yang lain. Rumus-rumus yang digunakan pada metode sintetis akan dijelaskan pada
BAB 2.
Metode ini sangat teoritis dan mempunyai suatu keuntungan yang besar sabagai
cara peramalan yang berdasarkan data-data yang lalu.
Metode ini diterapkan pada luas DAS 25 – 5000 km2, untuk luas DAS yang lebih
besar dari 5000 km2 metode ini dapat juga digunakan jika telah dibuatkan hidrigraf
satuan yang bersangkutan dengan corak hujan dalam DAS tersebut. Metode Unit
Hidrograf akan dijelaskan pada BAB 3.
Metoda ini pengembangan dari hidrograf rasional. Dipakai untuk menetapkan besarnya debit
banjir dalam perencanaan sarana drainase untuk DAS kecil (<2.5 km2) seperti pemukiman,
jalan raya, jalan KA, lapangan terbang dll. Menurut metoda ini besarnya debit aliran
permukaan akibat hujan yang turun disuatu DAS dapat dituliskan sbb.:
dimana :
Metoda dikembangkan di Indonesia oleh seorang ilmuwa belanda bernama Weduwen untuk
menganalisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km2. Formulasi empiris
diturunkan berdasar curah hujan harian maksimum berperiode ulang 70 tahun yang pada
saat itu mempunyai tinggi curah hujan 240 mm dan dapat dituliskan sbb.:
keterangan:
α = koefisien aliran
b = koefisien reduksi
tc = waktu konsentrasi
i = kemiringan
0,476 x f 0,375
t=
( αβq )0,125 x i 0,25
Keterangan:
1. apabila harga t perkiraan belum sama dengan t perhitungan maka tentukan t yang lain.
2. apabila harga t perkiraan sudah sama dengan t perhitungan maka debit puncak
banjirnya dapat dihitung.
Persamaan yang digunakan dalam perhitungan debit banjir dengan menggunakan metoda
Hasper adalah sebagai berikut:
Q = f x x x q (m3/dtk)
1 0,012 x f 0.7
0.7
= 1 0,075 x f
1 T 3,7 + 10-0.4xT f 3 / 4
1 x
T 2 15 12
T x R 24
rT = T 1 dimana T dalam jam dan rT, R24 dalam mm.
rT = 0,707 x R24 x T 1 dimana T dalam jam dan rT, R24 dalam mm.
rT
q = 3,6 x T dimana T dalam jam dan q dalam m3/km2/dtk
xrxf
Q=
3.6
0.6
H
V 72
L
L
t
V
2/ 3
R 24
r
24 T
dimana:
= Koefisien pengaliran,
1. Hujan efektif mempunyai intensitas konstan selama durasi hujan efektif. Untuk
memenuhi anggapan ini maka hujan deras yang dipilih untuk analisis adalah hujan
dengan durasi singkat.
2. Hujan efektif terdistribusi secara merata pada seluruh DAS. Dengan anggapan ini
maka hidrograf satuan tidak berlaku untuk DAS yang sangat luas, karena sulit untuk
mendapatkan hujan merata diseluruh DAS. Penggunaan pada DAS yang sangat luas
dapat dilakukan dengan membagi DAS menjadi sejumlah sub DAS, dan pada setiap
sub DAS dilakukan analisis hidrograf satuan.
Karakteristik bentuk hidrograf yang merupakan dasar dari konsep hidrograf satuan adalah
sebagai berikut:
Untuk menurunkan hidrograf satuan diperlukan data hujan dan debit aliran. Prosedur
penurunan hidrograf satuan adalah sebagai berikut:
1. Digambar hidrograf yang berkaitan dengan hujan yang terjadi. Aliran dasar
dipisahkan sehingga diperoleh hidrograf aliran langsung (HAL).
2. Dihitung luasan di bawah HAL yang merupakan volume aliran permukaan. Volume
aliran tersebut dikonversi menjadi kedalaman aliran di seluruh DAS.
3. Ordinat dari HAL dibagi dengan kedalaman aliran, yang menghasilkan hidrograf
satuan dengan durasi sama dengan durasi hujan.
Apabila hujan terdiri dari beberapa intensitas berbeda yang terjadi secara berurutan, maka
hidrograf satuan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
n
Qn= ∑ p m qn−m +1
m=1
m = 1, 2, 3, …, M
dimana:
pm = hujan efektif
1
Q1
Q 1= ∑ p m q n−m+1 =p 1 q 1−1+1= p1 q1 →q 1=
m =1 p1
2
Q2= ∑ p m q n−m+ 1=p 1 q 2−1+1 + p 2 q 2−2+1=¿ p1 q2 + p2 q1 ¿
m =1
3
Q3= ∑ p m qn−m +1= p1 q 3−1+1 + p2 q3−2+1 + p3 q3−3 +1=¿ p1 q 3 + p2 q2 + p3 q1 ¿
m =1
Q3− p2 q2− p3 q 1
q 3=
p1
4
Q4 = ∑ pm q n−m+1= p1 q 4−1+1 + p2 q4 −2+1+ p 3 q 4−3 +1=¿ p 1 q 4 + p2 q3 + p3 q 2 ¿
m=1
Q 3 − p 2 q 3 − p3 q2
q 4=
p1
5
Q5= ∑ p m qn−m +1= p1 q 5−1+1 + p2 q5−2+1 + p3 q5−3 +1=¿ p1 q 5 + p2 q4 + p3 q 3 ¿
m =1
Q5− p2 q4 − p3 q3
q 5=
p1
6
Q6= ∑ p m qn−m +1= p1 q6−1+1 + p2 q6 −2 +1+ p3 q 6−3+1=¿ p1 q6 + p2 q 5+ p3 q 4 ¿
m=1
Q 6− p2 q5 −p 3 q 4
q 6=
p1
7
Q7= ∑ p m qn−m +1= p1 q7−1+1 + p2 q7−2 +1+ p3 q 7−3+1=¿ p1 q7 + p2 q6 + p3 q 5 ¿
m=1
Q7− p2 q6 −p 3 q 5
q 7=
p1
8
Q8= ∑ p m qn−m +1= p1 q8−1+1 + p2 q8−2 +1+ p3 q 8−3+1=¿ p1 q8 + p2 q7 + p3 q 6 ¿
m=1
Q9− p2 q8 −p 3 q7
q 9=
p1
Soal
DAS Cimanuk mempunyai luas sebesar 286 km2. Hujan dengan durasi 1 jam
sebesar 5.26 mm tercatat pada Stasiun Sukatali yang terjadi secara merata di
seluruh DAS menghasilkan hidrograf debit seperti ditunjukkan dalam table berikut.
90
Hidrograf
Jam ke Debit Jam ke Debit 80
70
(m3/s) (m3/s)
60
1 13.2 16 19.4
Debit (m3/s)
50
2 19 17 17.4
40
3 22.2 18 15.8 30
4 30 19 14.4 20
5 35.7 20 13.8 10
6 51 21 13.2 0
0 5 10 15 20 25 30 35
7 60 22 12.3
Jam Ke-
8 79.5 23 12.1
9 80.5 24 11.2
10 56.9 25 11
11 42.1 26 10.7
12 35.7 27 10
13 27.9 28 9.9
14 25.6 29 9.4
15 21.4 30 9.1
Aliran dasar (base flow) diambil konstan sebesar 13.2 m3/s. Tentukan hidrograf
satuan?
Penyelesaian
10
Debit (m3/s/mm)
8
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Jam Ke-
Soal
Hitung hidrograf satuan satu jam-an dari histogram hujan efektif dan hidrograf
limpasan langsung pada table berikut.
Penyelesaian
M=3
N = 10
N-M+1 = 10-3+1 = 8
Q2− p2 q1
Q2= p1 q2 + p2 q1 → q2=
p1
Q 3 − p 2 q 2 − p3 q1
Q 3 = p1 q3 + p2 q 2 + p3 q 1 → q 3 =
p1
Q3− p2 q3− p 3 q 2
Q4 = p1 q4 + p2 q 3+ p3 q 2 → q 4=
p1
Q 5 − p2 q 4 − p3 q 3
Q 5= p1 q5 + p2 q 4 + p3 q3 →q 5=
p1
Q6 −p 2 q 5− p3 q 4
Q6= p 1 q 6+ p 2 q 5+ p 3 q 4 → q6=
p1
Q 7− p2 q6 −p 3 q 5
Q 7 = p1 q 7 + p 2 q 6 + p 3 q 5 → q 7 =
p1
Q8− p2 q7 −p 3 q 6
Q8= p1 q 8+ p 2 q 7+ p 3 q 6 → q 8=
p1
Q 9− p2 q8 −p 3 q7
Q 9= p 1 q 9+ p 2 q 8 + p 3 q7 →q 9=
p1
Q10− p2 q9 −p 3 q 8
Q10= p1 q10 + p2 q9 + p3 q8 → q10=
p1
Hidrograf Satuan (q) (m3/s/mm)
Hidrograf
Wakt Hujan Debit
Satuan 3
u Efektif Limpasan
(q) 2.5
3 3
(jam) (mm) (m /s) (m /s/mm) 2
0 27 12.1 0 1.5
1 49 54.5 0.448 1
3 258.6 2.605 0
0 2 4 6 8 10 12
4 300.9 2.797
Hidrograf Satuan (q) (m3/s/mm)
5 221.8 1.630
6 111 0.491
7 52.3 0.443
8 39.7 0.297
9 23.5 0.177
10 0.044
11 0